NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Putri Yang Di Aniaya

Reinkarnasi Putri Yang Di Aniaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Nikah Kontrak / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Enemy to Lovers
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: KimHana

Aillard Cielo Van Timothee adalah seorang Grand Duke yang sangat dikagumi. Dia sangat banyak memenangkan perang yang tak terhitung jumlahnya hingga semua rakyat memujanya. Namun hal yang tak disangka-sangka, dia tiba-tiba ditemukan tewas di kamarnya.

Clarisse Edith Van Leonore adalah seorang putri dari kerajaan Leonore. Keberadaannya bagaikan sebuah noda dalam keluarganya hingga ia di kucilkan dan di aniaya. Sampai suatu hari ia di paksa bunuh diri dan membuat nyawanya melayang seketika. Tiba-tiba saja ia terbangun kembali ke dua tahun yang lalu dan ia bertekad untuk mengubah takdirnya dan memutuskan untuk menyelamatkannya.

"Apakah kamu tidak punya alternatif lain untuk mati?"

"Aku disini bukan untuk mencari mati." jawab Clarisse tenang.

"Lalu untuk apa kamu kesini, menyodorkan dirimu sendiri ke dalam kamp musuh?" Aillard mengangkat alisnya sambil memandang Clarisse dengan sinis.

"Aku disini berniat membuat kesepakatan denganmu. Mari kita menikah!"

➡️ Dilarang memplagiat ❌❌

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KimHana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 1 - PEMBERONTAK

"Ck."

Pemuda itu berdecak sambil memandang ke sudut sofa yang kini telah di tempati oleh seseorang. Biasanya sudut itu jarang di tempati karena sedikitnya orang yang berkunjung ke rumahnya.

"Yang mulia putri Clarisse, ada gerangan apa anda mengunjungi kediaman saya yang rendah hati ini?" ucapan itu terdengar sopan namun entah kenapa Clarisse bisa mendengar nada sinis dalam suaranya.

"Saya datang kesini karena ingin membuat sebuah kesepakatan." jawab Clarisse dengan tenang. Namun bertentangan dengan nada suaranya yang tenang, jantungnya berdetak dengan liar di sertai keringat dingin yang mengucur di punggungnya.

"Kesepakatan?" Aillard mengernyitkan alisnya lalu menatap perempuan di depannya dengan curiga.

Putri ke tujuh ingin membuat kesepakatan dengannya? Bukankah itu terlihat sangat mencurigakan? Siapa yang tidak tau hubungannya dengan kerajaan sangat tegang hingga mereka terlihat saling membunuh. Apakah laki-laki tua bangka itu yang mengutusnya?

Clarisse menelan ludahnya gugup di bawah tatapan terang-terangan sang Grand Duke Timothee, lalu dengan cepat dia berkata, "Mari kita menikah!"

Aillard tercengang sejenak lalu setelah itu dia tertawa terbahak-bahak. "Putri Clarisse ternyata juga mempunyai bakat dalam melucu."

"Saya tidak bercanda. Saya serius ketika mengatakan akan menikahimu." ucap Clarisse sambil menatap Aillard dengan bersungguh-sungguh.

Raut wajah Aillard seketika berubah, dia sekarang memandang Clarisse dengan dingin. Clarisse mengigit bibir bawahnya gugup sambil menahan nafas di tatap oleh predator liar di depannya.

Seiring berlalunya waktu ia mulai merasakan sulit bernafas di bawah tekanannya. Apakah keberaniannya mulai berkurang? Tidak. Clarisse menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat untuk menguatkan tekadnya kembali. Di bandingkan ketika bilah itu menebas lehernya, dia rasa ini bukan apa-apa.

"Apakah kamu serius dengan ucapanmu?" Tidak ada lagi nada hormat dalam suaranya, yang ada hanya rasa kebencian. Ternyata benar Grand Duke Timothee sangat membenci keluarga kerajaaan, Clarisse membenarkan pernyataan itu dalam hatinya sambil menghela nafas pasrah. Ia mulai merasa tidak yakin apakah Grand Duke mau menerima tawarannya.

Huft, kalau bukan untuk menyelamatkan nyawanya, dia tidak akan mau datang ke rumah orang yang terkenal kejam ini. Clarisse mendesah saat mengingat peristiwa yang dilaluinya baru-baru ini.

......................

Bunyi tabrakan pedang bersamaan dengan jeritan tangis terdengar disana sini. Udara itu begitu mencekam hingga membuat orang lari hanya ketika melihatnya. Clarisse mengunci pintunya lalu mondar-mandir dalam ruangan. Ia bisa mendengar suara tangis Valerie, saudara perempuannya ketika diseret oleh pemberontak.

"Yang mulia, apa lagi yang anda tunggu?" Anne bertanya dengan cemas melihat tuannya yang masih duduk diam di kamarnya. "Kita harus kabur dari sini sebelum pemberontak menemukan kita."

"Aku tau, tetapi istana telah di kelilingi oleh pemberontak." Clarisse mengigit bibir bawahnya cemas sambil memikirkan bagaimana harus keluar. Ia tidak punya ide lagi untuk melarikan diri dari istana, karena semuanya sudah jalan buntu.

Tepat ketika ia memikirkan itu, ia mendengar ada suara orang di balik pintu kamarnya. Tidak salah lagi, itu pasti mereka. Jantungnya berdetak dengan liar sambil memandang ke arah luar dengan gugup.

