NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Tersiksa

Pembalasan Istri Tersiksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor jahat / Menantu Pria/matrilokal / Penyesalan Suami / Selingkuh / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: BI STORY

MONSTER KEJAM itulah yang Rahayu pikirkan tentang Andika, suaminya yang tampan namun red flag habis-habisan, tukang pukul kasar, dan ahli sandiwara. Ketika maut hampir saja merenggut nyawa Rahayu di sebuah puncak, Rahayu diselamatkan oleh seseorang yang akan membantunya membalas orang-orang yang selama ini menginjak-injak dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BI STORY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perhatian Rahayu

Andika terbaring lemah di atas ranjang king size yang biasanya terasa begitu angkuh, namun kini hanya menjadi tempat perlindungan bagi tubuhnya yang remuk.

Kamar itu terasa sangat tenang, hanya ada suara detak jam dinding dan napas Andika yang berat. Suhu tubuhnya melonjak tinggi, ia merasa seolah-olah sedang dipanggang hidup-hidup dari dalam, namun di saat yang sama, rasa menggigil yang ekstrem membuatnya gemetar di bawah selimut tebal.

​Rahayu duduk dengan tenang di sisi tempat tidur. Sebuah baskom berisi air hangat diletakkan di atas nakas. Dengan gerakan yang sangat telaten dan lembut, ia memeras kain kompres, lalu menempelkannya ke dahi Andika.

​"Masih sangat panas," bisik Rahayu lembut, suaranya terdengar seperti melodi yang menenangkan di tengah rasa sakit Andika.

​Andika membuka matanya sedikit. Pandangannya kabur karena air mata yang menggenang akibat suhu tubuh yang tinggi. Di tengah rasa "masuk angin" yang hebat perut mual, punggung pegal, dan sendi yang seolah lepas ia menatap wajah Rahayu.

Istrinya itu tampak begitu tulus. Rambutnya yang rapi dan ekspresinya yang datar namun perhatian membuatnya terlihat seperti malaikat penolong.

​"Makasih... Ra," gumam Andika parau.

​Andika memaksakan sebuah senyuman kecil di bibirnya yang pucat. Rasa gengsi yang biasanya setinggi langit kini meluruh, terkalahkan oleh rasa butuh akan kasih sayang.

Ia merasa aman. Dia memang hanya wanita buta yang rapuh, pikir Andika dalam hati. Semalam itu pasti hanya reaksi spontan karena dia ketakutan. Lihat sekarang, dia tetap kembali menjadi anjingku yang penurut.

​Kepercayaan diri Andika mulai tumbuh kembali di tengah kerapuhannya. Ia merasa tetap memegang kendali karena yakin Rahayu tidak tahu seberapa hancur harga dirinya semalam.

​"Aku nggak apa-apa, Ra... cuma butuh istirahat bentar," ucap Andika lagi, berusaha terdengar kuat meskipun suaranya bergetar.

​Rahayu tidak menjawab dengan kata-kata. Ia hanya kembali mengambil kain dari dahi Andika, mencelupkannya lagi ke air hangat, dan memerasnya.

​"Tidurlah, Mas," ujar Rahayu sambil mengusap rambut Andika dengan jari-jarinya yang dingin.

"Aku akan menjagamu. Aku gak akan membiarkanmu pergi ke mana pun dalam kondisi seperti ini."

​Andika benar-benar memejamkan mata, membiarkan dirinya terhanyut dalam perhatian misterius itu. Di balik matanya yang tertutup, Andika tersenyum puas, merasa telah berhasil menjinakkan kembali anjing betina yang sempat mengamuk semalam.

​Sementara itu, Rahayu tetap diam, menatap lurus ke arah wajah suaminya yang malang dengan tatapan kosong.

​Rahayu tetap mengusap rambut Andika hingga napas pria itu mulai teratur dan berat, tanda ia telah jatuh ke dalam tidur yang dalam. Senyum puas di bibir Andika yang pucat tampak begitu ironis di mata Rahayu sebuah senyum dari seseorang yang merasa menang, padahal pondasi dunianya sedang digerogoti dari bawah.

