Pradiningtyas , seorang ibu yang baru melahirkan dan terkena syndrom baby blouse. Menghadapi kehidupannya dengan semua masalah yang ada tanpa ada tempat untuknya bersandar, mengambil semua keputusan sendiri tanpa ada tempat untuk mencurahkan permasalahannya. Kerumitan rumah tangganya yang membuatnya semakin berada di titik terpuruk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daegal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hadirnya buah cinta
Menghadapi keadaan
" Aduh Bu... Sakit .. tolong Bu..aku ga kuat ..ah... Sakit..."ucap Tyas yang terdengar dari dalam ruang bersalin.
"Bertahan Bu, sebentar lagi bayi akan keluar. Terus Bu dorong , iya dikit lagi Bu dorong. Tarik nafas panjang lalu dorong oke Bu. Hitungan ke 3 ya Bu. Siap...
1....
2...
3...dorong Bu"ucap Bidan yang menangani Tyas.
"Alhamdulillah, "ucap Tyas setelah merasa ada sesuatu yang keluar lega.
"Alhamdulillah Bu, bayinya perempuan. Cantik"ucap Bidan itu.
"Kok gak nangis ya Bu?"tanya Tyas setengah ngos-ngosan.
"Nanti akan dilakukan observasi Bu, ibu tenang saja."ucap Bu Bidan memberi ketenangan.
Beberapa waktu lamanya bayi dibersihkan tiba-tiba terdengar suara oooeeekkkk....oooeeekkk....
Tyas yang mendengarnya langsung terharu dan air matanya lolos begitu saja dari ujung matanya.
Air mata haru lolos begitu saja dari sudut mata Tyas. Ia tak menyangka bisa melewati fase melahirkan dengan lancar walaupun tanpa kehadiran sang suami.
Sementara dari luar klinik nampak suami Tyas yang baru sampai. Dengan membawa perlengkapan bayi di dalam sebuah tas kresek merah.
Tok...tok...tok..
Krieeet ..pintu ruang bersalin terbuka, muncul suami Tyas, Yuda.
Yuda menanyakan keadaan Tyas juga bayinya. Tyas pun terlihat antusias memberi tahu bahwa anaknya berjenis kelamin perempuan.
Dari balik ruangan muncul seorang dokter yang menangani Tyas melahirkan. Ia menyampaikan bahwa anaknya harus segera di kumandangkan adzan juga iqomah di telinganya.
Dengan sigap Yuda langsung bangkit dan berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu sebelum mengumandangkan adzan di telinga anaknya.
Sementara Tyas menahan lelah dan haus sendiri. Tubuhnya tak mampu mengambil minum yang letaknya agak jauh dari posisinya. Ia hanya menahan sambil menunggu suaminya datang.
"Mas .. bisa minta tolong ambilkan aku minum. "Ucap Tyas begitu melihat Yuda melintas menuju ruang bayi
"Ini, bisa minum sendiri kan. Aku ke dalem dulu"ucap Yuda.
Hampir setengah botol minuman itu kandas diteguk Tyas. Hingga kini ia merasakan perutnya penuh air.
Tak lama kemudian, seorang suster datang untuk melihat kondisi Tyas pasca melahirkan.
"Lo, ibu kok gak pipis?kebelet nggak bu?"tanya suster itu.
"Saya rasa perut saya isi air semua deh sus,tapi kok gak ada pipis yang keluar ya"ucap Tyas seadanya.
"Pakai kateter aja ya Bu, biar bisa keluar"saran suster
"Iya terserah suster aja gimana baiknya.
Kateter sudah terpasang dan suster dengan telaten menunggu cairan itu keluar.
Tak berselang lama ,Tyas hanya meringis menahan malu melihat baskom ditangan suster itu nampak hampir penuh dengan air kencingnya.
Setelah memastikan keadaan Tyas, suster itu keluar ,lalu diikuti Yuda yang baru keluar dari bilik ruang bayi.
Melihat kehadiran Yuda ,Tyas segera memanggilnya. Yuda yang akan keluar ruangan itu langsung menghentikan langkahnya begitu namanya dipanggil.
"Mas udah kasih nama bayi kita? Tanya Tyas.
"Ah , kamu cari saja yang kiranya cocok. Aku ngikut kamu aja. Ya udah tunggu bentar, kamu juga pasti laper kan habis ngejan"ucap Yuda meninggalkan ruangan Tyas.
Suasana kamar rawat Tyas nampak sunyi.Bayi mungil itu nampak tertidur dari balik dinding tempat tidur Tyas.
