NovelToon NovelToon
My Cold Bodyguard

My Cold Bodyguard

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: fasyhamor

KESHI SANCHEZ tidak pernah tahu apa pekerjaan yang ayahnya lakukan. Sejak kecil hidupnya sudah bergelimang harta sampai waktunya di mana ia mendapatkan kehidupan yang buruk. Tiba-tiba saja sang ayah menyuruhnya untuk tinggal di sebuah rumah kecil yang di sekelilingnya di tumbuhi hutan belukar dengan hanya satu orang bodyguard saja yang menjaganya.

Pria yang menjadi bodyguardnya bernama LUCA LUCIANO, dan Keshi seperti merasa familiar dengan pria itu, seperti pernah bertemu tetapi ia tidak ingat apa pun.

Jadi siapakah pria itu?

Apakah Keshi akan bisa bertahan hidup berduaan saja bersama Luca di rumah kecil tersebut?

***

“Kamu menyakitiku, Luca! Pergi! Aku membencimu!” Keshi berteriak nyaring sambil terus berlari memasuki sebuah hutan yang terlihat menyeramkan.

“Maafkan aku. Tolong jangan tinggalkan aku.” Luca terus mengejar gadis itu sampai dapat, tidak akan pernah melepaskan Keshi.

Hai, ini karya pertamaku. Semoga kalian suka dan jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fasyhamor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ciuman Pertama

Keshi dan Luca berjalan beriringan memasuki rumah milik Nina. Temannya itu merangkul lengan Keshi selama mereka berjalan masuk. Ayah Nina, Mikael berada di depan ketiganya sambil menjelaskan sesuatu.

“Rumah kami selalu sepi, Nina terkadang mengajak teman-teman sekolahnya untuk party di sini. Tentu saja kadang aku memarahi dan melarangnya membawa masuk orang-orang sembarangan. Karena kamu datang bermain kemari, ini terasa tidak sepi lagi.” Mikael membalik tubuh, tersenyum pada Keshi.

Keshi tersenyum canggung. “Sejujurnya dulu aku ingin selalu berkunjung kemari dan bermain dengan Nina, tapi ayah selalu melarangku.”

“Ayahmu terlalu protektif, Keshi.”

Gadis itu tersenyum kecut, membenarkan perkataan Mikael. Ayahnya memang terlalu protektif dan itu membuat Keshi muak untuk berada di rumah terus menerus.

Tetapi kali ini berbeda. Di saat Keshi sudah memiliki seorang bodyguard, dan itu adalah Luca, entah kenapa Keshi tidak masalah untuk terus berada di rumah. Keshi melirik sejenak pada Luca yang berdiri menjulang tinggi di sebelahnya, matanya terlihat tegas menatap depan.

“Mari kita makan. Para koki sudah menyiapkan makan siang untuk kita.” sahut Nina, menyeret cepat lengan Keshi menuju ruang makan.

Mereka sampai di ruang makan yang mejanya sudah di hidangkan banyak makanan. Keshi melirik kembali pada Luca yang masih berdiri, melihat Keshi menatap Luca, membuat Nina juga menatap pria tinggi itu.

“Luca, kamu juga bisa makan di sini.” ajak Nina dengan senyum manis.

Luca menatap Keshi yang sudah memperhatikannya sejak tadi, lalu pria itu ikut duduk di sebelah majikannya dengan canggung.

“Inilah hidangan pertama kita. Apa kamu suka seafood, Keshi?” Mikael membuka tudung saji di atas meja, memperlihatkan mangkok besar berisi beragam makanan laut.

Keshi menegang, ia punya alergi dengan seafood. Tetapi jika ia menolak memakan ini, itu pasti akan melukai hati Nina dan ayahnya. Tidak ada yang bisa Keshi lakukan selain mengangguk dan tersenyum senang.

“Aku sangat suka.” ucapnya dengan pelan.

Luca menatap Keshi dengan mata memincing, ia jelas melihat gadis itu sempat menegang kaku. Apa majikannya mengalami sesuatu?

“Silahkan di nikmati.” Nina menyerahkan potonga-potongan makanan ke atas piring Keshi dan Luca.

Keshi menatap sejenak pada potongan kepiting di hadapannya, ia menelan salivanya kasar-kasar dan otaknya berperang untuk memakan ini atau tidak. Jika Keshi memakannya, ia nanti bisa meminum obat alergi saat pulang.

Melihat Keshi yang hanya terdiam sedari tadi membuat Luca segera meraih makanan di atas piring Keshi guna di pindahkan ke piringnya.

“Luca?” gadis itu menatap tidak percaya pada bodyguardnya.

“Eh? Apa kamu sangat suka dengan makanannya, Luca?” Nina memperhatikan mereka berdua.

Luca mendongak dan membalas tatapan Nina. “Ya, maafkan saya. Tapi ini benar-benar enak.”

“Tapi tidak dengan mengambil milik majikanmu sendiri, man.” Mikael memberikan makanan seafood lagi ke atas piring Keshi.

Luca mengepal tangannya kuat-kuat di bawah meja. Ia sekarang sudah tahu bahwa majikannya memiliki alergi terhadap seafood, dan sekarang Luca sedang mencoba membantu Keshi.

