Nadiva, biasa di panggil Diva adalah gadis manis berusia dua puluh satu tahun yang saat ini masih menjadi mahasiswi semester enam sebuah universitas kesehatan di kota nya.
Kehidupan aman tentram Diva berubah menjadi lebih berwarna setelah memiliki tetangga seorang duda yang di tinggal meninggal istri nya saat melahirkan anak nya. Duda berusia tiga puluh tiga tahun itu bernama Randika Immanuel, memiliki seorang anak perempuan berusia enam tahun yang bernama Cinta.
Sejak awal bertemu Diva, Cinta sudah menyematkan kata Bunda sebagai panggilan kesayangan Cinta buat Diva.
Bagaimana kah kisah Diva dalam menghadapi aneka ulah Cinta yang selalu menginginkan Diva menjadi Ibu nya, sementara Diva sendiri tidak menyukai Ayah Cinta yang terkesan bersikap arogan?.
"Ayah hitung sampai tiga. Kalau ndak mau bangun Ayah gendong kaya karung beras nih!" Ancam Dika yang tak jua di tanggapi oleh Cinta. Hingga ....
"Cinta Oh Cinta ..."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choco 33, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1. Cinta Oh Cinta
"Bundiv"
Tok Tok Tok
"Yuhu Bundiv"
Tok Tok Tok
"Assalamu'alaikum Bunda Diva kesayangan Cinta, calon Mama Cinta yang cantik nya tiada tara"
Tok Tok Tok
Tampak wanita paruh baya yang tengah berkutat dengan spatula dan wajan di sore itu hanya bisa menggelengkan kepala nya mendengar suara gadis kecil memanggil lengkap dengan ketukan pintu berulang ulang di depan kamar putri kesayangan nya yang sepertinya masih betah berhibernasi di dalam kamar nya, karena jam baru saja menunjukkan pukul lima petang, dan memang sebelumnya sang putri meminta waktu dua jam untuk beristirahat selepas pulang dari kampus dan melaksanakan sholat Ashar sebelum merehatkan tubuh nya sejenak.
"Oma"
Lelah dengan panggilan juga ketukan di pintu yang tak jua di bukakan sang pemilik kamar membuat gadis kecil berusia enam tahun itu memilih melipir ke dapur menghampiri wanita yang selalu di panggil gadis kecil itu Oma.
"Kenapa Cinta?. Tante Diva masih belum buka pintu kamar nya?" Gadis kecil itu menggelengkan kepala lemah lalu menatap sendu kearah wanita paruh baya yang tampak nya sudah selesai mengerjakan pekerjaan nya memasak menu untuk buka puasa nanti.
"Bunda itu tidur apa pingsan sih Oma?"
Pertanyaan itu membuat wanita yang panggil Oma itu mengulum senyuman, bukan karena pertanyaan nya namun panggilan untuk sang putri kesayangan itu lah yang membuat wanita paruh baya itu tersenyum.
Saat anak anak teman bermain gadis itu memanggil putri nya dengan panggilan Tante Diva, gadis kecil bernama Cinta itu justru memanggil sang putri dengan panggilan Bunda.
Entah sudah berapa kali Diva maupun Ayah Cinta mengingatkan untuk tidak memanggil nya Bunda, namun tetap saja Cinta tak jua merubah panggilan yang sejak pertama kali melihat Diva saat baru pindah ke sebelah rumah Diva beberapa bulan yang lalu.
Tak jarang Ayah Cinta akan menegur sang putri untuk berhenti memanggil Diva Bunda, karena tak enak hati kepada Diva dan kedua orang tua nya juga tetangga sekitar tempat mereka tinggal, karena baik Diva maupun Ayah Cinta yang biasa di panggil Dika itu tidak mempunyai hubungan istimewa, bahkan hubungan diantara mereka terkesan dingin, baik Diva yang baru berusia 20 tahun maupun Dika yang berusia 35 tahun kalau bertemu dan bertatap muka hanya sekedar saling menyapa lewat anggukan kepala nyaris tanpa percakapan.
Namun apalah daya, Cinta masih saja tetap memanggil Diva dengan panggilan Bunda.
"Assalamu'alaikum Bu Tantri"
Cinta menghela nafas kesal saat mendengar suara orang mengucapkan salam di teras rumah Diva, menyadari dengan sangat kalau suara yang mengucapkan salam itu akan memintanya untuk kembali pulang kerumah nya.
"Waalaikumsalam Dika" Bu Tantri menjawab salam dari dalam dapur yang kebetulan berada tak jauh dari teras.
"Tuh udah di jemput Ayah, Cinta pulang dulu ya. Mandi lalu buka puasa dulu, setelah itu nanti ke Musholla untuk sholat Tarawih bareng Ibu dan Tante Cinta"
Ucap Bu Tantri lembut seraya mengusap kepala Cinta yang tertutup hijab. Gadis kecil justru menggelengkan kepala nya dan malah menelusupkan kepala nya di atas meja makan keluarga Diva dengan melipat kedua tangan nya guna menahan kepala nya bersandar.