Sementara Tyas diam,entah pikirannya sekarang mengarah kemana. Harusnya dia sudah bahagia dengan kehadiran anak mereka. Namun rasanya kebahagiaan itu kurang lengkap. Entah apa yang kurang.
Selang 1 jam, Yuda nampak kembali membawa kantung makanan dan camilan lalu meletakkan begitu saja di atas nakas sebelah ranjang Tyas.
Tak berniat sedikitpun dari Yuda untuk menyiapkan makanan untuk Tyas. Bahkan setelah meletakkannya Yuda pergi dari ruangan itu berpamitan untuk merokok sebentar di luar.
Tyas terdiam, dirinya merasa sedikit kecewa dengan sikap Yuda. Disaat tenaganya tak lagi mampu untuk hanya sekedar makan ,namun Yuda sama sekali tak perduli dengannya.
Akhirnya dengan segala upaya ia mampu mengambil dan menyuapkan ke dalam mulutnya makanan itu. Tekatnya hanya ingin cepat pulih agar mampu memberikan asi untuk bayinya nanti
saat Tyas menyelesaikan makannya, tiba-tiba seorang suster datang membawa obat yang harus Tyas konsumsi pasca melahirkan.
mata Tyas terbelalak ketika melihat obat-obatan itu berukuran besar, sementara Tyas tidak bisa mengkonsumsinya langsung tanpa menghancurkannya lebih dulu. Akhirnya ia memilih menunggu Yuda datang.
Selang beberapa menit
"Mas ,udah selesai. Bisa duduk sini bentar ga?" Tanya Tyas menyadari Yuda sudah masuk ruangan.
"Ada apa ?"tanya Yuda.
"Jadi dikasih nama siapa anaknya?"tanya Tyas antusias.
"Ayuning Idriya Nugroho,gimana?"tanya Yuda.
"Bagus juga , dapat inspirasi dari mana mas?"tanya Tyas
"Google,heheheh"kelekar Yuda.
Tyas mengangguk paham, ia juga setuju dengan nama yang telah Yuda berikan untuk putri kecilnya itu.
tak lupa Tyas juga meminta tolong kepada Yuda untuk menghancurkan obat yang berukuran besar itu.
namun Yuda yang juga kebingungan karena tak ada alat untuk menghancurkan memilih untuk keluar menuju ruang apoteker.
melihat Yuda yang langsung pergi begitu saja meninggalkan dia rasanya Tyas mendadak miris karena tak ada yang menemaninya.
Tak beberapa lama ,
seorang suster masuk dan memberikan obat-obatan yang tadi dititipkan oleh Yuda setelah obat itu ditumbuk untuk diberikan kepada Tyas.
Sang suster juga memberi tahu Tyas bahwa suaminya tengah mengurusi berkas untuk kepulangan Tyas karena kondisinya sudah tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.
Suster itu berlalu menuju bilik bayi Tyas. Kemudian datang kembali menemui Tyas dengan menggendong bayi Tyas. Meminta Tyas untuk menyusui bayi mungil itu .
Namun karena ini masih pertama bagi Tyas. Tyas membutuhkan petunjuk bagaimana cara menyusui bayi.
Suster itupun menanyakan keberadaan suami Tyas sebagai pendamping jika sewaktu-waktu dibutuhkan saat Tyas tengah menyusui anaknya.
Namun Tyas bersikukuh bahwa ia sanggup menghadapi keadaan ini sendiri, akhirnya memilih untuk tak menunggu Yuda terlebih dahulu.
Suster pun menyerahkan bayi Ayu ke pangkuan Tyas. Sambil memberikan arahan cara menyusui bayi yang baru lahir dan membenarkan posisi menyusuinya.
Setelah serangkaian penjelasan akhirnya suster itu pamit dan kini bayi Ayu ada di dekapan Tyas
Dalam hatinya Tyas benar-benar bersyukur di berikan kepercayaan untuk bisa merasakan menjadi seorang ibu
Tok...tok..tok...
"Tyas, kamu udah bisa gendong anak kita? Ucap Yuda tiba-tiba masuk ke ruang Tyas.
"Iya, tadi diarahin sama suster ,dikasih kejelasan juga cara menyusui"jawab Tyas
"Obatnya udah? Nanti kamu udah bisa pulang , tadi aku pulang duluan ngambil berkas keperluan administrasi "ucap Yuda.
"Udah mas, ya udah ini kamu gendong . Aku mau istirahat.'jawan Tyas menyerahkan bayi Ayu.
Yuda nampak kikuk tak tau cara menggendong bayi. Hal ini karena baru pertama kali untuknya.