NovelToon NovelToon
Getaran Cinta

Getaran Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:14.7k
Nilai: 5
Nama Author: KENZIE 7 store PONOROGO

Raline dijodohkan dengan pria pilihan ayahnya demi baktinya pada orang tua. Konflik muncul setelah Raline bisa menerima dan mulai mencintai suaminya. Perselisihan dengan mertua dan ipar serta mantan Raline pun hadir.

Akankah pernikahan mereka yang diawali dengan perjodohan dapat berjalan dan berakhir bahagia?

.....

Season 2...
Ini menceritakan kisah Halin, putra dari Raline dan Devan. Diselingkuhi saat ingin merayakan anniversary. Mana yang lebih sakit lagi?

Halin pun dikirim untuk melanjutkan sekolah bisnis ke negara Belanda. Lima tahun kemudian dia pulang ke tanah air dan menjadi sosok yang semakin dewasa juga berkharisma.

Setelah sukses, apakah sang mantan akan menyesal? Dapatkah Halin menemukan kebahagiaannya?

.....

Hai kak, ini karya pertama saya. Mohon dukungannya ya kakak2 semua. Salam hangat

Salam dari Ponorogo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KENZIE 7 store PONOROGO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal Perpisahan

Raline Ayudia adalah gadis yang sangat patuh pada orang tuanya. Dia anak tunggal pasangan Pramudya dan Lestari. Keluarganya termasuk dalam kategori kaya. Meski begitu, Raline bukanlah gadis yang manja.

Hari ini dia berencana untuk bertemu dengan Alan di kafe tidak jauh dari kantor ayahnya bekerja. Ya, ayahnya bekerja sebagai manajer sebuah perusahaan swasta.

Raline tampak cantik dan manis dengan balutan dress selutut berwarna peach. Ditambah riasan wajah yang natural.

Sambil menunggu Alan, Raline memesan dua cappucino. Tak sabar, dia pun melakukan panggilan telepon pada kekasihnya.

"Aku sudah sampai. Apa kamu masih lama?" Cecar Raline begitu panggilan terhubung.

" "

"Baiklah, jangan lama. Aku tunggu." Panggilan pun terputus.

Tidak lama kemudian Alan datang. Raline pun menyambut kekasihnya itu dengan gembira.

"Kenapa lama sekali. Aku sudah kangen tau." Ucap Raline manja.

"Hehehe maaf ya sayang tadi habis antar ibu ke rumah budhe Warsi." Terang Alan.

"Bagaimana kabar ibu?" Tanya Raline.

"Baik. Ibu nanyain kamu, kapan main ke rumah lagi. Kangen katanya." Jawab Alan.

"Baiklah, libur nanti aku akan mengunjungi ibu. Oiya katanya ada yang mau kamu bicarakan."

"Iya. Senin depan aku mau merantau ke luar kota saja. Disini susah cari kerja. Malu aku ketemu ayahmu kalau belum kerja."

Memang, Alan belum dapat pekerjaan. Ia merasa malu kalau bertemu ayah Raline dan ditanya tentang pekerjaan.

"Apa kamu sudah yakin A'?" Tanya Raline seakan tidak rela ditinggal kekasihnya pergi.

"Lantas kalau bertemu ayahmu dan ditanya kerja dimana, masa iya aku jawab tidak kerja om." Terang Alan.

Hufftt...

Tampak Raline buang nafas berat. Dia sebenarnya berat melepaskan Alan, namun apa boleh buat ini juga untuk masa depan mereka kelak. Setidaknya begitu pemikiran Raline saat ini.

"Baiklah kalau itu keputusanmu. Aku akan selalu mendukung apapun itu A'." Ucap Raline dengan lemah. "Kalau begitu kita ke rumahku dulu ya A', aku kenalkan sama ayah. Biar tenang aku melepas A'a." Lanjut Raline membuat Alan tampak mengernyit.

"Apa tidak bisa ditunda dulu. Aku belum siap bertemu ayahmu, Sayang."

