NovelToon NovelToon
Daily Pasutri

Daily Pasutri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Skay. official

keseharian seorang pasutri sebagai seorang pegawai negri, sebagai pasangan suami istri Dimas dan Indah saling melengkapi. namun terkadang perasaan cemburu dari Indah membuat Dimas merasa pusing. akan kah Dimas bisa bertahan dengan sikap kekanak kanakan istrinya?
simak cerita selengkapnya dalam kisah Daily pasutri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skay. official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memupukkan Kesabaran

Dimas bergegas menghampiri Indah didalam kamar, saat dimas memasuki kamar. Dimas mendapati Indah tengah duduk terdiam ditepian ranjang, Dimas mendekati Indah dan duduk disamping Indah. 

"Kamu kenapa?" Tanya Dimas dengan lembut. 

"Nggak papa" Jawab Indah singkat. 

"Kalau nggak papa terus kenapa kamu tiba tiba masuk kamar dan diam seperti ini.  Apa ada perkataan seseorang yang menyakitimu?" Tanya Dimas lagi. 

"Nggak ada mas" Jawab Indah singkat. 

"Sayang, kita ini suami istri. Janganlah ada yang ditutup tutupi diantara kita berdua, jika kamu ada masalah, ceritalah padaku. Siapa tau aku bisa mencari solusi, begitu pula sebaliknya. Jika aku ada masalah aku akan bercerita padamu, dengan kamu bercerita kamu akan merasa lega" Kata Dimas berusaha mengambil hati Indah, perkataan Dimas sangat lah lembut sehingga Indah menoleh dan tersenyum pada Dimas. 

"Mas, terimakasih karna kamu telah perhatian padaku. Tapi untuk saat ini aku belum bisa menceritakan padamu" Jawab Indah. 

"Kenapa?" Satu alis Dimas terangkat heran. 

"Sekarang kan ada Romi, temani dulu dia. Kasihan dia kan mau cari teman. Aku cerita bisa nanti nanti" Jawab Indah menangkup pipi Dimas dan nengelusnya lembut. 

Dimas menggenggam tangan Indah lalu mengarahkannya ke bibirnya, lalu mengecupnta dengan sayang. Mata Dimas menatap Indah dengan lekat, sebelum kemudian Dimas mengecup pipi istrinya. 

"Kamu yakin?" Tanya Dimas berusaha meyakinkan diri. 

Indah hanya mengangguk tipis lalu tersenyum, setelah itu Dimas barulah percaya. Lalu Dimas beranjak dari samping Indah, sebelum Dimas benar benar pergi Dimas mengusap pucuk kepala Indah. 

Dimas dan Romi kini keasyikan bermain PS. Sudah beberapa kali mereka berganti game, karna Romi membawa kaset game miliknya tak hanya satu. Tak tanggung tanggung, Romi membawa satu dus koleksi game miliknya. 

"Kamu gila ya rom, bawa kaset game sebanyak ini. Emang kamu mau mainin game ini semua?" Tanya Dimas sembari fokus memainkan gamenya. 

"Emang boleh mainin semua? Apa mau sampai pagi? Aku ladenin kalau kamu mau mah" Jawab Romi juga sambil fokus memainkan gamenya. 

"Ya kali mau sampai pagi, aku punya istri woy"

"Ya emang kenapa kalau punya istri"

"Ya nggak enak lah masa istriku aku anggurin. Kan nggak mungkin" Kata Dimas menjawab. 

Romi seketika menoleh kearah Dimas, dengan tatapan heran bercampur jijik. 

Plak... 

Romi menggeplak kepala Dimas, Dimas meringis kesakitan lalu menoleh kearah Romi. 

"Kok geplak geplak sih, sakit tau"

"Ya lagian ngomongnya penuh arti tersirat. Ambigu begitu" 

"Ya emang kenapa, istri.. Istriku, mau ku suruh jungkir balik atau sambil kayang pun suka sukaku" 

"Yaaaah, nggak asik kamu. Padahal disini aku juga pengen sekalian curhat, tapi mengingat waktu sudah semakin malam. Lebih baik aku pulang saja, kasihan juga istrimu" Kata Romi yang begitu cepat berubah moodnya. 

"Mau curhat? Soal apa?" Tanya Dimas. 

"Kepo.. " Jawab Romi singkat. 

"Hey dasar kamu, jelas kepo lah. Kata kamu kamu mau curhat?" Ucap Dimas menatap Romi. 

"Udah lah, kayaknya nggak jadi curhat. Aku kasihan sama istrimu, kayaknya dia butuh dimanja. Aku curhat besok saja di kantor" Jawab Romi seraya memakai jaketnya. 

"Besok aku sudah nggak masuk kantor lagi, mau kemas kemas pindah ke kampung" Jawab Dimas. 

"Hah? Serius? Buru buru amat pindahnya" Romi terkejut mendengar pernyataan dari Dimas, dan ia kembali duduk disamping Dimas. 

"Ya nggak buru buru, besoknya juga aku ada sambutan di disdukcapil" Jawab Dimas seeaya merebahkan punggungnya ke sandaran sofa. 

"Ok deh, aku cerita sama kamu sekarang. Tapi ini nggak sepenuhnya aku ceritain" Romi kini mencoba untuk memulai ceritanya. 

"Jadi, ceritanya begini. Tadi pagi usai senam aku mau ke ruangan ku, tanpa sengaja aku melihat pak gubernur sedang ngobrol sama pak pemborong, iseng aku nguping. Ternyata pak pemborong itu dikasih uang seratus juta guna pembangunan jalan. Proyek yang sempat pak gub bahas beberapa bulan lalu, dan kemarinnya kalok nggak salah, anggaran dari pusat itu turun sekita tiga milyar atau bahkan mencapai triliunan" Romi menjeda ceritanya. 

