NovelToon NovelToon
My Ex Beloved

My Ex Beloved

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Romansa
Popularitas:84.4k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Gamil Arfan Wiguna sangat mengharamkan untuk balikan dengan mantan. Bahkan, dia memiliki jargon yang masih dia pegang teguh sampai saat ini.

"Buanglah mantan pada tempatnya."

Namun, kedua orangtuanya mendesak Apang untuk segera menikah karena Apang sudah dilangkahi adiknya. Di saat seperti itu, semesta malah mempertemukan Apang dengan mantan pertamanya. Perempuan yang belum Apang buang pada tempat semestinya.

Apakah Apang akan membuangnya juga ke dalam bak sampah sama seperti mantan-mantannya? Atau malah terjadi cinta lama belum kelar di antara mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1. Mantan dan Bak Sampah

Gamil Arfan Wiguna adalah putra ketiga dari Ghattan Askara Wiguna. Hanya dia yang belum menikah. Bahkan, dia dilangkahi oleh adik perempuannya hingga dia didesak untuk memiliki pacar oleh sang ibunda.

"Baru juga mantan Apang diangkut mobil sampah."

Ya, begitulah kebiasaan Apang. Dia akan membuang mantan kekasihnya ke mobil bak sampah. Sebenarnya, Apang tidak pernah mengejar wanita. Merekalah yang mengejar Apang hingga Apang tak mampu menolak. Namun, jika Apang sudah kesal dengan tingkah kekasihnya. Sudah pasti kalimat keramat akan keluar dari mulutnya.

"Kita putus!"

Enteng sekali kalimat itu terucap. Dan sudah pasti dia telah menghubungi Abang Er supaya mendatangkan mobil bak sampah untuk membuang mantannya.

Sebenarnya, tidak ada satupun mantan Apang yang mau diajak putus karena Apang adalah lelaki mapan. Keturunan keluarga Wiguna di mana harta dan kekayaannya sudah dia genggam sedari masih menjadi embrio. Namun, nyatanya begitu berbeda. Apang bukan lelaki yang mudah mengeluarkan uang untuk kekasihnya karena dia juga pandai. Dia tahu tujuan para kekasihnya terdahulu itu mengincar harta keluarganya. Maka dari itu, dia tidak pernah mengenalkan satupun dari mereka kepada kedua orangtuanya. Hanya Abang Er yang tahu siapa saja mantan Apang.

Remaja itu ditugaskan untuk menilai kekasih Apang. Dan jika Abang Er sudah menunjukkan wajah datar dengan tatapan sinis sudah dipastikan dia tidak suka.

.

"Pang, mau sampai kapan kamu begini terus?" tanya lembut sang bunda.

"Adik kamu aja udah punya anak."

"Bun, mencari perempuan tulus di zaman sekarang ini enggak mudah. Mereka mau sama Apang bukan karena cinta sama Apang. Tapi, sama kekayaaan keluarga Wiguna."

Bunda Jingga pun tertawa mendengar penjelasan sang putra ketiga. Sebagai seorang ibu, bunda Jingga tahu bagaimana sifat keempat anaknya. Apang bisa dibilang memiliki sifat yang begitu pemilih dan selektif.

"Apang lagi pengen menjomblo dulu. Capek berurusan dengan perempuan melulu," keluhnya sambil merebahkan kepala di pangkuan sang bunda.

"Lagian kamu mah gak pernah bisa nolak."

"Atuh gimana mau nolak, mereka maksa dan ngancem. Untung aja pada cantik. Kalau jelek mah Apang lelepin ke danau Toba."

Bunda Jingga tertawa mendengar penuturan sang putra. Umur boleh bertambah, tapi sifat manja masih tetap sama. Bagi Bunda Jingga sedewasa apapun keempat anaknya, mereka tetap anak kecil yang akan tetap mencari ayah dan juga bunda.

.