​Rahayu bangkit berdiri tanpa suara. Meski kedua matanya menatap kosong, ia bergerak dengan presisi yang menakutkan di dalam kamar itu. Ia meraih ponsel lipat dari saku daster sutranya, jarinya meraba deretan tombol fisik yang sudah ia hafal di luar kepala.

​Ia menekan satu tombol pintasan. Panggilan tersambung.

​"Halo, Dokter Gunawan?" suara Rahayu datar, tak ada lagi nada lembut yang tadi ia gunakan untuk menidurkan Andika.

​"Ya, Mba Rahayu? Ada yang bisa saya bantu? Jarang sekali Anda menelepon pagi-pagi begini," jawab suara pria paruh baya di seberang telepon, dokter langganan keluarga besar mereka yang sangat menjaga privasi.

​"Mas Andika sakit. Demam tinggi, mual, dan seluruh sendinya kaku. Sepertinya kelelahan yang luar biasa... atau mungkin tekanan batin yang bermanifestasi ke fisik," Rahayu menjeda kalimatnya, sudut bibirnya sedikit terangkat.

"Bisakah Dokter datang ke mansion baru saya sekarang? Saya ingin Dokter memberikan perawatan terbaik agar dia tidak bisa turun dari ranjang untuk beberapa hari ke depan."

​Ada keheningan sejenak di seberang sana. Dokter Gunawan tahu persis dinamika kekuasaan di rumah itu, atau setidaknya, ia tahu siapa yang sebenarnya memegang kendali atas aset keluarga belakangan ini​

"Saya mengerti, Mba. Saya akan tiba secepatnya."

​Rahayu menutup teleponnya. Ia berjalan kembali ke sisi tempat tidur, mendengarkan detak jam dinding yang seirama dengan denyut nadinya yang dingin. Ia membungkuk, mendekatkan wajahnya ke telinga Andika, membisikkan kata-kata yang tidak akan pernah didengar oleh pria yang sedang bermimpi itu.

​"Kamu pikir aku anjing yang kembali penurut, Mas?" Aku bukan wanita lemah Mas! Kebutaan yang aku alami, menjadikanku lebih tangguh."

BEBERAPA SAAT KEMUDIAN

​Rahayu menegakkan punggungnya saat mendengar suara mobil Dokter Gunawan memasuki halaman mansion.

Suara langkah kaki yang teratur di atas lantai marmer menandakan kedatangan Dokter Gunawan. Rahayu menyambutnya di depan pintu kamar dengan wajah tenang, seolah tidak terjadi ketegangan apa pun sebelumnya.

​"Silakan masuk, Dokter. Dia ada di sana," ucap Rahayu datar sembari menunjuk ke arah ranjang.

​Andika terusik dari tidurnya. Kelopak matanya terasa seberat timah saat ia mencoba membukanya. Hal pertama yang ia tangkap adalah bayangan putih yang bergerak di dekatnya Dokter Gunawan dan sosok Rahayu yang berdiri mematung di sudut ruangan seperti bayangan yang mengawasi.

​"Ah, Dokter..." Andika mencoba duduk, namun rasa nyeri yang tajam menusuk tulang belakangnya, memaksanya kembali terhempas ke bantal.

"Kenapa... kenapa Dokter di sini?"

​"Istri Anda sangat khawatir, Pak Andika," jawab Dokter Gunawan sambil mulai memasang stetoskop di dadanya.

"Suhu tubuh Anda 39,5 derajat. Detak jantung Anda juga terlalu cepat untuk seseorang yang hanya sekadar 'kelelahan'."

​Andika melirik ke arah Rahayu. Rasa bangganya terusik karena terlihat lemah di depan orang asing, namun ia juga merasa tersanjung. Apa dia benar-benar mengkhawatirkan aku, pikir Andika, mencoba memvalidasi egonya sendiri.

​Dokter Gunawan melakukan pemeriksaan menyeluruh. Ia menekan beberapa bagian perut Andika yang membuat pria itu meringis kesakitan, lalu memeriksa refleks saraf di kaki dan tangannya.

Sepanjang pemeriksaan, Rahayu hanya diam, namun Andika bisa merasakan seolah-olah "tatapan" wanita buta itu menembus kulitnya.

​"Bagaimana, Dok?" tanya Rahayu, memecah keheningan.

​Dokter Gunawan menghela napas, melepaskan sarung tangan medisnya.

