NovelToon NovelToon
Dendam Anak Kandung

Dendam Anak Kandung

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:17.4k
Nilai: 5
Nama Author: Darmaiyah

Lila pergi ke ibu kota, niat utamanya mencari laki-laki yang bernama Husien, dia bertekad akan menghancurkan kehidupan Husien, karena telah menyengsarakan dia dan bundanya.
Apakah Lila berhasil mewujudkan impiannya. Baca di novelku
DENDAM ANAK KANDUNG.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Darmaiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kejutan untuk Lila2

"Siapa dia Lila." tanya Mira setelah Marisa berlalu. Mira merasa kalau gadis yang baru berdebat dengan putrinya bukan gadis baik-baik.

"Bukan siapa-siapa Bunda! Dia hanya wanita yang tergila-gila dengan Bang Yucan." jawab Lila sambil melirik Yucan yang melotot ke arahnya.

"Oh begitu, bunda khawatir kalau dia menyakitimu, jauhi dan jangan berurusan dengan gadis itu lagi." ujar Mira menasihati Lila.

"Siap bunda."

"Tante jangan khawatir, saya akan jaga Lila dari wanita aneh itu." Yucan menenangkan Mira. Mira hanya tersenyum mendengar ucapan Yucan.

"Ayok kita makan." ujar Mario mengalihkan pembicaraan.

Pramusaji sudah siap menghidangkan menu pesanan mereka, Mereka pun menyantap makan siang sambil ngobrol asik, dua puluh menit kemudian makan siang Mereka pun selesai.

Setelah membayar tagihan makan siang, mereka kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan menuju sebuah hunian yang sudah dibeli Mario pada saat dia dan Mira mengunjungi Petals Property Expo.

Kedatangan Mario disambut oleh seorang pemuda tampan berstelan jas, pemuda itu membungkuk hormat pada Mario.

"Silakan tuan, semua dokumen pembelian dan pengalihan hak sudah ada di sini." ujar pemuda itu menyerahkan sebuah map dan sebuah kotak kecil.

Mario menerima map dan kotak kecil itu, dia membuka kotak kecil yang ternyata berisi cardlock (kartu kunci), Mario mengambil cardlock.

"Akses pintu juga bisa menggunakan pin dan sidik jari. Tuan." ujar pemuda itu menjelaskan kalau cardlock hanya salah satu dari ke tiga akses itu.

"Terima kasih." ucap Mario.

"Jika nanti ada keluhan sampaikan ke kami dan jika tuan puas beritahu rekanan tuan." ujar pemuda itu lagi, lalu menyalami Mario, Yucan, Mira dan Lila, setelah itu berpamitan

Mario membuka pintu dengan menempelkan kartu akses ke gagang pintu, begitu pintu terbuka dia mempersilakan Mira dan Lila masuk.

"Wah .. rumahnya mewah sekali." seru Lila mengagumi ruang tamu yang interiornya klasik tapi sangat elegan.

"Kamu suka nggak interiornya?" tanya Mario pada Lila.

"Ini mah Semua orang pasti suka! Om." sangat keren Lila tak henti-henti mengagumi desainernya.

Mario kemudian mengajak Mira dan Lila untuk berkeliling-keliling melihat seluk-beluk hunian yang baru dibeli oleh Mario. Sementara Yucan menelepon sekretaris papanya.

"Wisnu! tolong kamu selidiki wanita itu." ujar Yucan seraya mengirim foto Marisa kepada Wisnu, dia ingin memastikan apakah Marisa pernah dibawa ke kantor polisi atau hanya sekedar drama Husien.

"Baik tuan." terdengar jawaban dari dari panggilan telepon.

Setelah menutup panggilan telepon Yucan kembali ikut bergabung dengan Mira, Lila dan Mario.

Setelah berkeliling dan mengecek semua ruangan, Mario mengajak Mira dan Lila kembali ke ruang tamu.

"Lila! rumah ini Om serahkan ke kamu." ujar Mario sambil menyerahkan map berisi dokumen hak kepemilikan ke tangan Lila.

"Tapi om! saya tidak bisa menerimanya." ujar Lila menolak pemberian Mario.

