NovelToon NovelToon
Ruang Rahasia Di Kamar Tante Feronica

Ruang Rahasia Di Kamar Tante Feronica

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yan duwei

Mahen selalu membenci Tante Feronica, bibinya yang menghilang 10 tahun silam. Ayahnya selalu mengatakan bahwa Tante Feronica adalah orang jahat yang telah membuatnya mendekam dipenjara selama 12 tahun.

Namun, ketika Mahen mencoba mencari petunjuk atas apa yang terjadi 10 tahun lalu, dia tidak menyangka bahwa dia akan menemukan sebuah ruang rahasia di kamar Tante Feronica. Di dalam ruang itu, Mahen menemukan petunjuk-petunjuk yang membuatnya mulai mempertanyakan apa yang selama ini dia percayai.

Mahen mulai menyelidiki tentang apa yang terjadi di masa lalu dan mengapa ayahnya dipenjara. Namun, semakin dia menyelidiki, semakin banyak rahasia yang terungkap. Mahen harus menghadapi kenyataan bahwa ayahnya tidak seperti yang dia pikirkan.

Tante Feronica, yang selama ini dia anggap sebagai orang jahat, ternyata memiliki alasan yang kuat untuk melakukan apa yang dilakukannya. apakah Mahen akan bisa menemukan kebenaran dan memperbaiki kesalahan masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yan duwei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PAK TONO

seperti yang sudah di rencanakan, Mahen dan teman-temannya saat ini sedang berkumpul di cafe. hari ini adalah hari Minggu yang dimana mereka berencana mencari rumah tante Fero dengan berbekal alamat yang mereka temukan di dalam sertifikat.

"mana nih temen lo dis? belum nyampe-nyampe" keluh Ethan yang pantatnya sudah panas karena duduk terlalu lama.

"yaelah.. sabar dikit kek, kejebak macet mereka" jawab Adis sambil mengotak-atik hpnya. "heh.. kejebak macet kata lo? naonao kan bawa motor, pikun lo?" sarkas Ethan.

"dih.. emangnya motor nggak bisa kena macet? motor juga bisa macet kaliii" bentak Adis yang hanya mendapat dengusan Ethan.

"noh.. dateng" ucap Aidan saat melihat Naomi datang membonceng Oca dibelakangnya. Ethan melotot melihat Oca yang memeluk Naomi dari belakang.

"eh eh eh.. mereka lesbong kah?" celetuk Ethan sembarangan. "heh! mulut tuh di jaga, inget bayi" tegur Adis sambil tangannya mengeplak mulut Ethan.

"Lo kata gue hamilll?!" ketus Ethan sambil menepis tangan Adis. Adis tak sempat menjawab ketusan Ethan karena Naomi dan Oca sudah datang.

"hai.." sapa Oca lembut. tak ketinggalan pula senyuman manis khas Jiějiě cina.

"aduh duh.. hai neng Oca Oca" jawab Ethan dengan tampang manis yang dibuat-buat. "najis banget ekspresi lo tan" celetuk Adis yang mendapat pelototan dari Ethan.

"hai Mahen" sapa Oca menyapa Mahen dan duduk sampingnya. "hai Oca" jawab Mahen sekenanya. Oca mengerut melihat respon Mahen yang berbeda dari kemarin.

"nao, macet ya?" tanya Herdi pada Naomi. "lumayan, jadi telat hehe. sorry ya semuanya" jawab Naomi tak enak hati. "gapapa nao, duduklah.. minum dulu kita" ujar Adis menyuruh Naomi duduk di sampingnya.

..

setelah briefing mereka pun bergegas menuju alamat yang sudah ditulis pada kertas oleh Naomi.

Naomi membonceng Oca, Mahen membonceng Adis, Aidan membonceng Ethan, sedangkan Herdi, ia membawa motornya sendirian. Herdi memang jarang mau berboncengan dengan orang lain dan teman-teman sudah paham akan hal itu.

dua jam perjalanan mereka akhirnya sampai di depan rumah mewah. rumah itu tidak bertingkat tetapi terlihat sangat luas.

mereka pun turun dari motor masing-masing. "ini rumah rapi banget, bersih juga. apa jangan-jangan tante lo ada di sini hen?" tanya Adis.

