Ini hanya kisah fiktif belaka.
Nirmala merasa tidak suka ketika anak majikannya membawa kekasihnya pulang, dia nekat pergi ke dukun agar pria itu mau menjadi suaminya. Dia memuja setan agar anak majikannya, Leo mau memutuskan hubungannya dengan kekasihnya itu.
"Aku bisa membantu kamu demi mendapatkan anak majikan kamu itu, tapi kamu harus memuja setan."
"Aku bersedia," jawab Nirmala dengan yakin.
Akan seperti apa kehidupan Nirmala selanjutnya?
Apakah dia akan mendapatkan Leo?
Yuk kita baca kisahnya, buat yang suka jangan lupa kasih bintang 5 dan komen yang menarik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mandul
Sudah satu tahun Nirmala menikah dengan Leo, wanita itu terlihat semakin cantik saja. Baju yang dipakainya bermerek semua, tas, sepatu sampai aksesoris yang dipakai oleh Nirmala mahal semua.
Dia sudah seperti ratu di dalam kehidupan Leo, begitu dimanjakan oleh Leo dan juga juragan Bagus. Kedua orang tuanya juga tentunya begitu memanjakan Nirmala, karena kehidupan mereka juga sudah sangat baik.
Bi Ratmi dan juga pak Heri kini memiliki usaha kecil-kecilan, mereka membuka warung kelontong di depan rumah yang saat ini mereka tinggali.
Nirmala juga sudah tidak bekerja lagi di pabrik sandal, tetapi wanita itu dipercaya untuk mengurus toko perhiasan milik juragan Bagus.
Wanita itu bahkan dipercaya untuk mengelola keuangan keluarga Raharjo, juragan Bagus terlihat begitu menyayanginya dan percaya kepada wanita itu.
"Yang, sudah 1 tahun kita menikah. Kenapa kamu belum terlihat tanda-tanda kehamilan?"
Leo menghampiri istrinya yang sedang duduk di depan meja rias, lalu Leo memeluk istrinya itu dan menyandarkan dagunya di pundak istrinya.
"Mungkin Tuhan belum kasih rezeki anak buat kita, Sayang."
Dalam hati Nirmala merasa was-was, karena memang sudah setahun menikah dengan Leo tetapi dia tak kunjung hamil. Padahal, Leo begitu mendambakan kehadiran keturunan dalam pernikahan mereka.
"Apa tidak sebaiknya periksa ke dokter?"
Nirmala tiba-tiba saja merasakan ketakutan yang luar biasa, takut kalau dirinya bermasalah. Nirmala tersenyum dengan sangat manis kepada suaminya itu, lalu Nirmala berkata.
''Besok bukannya kamu mau urus pengiriman sandal ke luar kota, ya?"
"Iya, emangnya kenapa?"
"Beberapa hari ini kalau tidak salah kamu juga akan sibuk mengurusi pabrik sendal milik ayah yang semakin maju itu," ujar Nirmala lagi.
"Hem, terus?"
"Kamu sibuk aja, aku akan pergi ke rumah sakit sendiri. Aku pasti akan langsung kasih tahu hasilnya bagaimana," ujar Nirmala.
Leo merasa kalau istrinya itu begitu pengertian, nyatanya wanita itu tak ingin diantar oleh Leo karena takut rahimnya bermasalah.
"Istri yang sangat pengertian, kalau mau pergi jangan lupa minta diantar sopir. Takut kamu kenapa-kenapa," ujar Leo sambil mengecup kening istrinya.
Semakin hari Leo semakin lengket saja terhadap istrinya tersebut, Nirmala begitu dicintai secara ugal-ugalan oleh pria yang dia dapat secara curang itu.
"Ya," jawab Nirmala lega.
Keesokan harinya Leo pergi ke pabrik sendal seperti biasanya, sedangkan Nirmala pergi diantar oleh sopir menuju rumah sakit.
Dia langsung mendaftarkan diri ke ruang obgyn, Nirmala meminta dokter untuk memeriksa kondisi kesehatan rahimnya.
