NovelToon NovelToon
My Rules Is Villain

My Rules Is Villain

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Iblis / Identitas Tersembunyi / Perperangan / Anime / Summon
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Setsuna Ernesta Kagami

Di dunia yang dikuasai oleh dua bulan.

Araksha dan Luminya.

Sihir dan pedang adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Kedua bulan tersebut mewakili dua kekuatan yang bertentangan, Araksha adalah sumber sihir hitam yang kuat, sedangkan Luminya menjadi sumber sihir putih yang penuh berkah.

Namun, keseimbangan dunia mulai terganggu ketika sebuah gerhana yang belum pernah terjadi sebelumnya mulai terbentuk, yang dikenal sebagai "Gerhana Bulan Kembar".

Saat gerhana ini mendekat, kekuatan sihir dari kedua bulan mulai menyatu dan menciptakan kekacauan. Menyebabkan kehancuran diberbagai kerajaan.

"Aku adalah penguasa, diam dan patuhi ucapanku!"

[NOVEL ORISINIL BY SETSUNA ERNESTA KAGAMI]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setsuna Ernesta Kagami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bulan Araksha - VIII

Malam menjelang di kota Solrath, menyelimuti setiap sudutnya dengan keheningan.

Di dalam kamar pribadi yang disewa di Serikat Petualang, Jellal Astraus duduk di kursi dekat jendela, matanya menatap ke luar. Dari sudut pandangnya, kota ini tampak biasa, ramai oleh orang-orang yang menjalani hidup tanpa tahu bahwa seorang raja iblis tengah bersembunyi di tengah mereka.

Di belakangnya, Selvhia berdiri dalam diam, tangannya terlipat di depan, matanya yang merah darah tetap waspada.

Kamar itu sederhana namun nyaman. Tempat tidur kayu besar dengan kasur empuk, meja dan kursi dari kayu ek, serta rak buku yang dihiasi beberapa gulungan kertas dan dokumen. Cahaya redup dari lilin di atas meja menciptakan bayangan yang menari di dinding.

Sampai tiba-tiba—

Zzt…

Udara di sekitar Jellal bergetar ringan, disertai oleh sensasi dingin yang merayap di kulit. Sebuah suara menggema di pikirannya, bergema lembut namun penuh keanggunan.

"Tuan Jellal, semuanya telah selesai."

Jellal membuka matanya kembali, bibirnya sedikit melengkung. Dia mengenali suara itu.

Selene Veildas.

Suara jenderal iblisnya terdengar lembut, seperti bisikan yang menyusup langsung ke dalam jiwanya. Namun di balik kelembutan itu, tersembunyi sesuatu yang lebih dalam, kegelapan yang menari dengan elegan.

Jellal tetap diam, mendengarkan.

"Eira telah menyelesaikan tugasnya. Seluruh keluarga Drake Von Alt—.. telah dibinasakan."

Jellal mengangkat alis tipis. "Hoh… lebih cepat dari yang kuduga," gumamnya, suaranya nyaris seperti bisikan.

Selvhia, yang berdiri di dekatnya, menyipitkan mata.

Suara Selene melanjutkan, nadanya tetap tenang namun menyimpan sedikit kepuasan. "Eira menghapus semua jejak. Tidak ada yang tersisa. Tidak ada saksi, tidak ada bukti. Bahkan mereka yang mencoba menyelidiki hanya akan menemukan kehancuran seolah-olah bencana alam telah menimpa keluarga itu."

Jellal tersenyum kecil. "Bagus, kerja bagus selene."

Di sisi lain komunikasi, Selene terdengar tersenyum juga. "Gereja Cahaya dan pihak kerajaan pasti akan mengirim penyelidik. Namun, mereka hanya akan mendapati reruntuhan dan abu. Eira melakukan tugasnya dengan bersih."

Jellal menyesap udara malam, menghirup aroma kota Solrath yang masih tertidur dalam kedamaian semunya.

"Dan Eira sendiri?" tanyanya.

