Cewek imut dan manis ketika dia sedang manja, dan berubah 180 derajat menjadi dingin dan menakutkan ketika dia sedang dalam mode gila ....
Dia adalah Avril, gadis yang susah ditebak isi hatinya dan gampang berubah haluan, melakukan sesuatu seenak jidat dan suka merepotkan orang-orang disekitarnya..
Bahkan ketika sudah menikah pun d
tidak jauh beda.. Yaa dia menikah dengan laki-laki yang sederhana bernama Asep..
Ehh bukan Asep namanya..😅
Laki-laki itu bernama Keinan
Enaknya dipanggil Ken apa Kei ya??
Ken dan Avril menjalani kehidupan rumah tangga dengan banyak rintangan.. mampukah mereka melabuhkan kapalnya dengan baik sampai tujuan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qyurezz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan malam
Avril tengah berada di ruang kerjanya bersama Li, mengobrol santai setelah melakukan beberapa pekerjaan kantor. Mereka duduk di sofa.
"Li bagaimana pendapatmu tentang Kei?" tanya Avril sambil bersandar di sofa dan memainkan kuku palsunya.
"Dia laki-laki yang baik sepertinya nona"
"Aku mau dia, Li"
"Maksud nona?"
"Buat dia bekerja untukku, Li"
Serius??.
"Dia masih sekolah nona"
"Carikan pekerjaan yang tidak mengganggu sekolahnya"
"Tapi nona, bagaimana kalau dia menolak?"
"Kau tau kan aku tidak pernah ditolak!? apalagi menerima penolakan." Menegaskan kalau apa yang ia inginkan harus tercapai.
Li nampak berfikir.
"Bagaimana kalau saya carikan pria yang lain, yang sudah pandai bekerja dan paling penting.. tampan.."
"Ck... Aku mau Kei!! Aku tidak mau yang lain!!" Avril Keukeh.
Li kembali dibikin pusing dengan keinginan Avril. Masa ia harus memaksa Kei? Bagaimana kalau Kei menolak? Apa aku harus memaksanya dengan kekerasan? Atau aku harus memohon-mohon sambil bersimpuh? Cihh... Batin Li meronta-ronta.
"Nona, bagaimana kalau kau berteman saja dulu dengannya?"
"Aku mau dia tinggal di rumahku, lebih dari teman, aku mau dia bekerja untukku"
"Nona, baru saja anda kenal dengan dia kan? Mana bisa anda langsung menginginkannya, bahkan kau mau dia tinggal dirumahmu?" Li tak habis pikir.
"Kau bilang apa waktu dulu?" Avril menegakkan tubuhnya menatap tajam Li. "Ingat tidak 'Nona, anda boleh melakukan apapun, apapun yang anda inginkan akan saya turuti, selagi itu bukan sesuatu yang berbahaya, saya akan selalu berada disamping anda nona' begitu katamu! Saat kau meminta ampun padaku karena telah kejam memperlakukanku selama dua bulan, dulu!" Avril berbicara tanpa jeda. "Ingat tidak?!!". Bentaknya.
Li menepuk jidatnya. Itu kan waktu saya menghukummu, sekalian melatih mental dan fisikmu. Itu sudah empat tahun berlalu.
"Ingat nona" dengan nada berat, ia mengakui kekejamannya pada Avril yang lemah dan polos waktu itu. Tapi berkat Li juga Avril menjadi seorang wanita yang tangguh seperti sekarang.
"Yasudah lakukan saja apa yang aku inginkan!"
"Baik nona, Seandainya Kei tidak bisa bekerja denganmu, anda harus siap dengan apapun keputusannya "
"Aku pikirkan itu nanti!"
Avril anak gadis yang sangat egois, segala keinginannya harus dituruti, berhati dingin, kadang tidak memberi ampun pada siapapun yang melakukan kesalahan padanya. Itulah sosok Avril yang dibentuk Li empat tahun yang lalu.
Sore hari tiba.