"Rumah ini Om berikan sebagai hadiah ulang tahunmu yang ke dua puluh tujuh." ujar Mario lagi lalu menyerahkan kembali map yang berisi dokumen rumah tersebut.

Sebenarnya ulang tahun Lila dua hari lagi, tapi karena Mario dan Yucan akan pulang besok ke Singapura, maka Mario menyerahkannya hari ini.

"Tapi .." Lila tak melanjutkan ucapannya.

"Lila! kamu masih ingatkan? waktu Abang sakit, kamu memberikan gelang ini sebagai hadiah ulang tahun." Yucan mengeluarkan gelang yang terbuat dari manik-manik dari saku celananya.

Lila menatap gelang yang ada di tangan Yucan, dia masih ingat. Bagaimana perjuangannya merangkai manik-manik dari tasbih yang sudah putus kemudian menjadikannya sebuah gelang dan memberikannya pada Yucan.

"Abang masih menyimpan gelangnya?" tanya Lila seraya meraih gelang yang ada di tangan Yucan dan memperhatikan gelang itu masih sama persis seperti dua puluh tahun yang lalu.

"Ya! aku menyimpan dan menjaganya sama dengan menjaga diriku sendiri." ujar Yucan.

"Pada saat kamu memberikan gelang itu padaku, aku berjanji di dalam hati suatu saat akan memberikan sebuah rumah untukmu. Rumah ini dibeli papa atas permintaanku." Yucan menjelaskan dengan panjang lebar.

"Tapi Bang! rumah ini terlalu mewah dan pastinya mahal." Lila masih tetap menolaknya.

"Kamu harus menerimanya. Karena ini adalah janji." ujar Yucan.

"Sebenarnya ada satu lagi janji ku pada mu. Lila!" batin Yucan, dia akan segera mewujudkan janjinya itu setelah kembali lagi ke Jakarta begitu tugas di Singapura selesai.

Mendengar ucapan Yucan, Lila menatap Mira dan Mario secara bergantian, keduanya mengangguk dan meminta Lila untuk menerimanya.

"Terima kasih Bang! terima kasih Om!" ucap Lila sangat terharu.

"Dan ini satu lagi!" ujar Yucan mengeluarkan sebuah kunci dari saku celana, kemudian meraih tangan Lila dan menyerahkan kunci tersebut.

"Ini apa?" tanya Lila polos.

Lila menatap kunci yang ada di telapak tangannya tertulis Toyota Yaris, kemudian Lila menatap ke arah Yucan seakan meminta penjelasan kepada Yucan.

"Ini kendaraan untukmu supaya disaat kamu pulang dan pergi kamu tidak perlu lagi nebeng dengan orang lain." ujar Yucan seraya mencubit hidung Lila.

Lila bergeming, dia tidak bisa berkata-kata hari ini terlalu banyak kejutan untuknya, yang membuatnya bingung dan sedikit tidak bisa berpikir karena terlalu haru.

"Kamu kenapa bingung gitu?" tanya Yucan sambil membuyarkan lamunan Lila.

"Saya tidak tahu harus berkata apa. saya terlalu kaget dengan kejadian-kejadian ini." ujar Lila rasa tak percaya kalau dia menjadi orang kaya mendadak.

"Semua ini tidak tiba-tiba. Aku dan Yucan sudah merencanakan jauh-jauh hari, sebelum aku menemukan Mira dan kamu." ujar Mario seraya merengkuh bahu Lila.

"Terima kasih ya Allah! sudah mengirim orang-orang baik untukku dan bunda." ucap Lila seraya memeluk Mira mereka berdua sangat terharu.

"Ayok! Abang ajari kamu nyetir." ujar Yucan saya menarik tangan Lila.

"Apa harus sekarang?"

"Iya! Sebelum Abang pulang, kamu sudah harus bisa mengendarai mobil sendiri. Abang tak mau kamu naik mobil di Vito itu lagi. Abang cemburu." bisik Yucan seraya meraih tangan Lila mengajaknya keluar.

"Cemburu?" Lila belum bisa mencerna ucapan Yucan, dia terlalu bahagia menerima kejutan-kejutan yang begitu tiba-tiba. Lila pun melangkah mengikuti Yucan.

