Bagaimana jadinya seorang mafia kejam, tapi tampan menikah dengan gadis polos, dan cantik? Apakah hidup mereka akan bahagia atau sebaliknya?.
Dan setelah perjanjian mereka,,, tak di sangka suatu malam membuat gadis itu harus menjaga kehidupan yang muncul setelah perceraiannya?
Gimana nasib anak itu? Gimana kehidupan mereka jika suatu hari mereka akan bertemu dengan keadaan berbeda?
yuk, langsung baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hyufanyav, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Prolog
Sebelum lanjut membaca jangan lupa vote")
...📌𝐏𝐚𝐬𝐭𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐜𝐤𝐠𝐫𝐨𝐮𝐧𝐝 𝐜𝐨𝐥𝐨𝐫 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐧𝐝𝐚 𝐛𝐞𝐰𝐚𝐫𝐧𝐚 𝐡𝐢𝐭𝐚𝐦, 𝐚𝐠𝐚𝐫 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐚𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐚𝐥𝐮𝐫 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚. 𝐃𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐦𝐛𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐝𝐚 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚....
"Apakah kau sudah mengurusnya"
Lelaki berperawakan tampan menatap pria yang kini memberi hormat kepadanya. Dengan nyali ciut namun ia mengatakan setiap kata dengan tegas.
"aa! Aku udah menemukan markasnya. Rencana apa yang selanjutnya anda buat"
"Pergilah"
Lelaki yang menjadi kepercayaannya keluar dari ruangan yang minim akan cahaya itu. Setelah beberapa menit, datang pria yang tampan sepertinya.
"Kau yakin ingin bercerai dengannya?"tanya mark. Sahabat mafia jaehyun.
"Yaa kenapa tidak"
"Aku tak yakin, namun kau akan menyesal suatu saat nanti"
"Hahaha menyesal? Heyy Mark aku sudah menginginkan itu dari awal. Aku benci di jodohkan"
"Kau taukan fikiranku selalu benar, ada yang di sembunyikan dengannya"
"Yahh namun aku tak peduli, aku sudah mengurus itu."
Aku harap~
Setelah membicarakan tentang lokasi penghianat bedebah itu bersembunyi. Kini rencana mereka akan membawa penghianat itu kepadanya. Tanpa turun tangan sendiri dapat di pastikan pengkhianat itu akan bersujud di kakinya.
"LEPASKAN BEDEBAH"
"Ohh wow, setelah menjadi pengkhianat sekarang dia menjadi berani ternyata?"ucap ten sahabat jaehyun.
"Lepasin brengsek! "Ucapnya meronta-ronta dengan rantai yang melilit kaki dan tangannya.
"Santai², setelah perbuatanmu ini apakah jaehyun akan membebaskanmu?"
Kurasa tidak! Mungkin kau akan di kirim ke neraka"
Jaehyun datang dengan tatapan datar namun mematikan. Menatap si pengkhianat yang ingin menjadi mata².
"Pergilah Bam"
"Ah...Panjang umur, sebelum aku pergi. Aku ingin mengucapkan selamat tinggal lebih dulu. Good bye, hiduplah tenang di neraka." Setelah mengucapkan kata perpisahan, bambam keluar dan mendapati Mark yang kini berdiri di samping pintu.
"Apa yang terjadi? Apakah si brengsek itu melawanmu"
"Tidak dia hanya mengeluarkan beberapa permintaan sebe-"ucapan ten terpotong dengan suara senjata yang memenuhi ruangan sampai d luar.
DOR
DOR
selamat tinggal, aku harap kau menderita~
...MOMMY...
Kini setelah hari pernikahan beberapa minggu yang lalu. Kehidupan rose tak berubah... Pria itu, tak pernah melihat dirinya ada. Dalam artian tak pernah berbicara dengannya.
Rose melihat bingkai pernikahannya, semuanya bahagia kecuali jaehyun. Ia tau karena rose bisa melihat wajah jaehyun yang tak tersenyum dengan tulus. Itu sangat bisa di lihat dengan jelas.
"Gw harus apa? Garis 2"ucapnya sembari menatap meja dekat foto pernikahannya. Ada TestPack yang ditaruh asal dengan 2 garis didalamnya.
Minggu lalu, ia merasa kesehatannya kurang baik. Ia pergi ke salah satu apotik. Untuk membeli obat. Nggak ada yang tau rose pergi membeli obat... Alasannya hanya membeli pembalut di minimarket depan. Iseng² ia membeli Testpack, dan saat mencobanya dan menandakan 2 garis.
"Aku harus pergi?"ucap rose seraya melihat pantulannya dari cermin.
Menyedihkan~
"Aku tak bisa hidup tanpa cinta dan kasih sayang, bagaimana aku menanyakannya kepada jaehyun. Aku saja tak pernah berlama-lama berbicara dengannya"Ucap rose dengan nada lirih dan bingung tak tahu harus apa.
...MOMMY...
"Sisa 5 hari lagi, siapkan pakaianmu"ucap lelaki yang berstatus menjadi suaminya pada rose yang termenung di tangga.
"Yaa aku tahu, kau tak perlu mengingatkanku"
Jaehyun mengangguk mendengarnya"Nanti kau lupa, ohh yaa. Kau tak perlu mengurus surat perceraiannya. Aku yang akan mengurusnya"
"Yaa, aku masih ingat"
Jaehyun pergi menaiki tangga menuju kamar miliknya. Maid yang ada sedang sibuk tak ada yang mampu menemani rose di sini, apalagi saat ia mendengar perkataan jaehyun.
