NovelToon NovelToon
Tawanan Miliarder Posesif

Tawanan Miliarder Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Menantu Pria/matrilokal / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: ayu andita

follow aku di IG : ayu_andita28

Hutang 10 Milyar yang dimiliki orang tua Serenity Lily membuat gadis itu menjadi korban dari seorang CEO kejam. Dia menjadi tawanan sang CEO yang tampak marah dan dendam pada orang tua Lily.

Akankah Lily mampu terlepas dalam penjara yang dibuat oleh sang CEO atau justru terjerat dalam pesonanya. Sementara pria itu hanya menjadikan Lily sebagai tawanan!

Akankah Lily akan menemukan bahagianya atau justru sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayu andita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 Tentang Mark dan Tina

Di sisi lain, di lantai kantor yang sibuk, Mark, asisten Xander, dan Tina, sekretaris sang bos, sedang menjalin hubungan sebagai kekasih secara diam-diam. Hubungan mereka penuh dengan keasyikan dan kegembiraan karena harus tetap tersembunyi dari rekan kerja lainnya.

Pagi itu, Mark dan Tina tiba di kantor dengan selisih beberapa menit, seolah-olah mereka tidak ada hubungannya satu sama lain. Namun, senyum kecil yang mereka berikan satu sama lain saat berpapasan di lorong sudah cukup untuk memberi tahu bahwa ada sesuatu yang lebih di antara mereka.

Saat jam makan siang tiba, mereka berpura-pura sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Setelah semua orang meninggalkan kantor, Mark dan Tina bertemu di ruang kopi kecil di belakang kantor.

"Hai, sayang," bisik Mark sambil mencuri ciuman cepat di pipi Tina.

"Hai," jawab Tina dengan senyum lebar. "Aku rindu kamu."

Mereka duduk berdua, menikmati makan siang yang dibawa dari rumah. Percakapan mereka ringan dan penuh tawa, jauh dari stres pekerjaan.

"Kamu tahu," kata Mark sambil menatap Tina dengan tatapan penuh kasih, "aku senang kita bisa menghabiskan waktu seperti ini meskipun harus sembunyi-sembunyi."

Tina mengangguk. "Iya, rasanya seperti petualangan setiap hari."

Setelah makan siang, mereka kembali ke meja mereka masing-masing, tetapi Mark tidak bisa menahan diri untuk tidak mengirim pesan singkat ke Tina.

"Ketemu di atap setelah kerja?" tulisnya.

Tina membaca pesan itu dan tersenyum. Dia membalas dengan cepat, "Deal!"

Menjelang akhir hari kerja, mereka berdua dengan hati-hati memastikan tidak ada yang melihat mereka menuju atap kantor. Tempat itu adalah tempat rahasia mereka, di mana mereka bisa berbicara bebas tanpa takut ketahuan.

Di atap, Mark merangkul Tina, menikmati angin sore yang sejuk. "Aku berharap suatu hari nanti kita tidak perlu menyembunyikan hubungan kita," kata Mark dengan suara pelan.

"Aku juga berharap begitu," jawab Tina, menyandarkan kepalanya di bahu Mark. "Tapi sekarang, aku menikmati setiap momen kita seperti ini."

Mereka berbicara tentang banyak hal—rencana masa depan, mimpi mereka, dan betapa mereka menikmati hubungan mereka yang unik ini.

Ketika matahari mulai terbenam, mereka memutuskan untuk pulang. Tina pergi lebih dulu, memastikan tidak ada yang curiga, sementara Mark menunggu beberapa menit sebelum menyusul.

Di luar kantor, mereka bertemu kembali di sudut jalan yang sepi. "Aku senang bisa bersamamu hari ini," kata Tina dengan lembut.

"Aku juga," jawab Mark sambil menggenggam tangannya erat. "Besok kita coba tempat baru untuk makan siang?"

Tina tertawa kecil. "Tentu saja. Aku suka petualangan kecil kita."

Mereka saling berpelukan erat sebelum berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing, merasa bahagia dan bersemangat untuk hari-hari mendatang. Meskipun harus menjaga hubungan mereka tetap tersembunyi, Mark dan Tina tahu bahwa cinta mereka semakin kuat setiap harinya, dan mereka siap menghadapi apapun bersama.

Keesokan harinya, Mark dan Tina kembali ke kantor dengan perasaan semangat. Mereka terus menjaga hubungan mereka tetap rahasia, tetapi setiap momen bersama adalah petualangan yang manis.

Pagi itu, mereka bekerja seperti biasa. Mark sibuk dengan berbagai tugas yang diberikan oleh Xander, sementara Tina mengatur jadwal dan mengurus kebutuhan administrasi kantor. Mereka hanya bertukar senyum kecil setiap kali berpapasan di lorong, menjaga rahasia hubungan mereka dengan hati-hati.