Kei telah bersiap dengan pakaian rapihnya, setelah siang tadi membantu ayah di kedai. Kei berangkat menuju kedai yang tidak jauh jaraknya dari rumah, ia menghampiri ayah dengan sedikit berlari hendak pamit padanya.
Kei memeriksa kembali kartu nama Avril, terdapat alamat rumah juga di sana serta alamat kantor. Kini ia tinggal berangkat saja ke tujuan.
"Ayah" sapa Kei dengan bahagia.
Ayah tengah berada di halaman kedai memeriksa motor.
"Kei, Kemari.. Pakai motor kesayangan ayah ini untuk pergi ke rumah nona Avril ya" Begitu sahut ayah ketika melihat Kei.
"Memangnya tidak apa-apa ayah? Tadinya aku mau pesan taksi online" Kei melihat motornya bersih dan mengkilat.
"Gak papa Kei, sana pakai" Ayah menyodorkan helmnya "cepat berangkat, takutnya kamu ditunggu sama nona Avril"
Kei memakai helm.
"Iya ayah"
"Satu lagi, tunggu sebentar ya" Ayah masuk ke dalam kedai membawa kotak makan bersusun.
"Bawa ini untuk nona ya, sekalian ayah juga titip salam untuknya" Ayah menyerahkan kotak makan yang bersusun, terlihat bahagia dari raut wajah ayah.
"Akan aku sampaikan salam ayah" Kei tersenyum menerima kotak makanan
"Apa tidak apa-apa membawa makanan dari sini? Disana kan pasti sudah banyak makanan"
"Ehh, ini sebagai bentuk rasa hormat kita pada nona Avril, memangnya kau mau pergi dengan tangan kosong?"
"Hehe.. Maaf ayah"
"Diterima atau tidak pemberian ayah, ayah tidak masalah"
"Baik ayah, aku berangkat dulu" menaiki motor setelah menyalami ayah.
"Iya sana, hati-hati ya"
"iya" Kei melajukan motornya pergi dari halaman kedai.
****
Bersamaan dengan keberangkatan Kei, Avril juga baru saja sampai di rumahnya, ia nampak kelelahan setelah aktivitasnya di kantor.
Ia sudah memasuki ruang tengah rumahnya. Terdapat pak Alex serta dua pelayanan pribadi Avril.
"Kenapa harus ada meeting dadakan si? Aku kan jadi telat pulang!" gerutunya pada Li, ia kesal.
"Maaf nona" Li merunduk.
Tidak berbicara lagi, Avril langsung berlari menuju kamarnya di lantai atas. Padahal di sana sudah ada Lift, tapi jarang sekali digunakan Avril.
"Kalian.." Li menjentikan jarinya meminta kedua pelayanan Avril mendekat "Bantu nona bersiap-siap"
"Baik tuan" berbarengan merunduk, kemudian menyusul Avril ke kamarnya.
"Pak Alex, jamuan makan malam sudah siap?" tanya Li
"Sudah siap tuan"
"Bagus" Li beranjak menuju ke ruang pribadinya di rumah itu.
Pak Alex kembali ke rumah belakang seperti biasanya.
Di dalam kamar Avril, dengan secepat kilat ia membersihkan badannya, pelayan membantu mengeringkan rambut Avril serta yang lain menyiapkan pakaian Avril.
Setelah selesai, kini tinggal merias wajah.
"Nona mau riasan seperti biasanya?" tanya pelayan.
"Tidak usah Mbak, kelamaan, Sedikit natural aja, wajahku lelah pakai makeup terus"
"Baik nona"
Dengan senang hati pelayan mendandani Avril, memoleskan bedak tipis, lipstik dengan warna nude, dan maskara. Pelayan yang satu bertugas menata rambut.
"Nona, bahkan tanpa makeup anda sudah terlihat cantik" puji pelayan disertai senyuman setelah selesai.
"Sudah tentu mbak" Avril selalu percaya diri.
"Benar sekali Nona, nona cantik alami, wajah nona itu idaman semua wanita" ucap pelayan yang satu lagi.