"Ini kombinasi dari infeksi virus yang cukup berat dan stres akut, Pak Andika. Tubuh Anda sudah mencapai batasnya. Jika Anda memaksakan diri untuk bekerja atau bahkan sekadar turun dari ranjang, risikonya adalah kolaps total."

​"Tapi saya ada rapat penting lusa..." potong Andika parau.

​"Tidak ada rapat, tidak ada HP, dan tidak ada perjalanan," tegas Dokter Gunawan dengan nada yang tidak bisa dibantah.

"Saya akan menyuntikkan obat pereda nyeri dan meminumkan obat penurun panas sekarang. Saya juga sudah meresepkan dosis obat yang cukup kuat. Anda harus istirahat total, setidaknya selama tiga sampai empat hari ke depan. Jangan coba-coba untuk berdiri sebelum saya kembali memeriksa Anda."

​Dokter itu kemudian menoleh ke arah Rahayu.

"Mba Rahayu, saya percayakan pengawasan obatnya kepada Anda. Pastikan dia tidak memikirkan urusan luar."

​"Tentu, Dokter. Saya akan memastikan Mas Andika mendapatkan istirahat yang sangat berkualitas," jawab Rahayu dengan nada yang sangat sopan.

​Setelah Dokter Gunawan memberikan suntikan dan berpamitan, kamar itu kembali ke hening yang mencekam.

Andika merasakan zat kimia mulai bekerja di dalam aliran darahnya. Kepalanya terasa ringan, otot-ototnya yang tadi kaku mulai melemas.

​Rahayu mendekat, duduk kembali di sisi ranjang setelah pintu kamar tertutup rapat.

​"Dengar sendiri kan, Mas?" bisik Rahayu.

Tangannya yang dingin kembali membelai dahi Andika.

"Dokter bilang kamu gak boleh ke mana-mana. Kamu aman di sini, di bawah pengawasanku."

​Andika ingin menjawab, ingin mengatakan bahwa ia masih sanggup memimpin perusahaan dari ranjang, namun lidahnya terasa kelu. Matanya mulai memberat. Dalam pandangannya yang kian menggelap, ia melihat siluet Rahayu yang samar.

​Untuk pertama kalinya, rasa aman yang tadi ia rasakan berubah menjadi rasa gengsi yang samar. Ia merasa seperti singa yang terluka, yang baru saja menyerahkan dirinya sendiri masuk ke dalam kandang yang dikunci rapat oleh seseorang yang selama ini ia remehkan.

​"Istirahatlah, Mas... dunia luar gak akan merindukanmu sesering itu," gumam Rahayu sebelum Andika benar-benar jatuh ke kegelapan efek samping obat dokter.

BERSAMBUNG

1
Ariany Sudjana
ini ga ada ceritanya gimana agung bisa menemukan Rahayu? tahu-tahu Rahayu sudah sadar dari koma
Ariany Sudjana: maksudnya saya gimana mulanya sampai agung ketemu Rahayu? kan Rahayu dibuang ke sungai, yang katanya banyak buaya, apa pas agung lewat, jadi ditolong sama agung? atau gimana? itu yang saya masih ga ngerti, tahu-tahu Rahayu bangun dari koma
total 2 replies
Anonymous
makin seru thor pembalasan dendam dimulai
Ara putri
semangat nulisnya kak.
jangan lupa mampir juga keceritaku PENJELAJAH WAKTU HIDUP DIZAMAN AJAIB🙏
Ariany Sudjana
semoga ada yang datang menyelamatkan Rahayu dan pak Rio
Ariany Sudjana
he citra kamu beneran yah iblis berwujud manusia, sudah jelas kamu salah, masih juga mau berkelit dan mau membunuh pak Rio, jangan coba-coba kamu yah citra. sudah pa Rio bawa saja semua orang yang terlibat dalam penganiayaan Rahayu, biar hukum dunia bawah yang bertindak
Anonymous
makin gregetan thor
Ariany Sudjana
mampus kalian Andika dan citra, siap-siap saja kalian menghadapi papanya Rahayu
Anonymous
apa yg akan terjadi selanjutnya😍
Anonymous
seruu
Anonymous
mkin seru👍
Anonymous
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!