Saat jam makan siang tiba, Tina mengirim pesan singkat ke Mark. "Makan siang di kafe baru dekat kantor?"

Mark membalas dengan cepat, "Deal. Aku akan menunggu di depan."

Mereka bertemu di depan gedung kantor dan berjalan bersama ke kafe yang baru dibuka. Kafe itu nyaman dan tenang, tempat yang sempurna untuk menghabiskan waktu bersama tanpa menarik perhatian.

"Aku suka tempat ini," kata Tina sambil menatap dekorasi kafe yang hangat dan mengundang.

"Aku juga," jawab Mark. "Rasanya seperti tempat persembunyian kecil kita."

Mereka memesan makanan dan duduk di sudut yang agak tersembunyi, menikmati makan siang sambil berbicara tentang berbagai hal. Percakapan mereka ringan dan penuh tawa, membuat mereka lupa sejenak tentang rutinitas pekerjaan.

"Bagaimana dengan rencana kita akhir pekan ini?" tanya Mark sambil menyesap kopinya.

Tina tersenyum. "Aku pikir kita bisa pergi ke taman dan piknik. Sudah lama kita tidak melakukan itu."

"Bagus sekali. Aku akan siapkan semuanya," kata Mark dengan semangat.

Setelah makan siang, mereka kembali ke kantor dengan hati yang lebih ringan. Sepanjang sore, mereka tetap fokus pada pekerjaan, tetapi tidak bisa menahan diri untuk tidak saling mengirim pesan singkat.

"Terima kasih untuk makan siangnya, sayang. Sangat menyenangkan," tulis Tina.

"Sama-sama. Aku senang bisa menghabiskan waktu bersamamu," balas Mark.

Menjelang akhir hari kerja, mereka bertemu lagi di ruang kopi kecil, berbicara sebentar sebelum pulang. "Aku harus pergi lebih dulu lagi," kata Tina dengan nada main-main.

Mark tertawa. "Baiklah, aku akan menunggu beberapa menit."

Di luar kantor, mereka bertemu di tempat biasa mereka. "Hari ini menyenangkan," kata Tina sambil menggenggam tangan Mark.

"Iya, sangat menyenangkan. Aku tidak sabar menunggu akhir pekan," jawab Mark.

Mereka berpelukan erat sebelum berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing. Meski harus tetap merahasiakan hubungan mereka, Mark dan Tina merasa lebih dekat setiap harinya. Mereka tahu bahwa cinta mereka semakin kuat dan siap menghadapi apa pun bersama-sama.

Malam itu, Mark tidak bisa berhenti memikirkan Tina. Dia mengambil ponselnya dan mengirim pesan sebelum tidur. "Selamat malam, sayang. Mimpi indah."

Tina membalas dengan cepat, "Selamat malam. Mimpi indah juga."

Mereka berdua tidur dengan perasaan bahagia, mengetahui bahwa esok hari mereka akan kembali bertemu dan melanjutkan petualangan kecil mereka di kantor. Hubungan mereka mungkin rahasia, tetapi cinta dan kebahagiaan yang mereka rasakan sangat nyata.

Keesokan harinya, Mark dan Tina kembali ke kantor seperti biasa, tetapi semangat mereka tetap tinggi setelah makan siang menyenangkan dan rencana akhir pekan yang sudah disepakati.

Pagi itu, Mark sedang menyusun laporan untuk Xander di ruang kerjanya ketika ponselnya bergetar. Sebuah pesan dari Tina muncul di layar.

"Ada rapat mendadak dengan klien besar. Bisa bantu aku siapkan dokumennya?"

Mark tersenyum dan membalas, "Tentu. Aku akan ke ruang arsip sekarang."

Mereka bekerja sama dengan cepat dan efisien, mengumpulkan semua dokumen yang dibutuhkan untuk rapat tersebut. Di ruang arsip, mereka berbagi momen singkat sambil menyusun berkas.

"Terima kasih, Mark. Kamu selalu bisa diandalkan," kata Tina dengan senyum lembut.

"Sama-sama, Tina. Apa saja untukmu," balas Mark dengan tatapan penuh arti.

Setelah memastikan semuanya siap, mereka kembali ke meja masing-masing dan melanjutkan pekerjaan. Sepanjang hari, mereka saling bertukar pandang dan senyuman, membuat suasana kantor terasa lebih ringan dan menyenangkan.

Saat jam makan siang tiba, mereka memutuskan untuk tidak pergi ke luar kantor, tetapi menikmati makan siang di ruang kopi kecil lagi.

"Aku bawa sandwich buatan sendiri. Mau coba?" tanya Mark sambil mengeluarkan kotak makanannya.

"Tentu, aku penasaran," jawab Tina dengan antusias.

Mereka duduk berdua, berbagi makanan dan bercanda. Suasana santai dan hangat, membuat mereka semakin menikmati kebersamaan.