"Ini kesempatan A'a sebelum A'a merantau. Ayolah A'". Bujuk Raline. Bukan tanpa alasan Raline ingin memperkenalkan Alan pada ayahnya.

'Aku berharap ayah merestui hubungan kami. Aamiin.'

🌻🌻🌻

Disinilah mereka saat ini. Di depan rumah Raline. Alan tampak menelan ludah dengan payah. Bagaimana tidak, rumah Raline lebih tepat disebut istana. Berbanding terbalik dengan rumah Alan jauh dari kata layak.

Hal ini membuat nyali Alan menciut. Dia jadi ragu untuk bertemu dengan ayah Raline.

Ya, setelah perdebatan kecil dengan Raline di cafe tadi, Alan memutuskan untuk menemui ayah Raline.

Tetapi, setelah melihat rumah Raline, Alan menjadi ragu. Dia takut akan kemungkinan terburuk. Karena, Alan tahu seperti apa kehidupan orang kaya itu.

Sebelum ini, dia tidak tahu jika Raline benar-benar anak orang kaya, sebab Raline sendiri tidak pernah cerita tentang asal usulnya. Dia hanya tahu ayahnya bekerja di perusahaan ternama di kota ini.

Yang Alan tahu dia sangat mencintai Raline melebihi dirinya, tentu setelah ibunya.

"Sayang, mending tidak usah ya." Tolak Alan pada Raline. Alan benar-benar merasa tidak nyaman. Tetapi juga tidak tega menolak permintaan kekasihnya itu.

"Kenapa A' ? Ini sudah di depan rumah lhoo, masa iya tidak jadi. " Bujuk Raline dengan wajah memelas.

Entah kebetulan yang disengaja atau tidak, ayah Raline terlihat baru pulang dari bekerja. Dari kejauhan tampak mobil ayahnya.

Raline pun menghampiri ayahnya, tidak lupa dia juga mengajak Alan untuk menghampiri sang ayah. Pramudya, ayah Raline pun turun dari mobil. Tak lupa dia memberi kecupan sayang pada putri tersayangnya.

"Anak ayah dari mana heum? " Tanya Pramudya sambil melirik Alan melalui ekor matanya. Tampak Pramudya tidak senang dengan pria disamping putrinya itu. "Ah, ayo kita masuk. Ajak juga temanmu ke dalam." Ucap Pramudya. Tidak mungkin dia membiarkan tamu di luar.

Mereka bertiga pun masuk kedalam rumah. Sekali lagi, Alan tampak kecil disini. Bagian dalam rumah Raline lebih megah dari luarnya. Benar-benar gambaran orang kaya.

"Ayo duduk. Sayang, tolong buatkan minum untuk temanmu ya." Pinta Pramudya setelah mempersilakan Alan duduk tentu setelah beliau duduk juga. Sedang Raline menuju dapur untuk membuatkan minum.

Ibu Raline pun datang menghampiri setelah sebelumnya mendengar suara mobil suaminya datang. Lestari pun ikut bergabung dengan Pramudya duduk di ruang tamu.

Alan hanya diam sambil terus menundukkan kepalanya. Tidak berani bertatap muka dengan Pramudya. Alan terlampau takut dirinya ditolak oleh Pramudya.

Raline pun datang dengan membawa empat gelas minuman. Setelahnya dia pun ikut duduk di samping Alan. Raline berniat ingin mengenalkan Alan sebagai kekasihnya. Namun, sebelum itu terjadi Pramudya sudah terlebih dahulu menanyakan pada Alan tentang latar belakangnya.

"Apa pekerjaanmu Nak? " Tanya Pramudya dengan sopan. Biar bagaimanapun Alan disini adalah tamu yang harus dia hormati meski usianya lebih muda dari Pramudya.

Ditanya tentang pekerjaan membuat Alan gugup bingung harus menjawab apa. Sebelum Alan menjawab, Raline lebih dulu bicara pada ayahnya.

"Ayah, kenalkan dia Alan. Alan kesini mau minta restu ayah da- ..." Belum selesai Raline menjelaskan sudah dipotong terlebih dahulu oleh Pramudya.

