Ema harus membayar setimpal dengan apa yang di lakukan oleh bosnya untuk menyelamatkan dua adiknya dari orang tua yang Toxic
Gadis itu berpikir jika dia hanya perlu bekerja lebih keras di perusahaan Grey namun salah pria itu mengincar hal lain dari gadis itu
.
.
Grey tertarik pada Ema gadis sederhana dengan mental kuat, namun latar belakang pria itu membuat dia tidak bisa meresmikan hubungannya menjadikan Ema sebagai kekasih gelapnya
Pria itu harus menikah dengan perempuan sempurna juga
.
.
Bagaimana keputusan Grey? sedangkan Ema yang sudah tersudut oleh keluarga tunangan Grey hingga gadis tu memutuskan akan pergi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Menyebalkan di Kantor
Turn On.
Ema menatap ruangan besar di hadapannya dia di pekerjakan khusus di lantai satu bersama 4 orang rekannya sesuai dengan arahan dari Sebastian gadis itu melakukan pekerjaan itu sesuai dengan yang harapkan
"bagus semua sudah selesai". batin gadis itu sudah selesai membersihkan seluruh ruangan di sana meja dan juga kursi yang berdebu juga sudah di lap dan susun dengan rapi
"Area mu sudah selesai?". tanya seorang wanita berumur bernama Lina yang menjadi ketua dalam bidang kerja mereka, matanya menelisik ruangan pekerjaan gadis itu lalu manggut-manggut puas dengan hasil kerjanya
"Ada lagi kerja yang saya harus lakukan?". Tanya Ema memastikan ingin dia meninggalkan kesan baik di sana
"Semuanya beres, selebihnya tetap bersiap jika ada dari para karyawan yang meminta dibuatkan kopi maka berjaga saja"
"baik Buk"
Gadis itu terjaga di ruangan tempat karyawan sepertinya berkumpul mereka tampak lelah karena membereskan tempat mereka bekerja jadi seorangpun yang mengobrol
Jadi begini rasanya menjadi pelayan di kantor, ini tidak terlalu berat ketimbang harus berdagang dan berkeliling kota ini cocok untuk ku sampai aku lulus nanti. Batin Ema tersenyum hidupnya selangkah lebih baik
"Halo...". Seorang pria menyapa mereka"Tolong buatkan kopi dan antar ke meja ku". Pria itu pergi setelah mengatakan itu
Ema menjadi bingung lalu menatap seniornya
"Biar aku saja Kak, di mana meja beliau berada?". tanya Ema pada mereka, orang-orang itu tampak ragu memberikan tugas pertama ini pada Ema bahkan jika itu hanya membuatkan kopi
Tapi Lina mengangguk dan mempercayakan tugas itu kepada Ema "Meja Beliau berada di baris kedua no 15 namanya Pak Agung dia kariawan paling senior di kantor ini"
"Baik Bu Lina"
Dengan gesit Ema melakukan tugasnya membuatkan kopi dan menaruhnya dengan rapi di atas nampan lalu membawanya keluar hingga seniornya yang merupakan pria muda "Dek di sana mungkin karyawan menyebalkan sudah datang, huh entah kenapa dia di pindahkan ke lantai sini sebaiknya kau berhati-hati karena dia suka mencari gara-gara"
"benar-benar.. dia itu ani-ani besar kepala yang naik jabatan lalu turun lagi karena ketahuan curang oleh atasan". Bela salah seorang wanita bernama Juleha rekan kerjanya
"Hush kalian.. jangan sampai wanita itu mendengarnya habis kalian". tegur Lina pada bawahannya "Pergilah Ema, kau hanya perlu berhati-hati"
"baik Buk"
>>>
"Di mana ya mejanya?". batin Ema mulai menelisik semua fasilitas di sana "Ah itu...". Ema berjalan menuju meja yang sudah dia temukan dan benar ada Agung di sana duduk dan merapikan beberapa dokumen di tangannya
Beberapa karyawan juga berdatangan dan berlalu lalang disana, Ema yang kurang terbiasa dengan situasi ini akhirnya berjalan pelan-pelan untuk menghindari manusia-manusia di sana
Lalu gadis itu mengambil jalan yang paling pinggir untuk menghindari orang-orang yang berlalu lalang di sana
Hingga seorang wanita dengan make up yang tebal berjalan ke arahnya, wanita itu mengibaskan rambutnya dan menggadeng tas mewahnya
"Haduh... kakak ini jalan terlalu pinggir sebaiknya aku berhenti sampai dia lewat...". gadis itu menunggu wanita yang asik mengobrol dengan rekannya sambil berjalan itu
"Siss... ini tas ori loh, sangat mahal..."
