Dalam menggapai cita citanya menjadi seorang Kultivator dengan kultivasi yang tinggi, Yan lan dengan sekuat tenaga terus berlatih dan pada akhirnya dia menjadi kultivator yang tak tertandingi di Benua Permata Hijau.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lazuardi aqbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Prampok tangan besi
Di depan rumah makan nampak beberapa orang memperhatikan kedatangan Yan Lan. Yan Lan memasuki rumah makan tersebut tanpa memperdulikan orang orang yang menatap ke arahnya.
Seorang pelayan datang menghampiri Yan Lan.
"Tuan muda ini adalah daftar menu makanan yang ada di rumah makan ini, silahkan tuan muda memesannya," ucap seorang pelayan wanita.
Yan Lan memperhatikan menu makanan yang ada di atas meja dan mulai memesannya.
"Saya pesan sup ikan dan beberapa kue kering, untuk minumnya saya minta air putih saja," jawab Yan Lan.
Yan Lan memperhatikan sekelilingnya, nampak beberapa orang membawa golok dengan wajah bengis sedang duduk di meja makan yang lain.
Tak berapa lama pesanan Yan Lan datang.
Yan Lan memakan makanannya tanpa memperdulikan orang orang yang ada di sekelilingnya, selesai makan Yan Lan duduk santai untuk menikmati sepiring kue kering manis yang tersaji di atas meja.
Yan Lan membayangkan wajah Yan Ling wanita yang selalu menemani hari harinya sewaktu di dalam klan Glasier, selain ceria dan baik hati, Yan Ling juga suka dengan kue kring manis seperti yang ada di hadapannya ini.
"Bagai mana kabarmu sekarang Ling er? batin Yan Lan.
Beberapa orang datang menghampiri meja Yan Lan dan ikut duduk di meja makan yang di tempati oleh Yan Lan berada. Salah seorang dari mereka menaruh golok besar diatas meja dengan kasar.
"Anak muda serahkan semua harta benda berharga mu!!, kalau tak ingin nyawamu melayang!!" ucap salah satu dari mereka.
Yan Lan tak menggubris perkataan orang tersebut, Yan Lan asyik sendiri menikmati kue keringnya.
"Ketua Ye lebih baik kita bereskan saja pemuda ini, untuk apa berbelas kasih padanya," bisik salah seorang dari mereka ketelinga ketua Ye.
Yan Lan memperhatikan orang yang di sebut ke tua Ye itu. "Ternyata dia merupakan kultivator dengan tingkat kultivasi Qi Awan bintang 1," batin Yan Lan.
"Apa kau tak mendengarnya anak muda!? apa harus nyawamu yang melayang??" tanya ketua Ye.
Yan Lan bangkit berdiri kemudian melangkah keluar dari rumah makan.
Di depan rumah makan, Yan Lan di hadang oleh anak buah ketua Ye dengan pedang terhunus, sorot mata mereka seperti ingin menelan hidup hidup tubuh Yan Lan.
"Aku tidak punya urusan dengan kalian semua, jadi jangan halangi jalanku!!," hardik Yan Lan.
Merasa tak di hargai, ketua Ye yang merupakan ketua kelompok perampok tangan besi yang sangat di takuti oleh para saudagar dan kelompok tertentu yang ingin masuk ke kota Angin, langsung menyerang Yan Lan dari belakang dengan menggunakan cakar besinya ke bagian kepala dan punggung Yan Lan.
Yan Lan segera memutar tubuhnya dan melakukan sedikit gerakan menghindar, alhasil serangan yang di lakukan oleh ketua Ye luput dari sasaran.
Ketua Ye menyuruh seluruh anak buahnya agar menjauh karena ketua Ye sendiri yang akan meringkus Yan Lan.
Pertempuran kembali terjadi di luar rumah makan. Ketua Ye kembali menyerang Yan Lan dengan jurus jurus andalannya di mana cakar besinya terlihat seperti cakar elang yang sedang memburu dan menerkam mangsanya.
Yan Lan mengimbangi setiap serangan yang di lancarkan oleh ketua Ye dengan sangat sempurna, hingga tak ada satupun serangan dari ketua Ye yang sanggup melukainya.