"gue juga nggak tau dis" jawab Mahen. matahari sangat terik, melihat Adis hanya memakai kaos berlengan pendek, Mahen melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada Adis. hal itu tak luput dari pandangan Oca yang terlihat sedih.

"gerbangnya dikunci" ucap Herdi yang sudah mengecek gerbang untuk mencoba masuk.

"kita tanya tetangga dulu, tuh ada orang lagi nyapu" ucap Naomi memberi pendapat. "ayok" ajak Ethan bersemangat. "dua aja yang tanya" tegas Naomi.

"ayok nao, gue aja sama lo" ucap Adis menawarkan diri. Naomi pun mengangguk lalu berjalan mendahului Adis.

pandangan Mahen tak lepas dari Naomi yang terlihat cantik meskipun sedikit tomboy. hari ini Naomi mengenakan sneaker Kets warna hitam, celana jiens hitam, kaos putih dan dipadukan kemeja kotak-kotak yang dua kancing bagian atasnya dilepas. rambut Naomi di gelung seperti kemarin, namun kali ini ia memakai topi hitam.

"khem.. di tatap terus bang" celetuk Ethan. Mahen pun tersadar dan menoyor kepala Ethan, "berisik lu, ketan" ucap Mahen.

"dih.. ketularan Kunti bogel lo ngatain gue ketan" kesal Ethan.

Mahen terdiam sambil menatap Adis dan Naomi yang sudah berjalan mendekati mereka.

"gimana?" tanya Mahen. "katanya rumah ini udah lama kosong, tapi tiap pagi di bersihin sama pak Tono. rumahnya ada di ujung gang ini" jelas Adis.

"pak Tono? pak Tono itu siapanya pemilik rumah ini?" tanya Herdi tak mengerti.

 "pak Tono dulunya sopir pribadi pemilik rumah ini. tapi katanya pemilik rumah ini pergi entah kemana dan nyuruh pak Tono rawat rumahnya. setiap lima bulan sekali ada orang asing yang dateng nganterin uang bayaran buat pak Tono." Naomi melanjutkan penjelasan Adis.

"pak Tono tau siapa orang yang nganterin bayaran itu?" tanya Mahen. "pak Tono sendiri nggak tau karena orangnya ganti-ganti setiap bayaran." penjelasan Naomi membuat Mahen berdecak pusing.

"terus sekarang kita ngapain?" tanya Ethan. "kita kerumah pak Tono" jawab Naomi cepat. "nah betul. kita cari petunjuk dari pak Tono" Aidan langsung menyahut dan setuju pendapat Naomi.

mereka pun bergegas menuju rumah pak Tono dengan berbekal alamat yang diberikan tetangga tadi.

"kayanya itu deh" ucap Adis pada Naomi. saat ini mereka sedang berhenti di depan rumah sederhana yang terletak di ujung gang.

mereka melihat pria paruh baya, usianya sekitar empat puluh lima tahunan sedang membersihkan tanaman di halaman samping rumahnya yang sederhana itu.

"kita samperin" ucap Herdi sambil bergegas mendekati rumah itu.

"assalamu'alaikum, permisi pak" sapa Herdi. pria itu menoleh dan terkejut melihat rombongan Mahen.

"wa'alaikumsallam, siapa ya?" tanya pria itu. kami pun saling memperkenalkan diri masing-masing.

usai berkenalan, pria itu mengajak kami duduk di gazebo belakang rumahnya agar leluasa berbicara.

"jadi gini pak, kedatangan kami kesini untuk menanyakan tentang pemilik rumah ini," ucap Mahen mengutarakan maksud kedatangannya. tangannya menyodorkan hp Naomi yang menampilkan foto rumah tante Fero.

seperti sebelum-sebelumnya, Naomi selalu memotret bukti atau petunjuk yang di dapatkannya.

wajah pak Tono seketika berubah sendu saat melihat foto rumah itu. hal itu membuat Mahen dan teman-temannya bertanya-tanya dalam hati.