"Dia telah kembali ke tempat persembunyiannya. Seperti biasa, dia tidak ingin bertemu langsung kecuali diperlukan."

Jellal terkekeh pelan. "Dia selalu seperti itu."

Selene ikut tertawa kecil. "Begitulah dia. Jika Tuan ingin berbicara dengannya, aku bisa mengaturnya."

Jellal menggeleng, meski tahu Selene tak bisa melihatnya. "Tidak perlu. Sampaikan saja bahwa dia sudah bekerja dengan baik."

"Dimengerti."

Suara Selene menghilang, meninggalkan keheningan di dalam kamar.

Jellal menyandarkan tubuhnya ke kursi, matanya masih menatap keluar jendela. Dari sini, dunia tampak tenang. Orang-orang di luar sana tidak tahu bahwa di dalam kegelapan, seseorang telah menghapus keberadaan sebuah keluarga hanya dengan satu perintah.

Di belakangnya, Selvhia akhirnya berbicara.

"Tuanku Jellal, apakah semuanya sudah beres?"

Jellal tidak langsung menjawab. Dia membiarkan keheningan menggantung sejenak sebelum akhirnya bergumam, "Ya."

Selvhia mengangguk pelan. Dia tidak terkejut. Baginya, membantai satu keluarga hanyalah tugas kecil, sama seperti membuang sampah yang tidak berguna.

"Drake telah menjadi undead yang setia," lanjut Jellal pelan. "Dan sekarang, dia tidak lagi memiliki tempat untuk kembali."

Selvhia menyeringai. "Sesuai dengan yang manusia pantas dapatkan."

Siangnya, gemuruh suara para petualang memenuhi aula utama Serikat Petualang Solrath. Dentingan gelas, tawa kasar, dan obrolan riuh bercampur menjadi satu dalam suasana yang penuh semangat. Di antara keramaian itu, seorang pria bertopeng hitam melangkah maju dengan tenang.

Asher.

Begitulah mereka mengenalnya. Sebuah nama yang hanya sedikit orang yang tahu makna sebenarnya.

Di balik identitas samaran ini, tersembunyi Jellal Astraus, Raja Kegelapan yang telah lama tertidur, serta Selvhia Natch, maid sekaligus algojo yang setia mengabdi padanya.

Mereka berdua mendekati meja resepsionis dengan langkah mantap.

Di balik meja berdiri seorang wanita muda berambut cokelat dengan ekspresi ramah. Begitu melihat mereka, dia segera memberi anggukan kecil, lalu menyapa dengan nada sopan.

"Selamat datang kembali, Tuan Asher. Bagaimana saya bisa membantumu?"

Tanpa basa-basi, Jellal menyerahkan tanda petualangnya, sebuah lempengan logam berwarna kebiruan yang menandakan statusnya sebagai petualang Orichalum.

"Saya ingin mengambil permintaan investigasi Sekte Penyihir Bintang," katanya dengan nada tenang.

Namun, sebelum resepsionis itu bisa berbicara, ekspresinya berubah sedikit canggung. Dia tampak ragu sejenak, sebelum akhirnya berkata dengan nada agak apologetik.

"Saya mohon maaf, Tuan Asher, tapi permintaan itu telah diambil oleh grup petualang lain."

Jellal tidak langsung merespons. Sekilas, dia tampak tidak terpengaruh, tapi Selvhia yang berdiri di sampingnya merasakan sesuatu yang berubah.

Tatapan tajam yang tersembunyi di balik topeng itu menatap lurus ke arah resepsionis.

"…Siapa yang mengambilnya?"

Resepsionis menelan ludah sebelum menjawab, "Grup Cahaya Pedang."

Seketika, ruangan terasa lebih sunyi bagi Jellal.

Cahaya Pedang.

Sebuah grup petualang kelas Platinum yang baru-baru ini menjadi terkenal karena keberhasilan mereka dalam menyelesaikan berbagai misi sulit. Mereka dianggap sebagai pahlawan baru kerajaan, para petualang yang diharapkan dapat membawa cahaya dalam kegelapan.