"Kau juga perawatan mbak, biar cantik seperti saya, oke"
"Oke nona"
Mereka asik mengobrol, tanpa disadari Kei sudah memasuki gerbang utama rumah Avril. Betapa terkagum-kagum Kei melihat rumah yang sangat mewah, tinggi, halaman luas dengan pohon dan tanaman hias tumbuh subur disana, walau hari sudah gelap, namun terlihat jelas sekali pemandangan indah halaman rumah Avril karena pencahayaan yang baik.
Penjaga menghentikan motor Kei, Sebelum membuka gerbang. Dengan perawakan tubuh besar, wajah sangar dan dingin menyapa Kei.
"Maaf tuan, anda siapa?" tanya penjaga.
"Saya Keiden pak, saya diundang nona Avril kesini" berusaha tersenyum ramah walau hatinya deg-degan.
Penjaga sudah diberi tahu sebelumnya, kini dia mempersilahkan Kei masuk setelah dilakukan pemeriksaan.
Kei masuk, memarkirkan motornya di halaman, pandangannya mengedar ke sekeliling. Betapa takjubnya ia, bahkan jadi minder sendiri. Tak lama pak Alex datang menyapa dengan ramah dan mempersilahkan Kei masuk.
Kei masih menenteng kotak makanan, ia mengikuti pak Alex masuk sampai di ruang tengah, bertepatan dengan Avril yang menuruni tangga bersama kedua pelayan dibelakang. Berbeda dengan penampilannya sehari-hari saat bekerja, Avril sekarang terlihat seperti gadis remaja, manis dan cantik tentunya. Rambutnya diikat dibelakang. Siapa yang tidak terpesona? Bahkan Keiden pun tidak berkedip melihat tampilan Avril.
Cantiknya... Itu Avril?. Batin Kei.
"Pak Alex" sapa Avril dengan senyum manisnya.
"Nona, tamu yang anda undang sudah datang"
"Sudah tau pa Alex, Aku melihatnya " disamping pak Alex masih dengan senyumnya
"Hai Kei, terimakasih sudah mau hadir ke sini" Avril menyodorkan tangannya bersalaman. Kei menerima uluran salam Avril dan tersenyum manis juga.
"Sama-sama nona, senang bertemu lagi denganmu"
"Kau senang bertemu denganku? Apa kamu suka padaku?" goda Avril masih bersalaman.
Kei dibuat gelagapan, pipinya merona. Dia hanya tersenyum. Namun segera ia menyadarkan diri.
Sadarlah Kei, dia itu siapa.. Batin Kei.
"Kenapa tidak menjawab? Kau suka padaku Kei?" godanya sekali lagi.
"Mmm... tidak nona, saya mana pantas menyukai nona?" ucapnya grogi.
"Jangan bilang begitu Kei" nampak cemberut "Ayo kita langsung makan saja" Avril menarik Kei menuju ruang makan. Kei mengikuti saja langkah kaki Avril.
Pa Alex juga tidak lepas dari mengikuti Avril, ia hanya berdiri mengamati saja kegiatan Avril. Sedangkan kedua pelayan pergi ke rumah belakang.
Pak Alex menarik kursi untuk di duduki Avril, Kei duduk disamping Avril.
Kei kembali terkejut dengan apa yang dihidangkan di meja makan, satu meja full. Ia malah menyembunyikan kotak makanannya ke samping, yang segera disadari Avril.
Serius ini? Apa aku akan makan malam dengan keluarga besar Avril juga? Duhh pasti malu aku. Batin Kei.
"Kei, apa itu? Kamu bawa apa?" tanya Avril penasaran.
Mati aku...
"mmm ini.. Bukan apa apa" menyembunyikan sebisanya.
"Jangan bohong! Itu buat aku kan?" Avril mencoba meraih apa yang Kei sembunyikan.
Kei menggeleng, gelagapan.
"Sini! Berikan padaku" Avril menyadari Kei menyembunyikan sesuatu.