Sepeninggalan Lila dan Yucan, Mario dan Mira ngobrol di balkon sambil minum kopi bersama.

*******

Di apartemen Vito.

"Vito! Vito!" buka pintunya teriak Yura sambil menggedor pintu apartemen Vito.

Vito yang merasa tidurnya terganggu segera turun dari tempat tidur kemudian menuju ke ruang tamu dan menarik gagang pintu

"Ada apa sih pagi-pagi sudah ribut?" tanya Vito, lalu dia masuk kembali ke kamar. Yura yang melihat respon Vito padanya hanya melongo, pada hal satu bulan dia di Hongkong.

"Apa Vito tidak Rindu sedikitpun denganku." batin Yura bertanya-tanya.

"Kenapa semalam Kamu tidak ke villa ku. Kamu kan tahu aku baru pulang." Yura mengikuti langkah Vito ke kamar.

Vito tidak memperdulikan ucapan Yura, dia naik lagi ke tempat tidur merebahkan tubuhnya, kemudian mengambil guling, menarik selimut dan tidur kembali.

"Vito! Vito! kamu dengar aku nggak?" Yura menarik selimut Vito dan menggoyang-goyang tubuhnya.

"Berisik tahu!" bentak Vito.

Melihat sikap Vito yang acuh tak acuh padanya, membuat Yura berpikiran bahwa selama satu bulan dia berada di Hongkong pasti Lila telah meracuni pikiran Vito.

"Vito bangun! temenin aku ke salon!" ujar Yura lagi mencari alasan, kali ini dia menarik guling yang dipeluk Vito.

"Apaan sih! aku masih ngantuk."

Vito bangun kemudian turun dari tempat tidur lalu keluar kamar berpindah ke kamar tamu begitu masuk dia membanting pintu sangat kuat dan menguncinya dari dalam.

Yura berteriak memanggilnya. Namun tak dihiraukan Vito, tentu saja Yura kesal, dia mengikuti Vito dari belakang, Yura terkejut saat Vito menghempaskan pintu kamar dengan kuat.

"Vito buka! Vito buka!" ujar Yura seraya menggedor-gedor daun pintu.

Karena tidak tahan dengan keributan yang dibuat oleh Yura akhirnya Vito membuka pintu kamarnya.

"Kamu kenapa sih?" tanya Yura sambil menatap Vito dengan intens.

"Kamu yang kenapa datang-datang bikin ribut!" bentak Vito.

"Ada apa dengan kamu? sebulan aku di Hongkong. Kenapa kamu berubah seperti ini?"

"Apanya yang berubah?"

"Sikapmu sama aku. Vito!"

Vito sendiri tidak tahu dengan perasaannya sekarang entah kenapa menurutnya Yura sangat memuakkan, bahkan dia berharap Yura tidak pulang dalam situasi saat ini, yang ada dipikirannya sekarang malah pria yang bersama Lila semalam.

"Aku lelah banyak kerjaan. Aku mau istirahat, Kau pergi saja sendiri ke salon." ujar Vito kemudian kembali ke tempat tidur.

Yura tidak begitu saja percaya dengan ucapan Vito, dia keluar dari apartemen Vito, dia lagi malas meneruskan perdebatannya dengan Vito, kemudian meluncur ke rumah Marisa.

"Kak Yura! kapan kamu datang?" tanya Marisa seraya memeluk erat kakak sepupunya itu.

"Kenapa wajah kakak terlihat kusut sekali." tanya Marisa lagi sebelum pertanyaan pertamanya dijawab.

Yura masuk ke rumah Marisa kemudian duduk di sofa, dia menyandarkan kepalanya di tangan sofa, kemudian menarik nafas panjang dan menghembuskannya ke sembarang arah, dia mulai menceritakan kepada Marisa sikap Vito yang membuatnya kesal.

"Pasti wanita sampah itu sudah meracuni Bang Vito." ujar Marisa memprovokasi Yura.

"Apa kamu pernah melihatnya bersama wanita sampah itu?" tanya Yura seraya memperbaiki duduknya.