"Ayah tanya pada dia, bukan kamu. Jadi diamlah Raline. " Tegas Pramudya. "Apa yang kamu harapkan dari putri saya?" Cecar Pramudya membuat Alan semakin menciut nyalinya.

"Sebelumnya maaf Om, saya kesini ingin meminta restu untuk melamar anak Om sekaligus meminta ijin untuk membawa Raline bertemu dengan ibu saya Om." Jelas Alan terus terang.

"Berapa mahar yang kamu berikan untuk putri saya? "

"Eum, saya hanya punya cinta yang tulus untuk putri Om."

Sebagai orang tua tentu Pramudya ingin yang terbaik untuk putrinya. Apalagi Raline putri satu-satunya. Jelas Pramudya marah mendengar kalimat yang diucapkan pria di depannya ini.

"Apakah kenyang hanya bermodalkan cinta HAH? " Murka Pramudya. Harga dirinya sebagai orang tua merasa dipermainkan. "Sebaiknya angkat kaki dari rumah saya. Kamu tidak diterima disini. Lagipula sebentar lagi Raline akan saya jodohkan dengan laki-laki pilihan saya. Yang pasti dia jauh lebih baik dari kamu. Sekarang keluar dari rumah saya."

Pramudya tidak memberi celah sedikitpun untuk Alan menjelaskan ataupun Raline untuk membela Alan. Hancur sudah harapan Alan hidup bahagia dengan Raline. Hanya karena dia tidak punya apa-apa.

Dengan berat hati Alan melangkah keluar dari rumah Raline. Perasaannya hancur. Hatinya teramat sakit dengan penghinaan Pramudya.

Raline pun berlari keluar mengejar Alan. Ingin menahan Alan agar jangan pergi. "Tunggu A' dengarkan aku dulu. "

Raline berhasil mengejar Alan. Kini mereka saling berhadapan. "Apalagi yang mau kamu jelaskan Al? " Alan pun tidak lagi memanggil Raline dengan sayang, melainkan nama panggilan Raline.

"Kumohon jangan pergi A', ayo kita masuk dan menjelaskan pada ayah. Pasti ayah akan luluh A' "

"Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi Al. Apa yang dikatakan ayahmu benar. Aku tidak pantas untukmu." Ucap Alan dengan suara sedikit bergetar.

"Jangan menyerah A'. Buktikan pada ayah kalau A'a pantas untukku." Raline terus membujuk Alan.

"Tidak Al. Aku menyerah." Pada akhirnya Alan menyerah. Tidak mungkin dia akan menang melawan Ayah Raline yang memiliki segalanya.

"Ini permintaan terakhirku. Kumohon temuilah ibuku untuk terakhir kalinya Al. Setelah itu, aku akan pergi jauh dari hidupmu bersama ibuku. Tapi ingat satu hal Al, kelak jika aku sudah kaya, aku akan merebutmu kembali. Itu janjiku." Setelah mengucapkan itu, Alan pun pergi dari rumah Raline dengan membawa sakit hati yang mendalam.

"Kumohon jangan begini A'. Aku bisa hidup apa adanya asal terus bersamamu hiks..." Raline menangis meratapi kisah cintanya. Dalam hati dia bertekad menutup hatinya untuk laki-laki lain. "Baiklah A' aku akan diam-diam pergi menemui ibu. " ucap Raline sambil mengusap air matanya.

🌻🌻🌻

Hai, kak. Ini adalah karya pertama saya. Mohon dukungannya ya kakak2 semua. Salam kenal dari bumi reog. Terima kasih yang sudah berkenan mampir "bow

1
jumrotun chasanah
Lanjut lagi kak.. Critaanyaa ng ambang gitu. 😔
🍾⃝ Nͩɪᷞᴋͧᴇᷡɴͣ🤎
Sedihh banget si Raline
tefa(♡u♡)
Aku yakin ceritamu bisa membuat banyak pembaca terhibur, semangat terus author!
AKB: terima kasih kak /Kiss/
total 1 replies
NotLiam
❤️ Hanya bisa bilang satu kata: cinta! ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!