NovelToon NovelToon
Zehya The Misterius Painter

Zehya The Misterius Painter

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Cerai / Kaya Raya / Keluarga / Putri asli/palsu
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: yunacana

Cinta yang datang dan menetap di relung hati yang paling dalam tanpa aba-aba. Tanpa permisi, dan menguasai seluruh bilik dalam hati. Kehadiran dirimu telah menjadi kebutuhan untukku. Seolah duniaku hanya berpusat padamu.

Zehya, seorang gadis yang harus bertahan hidup seorang diri di kota yang asing setelah kedua orang tuanya berpisah. Ayah dan ibunya pergi meninggalkan nya begitu saja. Seolah Zehya adalah benda yang sudah habis masa aktifnya. Dunianya berubah dalam sekejap. Ayahnya, cinta pertama dalam hidupnya, sosok raja bagi dunia kecilnya, justru menjadi sumber kehancuran baginya. Ayahnya yang begitu sempurna ternyata memiliki wanita lain selain ibunya. sang ibu yang mengetahui cinta lain dari ayahnyapun memutuskan untuk berpisah, dan yang lebih mengejutkan lagi, ternyata Zehya bukanlah anak kandung dari wanita yang selama ini Zehya panggil ibu.

Siapakah ibu kandung Zehya?

yuk, ikuti terus perjalanan Zehya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yunacana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dimana aku?

Mobil yang membawa Zehya melaju meninggalkan kota Jakarta. Melintasi perjalanan yang cukup jauh. Sudah semalaman suntuk, namun mobil itu belum juga tiba di tempat tujuan. Jari jemari Zehya bergerak. Kelopak matanya mulai terbuka, memperlihatkan dua pasang manik mata yang indah dan cerah.

Goyangan dari gesekan roda dan aspal membuatnya tidak nyaman. Setelah benar-benar sadar. Zehya segera mendudukkan dirinya, namun karena mobil yang terus bergerak membuatnya terjungkal kedepan dan kepalanya terbentur pinggiran kotak kayu, mengakibatkan dahinya terluka.

" Aduuh...!" Pekiknya, tangan mungilnya meraba dahinya yang terluka, dan alangkah terkejutnya dia saat mendapati ada cairan kental berwarna merah yang keluar dari luka di dahinya.

" Ish... sepertinya aku berdarah... hiks... hiks... sakit... Ayah, Buna, dimana aku sekarang? kenapa bergoyang-goyang? dan kenapa gelap... Dingin juga... hiks... hiks..."

Gadis kecil itu menangis untuk waktu yang lama, hingga suara nyaring dari perutnya berbunyi.

" Kalian lapar, ya? tunggu sebentar, ya... Aku akan cari makanan" ujarnya sambil mengelus perut buncitnya. Hidung kecilnya mencium aroma manis dari buah-buah yang ada di atas mobil. Walau gelap, tapi Zehya bisa meraba sekitarnya.

Gadis kecil kecil yang di didik dengan logika itu mampu berpikir walau sederhana, sesuai dengan usianya. Lapar? ya cari makan, bukan menangis. Jemari Mungilnya menyentuh permukaan kulit mangga, wajahnya berubah semangat. Gadis kecil yang takut kurus, karena kalo kurus bisa mati itu, mengerahkan semangatnya untuk mengambil buah mangga yang ada di dalam kotak.

Beruntung, Buah mangga yang berukuran sangat besar untuk ukuran tangannya berhasil dia ambil dengan susah payah. Mata bulatnya memperhatikan buah di tangannya. Cahaya seukuran jari yang menembus dari terpal yang bolong memudahkannya untuk melihat buah mangga itu dengan lumayan jelas, walau sering buram karena kendaraan yang bergerak membuat cahaya yang masuk sering timbul tenggelam.

" Biasanya aku tinggal makan, kalo aku gigit langsung, bisa tidak ya? " gumam Zehya. Ditengah kegalauannya suara demo dari perutnya memaksanya untuk segera memakan buah itu. Akhirnya Zehya menggigitnya. Zehya mengernyit, namun terus mengunyah daging buah dan kulitnya tanpa protes.

" Seharusnya kulitnya aku lepeh" Setelah itu, Zehya hanya memakan daging buahnya saja. Entah karena lapar atau rasanya yang manis dan segar, Zehya menghabiskan satu buah mangga berukuran besar itu dengan cepat. Zehya membersihkan wajah dan tangannya dengan rok yang dia kenakan. Gadis kecil itu kembali terlelap, rasa lelah dan sakit di dahinya membuat dia kembali terlena dalam alam bawah sadarnya.

Lima menit? Satu jam? Atau begitulah rasanya, Zehya terbangun dari tidur tak nyamannya saat teriakan seorang lelaki memekakkan telinganya. Matanya mengerjap pelan, menerima cahaya terang yang menyapanya.