Mereka baru saja menyelesaikan beberapa tugas penting di kerajaan, dan kini… mereka yang mengambil investigasi Sekte Penyihir Bintang?

Itu tidak masuk akal.

Jellal sangat memahami aturan guild. Misi investigasi ini seharusnya hanya bisa diambil oleh petualang kelas Mithril ke atas. Tapi mengapa grup Platinum bisa mengambilnya?

Di sebelahnya, Selvhia mencermati perubahan kecil pada tubuh Jellal. Ketegangan halus, napas yang sedikit lebih dalam dari biasanya.

"Tuan Jellal…" suara Selvhia terdengar lembut namun penuh perhatian. "Anda baik-baik saja?"

Jellal tidak langsung menjawab.

Di balik topengnya, matanya memancarkan kilatan tajam. Dalam pikirannya, dia mulai merangkai potongan-potongan informasi.

Ini bukan kebetulan.

Seseorang sengaja memberikan misi ini kepada mereka.

"Mungkin mereka memiliki pengaruh yang kita tidak tahu," kata Selvhia, suaranya tetap tenang. "Tapi saya yakin Anda bisa menemukan solusinya. Tuan selalu bisa melihat kesempatan di tengah masalah."

Jellal menatap Selvhia sejenak.

Maidnya ini… selalu bisa membaca pikirannya, meskipun dia tak pernah mengucapkan sepatah kata pun tentang perasaannya.

Senyuman kecil terbentuk di balik topengnya.

"…Tentu saja."

Sebelum Jellal bisa menjawab, wanita resepsionis tiba-tiba menyela dengan nada yang tampak antusias. "Sebenarnya, Tuan Asher, saya punya saran. Mungkin Anda bisa bergabung dengan Grup Cahaya Pedang untuk menyelesaikan investigasi ini bersama mereka. Mereka berada di lantai dua saat ini. Anda bisa menemui mereka dan mengajukan tawaran."

Bergabung?

Jellal menatap resepsionis itu dalam diam. Matanya yang tersembunyi di balik topeng menajam, membaca ekspresinya. Apakah ini hanya saran biasa, atau ada maksud lain di baliknya?

Meskipun dia tidak menyukai perkembangan ini, ada keuntungan tersembunyi dalam situasi ini. Jika dia bisa menyusup ke dalam Cahaya Pedang, dia bisa melihat sejauh mana mereka mengetahui tentang Sekte Penyihir Bintang dan lebih dari itu, memanipulasi keadaan dari dalam.

Menyusup dalam bayang-bayang mereka…

Itu mungkin pilihan terbaik untuk saat ini.

Di sisinya, Selvhia tetap diam, tetapi dia bisa merasakan pemikiran Jellal bergolak. Sebagai maid yang setia, dia tahu bahwa Tuannya tidak akan pernah mengambil keputusan tanpa pertimbangan matang.

"Apa yang akan kita lakukan, Tuan?" Selvhia bertanya lembut, suaranya penuh penghormatan dan kesetiaan.

Jellal menatapnya sekilas, lalu menjawab dengan tegas, "Kita akan menemui mereka. Tapi ingat, kita harus tetap menjaga identitas kita. Aku ingin tahu sejauh mana mereka mengetahui Sekte Penyihir Bintang, dan jika perlu, kita akan memanfaatkan mereka."

Selvhia mengangguk tanpa ragu. "Saya akan memastikan segalanya berjalan lancar, Tuan. Jika mereka menaruh kecurigaan pada Anda, saya siap melakukan apa pun untuk melindungi rencana kita…" Dia menyeringai tipis. "Termasuk memusnahkan para serangga itu jika perlu."

Senyum kecil terbentuk di balik topeng Jellal. Selvhia selalu bisa mengerti maksudnya tanpa perlu banyak penjelasan. Itulah sebabnya dia memilihnya sebagai pendamping dalam misi ini.

Begitu kaki Jellal menyentuh lantai dua, suasana berubah drastis. Tidak ada suara tawa kasar atau dentingan gelas. Ruangan ini dipenuhi aura ketegangan yang lebih tenang dan berbahaya.