"beneran nez... cih barang-barang mu selalu mahal dapat dari mana sih...?". tanya rekan wanita itu lagi
"tentu dari pacar aku dong... dia kaya banget!". mereka tampak mengobrol dengan ceria satu sama lain tanpa mempedulika orang sekitar yang risih dengan percakapan mereka
Sampai dia berdekatan dengan Ema wanita yang bicara dengan centil itu membuka tasnya hendak memamerkan tas nya pada temannya itu tanpa menyadari ada Ema di belakangnya
'Ahk!!". Teriak wanita itu merasakan panas yang menjalar di kakinya "Sakit..!". teriak wanita itu memeriksa kakinya
"Inez kau tidak apa?". Tanya rekannya lalu menatap Ema yang gelagapan
"Maaf kak... saya tidak sengaja, saya..."
"Heh kampung!". Teriak Inez penuh amarah "Hah OG baru ternyata! kau tidak lihat apa yang kau perbuat huh!?"
"ta...tapi saya tidak melakukan apapun... kakak yang....".
"Ish kau sudah melukai ku, lihat apa yang kau lakukan pada sepatu mahal ku! gaji mu setahun tidak akan cukup untuk membayarnya, kau mengerti!?"
"Maaf kak, tapi saya sungguh tidak sengaja". Ema menunduk meminta maaf tapi sepertinya wanita di depannya itu tampak marah besar
Hingga Lina dan Ob lain datang membantu Ema, Lina yang tadi sudah memantau kejadian tadi langsung menunduk hormat
"maaf Mba Inez dia karyawan baru dan masih muda dan lagi dia tidak sengaja mohon maafkan dia". Ucap Lina ikut menunduk
"Aku tidak mau tahu Lina, lihat apa yang terjadi pada kaki dan sepatu ku...". Inez menatap benci pada Ema "Hurggh sudah lah orang miskin seperti mu tidak akan mampu membayarnya, jadi lap kaki ku sampai bersih juga sepatu ku!"
"Mba Inez jika kau menyucinya di kamar mandi akan lebih bersih dan cepat selesai ...".Lina merasa tidak suka dengan wanita di depan sana
"Ini bukan urusan mu Lina, kau berkomentar lagi lihat apa yang kulakukan pada mu! ingat jabatan mu itu hanya pelayan di sini!"
"maaf mba..saya hanya membantu Ema dan dia tidak salah". Lina akhirnya menunduk dia tahu orang dalam yang berhubungan gelap dengan Inez dan diapun tidak ingin kena ulah wanita itu nantinya
"Dan kau cepat lap kaki ku, yang bersih juga lantainya karena ulah mu jadi kotor semua kan"
Ah turuti saja, ini hari pertama ku aku tidak membuat yang lain kena imbas. Batin Ema menatap sesaat lalu dengan cepat mengambil tisu
Gadis itu berjongkok menyentuh kaki Inez lalu mengelapnya dengan hati-hati sampai semua karyawan di sana terdiam dan beberapa karyawan lainnya berdiri
"Inez... ada pak Grey!".