"Aku tidak bisa mengawasinya karena bang Vito sudah memecat ku. Bahkan bang Vito meminta security mengusirku apabila aku ke kantornya." Marisa menjelaskan dengan wajah sedih, dia berharap dengan kedatangan Yura bisa membujuk Vito untuk menerimanya kembali.

"Tapi tenang! aku punya berita penting tentang wanita itu." ujar Marisa.

"Berita apa?" tanya Yura penasaran.

"Apa kakak sudah bertemu Om?"

"Belum! aku belum berani ketemu papa."

"Bagaimana kalau kita ketemu Om sekarang. Aku yakin kalau Om mendengar berita ini pasti wanita itu akan diusir." ujar Marisa antusias.

"Kamu yakin?" tanya Yura ragu.

"Sangat yakin." ujar Marisa.

"Kalau begitu. Yuk kita ke rumah papa." ajak Yura.

*******

Apakah Husien percaya dengan Marisa.

Baca kisah selanjutnya di part berikutnya.

Terima kasih sudah mampir dan membaca novelku

Jangan lupa tinggalkan jejak like, komentar dan hadiahnya

I love you sekebun cabe rawit ♥️ ♥️ ♥️

1
Sunaryati
Dobel up Thoor. Vito cari masalah untuk dirimu sendiri jika menginginkan Lila. Kau tidak bisa melawa Bos Mario fan Putranya Yucan. Jangan macam- macam sama Lila.
Sunaryati
Jangan ada yang kau sembunyikan dari ibumu, Lila. Jujur saja agar tak semakin rumit. Sekali berbohong akan menciptakan kebohongan yang lain. Daripada mendengar dari orang lain ibumu merasa tidak kau hargai,kamu cerita saja agar ibumu mendoakan setiap langkahmu
Sunaryati
Sadar ,semoga saja cepat siuman. Dan membantu Lila lepas dari jeratan hukum. Husein putrimu dari selingkuhanmu bereatakan iblis, yang akan menghancurkan kamu dari dalam. Sedangkan putri yang kau sia- siakan mempercepat kehancuranmu
Sunaryati
Sumi kamu harus Selamat
Herdian Arya
lanjuttttt
Enok Renmaur
bodohx vito, knpa msh mw sj sm iblis ja***ng tu, cerai sj tu ja***ng hdupmu g kan miskin koq.
emak anak sm" iblis ja***ng
Sunaryati
Mulai hancur perusahaan kamu Husein, ternyata kamu melepaskan orang yang telah melakukan tindakan kriminal, jadi syarat Lila tidak kamu penuhi semua
Sunaryati
Apa pedulimu Vito, Lila lajang, kok mencurigakan jangan- jangan kau suka Lila
Ah Serin
lanjut lagi thor....
Ah Serin
lila keluar saja dari perusahan hussien dan kerjasama dengan musuh hussien
Sunaryati
Seperti dunia mafia, sungguh tangguh Lila
Sunaryati
Jika Farah berani macam- macam sama Lila dia sendiri yang rugi. Pembalasan dimulai Husein, jantungmu aman. Agar merasakan penderitaan seperti ibu Lila
Sunaryati
Aku heran lho kedudukan ketiga prempuan itu apa kok selalu ikut campur urusan perusahaan, tabiatnya memuakan
Sunaryati
Semangat Thoor semoga sehat selalu dan bisa up lebih 1 bab. Pak Husein pembalasan putri kandungku dimulai, masa perusahaan kok ada kecoak istri, anak, dan keponakan, kerjanya hanya menghina dan menindas orang, apalagi penyuka selangkang, ya bangkrulah
Sunaryati
Apa kedudukan Farah diperusahaan, masa istri kok menyetir kebijakan perusahaan. Apalagi anaknya tak punya adab, segera sembuh Lila dan mulailah pembalasan pada keluarga ayahmu
Sunaryati
Good job Husien sudah masuk perangkap yang dibuat Pak Mario, sebentar lagi pembalasan dimulai. Semoga Yucan dan Lila berjodoh.
Sunaryati
Semoga saja mereka jatuh cinta, jadi rencana Pak Mario lancar. Dan balas dendam mereka mulus.
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Rajuk Rindu
Alur cerita bikin degdegan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!