" Aaaaargh!" Sang sopir yang pertama kali menemukan sosok Zehya yang berlumuran darah di bagian wajahnya, dan baju yang sangat kotor tak mampu bersikap tenang. Bagaimana mungkin dia bisa tenang jika menemukan hal seperti itu di dalam muatan yang dia bawa. Sedang kemarin dia sudah memastikan bahwa barang bawaannya sempurna.

Teriakan dari supir mobil itu mengambil alih atensi si pemilik rumah yang memesan berbagai macam buah yang dia bawa. Lelaki tua berusia lima puluh tiga tahun dengan perawatan tinggi dan gagah itu menghampiri sang supir, melihat keadaan dan berkata dengan serius.

" Ya Tuhan... Nak. Apa kamu baik-baik saja?" Tanya lelaki berwajah teduh itu pada Zehya. Zehya yang menahan tangisnya sejak dia sadar justru menangis sejadi-jadinya. Sang lelaki tua merasa iba. Tangannya yang masih kokoh dan kekar itu meraih tubuh mungil Zehya dan membawanya dalam dekapan hangatnya.

" Tenanglah... kamu aman sekarang. Grandpa ini akan menjagamu." Elusan lembut dan kehangatan yang dia rasakan membuat tangis Zehya sedikit mereda. menyisakan isak tangis yang memilukan. Semua pegawai yang menyaksikan kejadian itu turut menangis. Entah mengapa, Suara isak dari gadis itu menyayat hati mereka.

" hiks... hiks... sakit" Rengek Zehya sembari menunjuk dahinya yang terdapat luka dengan darah yang mengering. Lelaki yang menggendongnya segera membawa gadis itu masuk ke kediamannya.

" Urus semua yang ada disini, aku akan membawanya bersamaku." Ujar sang lelaki kepada asistennya.

" Tunggu sebentar, lukamu akan diobati". Zehya mengangguk dalam isakannya.

Zehya mendapat kan perawatan dari lelaki tua itu, setelah itu Zehya juga di bantu untuk mandi dan berganti pakaian dengan pakaian anak laki-laki oleh seorang pelayan wanita yang juga memperlakukannya dengan baik.

Kini Zehya sedang duduk di sebuah ruangan bernuansa coklat dengan perabot dan bangunan dari kayu. Di depannya sudah ada lelaki tua yang menolongnya dan seorang anak lelaki berusia dua tahun di atasnya.

Zehya memandangi kedua lelaki berbeda usia itu dengan serius. Sedang lelaki kecil di depannya mengamati sosok cantik dan menggemaskan Zehya dengan penuh minat.

" Panggil aku dengan Grandpa Aga, dan panggil dia kak Zain. Dia cucu Grandpa." Lelaki tua bernama Agatha, atau biasa di panggil Aga itu memulai percakapan. Bola mata Zehya yang bulat dan waspada itu menatap Aga dan cucunya, sebelum membalas salam perkenalan dari Aga.

" Zehya, namaku Zehya."

Suara jernih Zehya menggelitik pendengaran Zain. Lelaki kecil itu tersenyum dan mengulur kan tangannya.

" Senang bertemu denganmu, Zehya." Zehya dengan ragu menerima uluran tangan itu, setelah menyentuh tangan Zain yang hangat, Zehya tersenyum. Senyum yang amat manis.

" Zehya, kamu ingat apa yang terjadi padamu?".

Zehya menganggukkan kepalanya dan bercerita apa saja yang masih bisa dia ingat pada Aga. Semua, tanpa terkecuali. Aga yang mendengarkan cerita itu terkejut bukan kepalang. Sebuah dugaan muncul di benaknya. Aga menunggu hingga Zehya selesai bercerita sebelum dia bertanya.

" Zehya, apa Zenata adalah nama opamu, Nak?" Mendengar pertanyaan Aga, Zehya melompat dari duduknya. Matanya berbinar. Ketakutannya karena tidak bisa kembali pulang sirna.

" Iya Grandpa. Nama Opa Zenata!" Jawab Zehya semangat. Aga yang mendengar jawaban Zehya segera meraih tubuh Zehya dan memeluknya dengan erat.

" Syukurlah... Syukurlah kamu selamat, nak.. Syukurlah, kamu datang di tempat yang tepat."

Zehya hanya mengerjapkan matanya, tidak paham apa yang sebenarnya terjadi padanya. Sedangkan Zain, dia mengawasi mereka berdua dengan wajah datarnya.

1
Titi Matul Hayati
masih ada beberapa kesalahan penulisan. tapi selebihnya baik. semangaaat
Sea
bahasanya bagus . alur nya mudah di pahami , dan karakternya jelas. saya sangat menyukai nya ...
yunacana: Terimakasih^^
kata-katamu memberikan motivasi untuk ku. ^^
total 1 replies
Sarah
Tidak sabar lanjut baca
yunacana: Setiap hari akan ada bab baru, selamat membaca/Smirk/
total 1 replies
Kazuo
Aku suka karakternya, semoga bisa jadi buku cetak!
yunacana: aamiin... terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!