“Aku akan makan, Luca.” Keshi melihat Luca ingin meraih makanannya lagi, ia menahan tangan Luca dan membisik dengan pelan kearah pria itu.

Keshi segera menyuapkan potongan daging kepiting itu ke dalam mulutnya, ia mati-matian menahan diri untuk tidak muntah di sini. Gadis itu mengangkat kepala, menatap Nina dan Mikael.

“Ini enak sekali, terima kasih atas makanannya.” ucap Keshi.

“Tuh ‘kan! Memang rekomendasi dariku selalu yang paling enak!” Nina berseru senang.

Luca terdiam di sebelah gadis itu, matanya tidak teralihkan sedikit pun dari majikannya.

Keshi tidak mampu lagi untuk menahan dirinya, ia beranjak bangun dari kursi, meminta izin pada Nina dan Mikael.

“Maaf, aku izin ke toilet.” pamit gadis itu secepat mungkin pergi ke kamar mandi yang jaraknya jauh dari ruang makan supaya mereka tidak mendengar suara muntahannya.

Luca ikut berdiri dan bersiap menyusul Keshi, tetapi suara Mikael menghentikannya.

“Apa yang ingin kamu lakukan?”

“Harusnya saya yang bertanya, apa yang Anda lakukan?” tanya Luca balik dengan nada tajam.

Mikael menatap datar pria tinggi itu. “Aku tidak melakukan apa-apa, aku sedang menjamu dirimu dan majikanmu.” jawab pria tua itu tak acuh.

Luca mengetatkan rahangnya menahan amarah, ia tidak mengacuhkan pria tua itu dan segera berlari menyusul Keshi.

Pintu kamar mandi dihadapannya ia buka dengan tergesa, matanya mendapati sosok Keshi yang sedang muntah di atas wastafel.

“Nona Keshi.” Luca berjalan mendekatinya, tangannya meraup rambut Keshi dan mengangkatnya supaya tidak terkena muntahan dan juga air keran

Keshi membasuh mulutnya dengan air keran. Kepalanya naik dan menatap pantulan wajahnya yang terlihat basah dari cermin di hadapannya.

“Luca, rasanya tidak enak.” celetuk gadis itu.

Luca mengeluarkan sesuatu dari saku jas hitamnya, sebuah bungkusan obat.

“Minum obat ini, Nona Keshi. Ini obat alergi. Aku juga sama sepertimu, memiliki alergi terhadap sesuatu.” ucap Luca, mengeluarkan sebutir obat ke telapak tangannya.

Keshi menggeleng. “Tidak mau, aku tidak mau minum obat.”

Luca menahan pinggang Keshi yang terus mundur untuk menjauhinya.

“Kamu harus minum. Seafood tadi membuatmu alergi. Seharusnya jika kamu tidak ingin minum obat, jangan makan makanan tadi.”

“Aku tidak bisa untuk tidak memakan makanan yang sudah mereka sediakan, Luca!” jawab Keshi, nadanya sedikit meninggi.

“Kamu harus minum.” Luca membawa obat itu ke dalam mulutnya sendiri, satu tangannya mengangkat kepala Keshi untuk mendongak kearahnya. Luca segera menempelkan bibir mereka dua, pria itu pun menyalurkan sebutir obat yang tadi berada di mulutnya ke mulut Keshi.

Gadis itu memberontak, berusaha melepaskan ciuman tersebut. Matanya terpejam erat, kedua tangannya meremas kuat jas hitam Luca. Tanpa di sadari obat itu melebur dan tertelan begitu saja ke dalam mulut Keshi, membuat gadis itu mati-matian melepaskan bibir Luca dari bibirnya dan segera meminum air yang berasal dari keran guna menghilangkan rasa pahit oleh obat tersebut.

“Apa yang kamu lakukan?!” Keshi menatap takut pada Luca. Bagaimana tidak takut? Itu adalah ciuman pertamanya.

“Maafkan aku.” Luca menatap bagaimana raut wajah Keshi yang menatapnya takut dan tajam.

Luca harus melakukan hal tadi supaya Keshi tidak kenapa-napa. Jika sampai gadis itu menghiraukan alerginya dan tidak segera meminum obat, Keshi bisa saja kehilangan nyawanya sendiri. Itu adalah akibat yang sangat fatal yang sekuat tenaga Luca cegah.

Keshi mengusap bibirnya dengan kasar, setetes air mata jatuh begitu saja di pelupuk matanya. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Luca akan menjadi orang pertama yang mencuri ciumannya.

“Kamu tidak boleh melakukan itu, Luca.” ucap Keshi dengan lirih.

“Tolong maafkan aku. Aku melakukannya untuk sebuah pencegahan.” jawab Luca dengan sama lirihnya.

Luca tidak menyangka bahwa rencana awalnya untuk bekerja pada Rio Sanchez dan berusaha untuk tidak dekat pada putri pria itu benar-benar tidak bisa ia lakukan. Kini hubungan mereka akan semakin jauh dan berbeda dari awal rencananya.

1
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor.. semangat
Amoramor: itu udah ada bab 27 yg baru
total 1 replies
Anna Kartika Ningrum
lanjiut thor.. suka cerita nya
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor /Smile/
Anna Kartika Ningrum
bagus cerita nya thor.. kpn kelanjutannya
Amoramor: sabar yaa, lagi di review
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!