Apang dipindah tugaskan hari ini. Dia diminta untuk membantu sang ayah di Wiguna Grup. Sedangkan kedua kakaknya sudah memegang Wiguna Grup cabang. Apang tak bisa menolak karena dia memang belum dipercaya untuk memegang perusahaan. Dia pun tak pernah iri malah dia lebih senang seperti ini.

Kehadiran Apang dan ayah Aska disambut hangat oleh para karyawan semua. Mereka terpesona kepada ketampanan Apang yang paripurna. Namun, Apang malah bersikap begitu dingin. Dia sudah tidak ingin tebar pesona dan ingin menjomblo.

"Kerja yang serius. Jangan pacaran."

Ultimatum sang ayah membuat Apang berdecak kesal. Tatapan tajam Apang berikan kepada ayahnya.

"Sejak kapan sih Apang gak serius?" tanyanya.

"Ketika Apang punya pacar, kalian seakan tahu. Makanya, kalian sengaja ngasih kerjaan yang bejibun ke Apang."

Ayah Aska tertawa. Putra ketiganya ternyata tidak polos-polos amat. Apang tahu rencana mereka, tapi Apang tak pernah protes.

"Itu tandanya tidak ada lampu hijau untuk kamu."

"Yeah. I know."

Apang berjalan meninggalkan ayahnya yang masih tertawa. Apang sudah tak aneh akan hal itu. Dia sudah khatam dengan sikap keluarga besarnya.

Apang melakukan pekerjaannya dengan baik. Dia sudah biasa dengan tekanan, tugas yang menumpuk, mulut pedas atasan yang tak lain adalah ayah, kakak sepupunya juga sang paman. Itu sudah menjadi makanan Apang sehari-hari.

Di jam istirahat, pesan dari sang mantan yang dia namakan Udel masuk.

"Aku akan buat kamu nyesel putus sama aku."

Apang berdecih. Nomor itupun langsung Apang blokir dan buang. Semudah itu Apang melakukan itu semua. Sekilas, dia terlihat seperti lelaki yang tak punya hati.

Tempat Apang menghilangkan stres adalah kamar Abang Er. Sudah seminggu dia bekerja bersama sang ayah, dan kepalanya hampir mau pecah. Pulang kerja dia menuju rumah Abang Er dan langsung ke kamar anak pertama Restu Ranendra. Kamar Abang Er memiliki tangga khusus dari luar sehingga tak perlu masuk ke dalam rumah jika ingin ke kamarnya.

"Bosen sih liatnya," omel remaja tampan yang sedang fokus pada layar laptopnya.

"Capek gua, Jan."

Abang Er berdecak kesal. Dia mengabaikan Apang yang sudah berbaring di atas tempat tidurnya.

"Enjan, apa gua minta dijodohin aja sama Ayah?"

"Lu udah frustasi, Kak?" Abang Er malah balik bertanya.

"Capek aja."

Abang Er menghela napas kasar. Membiarkan Apang bergelut dengan pikirannya sendiri. Sudah biasa dia mengeluh seperti itu. Nanti pun keluhannya akan menghilang.

"Kak, Bang Er mau nanya nih," ucap Abang Er dengan begitu serius.

"Sebenarnya apa sih yang ngebuat lu kayak gini? Kayak gak punya hasrat ke cewek. Padahal lu ganteng, mapan, tapi setiap pacaran gak ada effort yang lu keluarin."

Apang pun mulai duduk dan mencopot dasinya. Dia menghela napas kasar sebelum dia menjawab.

"Effort gua udah habis gua pakai untuk satu cewek."

"Siapa?"

Apang hanya tersenyum, tanpa menjawab pertanyaan Abang Er. Sorot matanya menunjukkan sebuah kesedihan juga kebencian.

.

Sepuluh tahun berlalu ternyata tak membuat rasa sakit itu berubah. Apang duduk di sebuah taman dekat sekolah SMA-nya dulu. Menatap langit malam yang begitu ramai.