Ketua Ye merasa dirinya sedang di permainkan oleh seorang anak ingusan, langsung memusatkan energi Qi di dalam Dantian, dan menyalurkan lewat Merindian, guna membangkitkan binatang roh yang ada di dalam tubuhnya.
Tubuh ketua Ye tiba tiba saja berubah, sayap hitam muncul di sisi kiri dan kanannya, tampak kini bayangan seekor elang hitam yang telah menyatu dengan tubuhnya begitu sangat menyeramkan.
"Sambaran raja elang hitam"
Ketua Ye terbang mengudara, dan dengan kecepatan yang sukar di lihat oleh mata biasa dia menukik tajam ke arah Yan lan sambil mengarahkan cakar besinya ke arah tubuh Yan Lan berada.
"Aku akan mencoba melihat seluruh gerakannya dengan menggunakan mata langitku," batin Yan Lan.
"Mata langit "
Di sela sela kedua mata Yan Lan, muncul sebuah mata yang sangat samar, yang hanya bisa di lihat oleh para kultivator di tingkat saint ke atas.
Dengan bantuan mata langit yang di milikinya Yan Lan berhasil melihat serangan dari ketua Ye, dan dengan mudah Yan Lan menghindari serangan ketua Ye tersebut sambil membalasnya dengan 1 pukulan tangan kosong yang di aliri satu energi Qi tingkat awan ke perut ketua Ye.
Alhasil ketua Ye terhempas jatuh ketanah dengan perut yang membiru, matanya melotot karena menahan rasa sakit yang teramat sangat, para anak buahnya segera menghampiri ketuanya dan setelah beberapa saat kemudian, di ketahui ketua Ye telah menghembuskan nafas terakhir nya.
Anak buah perampok tangan besi tak percaya kalau ketuanya mati di tangan seorang anak ingusan, dengan amarah yang meluap luap anak buah ketua Ye segera menyerang Yan Lan dengan membabi buta.
Yan Lan yang merasa desa ini selalu di tindas oleh kelompok ini, segera mengambil tindakan tegas dengan membunuh mereka semua. Mayat bergelimpangan di sana sini akibat serangan yang di lancarkan oleh Yan Lan, tak ada satupun kelompok perampok tangan besi yang di biarkan hidup olehnya.
Kepala desa yang juga merupakan pemilik rumah makan, datang menghampiri Yan Lan.
"Terimakasih tuan muda, anda telah membebaskan kami dari para perampok yang setiap saat datang menjarah harta benda dan anak gadis desa kami," ucap kepala desa.
Yan Lan tersenyum kepada kepala desa dan berkata "Setiap perbuatan keji dan keserakahan, pasti akan mendapatkan ganjaran yang setimpal".
"Paman aku minta tolong agar paman dan warga desa, bisa mengurus semua mayat mayat ini," ucap Yan Lan kembali.
"Pasti tuan muda, kami akan mengurus mayat mereka semua, silahkan tuan muda untuk beristirahat dahulu di rumah saya," jawab kepala desa.
"Terimakasih atas tawaran paman, saya mau melanjutkan perjalanan saya menuju kota terdekat dari sini," jawab Yan Lan.
"Oh ya paman, apa paman mengetahui kota terdekat dari desa ini?" tanya Yan Lan.
"Kota terdekat dari sini berada di bagian selatan desa ini, kota itu bernama kota Angin yang merupakan kekuasaan dari klan Zhao sejak dahulu, kalau tuan muda ingin kesana saya akan menemani tuan muda, sambil membawa beberapa kerajinan warga desa untuk di jual di sana, karena untuk masuk dengan mudah ke kota angin memerlukan pengenal seperti lencana yang saya miliki ini," jawab kepala desa sambil menunjukkan lencananya.
Yan Lan terdiam, dia seperti memikirkan sesuatu.
Kepala desa tau kalau Yan Lan ingin segera ke kota angin, diapun merespon diamnya anak muda yang ada di depannya.
"Kalau tuan muda mau, malam ini kita berangkat kesana dan kalau tak ada halangan besok pagi kita sudah berada di sana," ucap kepala desa.
Yan Lan menyetujui usul yang di berikan kepala desa, untuk berangkat malam ini ke kota angin.
tar di alam dewa nambah lagi
lanjuuuuuut