****
Turn Off
Lina menepuk pundak Ema saat mereka berlima berada di dapur mereka saling menghela nafas dan menatap satu sama lan dengan helaan yang kasar
"Untung Pak Grey datang pada waktunya, si Inez tidak akan berani bertingkah...". Ucap Lina sambil menepuk pundak Ema "Kau sudah melakukan hal baik Ema, padahal kau karyawan baru"
"Saya hanya melakukan tugas saya bu". ucap Ema
Lalu Juleha memotong pembicaraan mereka, wanita paruh bayah itu handal menggibah langsung menjadikan inez yang dia benci sebagai objek
"Inez ani-ani itu ku harap di sudah resmi putus dengan pria tua gendut itu". Juleha melipat tangannya "Dia itu pintar sekali menggoda, untungnya pria tua itu tidak bekerja di departemen ini kalau tidak ya susah".
"Ema tampak dia dia tidak tahu apapun samapi Juleha melanjutkan ceritanya
"Dulu dia terkenal memanfaatkan atasan yang kegatelan untuk mendapatkan posisi bagus, ya kabarnya dia dulu hampir menjadi sekertaris tapi untungnya tidak jadi bisa apes satu perusahaan ini"
"Hmm...benar, wanita itu sangat menyebalkan entah kapan dia akan di pecat aku muak dengan nya". ucap Irwan yang juga kena apez karena Inez "Dan Ema.. tetaplah hati-hati dengan wanita itu siapa tahu dia akan bertingkah lagi"
"Baiklah kak". ucap ema mengerti
.
.
.
Menjelang sore hari semua karyawan bersiap untuk pulang di lantai atas seorang pria meregangkan seluruh tubuhnya yang kaku karena berhadapan dengan pekerjaan nya selama berjam-jam
"Huh aku ingin bermain pocket..dan minum wine"
"itu bagus mereka sudah menyiapkan semuanya, aku memberi tahu kau akan datang hari ini"
"baguslah aku sudah muak dengan semua ini"
"bersiaplah...". ucap Neon membereskan sisa pekerjaanya
Kedua orang itu turun ke lantai bawah beberapa karyawan sudah pulang dan beberapa karyawan lainnya yang lebur menunduk hormat kepada pimpinan mereka
Seperti biasa Grey kembali mengedarkan padangannya memeriksa jika semuanya baik seperti yang dia inginkan
Beberapa OB masih berada di sana membersihkan meja untuk mempermudah pekerjaan mereka besok
"Aduh..". Seorang gadis terpeleset di depan mereka, Neon dengan sigap membantu orang itu
"Kau lagi... gadis kecil, kenapa kau belum pulang Ema".
"Ah maaf pak!". Ema langsung sigap berdiri "Saya hanya membersihkan sisa berkas sebelum pulang pak". ucap gadis itu terbata tidak berani menatap dua orang pria di depannya
"begitu ternyata kau rajin sekali...". Puji Neon "Dan kau sangat kecil....dan pendek"
Ema menatap dua pria yang menjulang tinggi di hadapannya, bukan salahnya yang kecil tapi dua pria itu yang terlalu tinggi . Pendek ku masih wajar, kalian orang pertama yang mengejek ku kecil dan pendek
"hahaha kau tampak tidak suka di sebut seperti itu ya.... ya itu terlihat dari wajah mu, kalau begitu pulanglah.. kau masih harus mengurus adik-adik mukan"
"A..anda tahu?".
"ya Sebastian memberi tahu ku"
Ema terdiam, Neon mengusap kepalanya lalu pergi dari hadapannya meninggalkan dirinya sendiri di sana dengan berkas-berkas yang sudah tidak di pakai di tangannya
"dua orang itu sangat tinggi, sepertinya mereka 190 cm lebih ya.."
novel ini itu sangat menarik. aku suka bgt sama novel ini
semangat kak buat episode selanjutnya
baca juga novel aku judul nya istri kecil tuan mafia /Smile//Smile/