"Ternyata effort besar yang gua berikan gak pernah dilihat sama sekali. Malah dengan mudahnya gua ditinggalkan tanpa adanya kejelasan."

Apang tersenyum begitu perih. Itulah alasan kenapa dia bisa menjadi lelaki seperti itu. Ada rasa sakit yang pernah dia terima.

"Andai gua ketemu lu lagi. Gua pastikan gua akan membuang lu sama seperti mantan gua ke dalam bak sampah."

Penuh kekesalan, tapi terlintas secercah kerinduan dari sorot mata yang dipancarkan. Satu dekade bukan waktu yang sebentar, tapi Apang seakan masih tinggal di masa itu.

Apang menghela napas kasar. Dia mulai berdiri dan mulai beranjak dari sana. Tempat itu adalah saksi bisu hubungan Apang dengan mantannya yang masih amat membekas sampai saat ini.

.

Kembali bekerja seperti biasa. Pagi-pagi Apang sudah dibuat kesal karena banyak laporan yang salah. Sungguh kepala Apang rasanya ingin pecah.

"Becus kerja gak sih?" Apang pun meluapkannya pada karyawan yang sudah dia panggil ke ruangannya.

Wajah Apang boleh baby face, tapi sikapnya begitu tegas dan bahkan ketika marah kepalanya akan mengeluarkan tanduk.

"Kerjakan ulang!"

Semua laporan Apang banting di atas meja dan dia memilih keluar dari ruangannya. Memilih masuk ke pantry untuk sekedar membuat kopi.

Dilihatnya ada seorang office girl yang tengah menata gelas dan tak menyadari kehadiran dirinya.

"Berikan saya gelas."

Office girl tersebut terkejut. Dia mulai menoleh dan tubuhnya menegang begitu melihat lelaki tinggi nan putih ada di depannya. Begitu juga dengan Apang yang membeku. Hanya sorot mata mereka berdua yang berbicara.

...***To Be Continue***...

Tes ombak. Kalau suka kita crazy up.

1
Salmi Ati
semoga saja ibra tidak berbuat yang macam2 sama naira karena di tolak.
Dien A
abang Er jangan kebangetan donk wkwkwk masa apang yang ganteng dan baik hati mau di bawa ke mobil sampah hheeee.... lanjuttt kak... double up donk
Lusi Hariyani
ya ampun s enjan bnr2 dh hbs kesabaran y sm apang jd krm mobil bak sampah buat angkut yg CLBK ha...ha...
Noey Aprilia
Pst krjaan para singa.....
Glirn udh blikn sm mntan,mlah d sruh naik mbil smpah.....
nsibmu y pang pang... 🤣🤣🤣
Arieee
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Medy Jmb
Kena Lo Pank😀😀😀
Haura Az Zahra
lanjut othor 😄😄😄
Haura Az Zahra
whahaha aduh kasian bang Ibra ,cari cewek lain ya bang 😁😁
Lusia
apang
Sri Lestari
Haha kene karma ini si pang pang kemarin² buang mantan sekarang dibuang Adx sepupu,,,
Elia Erawati
lucu banget masuk bak sampah ber 2
Rahmawati Abdillah
hahahah dendam banget dan niat banget Abang er ingin membuang Apang dan Naira ke mobil bak sampah😂
Ita Rosdiana
lanjuut ka
Lovita BM
waduuuuhh
Valen Angelina
ibra terlalu sakit hati.. bisa jdi penjahat nnti
Yus Nita
😃😃😃😃😃....
kereeen abang Er....
Salim S
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/abang Err udah bawa mobil bak sampah....buat s ibra aja abang Er....buar mobil bak sampah nya ga sia2...pasti Apang panik karena abang Ee ga pernah main2 dengan ucapa nya/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Kasih Sklhqu
Abang ER mantap rasain tuh pang pang di buang ke mobil bak sampah 🤣🤣🤣🤣
Ida Lestari
lnjut trus thor
semangat.....
Salmi Ati
🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!