"Rasanya enak, Mark. Kamu berbakat!" puji Tina setelah menggigit sandwich buatan Mark.

"Terima kasih, aku senang kamu suka," balas Mark dengan senyum lebar.

Setelah makan siang, mereka kembali ke pekerjaan masing-masing. Tina mengatur jadwal pertemuan dan mengurus telepon, sementara Mark menyusun laporan dan mengurus tugas lainnya.

Menjelang sore, saat semua orang sibuk dengan tugasnya, Mark menyelinap ke meja Tina dan meninggalkan catatan kecil di bawah keyboardnya. "Jangan lupa, piknik di taman besok!"

Tina menemukan catatan itu dan tersenyum lebar. Dia membalas dengan menulis di secarik kertas kecil, "Aku tidak sabar!"

Saat hari kerja hampir berakhir, mereka bertemu lagi di ruang kopi kecil, berbicara sebentar sebelum pulang.

"Jangan lupa bawa selimut piknik," kata Tina sambil tertawa kecil.

"Sudah pasti. Aku akan membawa semuanya," balas Mark dengan semangat.

Di luar kantor, mereka bertemu di tempat biasa mereka.

"Aku senang hari ini berjalan lancar," kata Mark sambil menggenggam tangan Tina.

"Aku juga. Besok pasti akan lebih menyenangkan," jawab Tina dengan senyum hangat.

Mereka berpelukan erat sebelum berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing. Malam itu, Mark dan Tina tidak bisa berhenti memikirkan satu sama lain dan piknik yang akan mereka lakukan keesokan harinya.

Keesokan paginya, mereka berdua bangun dengan penuh semangat. Mark menyiapkan keranjang piknik dengan berbagai makanan lezat, sementara Tina menyiapkan selimut dan minuman.

Mereka bertemu di taman, menemukan tempat yang sempurna di bawah pohon rindang. "Ini tempat yang indah," kata Tina sambil menghamparkan selimut.

"Iya, sempurna untuk piknik," jawab Mark sambil menata makanan.

Mereka duduk berdua, menikmati makanan dan berbicara tentang berbagai hal. Percakapan mereka ringan dan penuh tawa, membuat waktu berlalu dengan cepat.

"Terima kasih untuk hari yang indah ini, Mark," kata Tina sambil menatap mata Mark.

"Terima kasih juga, sayang. Aku sangat bahagia bisa menghabiskan waktu denganmu," balas Mark dengan tatapan penuh kasih.

Mereka menghabiskan sisa hari dengan berjalan-jalan di taman, menikmati pemandangan dan kebersamaan. Meski harus menjaga hubungan mereka tetap tersembunyi, Mark dan Tina merasa lebih dekat setiap harinya, mengetahui bahwa cinta mereka semakin kuat dan siap menghadapi apa pun bersama-sama.

1
mbok Darmi
xander oon egois knp ngga mati aja sekalian saat kecelakaan bikin emosi
mbok Darmi
xander udah amnesia bikin kesel aja itu malah bikin masalah baru saat alina ada di mansion, lebih baik lily pergi saja biar kan xander hidup dgn alina yg ada kamu malah stress aku jamin xander akan lebih memperhatikan alina krn yg diingat hanya masa lalunya
Bivendra
lbh baik qm pergi ly jika dy mmg untukmu dy akan kembali dgn caranya sndri sdh ckup bertahan dlm kesulitan
kdg qt hrus pergi agar mengerti rasa kehilangan
Bivendra
aq kasihan bgt sm lily sllu menderita
merry jen
apa xanderr berubhh dingin gr gr Alina mnggllknn xanderr
Miss Apple 🍎
seru lanjut kak
Miss Apple 🍎
lanjut
Yanti Gunawan
gmn si ya sampe detik ini msh ga nyambung ktnya gak boleh jatuh cinta dn ada perjanjian trs knp tetiba ada kata mencintai oy
mbok Darmi
ternyata bram pecundang
Bivendra
enak aja ud sama2 bobo terus malah ninggalin gt aja
otak lu dmn bram
mbok Darmi
semoga alina hamil anak bram biar seru mau tdk mau alana hrs nikah sama bram demi anak yg dikandung nya
Miss Apple 🍎
nikah aja Bram dan Alina
Miss Apple 🍎
lanjut
Miss Apple 🍎
jangan tengok masa lalu
Bivendra
aq rada bingung sm xander n lily sllu
jwbn aq sayang cinta xander
kita akan melewati ini smw
tp lht lah
mading² sndri
Miss Apple 🍎: sama masih terbayang masa lalu keknya
total 1 replies
Miss Apple 🍎
seru
Miss Apple 🍎
kasihan Lilu
Miss Apple 🍎
seru
Miss Apple 🍎
lamjut
Miss Apple 🍎
lanjutlah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!