Meja-meja besar tertata rapi di ruangan ini, berbeda dengan lantai bawah yang kacau. Di tiap sudut, kelompok-kelompok petualang berkumpul, membuka peta, mendiskusikan strategi, atau membaca laporan investigasi. Tidak seperti di bawah, semua orang di sini memiliki tujuan yang jelas.

Jellal bisa merasakan tatapan penuh perhitungan dari beberapa petualang yang menyadari keberadaannya.

Mereka mengenali orang luar.

Meskipun dia sudah menggunakan identitas Asher, aura alaminya tetap berbeda dari petualang biasa. Tak heran jika beberapa orang mulai melempar pandangan penuh waspada.

Selvhia, yang berjalan di belakangnya, tetap tenang. Matanya menyapu sekeliling ruangan, menganalisis siapa yang bisa menjadi ancaman potensial.

Langkah mereka tetap stabil, tidak menunjukkan keraguan sedikit pun.

Di seberang ruangan, meja tempat Grup Cahaya Pedang berkumpul mulai terlihat. Sebelum Jellal bisa mendekat, seorang pria tegap dengan rambut kuning kusam dan sorot mata tajam berdiri dari kursinya, menghalangi jalannya.

"Tunggu!" Suaranya tajam dan tegas, penuh kewaspadaan. "Apa tujuanmu mendekati kami?"

Jellal, yang tetap mengenakan topeng ketenangannya, hanya menganggukkan kepala dengan gerakan halus, menunjukkan sikap sopan.

"Aku mendengar bahwa kalian telah mengambil permintaan investigasi Sekte Penyihir Bintang." Suaranya lembut, tetapi ada ketegasan yang tak terbantahkan di dalamnya. "Aku ingin menawarkan bantuanku. Bersama-sama, kita bisa menyelesaikan misi ini lebih cepat dan lebih aman."

Pria itu, Niall, mengerutkan alisnya. Ada keangkuhan dalam sorot matanya, seperti seseorang yang tidak suka diganggu oleh orang luar.

"Kami tidak butuh bantuan," jawabnya dingin. "Grup Cahaya Pedang mampu menyelesaikan misi ini tanpa campur tangan pihak lain. Jadi, pergilah."

Di samping Jellal, Selvhia menatap pria itu dengan ekspresi penuh penghinaan. Dia tidak pernah menyukai manusia, terutama manusia yang bertingkah seolah mereka memiliki otoritas atas segalanya.

Tanpa berpikir panjang, Selvhia berbisik dengan suara yang cukup jelas bagi Jellal untuk mendengarnya, "Dasar kaum planaria."

Jellal meliriknya sekilas, lalu mengangkat tangannya dengan gerakan halus, menghentikan maid setianya sebelum dia berbicara lebih jauh.

"Tenang, Sylvia." Nada suaranya lembut, tetapi mengandung ketegasan yang tidak bisa dibantah. "Bagaimanapun juga, mereka adalah rekan sesama petualang."

Selvhia menghela napas pelan dan menundukkan kepalanya, menahan keinginan untuk merendahkan manusia rendahan itu lebih lanjut. Hanya karena Tuannya yang mengatakan demikian.

Melihat sikap Jellal yang tetap tenang, salah satu anggota Grup Cahaya Pedang, seorang pria bernama Darian, mengamati mereka dengan minat. Berbeda dengan Niall, Darian tampak lebih terbuka terhadap gagasan bekerja sama.

"Sebenarnya," katanya dengan senyum kecil, "tidak ada salahnya menambah kekuatan. Lagipula, misi ini berbahaya. Ditambah lagi…" Matanya melirik Selvhia dari atas ke bawah, senyumnya melebar. "Wanita itu sangat cantik. Perjalanan ini tidak akan membosankan."

Selvhia menegang. Tangannya hampir bergerak untuk merobek tenggorokan pria itu di tempat.