"Bahkan aku sebagai istrinya saja tak pernah masuk ke kamarnya... Mungkin orang spesial aja yang bisa"ucap rose yang melihat kepergian jaehyun memasuki kamar miliknya.
"Bersabarlah, kita hanya butuh 5 hari. Dan aku akan menjagamu semampuku"ucap rose mengelus perut ratanya.
Rose menghela nafas, ia tak ingin menangis lalu maid melihatnya. Ia segera menghapus air matanya lalu berkata "Kita akan hidup bahagia, mommy janji"
Para maid berlalu lalang di belakang rose, lebih tepatnya di bagian lantai atas. Menyiapkan kebutuhan makanan dari jauh, rose bisa melihatnya... Ia ingin membantu namun jaehyun melarangnya melakukan segala hal disini.
"Bibi kim"panggil rose sembari berjalan ke arah maid senior.
"Yaa nyonya"Bibi kim menoleh lalu mendapati rose yang jauh darinya.
Rose mengerutkan keningnya, ia tak suka dipangil nyonya "Sudah berapa kali aku katakan panggil aku rose bibi kim"
Bibi kim menggeleng "Tak apa, nanti tuan memarahi saya, Ada apa nyonya? Ingin sesuatu" ucap bibi kim.
"A-aku ingin mangga bi, apakah ada?"
"Hmm bibi liat dulu, duduklah sebentar saja nyonya. Nanti anda kelelahan berdiri"
Rose duduk di meja bar di dapur. Memperlihatkan kegiatan maid membuat masakan dan bibi kim yang sedang mencari mangga yang mungkin masih ada dalam kulkas
"Ahh, ini dia"
"Nyonya, mangganya mau di kupas dulu?"
"Yaa"ucap rose dengan mata berbinar-binar.
Dia sudah lama menginginkan buah mangga, dan baru sekarang ia berani bertanya kepada bibi kim. Takut bibi kim curiga dengannya.
"Ini nyonya, mungkin mangganya akan sedikit asam"
"Tak apa, aku memang menginginkan mangga seperti ini"
"Aku harus menyiapkan barang-barangku. Tak perlu ada yang tersimpan bukan"
Rose saat ini membersihkan barang²nya, ia membersihkan barang yang memang miliknya. Kecuali barang yang di belikan jaehyun... Lebih tepatnya barang yang di paksa oleh mamah jaehyun agar membelinya untuk rose.
Tohh rose udah nggak bisa, kalau boleh jujur ia sudah sayang dengan jaehyun. Namun, sikap yang jaehyun berikan membuatnya membenci dirinya. Bukan benci hanya saja... Itu sikap yang buruk.
Pagi pun tiba, hari yang sudah rose lalui di mansion ini pun berakhir. Rasanya itu kyk udh habis kontrak kerja, udah nggak di peduliin lagi. Kalian tau rasanya?
"Mau aku antarkan"ucap jaehyun menatap rose yang kini berjalan keluar.
Jaehyun yang kini meminum tehh di pagi hari, nampak tak bergerak dari duduknya. Hanya menawarkan untuk rose.
Tak punya hati~
"Tak perlu"ucap rose seraya tersenyum menatap jaehyun.
"Bagus, aku memang ingin mendengar jawaban itu"
"Tak ada yang kau lupa kan?"
Ada! Hatiku... Kau melukainya. Dan membekas di rumah ini"ingin skali rose berteriak tentang itu.
Jaehyun? Tak bisakah kau mencintaiku? Berbaliklah dan lihat aku"lirih rose dalam hati.
Jaehyun menoleh dan mendapati rose tak bergerak dari tempatnya sedari tadi "Apa yang kau tunggu? Kau berharap aku tak menahanmu?"
"Hei aku dari dulu mengharapkan itu, pergilah sekarang kau bebas"
"Aku harap kau tak menyesal suatu hari nanti, dan jangan menyalahkanku akan hal itu"
"Hmm aku tak menyesal 100%, dan jangan pernah menemuiku... Anggap kita tak saling mengenal"
"Yahh tak saling mengenal"tekan rose disetiap kata yang ia ucapkan.
Rose berjalan keluar, dan menunggu taksi di depan mansion jaehyun. Walau sedikit lama. Tapi tak ada yang melihatnya.
Rose sesekali menoleh kebelakang berharap jaehyun ada dan tak jadi bercerai, namun. Kenyataan pahit harus ia terima... Karena tak ada seorang pun yang melihatnya.
Semua pekerja jaehyun sedang membersihkan halaman deket rumah khusus para pekerja. Ia yakin jaehyun yang menyuruhnya.
Sebenci itukah kau? Aku tak salah. Setidaknya kau bisa menerimaku"
Rose tak bisa ke rumah orang tuanya, ia tak mau menjadi beban untuk keluarganya. Hanya saja saat ini yang ia pikirkan bagiamana ia bisa bertahan hidup.
...Tbc......
...ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴠᴏᴛᴇ & ᴋᴏᴍᴇɴᴛ ʙᴀɢɪ ᴘᴀʀᴀ ᴘᴇᴍʙᴀᴄᴀ...
...ᴛᴇʀᴜꜱ ʙᴇʀɪ ᴅᴜᴋᴜɴɢᴀɴ ᴋᴇᴘᴀᴅᴀ ꜱʏᴀ ° <...
...-ɪ ʜᴏᴘᴇ ʏᴏᴜ ᴀʀᴇ ɴᴏᴛ ʙᴏʀᴇᴅ🧚🏻♀️-...