"Itu artinya pak gub korupsi?" Kata Dimas tercengang. 

"Bukan artinya lagi. Emang korupsi, dan apesnya aku ketahuan kalau aku nguping pak gub bicara sama pak pemborong" Lanjut Romi berkata, kini ia juga ikut ikutan merebahkan kepalanya di sandaran sofa. 

Meskipun kini Dimas sudah mulai mengangkat kepalanya menanggapi Romi dengan serius. 

"Terus, apa kata pak gub padamu? " 

"Kamu tau lah, pak gub kan orang paling arogan dan nekat dalam segala hal. Jelas aku dapat ancama kalau aku sampai menyampaikan hal ini ke pihak yang berwenang. Jujur aku takut dengan ancamannya, apalagi ini mengenai nyawa ibukku. Tapi kalau aku diam, aku juga yang dosa, bukan lagi urusan dengan aparat, tapi ini dengan Tuhan" Jawab Romi menjelaskan. 

Romi, Dimas, Indah dan Hanifah memang seorang ASN yang jujur dan amanah. Sebenarnya jika mereka ingin curang dalam bekerja sangatlah mudah sekali, akan tetapi wejangan dari orang tua mereka sangatlah penting. Dan mereka tipikal manusia yang sangat takut dengan tuhannya, oleh karna itu ibadah mereka juga mereka jaga. 

"Iya sih, betul apa katamu. Sebenarnya pemindahan tugasku itu juga karna aku pernah memergoki pak gub sedang transaksi barang terlarang. Aku juga dapat ancaman seperti itu, dari pada aku dipecat. Aku memilih dipindahkan dan turun jabatan saja, aku memikirkan istrimu dan kedepannya jika aku telah memiliki anak. Aku nggak mau memberi makan anak istriku dengan uang yang tak bersih" Jawab Dimas menerangkan pada Romi. 

"Jadi kamu juga dapat ancaman? Wah parah si pak gub" Romi geleng geleng kepala. 

"Kayaknya nanti kamu juga dapat pilihan. Antara kamu harus bersedia untuk dipindah tugaskan, atau kamu harus melakukan sesuatu yang sangat diluar nalar" Kata Dimas menerawang. 

"Maksudnya?" 

"Aku waktu itu dapat pilihan, dipindah tugaskan dan turun jabatan, atau.. "

"Atau apa?" Tanya romi penasaran karna Dimas menjeda perkataannya. 

"Atau aku harus pilih menikahi anaknya" 

"Hah? Tapi kan kamu sudah menikah" Romi terkejut. 

"Makanya itu, aku lebih milih dipindah tugaskan dan aku memilih untuk dipindah tugaskan. Tapi aku juga meminta agar istriku juga ikut pindah tugas" Terang Dimas pada Romi. 

Usai Romi menceritakan hal apa yang menimpanya, Romi kini pamit untuk pulang. Sebab waktu telah menunjukan pukul 00:00 dimana malam sudah semakin larut, dan keesokan harinya Romi harus bekerja. 

Dimas mengunci semua pintu dan jendela, tak lupa mematikan lampu diruang TV dan ruang tamu. Dimas fikir Indah sudah tidur, ternyata Indah masih terjaga. Indah duduk bersandar pada sandaran ranjang sembari memainkan ponselnya. 

"Loh kamu belum tidur sayang?" Tanya Dimas, seraya menutup pintu kamar. 

"Aku belum ngantuk" Jawab Indah. 

"Sebenarnya apa yang kamu tutupi darimu, apakah ada orang yang menyakiti hatimu?" Tanya Dimas berusaha memberi perhatian pada Indah. 

"Ini gara gara mbak ningsih" Jawab Indah. 

"Mbak Ningsih, kenapa lagi dia?" Sedikit tercengang Dimas dibuatnya. 

"Dia mengejekku secara tidak langsung, karna kita belum juga dapat momongan. Dia membanding bandingkan nasib kita dengan nasibnya" Kata Indah menceritakan apa yang membuat ia gundah dan galau. 

"Sayang, kita harus sabar dan terus berusaha. Anak itu rezeki yang Alloh kasih untuk hambanya, mungkin kita belum diizinkan mendapatkan rezeki berupa keturunan, toh pernikahan kita baru akan menginjak dia tahun. Kita juga belum terlalu tua untuk segera memiliki anak, hanya saja kita belum dipercaya untuk memiliki momongan sayang. Jangan berkecil hati, meskipun kita hanya berdua tapi aku bahagia hidup bersamamu" Dimas menggeser duduknya dan memeluk serta mengelus pucuk kepala istrinya. 

Suport dari sang shamilah yang mampu membuat Indah jauh lebih tenang. 

"Sudah jangan berkecil hati, kita lebih pertebal rasa sabar kita. Dan jangan lupa untuk selalu mensyukuri atas nikmat Tuhan yang kita dapat, semoga saja tahun depan  kita bisa bertiga" Dimas mensugesti Indah dengan hal positif dan mengutarakan harapannya. Indah tersenyum, dan memeluk erat tubuh Dimas. 

1
TheNihilist
Bukan hanya cerita yang membuatku senang, tapi juga cara penulisan yang luar biasa! 🤩
Kurnia Sari: terimakasih 🙏
total 1 replies
Paola Uchiha 🩸🔥✨
Kereeeen!
Beerus
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!