"pemilik rumah ini sudah pergi sepuluh tahun lalu, entah kemana." ucap pak Tono pelan.

deg..

 "sepuluh tahun lalu? itu sama dengan waktu menghilangnya tante Fero" gumam Mahen dalam hati.

"terus sampe sekarang bapak masih rawat rumah itu?" tanya Mahen lagi.

pak Tono mengangguk, "saya rawat rumah itu sebenarnya ikhlas. dulu pemiliknya baik banget sama saya. dia selalu bantuin saya kalau saya kesusahan. dia menganggap saya keluarganya begitupun sebaliknya. tapi dia nggak mau saya rawat rumah itu secara cuma-cuma. setiap lima bulan sekali dia selalu nyuruh orang buat nganterin uang ke saya sebagai bayaran karena saya sudah rawat rumahnya" terang pak Tono.

"dulu dia tinggal sama siapa pak?" tanya Herdi. "dia sendiri, sebenarnya dia disini cuman sebentar-sebentar. mungkin kalau lagi menenangkan diri" jelas pak Tono.

"siapa namanya pak?" tanya Naomi. Mahen menepuk jidatnya, kenapa dari tadi dia tidak bertanya siapa nama pemilik rumah itu.

"namanya Feni" jawab pak Tono. kening Mahen dan teman-temannya sama-sama berkerut. "Feni?" tanya Ethan memperjelas.

"iya, panggilannya Feni. nama aslinya saya tidak tahu" jawab pak Tono.

Mahen merogoh kantong celananya, membuka dompet dan mengeluarkan selembar foto. "ini orangnya pak?" tanya Mahen sambil menunjukkan foto tante Fero.

pak Tono mengamati foto itu dan kembali menatap Mahen dalam-dalam. "sebenarnya kalian ini siapa?" tanya pak Tono lagi.

"saya kep.." Mahen belum sempat menyelesaikan kalimatnya sudah di potong oleh Naomi,

"kami anak muridnya pak. dulu kakak ini sering ajarin kami nulis cerita dan puisi. tapi tiba-tiba kami nggak pernah diajarin lagi dan beliau entah kemana. kami coba nyari petunjuk dan ada yang bilang rumahnya di daerah sini, makanya kami kesini.

kami nemuin rumah kosong itu, karena penasaran jadi kami tanya ke tetangga di sebelahnya.

dan mereka bilang kami harus tanya ke pak Tono kalau mau tau lebih banyak, jadi kami kesini" jawab Naomi panjang lebar.

1
Rahma Amma
aku suka ceritanya,, ngak muter2
lanjut....
D_wiwied
saingan cinta.. 😂
D_wiwied: mahennya masih bingung tu, antara nao apa oca.. tp menurutku keknya cenderung ke nao ya
Dwi Ade: waduh😱 saingannya detektif handal nih😄
total 2 replies
Celty Sturluson
ceritanya keren abis! Thor, kamu hebat!
Dwi Ade: hallo, terimakasih sudah membaca karya tulis saya. maaf jika karya saya masih banyak kekurangannya 🙏
kritik dan saran saya terima dengan hati😊🙏
total 1 replies
Takahashi HitomiLửa
Lanjutin dong, penasaran banget!
Dwi Ade: hallo, terimakasih sudah membaca karya tulis saya. maaf jika karya saya masih banyak kekurangannya 🙏
kritik dan saran saya terima dengan senang hati 😊🙏
total 1 replies
Kelestine Santoso
Aku bisa merasakan perasaan tokoh utama, sangat hidup dan berkesan sekali!👏
Dwi Ade: hallo, terimakasih sudah membaca karya tulis saya. maaf jika karya saya masih banyak kekurangannya 🙏
kritik dan saran saya terima dengan senang hati 😊🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!