"Masuk aja Dika. Kaya nya Cinta ndak mau pulang, sebelum ketemu Diva" Ucap Bu Tantri meminta Ayah Cinta untuk masuk guna merayu sang putri pulang.
Pria yang masih mengenakan baju kantoran itu hanya bisa menghela nafas pelan karena lagi-lagi harus menghadapi ulah putri semata wayang nya yang di luar batasan.
Cinta yang semenjak bayi tidak mengenal Ibu kandung nya itu, baru merasa memiliki sosok seorang Ibu di dalam diri Diva yang ramah dan sangat menyayangi anak kecil, terutama sejak Cinta datang dan menempati rumah di sebelah nya.
Setiap pagi sebelum ke sekolah TK Cinta akan datang kerumah Diva dengan membawa tas yang berisikan kotak bekal kosong lengkap dengan sisir juga aneka macam bentuk kunciran. Dan biasa nya Ibunda Diva akan mengisikan bekal Cinta dengan aneka snack yang sudah Diva persiapkan.
Seorang pria yang cukup tampan memasuki rumah keluarga Diva, setelah bertemu dengan Bu Tantri Dika mencium punggung tangan kanan Bu Tantri dengan takzim.
"Maaf ya Bu, Dika dan Cinta selalu merepotkan Ibu dan keluarga setiap hari"
Bu Tantri tersenyum kecil mendengar ucapan Dika, lalu menepuk punggung kanan Dika seraya mengarahkan pandangan nya kearah Cinta yang berpura-pura tidur di atas meja makan keluarga Diva.
"Cinta. Ayo pulang. Mbak Suci bilang Kamu dari siang nggak pulang ke rumah" Ujar Dika mengusap lembut pucuk kepala Cinta yang tampak nya tengah merajuk.
"Ayah hitung sampai tiga. Kalau ndak mau bangun Ayah gendong kaya karung beras nih!" Ancam Dika yang tak jua di tanggapi oleh Cinta. Hingga ....
"Cinta Oh Cinta ..."
Suara teriakan membuat Cinta mendongakkan kepala nya seraya tersenyum lebar. Dengan mengabaikan keberadaan sang ayah, gadis kecil itu langsung berlari kearah suara teriakan yang memanggil nama nya.
"Bundiv!" Tanpa permisi Cinta langsung menemplok dan memeluk pinggang Diva dengan kedua lengan kecil nya. Seraya mendongakkan kepala nya gadis kecil itu menatap wajah bantal Diva dengan wajah merajuk, mengabaikan sang Ayah yang hanya bisa menghela nafas pelan karena lagi-lagi keberadaan nya diabaikan sang putri.
"Udah di jemput Ayah, Cinta pulang dulu ya, nanti selepas buka puasa Kita sama-sama berangkat sholat tarawih di Musholla". Cinta menggelengkan kepala nya dan lebih memilih memendamkan kepala nya di perut Diva.
"Kasian Ayah lho. Ayah baru pulang kerja, pasti kangen sama Cinta. Iya kan Ayah?" Diva menaik turunkan alis nya guna memberi kode kepada Dika yang justru kebingungan dengan kode yang Diva berikan.
"Ayah ih. Dijawab atuh. Ayah nyusul Cinta karena Ayah kangen sama Cinta kan. Maka nya Ayah langsung susul Cinta ke sini, kan?" Bukan nya menjawab ucapan Diva, Dika justru meringis kecil menanggapi ucapan Diva.
"Ayah Dika!" Diva memanggil Dika dengan gemas membuat Dika pun hanya bisa menganggukan kepala nya pelan.
"Tuh Ayah kangen sama Cinta kan. Yuk pulang dulu sama Ayah. Pasti Ayah sudah minta Mbak Suci buat makanan kesukaan Cinta buat buka puasa nanti" Tutur Diva lembut namun lagi-lagi hanya di balas gelengan kepala Cinta.
"Mbak Suci cuma buat makanan buat Ayah aja Bunda. Bunda kan tau kalau Mbak Suci itu naksir sama Ayah" Rengek Cinta yang langsung membuat kedua bola mata Dika membulat dengan sempurna.
"Cinta kok ngomongnya begitu?. Tau dari mana kata naksir?" Diva bertanya dengan lembut saat Dika baru saja akan membuka suara menanyakan kepada putri nya darimana Cinta mengenal kata naksir.
"Cinta denger waktu Mbak Suci ngobrol sama Tante Wina. Itu lho Bun, Tante yang kalau dandan kaya ondel-ondel, yang selalu manggil Cinta pakai Oh Cintaku calon anak sambung ku" Gadis kecil itu kembali merengut kesal seraya melirik tajam sang Ayah yang hanya bisa kembali meringis kecil diantara tawa kecil tertahan Bu Tantri.
"Awas kalau Ayah, nerima lagi makanan dari Tante Wina, Cinta nggak mau pulang kerumah. Terus sekarang juga Cinta minta Ayah pecat Mbak Suci, Cinta nggak mau di asuh sama Mbak Suci. Dia galak kalau nggak ada Ayah. Lihat _"
################################
Edisi revisi
bagaimana bisaa yang pertama ???