Karena sebuah tragedi, mengharuskan mereka menikah dan tinggal seatap, tragedi itu membuat sang wanita menjadi trauma ditambah dia harus tinggal dengan laki-laki jahat itu, bagaimana dia harus menjalaninya, apakah cinta itu akan datang seiring berjalannya waktu karena selalu bersama, wanita itu bernama Nala. Nala adalah seorang anak yatim piatu, Nala juga seorang mahasiswi semester awal, disalah satu kampus di indonesia. Nala berwajah manis, sederhana dan agak pendiam. Sebelumnya Nala ada gadis yang ceria, setelah kejadian yang menimpa kedua orangtuanya Nala menjadi anak yang pendiam.
Mr. Kim Joon, Dosen tampan, seksi, maskulin, ditambah dia adalah seorang CEO muda, pujaan setiap wanita. Sayangnya dia bersifat dingin, dan cuek. Mr. Kim mempunyai tunangan bernama Lisa, seorang foto model di Korea, dan Mr. Kim juga mempunyai sahabat dari masa kecil hingga dewasa, sahabatnya bernama Jackson, Jackson juga dipercayai sebagai asistennya untuk mengelola bisnis nya di Korea.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awahsara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tragedi
Jam menunjukan pukul 7.50, aku sudah memasuki kelas. Selang beberapa menit, "tak...tak...tak...ceklek" pintu kelas terbuka. Seorang pria dengan setelan jas memasuki ruang kelas, dia adalah dosen bahasa Korea ku, Mr. Kim Joon. Dosen tampan, seksi, dan juga maskulin. Untuk ukuran fisik laki-laki bisa dibilang dia sempurna, hanya satu kekurangannya, dia sangat dingin dengan lawan jenis. Padahal hampir rata-rata mahasiswi di kampus ini mengidolakannya, termasuk aku, hehehe. Tapi karena sifat dinginnya tidak ada wanita yang berani mendekatinya, apalagi diketahui dia sudah mempunyai tunangan.
Hai... perkenalkan namaku Nala Khairunnisa, aku biasa dipanggil Nala, aku mahasiswi semester awal, usiaku saat ini 20 tahun. Karena aku menyukai segala tentang Korea, dan bercita-cita ingin bekerja di Korea, aku mengambil jurusan bahasa Korea. Selain sebagai mahasiswi, aku bekerja part time sebagai cleaning service on-line. Aku bekerja part time untuk kebutuhan sehari-hariku saja, karena untuk biaya kuliah dan suatu saat nanti selesai kuliah aku mau ke Korea, orang tuaku sudah menyiapkan dan meninggalkan ku warisan tabungan deposito. Orang tuaku meninggal sekitar dua tahun lalu, karena sebuah kecelakaan pesawat. Orang tuaku meninggal saat akan bertugas ke Kalimantan, kru pesawat dan awak penumpang meninggal ditempat.
Ayahku adalah seorang anak tunggal, dan kedua orangtuanya sudah tidak ada, sama seperti ku, nasib ayahku. Sedangkan ibuku hanya dua bersaudara, nenekku meninggal dikala aku baru lahir, kakekku sudah meninggal disaat aku usia 5 tahun. Satu-satunya keluarga yang aku punya hanyalah Tante ku, adik dari ibuku. Sesekali Tante ku datang mengunjungi ku, untuk melihat keadaanku. Tanteku bernama, tante Santi. setelah menikah tanteku tinggal di Bandung, bersama suami dan anak-anaknya.
Saat ini setidaknya aku bersyukur, orangtuaku masih meninggalkan sebuah rumah, dan warisan yang cukup untuk biaya kuliahku hingga aku lulus. " Kamu...yang dibelakang sana!" ucapan tegas Mr. Kim, sambil menunjuk kearah ku. "Saya !?" ucapku kaget, sambil menunjuk diriku sendiri. "Iya... Kamu! Kalau masih mau melamun silahkan keluar dari ruang kelas ini" lanjut Mr. Kim, sambil menunjuk kearah pintu. Aku terdiam, lalu " Maafkan saya...Mister!" jawabku sambil tertunduk, Mr. Kim Joon pun melanjutkan kembali penjelasannya. Aku pun merasa lega, sambil menarik nafas, dan mengelus dada. " untung saja, sudah kaya cenayang tau saja aku sedang melamun", batin ku.
