Klarissa anak kandung dari keluarga yang cukup kaya raya, namun sejak sepupunya datang dan di angkat sebagai anak angkat oleh kedua orang tuanya, Klarissa Tersisikan.
Kedua orang tuanya mengabaikan dan tidak peduli, saudara-saudara kandungnya, pacarnya bahkan sahabatnya tidak ada yang peduli pada Klarissa bahkan mengabaikannya.
Mampukah Klarissa hidup dalam keterabaian dari orang-orang terdekatnya??...
Apakah masih ada yang peduli pada Klarissa?...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia Papendang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25
Saat diruang kepala sekolah Klarissa dan Bima duduk bersama sedangkan Harry, wali kelas Klarissa yang bernama bu mega, dan pak jaya duduk terpisah "Begini pak... Sebenarnya Klarissa tidak bersalah dalam masalah ini, kemarin Klarissa dihadang siswa sekolah lain, Klarissa tidak Terima karena siswa sekolah lain bersikap kurang ajar kepada Klarissa sehingga Klarissa menghajar siswa sekolah lain tersebut, mereka tak Terima hingga tadi pagi siswa sekolah lain menyerang sekolah ini!" Terang pak jaya
Harry masih kesal dengan sikap Klarissa "Saya tidak tau lagi pak jaya... Saya sudah kualahan dengan sikap Klarissa, ini benar-benar sangat memalukan... Dia perempuan tapi bertingkah hingga ke kantor polisi, kakak-kakaknya saja yang laki-laki tidak pernah melakukan hal memalukan seperti ini!" Tutur Harry
Harry menghembuskan nafas kasarnya "Perempuan liar seperti dia akan menjadi apa kedepannya... Saya tidak tau lagi, makin hari tingkahnya makin kelewatan!" Tutur Harry
Pak jaya menepuk pundak Harry "Dia hanya melindungi dirinya sendiri, saya yakin Klarissa mempunyai cita-cita yang besar, saya yakin Klarissa akan menjadi perempuan yang sukses kedepannya... Dia siswa yang pintar!" Terang pak Jaya
Harry tersenyum getir "Saya tidak yakin dia akan sukses, meskipun pintar percuma kalau jadi perempuan liar!" Ujar Harry
Bima memegang erat tangan Klarissa "Kamu yang kuat, kamu pasti sukses jangan dengarkan perkataan papamu!" Bisik Bima
Klarissa diam seolah otaknya sudah buntuh dengan perkataan Harry"Saya permisi dulu pak... Terserah anda mau melakukan apa kepada anak itu, saya sudah angkat tangan terserah bapak mau menghukumnya, mau mengeluarkannya, saya sudah menyerah...
Terserah dia saja mau melakukan apa!" Tutur Harry meninggalkan ruang kepala sekolah
Klarissa masih diam dengan menundukkan wajahnya "Bima... Bu mega... Kalian duluan saja, saya mau berbicara dengan Klarissa!" Ujar pak jaya
"Apa pak jaya mau mengeluarkanku?"
Batin Klarissa
Bima dan bu mega keluar "Sayang... Aku duluan ya!" Bisik Bima
Klarissa mengangguk, saat mereka pergi pak jaya duduk disebelah Klarissa "Jangan dengarkan perkataan papamu... Bapak sangat yakin kelak kamu akan menjadi wanita yang sukses, percayalah... Bapak tidak akan menghukummu atau mengeluarkanmu, bapak sangat salut dengan sikapmu Klarissa... Kamu tidak mudah ditindas oleh orang lain!" Tutur pak jaya
Klarissa menatap pak jaya dengan air yang menetes "Terimakasih pak... Apa saya salah membela diri saya sendiri pak... Apa saya salah menghajar orang yang kurang ajar dengan saya pak... Kenapa semua orang selalu menyalahkan sikap saya... Padahal saya ingin melindungi diri saya sendiri, kalau bukan saya sendiri siapa yang akan melindungi saya pak...
