Cinta Yang Datang Tiba-tiba

Cinta Yang Datang Tiba-tiba

"cinta yang di paksakan"

Melia terduduk lemah di hadapan sang ibu, pasal nya ia tak pernah mengira bahwa orang tuanya telah menjodohkan nya dengan pemuda yang sama sekali tidak ia kenal, melia gadis berusia 19 tahun yang masih ingin melanjutkan pendidikan, namun tanpa di duga harus pupus karna keputusan orang tuanya.

Melia menangis sejadi-jadi nya, saat terpaksa harus menerima perjodohan yang tak di ingin kan, pasal nya melia sudah memiliki kekasih yang begitu ia cintai.

"bagaimana dengan mimpiku bu? Apa aku tak berhak memiliki mimpi atau mewujudkan nya?" dengan derai air mata melia mencoba membuat orang tuanya mengerti, namun tak seperti harapan nya melia tetap harus menelan kenyataan pahit.

"nak ibu dan bapak mu tidak bisa menolak perjodohan ini, karna ketidak mampuan kami di masa lalu kami terpaksa menerima nya" sang ibu pun menjelaskan alasan perjodohan itu.

"dulu ketika kamu bayi, kamu sakit keras dan harus di bawa ke rumah sakit tapi karna besar nya biaya kami tak mampu membawamu ke rumah sakit, dan akhir nya bapak mu mencari pinjaman kepada keluarga pak drajat,orang terkaya di kampung kita tapi dengan satu syarat kami harus menerima perjodohan antara putra nya dan kamu nak".

Sang ibu bercerita sambil mengusap air matanya, sedangkan melia tak bisa berkata-kata lagi setelah mengetahui perjuangan orang tuanya demi agar putri nya selamat.

"baik lah, melia bersedia menikah asalkan hutang budi ayah dan ibu bisa lunas"

...****************...

Selang beberapa hari pernikahan berlangsung begitu meriah, ada luka di balik senyum kedua orang tua melia takut jika putri nya tak bahagia.

Setelah resepsi selesai, melia yang sudah membersih kan diri nya memilih berdiam diri di kamar. Tok tok tok suara pintu di ketuk dari luar "non makanan sudah siap semua sedang menunggu non melia di meja makan" kata mbok tun ART di rumah mertua nya.

"iya mbok saya akan segera turun"tak berapa lama melia turun di lihat nya hanya ada tuan dan nyonya drajat sedang kan suami nya entah ke mana.

"mari silahkan duduk kami sudah menunggumu dari tadi, tak perlu sungkan anggap di rumah orang tuamu sendiri" ucap nyonya drajat sedang kan tuan drajat lebih banyak diam.

"nyonya, dimana mas arkan kenapa tak ikut makan bersama kita" melia bertanya kepada mertuanya "a.a.a.a jangan panggil nyonya aku ini mama mertua mu jadi panggil aku mama ok?" protes nyonya drajat "arkan sedang ada pekerjaan jadi tak bisa makan malam bersama, sudah makan saja dulu"

keadaan hening hanya suara denting sendok yang beradu dengan piring setelah nyonya dan tuan drajat selesai dengan makan malam nya mereka kembali ke kamar. "melia kami duluan, kami sangat lelah" melia hanya mengangguk.

...****************...

Tepat pukul 20:30 arkan pulang. mbok tun yang sudah hafal kebiasaan itu segera menyiapkan apa yang di butuh kan oleh tuan muda nya.

"mbok apa semua orang sudah tidur?" sambil menikmati secangkir kopi arkan bertanya kepada mbok tun. "tuan dan nyonya biasanya sudah tidur tapi kalo non melia saya nggak tau den".

Setelah menghabiskan secangkir kopi arkan pergi menuju kamar nya, mbok tun yang melihat arkan merasa kasihan. "kasihan den arkan baru menikah harus memikul tanggung jawab sebesar itu".

Arkan membuka pintu di sana terlihat melia yang sedang tidur pulas di atas sofa, karna begitu lama menunggu suami nya datang melia tertidur di sofa, arkan menggeleng melihat melia.

...****************...

Arkan berniat mengangkat tubuh melua untuk memindahkan ke atas tempat tidur namun melia terbangun dan segera berdiri dari sofa ia merasa canggung di hadapan suami nya yang begitu rupawan. "maaf" kata arkan "tidur lah di tempat tidur, aku mau mandi dulu".

Terpopuler

Comments

IamEsthe

IamEsthe

Maaf ya. sekedar saran aja. dalam satu bab, jangan sampai templat tempat atau waktu lebih dari dua ya. ini kamu udah sampe tiga atau empat template.

2025-03-04

0

IamEsthe

IamEsthe

Dialognya sebenarnya benar, cuman kurang sedikit aja.

"Bagaimana dengan mimpiku, Bu? Apa aku tak berhak untuk memiliki mimpi atau mewujudkannya?" Melia nelangsa, dengan derai air mata bla bla bla

2025-03-04

0

IamEsthe

IamEsthe

Untuk fungsi kata 'di' ada 2, sbg penunjuk dan sbg kalimat kerja.


semisal,
Di hadapan
Diduga

dan untuk nama menggunakan huruf kapital. Melia


dan untuk kata -nya itu digabung, bukan dipisah ya.

2025-03-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!