Tapi Jellal lebih dulu menoleh ke arahnya, ekspresinya masih sama, tenang, dingin, penuh kendali. Jangan bereaksi. Begitulah pesan yang tersirat dalam tatapan tuannya.

Selvhia menelan amarahnya, tetapi dalam hatinya, manusia ini sudah ditandai untuk dihabisi jika dia berani melampaui batas lagi.

Niall memutar matanya dengan kesal, sementara anggota lainnya, Heldric, mengangguk setuju. "Ya, sejujurnya tidak ada ruginya. Jika kita ingin menyelesaikan ini dengan cepat, lebih baik ada seseorang yang bisa kita lemparkan ke depan kalau keadaan memburuk."

Jellal tidak menunjukkan reaksi apa pun terhadap penghinaan tersirat itu. Dia hanya menunggu.

Niall akhirnya mendesah dan menatap Jellal dengan ekspresi dingin. "Baiklah. Kalian bisa bergabung. Tapi aku menetapkan syaratnya. Bagi hasilnya sembilan bagian untuk kami, satu bagian untuk kalian."

Selvhia menatap pria itu dengan jijik. Kesepakatan yang sangat tidak adil.

Dalam pandangan manusia biasa, ini adalah tawaran yang merendahkan. Tapi bagi Selvhia, ini lebih dari sekadar itu, ini adalah cerminan dari betapa menjijikkannya sifat manusia. Tamak, angkuh, dan menganggap diri mereka selalu lebih unggul.

Jika bukan karena kehadiran Jellal, dia mungkin sudah menghabisi mereka semua sekarang juga.

Namun, Jellal tetap sama sekali tidak terpengaruh. Dia bahkan tidak menunjukkan sedikit pun tanda keberatan.

"Tentu saja," jawabnya ringan. "Aku menerima syarat itu."

Niall tampak sedikit terkejut dengan penerimaan yang begitu cepat. Dia mengerutkan alis, seolah bertanya-tanya apakah pria bernama Asher ini benar-benar bodoh atau menyembunyikan sesuatu.

"Bagus." Nada suaranya tetap penuh ketidaksukaan. "Tunggu kami di luar guild. Kami akan siap dalam waktu singkat."

Jellal mengangguk, lalu berbalik dengan tenang, berjalan menuju tangga bersama Selvhia.

Begitu mereka cukup jauh dari Grup Cahaya Pedang, Selvhia akhirnya berbicara, suaranya penuh ketidaksukaan yang jelas.

"Tuan, mengapa Anda menerima tawaran mereka yang penuh dengan kebodohan?" Matanya bersinar dingin. "Mereka memperlakukan kita seolah-olah kita adalah pion rendahan mereka."

Jellal berhenti sejenak, lalu menoleh ke arah pelayannya yang setia.

"Karena kekuatan bukan cuma tentang siapa yang mendapatkan bagian terbesar," katanya dengan tenang. "Kekuatan juga tentang informasi dan kesempatan."

Dia menatap lurus ke mata Selvhia, membuat gadis itu merasakan aura mendominasi yang selalu ia kagumi.

"Selama kita berada dalam bayangan mereka, kita bisa mengamati lebih banyak, mendengar lebih banyak, dan mengetahui apa yang tidak mereka ketahui." Suaranya semakin rendah. "Dan ketika waktunya tiba, kita akan menggunakan semua itu untuk keuntungan kita."

Selvhia menatapnya, dan untuk kesekian kalinya, dia merasakan kekaguman yang lebih dalam terhadap tuannya. "Tuanku Jellal, anda benar-benar sangat mengetahui semuanya,"

Betapa rendahnya makhluk-makhluk manusia itu dibandingkan dengan Jellal. Mereka bahkan tidak menyadari bahwa mereka sudah masuk ke dalam permainan Tuannya.

Jellal tersenyum samar di balik topengnya, lalu melanjutkan langkahnya menuju pintu keluar guild.

1
🐌KANG MAGERAN🐌
mampir kak, semangat dr 'Ajari aku hijrah' 😊
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku Mercenary of El Dorado
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!