Bahkan keluarga saya tidak ada yang perduli dengan saya!" Tutur Klarissa
Pak jaya terkejut dengan perkataan Klarissa "Tidak ada keluarga yang tidak perduli Klarissa... Mungkin hanya perasaanmu saja, bapak harap jangan jadikan perkataan papamu sebagai pematah semangatmu tapi jadikan perkataan papamu cambukan untuk membuat dirimu untuk sukses diwaktu mendatang, bapak sangat yakin kamu akan menjadi orang sukses kedepannya!" Tutur pak jaya
Klarissa mengangguk memandang lekat teman papanya yang menjadi kepala sekolah disekolahnya "Terimakasih pak... Apa saya boleh keluar?" Tanya Klarissa
Pak jaya mengangguk "Istirahatlah di UKS, obati dulu lukamu!" Ujar pak jaya
Klarissa mengangguk lalu keluar dari ruang kepala sekolah, tetapi Klarissa langsung masuk ke kelasnya "Maaf Bu lambat!" Ujar Klarissa
Bu susi mengangguk mempersilahkan Klarissa duduk, Klarissa duduk dengan wajah datar "Sayang... Ayo aku antar ke UKS kita obati dulu lukamu!" Bisik Bima
Klarissa menggelengkan kepalanya "Tidak usah, luka ini tidak sebanding dengan luka yang ada dihatiku!" Ujar Klarissa pelan
Bima diam "Sayang... Kenapa papamu
Bima diam "Sayang... Kenapa papamu tega bersikap seperti kepadamu!" Batin Bima memandang senduh kearah Klarissa
Bu susi menjelaskan didepan, Klarissa tetap fokus mendengarkan bu susi meskipun teman-teman sekelasnya memandang Klarissa dengan tatapan yang bermacam-macam. Ada yang terlihat kasihan, ada yang terlihat jengah, ada yang terlihat benci tapi Klarissa tak memperdulikannya. Tak terasa waktu berjalan singkat hingga bel berbunyi "Ingat hari senin kita ujian, setelah ujian kenaikan kelas, kita akan mengadakan drama musical setelahnya kita akan camping... Oh iya satu lagi nanti pulang sekolah kita latihan drama musical!" Tutur bu susi
"Iya bu!" Jawab siswa kelas 10-1 Sastra
Mereka keluar kelas sedangkan Bima menarik tangan Klarissa ke UKS "Aku tidak apa-apa jangan khawatir!" Tutur Klarissa
"Tidak bisa aku sangat khawatir, ayo ntar lukamu infeksi!" Tutur Bima
Klarissa tersenyum getir "Aku tidak akan mati dengan luka kecil ini!" Jawab Klarissa
Bima menggelengkan kepalanya hingga mereka memasuki UKS "Bu... Klarissa terluka!" Ujar Bima
Bu Rika mengambil obat luka "Ayo ibu obati... Ntar lukanya infeksi!" Tutur bu Rika
Bu Rika membersihkan luka Klarissa tapi Klarissa tidak bereaksi apapun "Apa tidak sakit?" Tanya bu rina
Klarissa menggelengkan kepalanya, bu Rika memberikan obat merah disudut bibirnya juga memberikan plester di keningnya dan di tulang pipinya yang luka "Tadi kamu yang berkelahi dengan siswa sekolah lain?" Tanya bu Rika
Klarissa mengangguk "Jangan pendam sendiri... Berbagilah pada ibu atau teman yang kamu percaya!" Tutur bu Rika
Klarissa memaksakan tersenyum "Saya tidak apa-apa bu, terimakasih sudah mengobati luka saya!" Ujar Klarissa
Bu Rika mengangguk "Ayo kita ke kantin, aku sudah lapar!" Tutur safia menarik tangan Bima
Bima dan Klarissa melangkahkan kakinya kekantin, saat dikantin banyak yang berbisik "Baru kali ini sekolah kita diserang sekolah lain, gara-gara murid baru itu!" Bisik salah satu siswa
"Tapi dia hebat lho... Tadi bisa menghajar siswa sekolahan lain!" Bisik salah satu siswa
"Hebat apaan... Palingan dia mau caper!" Bisiknya lagi
Klarissa mendengar semua bisik-bisik siswa dikantin tapi Klarissa menelan semua dengan bersikap biasa saja "Lo jangan dengerin perkataan mereka... Mereka taunya menghakimi... Mereka nggak tau lo hanya lo yang tau diri lo sendiri... Lo jangan cengeng Klarissa!" Batin Klarissa
"Mau makan apa sayang?" Tanya bima lembut
"Seperti biasa mie ayam bakso sama es jeruk!" Ujar Klarissa
Bima mengangguk memesankan makanan untuk Klarissa, Klarissa mengambil handphonenya di sakunya melihat aplikasi novelnya matanya membulat melihat pembayaran yang diterimanya "Ya allah kenapa banyak banget!" Batin Klarissa
Saat bima duduk, Klarissa menaruh handphonenya di sakunya kembali "Sayang... Maaf... Gara-gara aku, kamu berurusan dengan indra!" Tutur Bims
Klarissa tersenyum "Tidak apa-apa, udahlah jangan bahas itu... Lebih baik kita makan setelah ini kita main basket, aku menantangmu!" Tutur Klarissa
Bima memandang Klarissa "Yakin... Mau bertanding denganku, kalau kalah gimana?" Tanya Bima
"Apapun yang kamu mau aku turuti, kalau aku menang kamu harus mengajariku naik motor... Bagaimana?" Tanya Klarissa
"Ck... Kenapa harus diajari naik motor?" Tanya Bima
"Karena nggak mungkin kakak-kakakku mau mengajariku, andai saja sekolah ini bisa bawa mobil, aku tidak akan repot-repot mau belajar naik motor!" Tutur Klarissa
"Oke deal... Kalau kamu kalah kamu harus nuruti semua perkataanku oke...!" Ujar Bima
"Oke!" Singkat Klarissa