Wanita 1 Triliun

"Shhhhhht jangan menggangguku!...." Claudia menghalangi bibir Lorenzo yang ingin menciumnya dengan telunjuk.

Wajah lelaki tampan itu penuh tanda tanya. "Kenapa?.." Ujar Lorenzo dengan tatapan sayu.

Tidak ada jawaban dari Claudia, ia hanya tersenyum saja. Saat Lorenzo ingin menyatukan bibir mereka berdua tangan Claudia sontak kembali menghalangi lagi.

"Bisakah kau tahan? kita sedang mandi jika seperti ini pasti akan lama.." Timpal Claudia sambil mengelus rahang tegas lelaki yang perlahan memasuki hatinya itu.

Terdapat wajah kecewa dari Lorenzo. "Baiklah lain kali jika mau mandi tutup pintu kamar mandinya jangan seperti tadi, aku melihatnya dan kau tak tanggung jawab." Sengaja Lorenzo.

Claudia terkekeh sekilas. "Apa kau akan seperti itu jika melihat wanita lain?."

"Tidak!, sepertinya ini berlaku hanya untuk dirimu saja.." Yakin Lorenzo dengan tatapan serius.

Mendapati hal itu Claudia tersenyum sepertinya ia adalah wanita yang paling beruntung bisa dicintai oleh sosok seperti Lorenzo.

Cup!....

Lorenzo terkejut saat Claudia tanpa aba-aba mencium bibirnya sekilas sambil tersenyum.

"Sekarang keluarlah aku sudah menciummu, aku mandi di kamar ini dan kamu mandi di kamar sebelah..." Jelas Claudia yang berusaha tenang karena wajahnya memerah.

Tidak ada jawaban dari Lorenzo ia masih terkejut pasalnya ini pertama kali wanita itu menciumnya duluan. Saat Claudia ingin melangkah mendekati bathub tangannya ditarik oleh Lorenzo ke dalam dekapannya di atas shower.

"Ada apa??..."

Lorenzo sontak menarik tengkuk Claudia ia mencium bibir ranum itu di bawah guyuran shower, bagi Lorenzo bibir manis Claudia sudah menjadi candunya. Claudia mengalungkan tangan ke bahu kekar Lorenzo, tidak ada celah diantara mereka berdua.

Ciuman itu terlepas mata keduanya bertatapan seakan mengisyaratkan isi hati masing-masing. "Aku sangat mencintaimu...." Lirih Lorenzo menempelkan keningnya dengan kening wanita itu.

"Aku juga mencintaimu Lorenzo..." Balas Claudia.

Mereka kembali melakukan ciuman, Lorenzo merobek dress yang Claudia kenakan sehingga hanya menyisakan bra saja. Benar-benar tubuh yang sempurna.

Tangan Lorenzo tak tinggal diam ia melepas kaitan bra yang menutupi tubuh indah milik Claudia, penutup itu terjatuh ke lantai.

Claudia dibuat semakin berdebar dengan sentuhan lembut kekasihnya.."Lorenzo!....."

"Aku di sini...."

Beberapa bekas cinta sudah Lorenzo tinggalkan, Claudia sontak menutupi tubuh atasnya yang polos disela ciuman itu, namun dengan cepat Lorenzo mencegahnya. "Jangan...."

Wajah cantik Claudia semakin memerah, hal itu membuat Lorenzo tersenyum.

Tok.. Tok.. Tok..

Claudia terkejut ia sontak mendorong dada kekar Lorenzo. "Ada orang cepat temui aku juga akan mandi.."

"Ck!.." Decak Lorenzo kesal.

"Baiklah setelah itu berpakaian ini dingin takut kenapa-napa.." Perintah Lorenzo penuh perhatian yang diangguki Claudia.

Setelahnya ia keluar dari kamar mandi membiarkan Claudia menyelesaikan aktivitas mandinya.

Pintu kamar dibuka di sana sudah ada Raymond berdiri. "Kenapa kau menggangguku? apa kau ingin dibunuh!."

Raymond menyadari kedatangan dirinya tidak tepat. "Ck dimana Claudia? kenapa tubuhmu kuyup seperti ini?." Selidik Raymond kepada sahabatnya sengaja pura-pura tidak tahu.

"Dia di sini kenapa kau mencari wanitaku?..."

Raymond menghela nafas berat. "Ibu dari Andrean menangis memohon sambil sujud agar Claudia mau menemui Andrean."

Lorenzo mengerutkan keningnya. "Untuk apa mau menyiksa wanitaku lagi!."

"Tidak, Andrean sekarang kondisinya memprihatinkan setelah berpisah dengan Claudia makan saja sudah tidak mau dia bahkan hampir bunuh diri.." Jelas Raymond.

Bersambung..

Jejak!..🤗

👇

👇