"Yang mulia, ganti pakaian anda dengan saya!"

"Apa maksudmu?" tanya Clarisse marah. Bagaimana ia tidak tau pikiran pelayan yang telah bersamanya selama ini? Dia pasti berniat menggantikan dirinya.

"Yang mulia, anda harus melakukannya. Pemberontak itu tidak tau dengan wajah anda, jadi mereka pasti akan terkecoh." ujar Anne meyakinkan Clarisse supaya mau menuruti permintaannya.

"Aku tidak mau." jerit Clarisse sambil menangis. "Apakah kamu berniat mengorbankan dirimu, aku tidak akan berterimakasih sama sekali. Kamu pikir itu sangat mulia melakukan itu, bukan? Aku malah menganggapnya sangat tercela. Jika kau benar-benar melakukan itu, aku akan membuang mayatmu ke dalam hutan belantara."

"Yang mulia, tenang! Pemberontak itu sedang di luar, mereka pasti akan mendengar suara anda, itu jika anda berteriak seperti itu." ujar Anne gelisah.

Clarisse terdiam sejenak lalu setelah itu dia menganggukkan kepalanya. Ia menarik nafas dalam-dalam lalu memandang Anne dengan sedikit tenang. "Anne, kamu tidak berniat melakukan itu bukan?" ujar Clarisse sambil memegang bahu Anne dengan kuat.

Anne menganggukkan kepalanya membuat Clarisse menghela nafas lega. Namun belum sempat Clarisse menarik nafas beberapa detik, ia merasakan ada yang menusuk tangannya lalu setelah itu pandangannya menjadi gelap. Samar-samar ia bisa mendengar suara Anne meminta maaf lalu kegelapan pekat benar-benar menelannya sepenuhnya.

"Maaf Yang mulia." Anne memandang Clarisse yang sekarang tergeletak tak berdaya lalu menghela nafas panjang. Tidak ada waktu lagi, ia harus segera mengganti pakaiannya sebelum pemberontak itu datang.

Tanpa babibu lagi Anne langsung menyeret Clarisse ke bawah tempat tidur. Ia mengolesi wajah Clarisse dengan jelaga sambil menuangkan darah ayam di sekitar pakaiannya. Untungnya ia cepat tanggap sebelumnya, ketika melihat pasukan pemberontak itu mencoba menerobos masuk ke dalam istana. Sejujurnya dia sudah menebak hal ini akan terjadi, mengingat sikap Clarisse yang terlalu baik hati. Dia pasti tidak akan mau melakukannya.

Setelah melihat semuanya sempurna, Anne lalu berbaring di tempat tidur berpura-pura ketakutan. Tak lama setelah itu para pemberontak masuk ke kamar lalu menyeretnya dengan paksa. Ia menjerit tak terkendali mencoba melepaskan tangan pemberontak yang mencengkeram tangannya.

"Ada satu orang lagi disini." pemberontak itu menunjuk ke bawah tempat tidur sang putri. Rupanya rambut Clarisse mencuat dari dalam membuat pemberontak menemukannya. Jantung Anne berdegup kencang seiring langkah kaki pemberontak yang mulai mendekati Clarisse.

"Dia sudah mati. Darahnya mengalir sampai ke sini sehingga tidak diragukan lagi, dia benar-benar sudah mati." Pemberontak itu berkata sambil menunjuk genangan darah yang mengalir di bawah sepatunya.

"Mari kita pergi!" Anne menghela nafas lega melihatnya lalu mulai berakting menjerit lagi.

"Diam." Pemberontak itu mulai kesal lalu menyumpal mulut Anne dengan sapu tangan. Lingkungan menjadi sunyi, perlahan dengan pasrah Anne juga membiarkan pemberontak menyeret dirinya. Lagipula tidak ada lagi yang dia harapkan, dia akan benar-benar mati hari ini. Semoga tuannya bisa kabur dari istana dan tidak menyia-nyiakan pengorbanannya.

Entah sudah berapa lama waktu berlalu, mata Clarisse perlahan terbuka. Ia memandang sekeliling ruangan yang sekarang menjadi sunyi lalu mencari Anne dengan panik. Ini tidak seperti yang dalam pikirannya kan? Namun harapan Clarisse harus pupus ketika melihat pakaian siapa yang telah melekat pada tubuhnya.

Ia mengigit bibir bawahnya sampai berdarah guna menahan isak tangis yang seakan mau meluncur dari bibirnya. Ia tidak punya waktu lagi. Ia harus cepat-cepat kabur dari sini sebelum pemberontak itu menemukan ada yang salah. Ia tidak boleh menyia-nyiakan pengorbanan Anne untuk dirinya. Karena Anne menginginkannya untuk hidup jadi dia harus hidup. Setelah memikirkan itu, Clarisse dengan cepat keluar dari pintu kamarnya. Namun baru beberapa langkah, ia mendengar ada suara yang memanggilnya di belakangnya

Perlahan ia menoleh dan...

1
mama Al
aku yang baca aja ngilu
mama Al
wkwkwk di luar kek mana, Clarisse
mama Al
pasti malu pas di tegur sama anak buah
Hananta
up lagi thor, please..!!
mama Al
awas ketahuan
mama Al
aku mampir Thor
Lavender: makasih kak..
total 1 replies
Hananta
lanjut thor!!!!!
Hananta
semangat thor.. 💪💪
Hananta
up
Hananta
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!