"Jangan nona, ini tidak penting"
"berikan padaku Kei" Avril memaksa, menatap tajam Kei.
Jangan buat nona kecewa! . Kei teringat kata-kata Li. Dengan terpaksa ia memberikan apa yang ia sembunyikan disampingnya dengan ragu.
Avril dengan cepat menerima apa yang disodorkan Kei.
"Apa ini Kei?" Avril mencoba membuka kotak makan itu.
"Itu titipan dari ayah saya, nona.. Itu untuk anda"
"Dari ayah?" Avril terlihat senang sekali.
"Aaa Kei Ayahmu baik sekali" tersenyum manis. "terimakasih yaa.."
"Sama-sama nona, ayah juga menitip salam"
"Oh ya.. Salam balik untuk ayahmu ya" tepuknya pada bahu Kei.
"Baik nona" Kei mengangguk.
"Pak Alex, tolong sajikan ini untukku" Avril menyodorkan kotak makan itu pada pak Alex.
"Baik nona" Pak Alex dengan senang hati menerimanya dan membawanya ke dapur untuk dipindahkan ke piring, sebelum disajikan untuk Avril.
"Nona.." ucap Kei
"Kei, panggil aku Avril"
"Saya tidak enak nona" mereka berbicara dengan saling pandang.
"Kenapa? Apa Li mengancammu?"
"Dia bukan mengancam, tapi meminta saya berbicara sopan denganmu"
"ck.. Yasudah panggil aku sesukamu" agak cemberut.
Dia makin imut saja saat cemberut ya. Batin Kei.
"Jangan cemberut begitu, jelek tau" Kei segera menutup mulutnya,karena takut menyinggung Avril.
Kenapa bisa mulutku tidak terkontrol begini?. Batinnya panik.
Avril langsung tersenyum melihat reaksi Kei. "Ya ampun Kei" mencubit pipi Kei. "Kau bilang aku jelek ya?" gemas.
"Maaf.. Maaf nona, saya tidak bermaksud berbicara begitu" Kei gelagapan.
"Santailah Kei" Avril tersenyum.
"Anda sangat cantik nona"
Deg..
"Aku tau itu Kei" Avril merona pipinya. kamu tak sadar apa, kau yang menggemaskan begitu apalagi dengan wajah yang tampan juga. Batin Avril.
Mereka malu-malu saling memalingkan wajah ke arah lain.
"Silahkan nona" Pak Alex menyodorkan makanan yang tadi untuk Avril. Beberapa olahan daging serta mi goreng spesial yang menggugah selera sepertinya. Pak Alex meletakannya di depan Avril
"Terimakasih pak Alex." tersenyum ramah.
"Sama-sama nona" pa Alek berdiri di belakang Avril.
nona Avril benar-benar menerima masakan ayah?. Betapa bahagianya hati Kei.
"Kei, ayo mulai makan"
"iya nona". Ia mengedarkan pandangannya di ruangan itu, nampak menunggu sesuatu.
"Kenapa Kei" Avril mulai menyiapkan makanan.
"Kita makan berdua saja?"
"Iya, dengan siapa lagi?"
"Ohh.. Hehe, aku pikir dengan keluarga besarmu juga" Kei berfikir begitu karena melihat makanan yang melimpah di meja makan.
"Keluargaku sudah meninggal semua Kei" ucap Avril santai.
"Apa?" betapa terkejutnya Kei.
"Maaf nona" ia merasa tidak enak.
"Gapapa Kei, kamu tidak tau ya?"
"Saya benar-benar tidak tahu nona" Dia sebatang kara di dunia ini? Dirumah sebesar ini? Karirnya? Kekayaannya? Milik dia sendiri?. Batin Kei bertanya tanya.
"Sekarang sudah tau kan, ayo makan, jangan bengong"
"Iya nona"
Akhirnya mereka makan dengan tenang.
kayaknya avriel lg jatuh cinta pemuda di kedai itu sll membuat avriel semangat skl mendekatinya...