Setelah pelajaran berjalan selama 2 jam, dan lanjut memberikan tugas, Mr. Kim pun mengakhiri materi dan berpamitan keluar. Karena hari ini tidak ada lagi kelas, aku buru-buru keluar, sambil menyalakan aplikasi online ku. "Waktunya cari uang", ucapku dalam hati. Pandanganku trus tertuju pada gadget ku, tanpa aku sadari " brak.." tanpa sengaja aku menabrak seseorang di depanku, hingga buku dan gadget ku terjatuh. Dan ternyata, orang yang aku tabrak itu adalah Mr. Kim. Seketika tubuh ku kaku, kakiku lemas. Diapun berbalik menatapku horor, " Kamu! ", ucapnya dingin, sambil menggeleng-gelengkan kepala. " Ma..ma..maaf Mister..maaf saya tidak sengaja! ", jawab ku gugup. " Jangan main hp sambil jalan!," ucapnya tegas. Setelah itu beliau pun berlalu meninggalkan ku, aku pun kembali menarik nafas ku. Sambil meratapi kebodohan ku, aku berjongkok mengambil beberapa buku-buku ku yang berantakan, dan juga hp ku.
Seorang pria mencoba membantuku, dan ternyata itu wahyu salah satu sahabat ku. " mangkanya jalan itu lihat ke depan, bukan ke hp", sarkasnya. Aku hanya tersenyum, sambil memutarkan bola mataku malas. Di Kampus ini teman ku hanya dua orang saja, Wahyu dan juga Fara. Tapi hari ini Fara sedang tidak ada kelas, dan kebetulan dia juga sedang sakit. Sebenarnya hari ini kami sudah janjian, untuk ke rumah Fara. " Jadi ke rumah Fara nggak?! Tanya Wahyu, sambil dia mengumpulkan buku-buku yang sudah diambilnya. " Iya..tapi gue nyari duit dulu ya!" ucapku sambil senyum, " Gue juga masih ada kelas nie " ucapnya. " Oke..kita ketemu di rumah Fara aja ya" jawabku santai. Wahyu pun akhirnya berlalu meninggalkan ku, sambil menyerahkan buku-buku ku. Saat buku-buku itu akan ku masukkan kedalam tas, ada satu buku yang ternyata bukan milikku. Setelah ku cek, ternyata itu milik Mister Kim. Aku berniat mengembalikannya, tapi aplikasi berbunyi, tanda masuk pesanan. Akhirnya buku itupun aku masukkan kedalam tas, " Besok aja saja deh sekalian, masih ada kelasnya ini besok!" pikirku.
Dengan terburu-buru aku meninggalkan kampus, menuju alamat yang tertera di aplikasi. Aplikasi menunjuk kesebuah Apartemen mewah di salah satu daerah Jakarta. Aku pun mulai memasuki lift, dan menuju pintu yang dituju. Setelah sampai depan pintu apartemen, saya mencoba untuk memencet bell. Saat baru saja akan memencet bell, hp ku berdering. Panggilan masuk dari nomer yang tidak dikenal, aku berfikir mungkin ini dari customernya. Setelah aku angkat " Hallo...ini dengan Nala?!" ucap panggilan tersebut, tanpa basa-basi. Sepertinya suaranya tidak asing, pikirku. "Iya betul!" jawabku. Belum selesai aku bertanya, " Saya Kim...Apa buku saya ada sama kamu?" tanyanya dingin. "I..iya Mister Kim, tadi saya sedang buru-buru, jadi tidak sempat untuk kembalikan, maafkan saya mister..." jawabku kaget, jantungku berdegup kencang. " Ceroboh...bisa kamu antarkan ketempat saya?!"Tanyanya lagi dingin. "Bisa Mister, setelah urusan saya selesai, saya antar bukunya" jelas ku. " Jam berapa kamu antar?! Karena saya juga ada urusan dulu keluar!" ucapnya. " Sekitar dua jam ke depan mister" jelas ku. " Oke...saya chat alamatnya" mengakhiri pembicaraan.
Aku menarik nafas panjang, sembil memegang kepalaku." Harus ya seharian ini berurusan dengan Mister Es!" batinku. Kesal bercampur dongkol, aku merutuki nasibku seharian ini yang harus berurusan dengan si mister es batu itu. Walaupun si Mister Kim itu tampan, aku cukup memujanya dari jauh aja deh kayanya. Misteri Kim itu punya tatapan seperti elang, tidak pernah terlihat senyum, kaku dan wajahnya datar tak pernah terlihat merespon apapun, egh... mengingat wajahnya saja aku sudah bergidik ngeri. Astaga aku sampai lupa akan tugasku, entah berapa lama aku memikirkan si mister es batu itu. Akhirnya akupun mulai memencet bell, tak lama kemudian pintu apartemen pun terbuka. Seorang ibu muda, dan sangat cantik membukakan pintu. " Selamat siang, saya Nala dari aplikasi clean" ucapku. Sepertinya kali ini customer ku orang Indonesia, pikirku. Terlihat dari wajahnya khas orang Indonesia, dengan kulit sawo matang nya. Syukurlah, pikirku. "Hai...selamat siang, mari masuk" ucapnya, mempersilahkan aku masuk. Ternyata benar orang Indonesia, syukur ku senang. Sebenarnya selama ini, aku agak kesulitan dengan bahasa Inggris ku, jadi aku sangat bersyukur sekali kali ini.