Dokter tentunya dengan sigap melakukan serangkaian pemeriksaan kepada wanita itu, Nirmala terlihat gelisah sepanjang dokter melakukan pemeriksaan terhadap dirinya.
"Bagaimana, Dok?" tanya Nirmala harap-harap cemas.
"Apakah selama ini menstruasinya teratur?"
"Nggak, Dok. Jarang sekali, kalau sekalinya menstruasi akan sangat banyak dan sakit sekali."
"Kalau saat berhubungan dengan suami, apakah suka merasakan sakit?"
"Biasa aja, Dok. Kecuali kalau dia minta berkali-kali, suka sakit."
Nirmala semakin was-was aja karena dokter seperti seorang polisi yang sedang mengintrogasi pelaku kejahatan, dia menatap dokter itu dengan keringat dingin yang mulai mengalir di dahinya.
"Maaf, Nyonya. Dengan berat hati saya ingin menyampaikan kalau anda mandul," ujar Dokter pernyataan kalau Nirmala mandul.
"Apa?!" teriak Nirmala tak terima.
"Maaf, Nyonya. Anda mandul," ulang Dokter.
Keresahan semakin meliputi hatinya, kalau dia mandul itu artinya dia tidak bisa memberikan keturunan untuk Leo. Jika dia tidak bisa memberikan keturunan kepada Leo, itu artinya dia merupakan wanita yang tidak berguna.
Leo membutuhkan keturunan, pria itu membutuhkan generasi penerus. Jika dia mandul, Nirmala takut kalau dia akan di depak walaupun sudah memakai pelet pengasihan.
"Apa ada obat yang bisa dikonsumsi agar saya bisa hamil?" tanya Nirmala.
"Tak ada, hanya harus berdoa kepada Tuhan. Siapa tahu ada keajaiban," ujar Dokter.
Nirmala keluar dari dalam ruang pemeriksaan dengan lemas, dia tidak menyangka kalau dirinya ternyata mandul. Padahal, dia sudah susah payah mendapatkan Leo. Seharusnya dia bisa memberikan keturunan agar pria itu senang.
"Pulang, Pak."
Nirmala yang sudah ada di dalam mobil meminta pak sopir untuk pulang, sesampainya dia kediaman Raharjo, wanita itu malah melamun dengan dalam.
Si Cebol sejak tadi melihat majikannya melamun langsung menghampiri Nirmala, lalu hantu berwujud pria itu meniup-niup wajah Nirmala.
"Ada apa?" tanya Nirmala sambil menolehkan wajahnya ke arah si Cebol.
"Aku punya cara agar kamu hamil, jadi jangan ngelamun terus."
Nirmala tentu saja merasa kaget sekaligus senang dengan apa yang dikatakan oleh si Cebol, jika benar apa adanya, maka dia akan segera hamil.
"Bagaimana caranya?"
"Gampang, minta sama Ki Ageng. Dia bisa bantu," jawab Cebol.
Sudah lama dia tidak mengingat Ki Ageng, karena kehidupannya sampai saat ini dirasa tidak bermasalah.
"Baiklah, ayo kita datang ke sana. Sudah lama memang kita tak ke sana," ujar Nirmala.
Nirmala akhirnya pergi ke tempat Ki Ageng, Ki Ageng yang melihat kedatangan Nirmala tentunya tahu jika wanita itu pasti menginginkan sesuatu dari dirinya.
"Apa yang kamu inginkan?" tanya Ki Ageng.
"Hamil, Ki. Aku mau hamil," jawab Nirmala.
Memiliki banyak harta tapi tidak memiliki anak, tentu itu akan sia-sia bagi Nirmala. Karena tidak ada keturunan yang akan melanjutkan bisnis keluarganya Leo.
Jika dia diam saja, dia takut kalau Leo nantinya akan meninggalkan dia. Atau mungkin Leo akan menduakan dirinya, karena dia bisa mengikat Leo dengan pelet pengasihan.
"Gampang, aku bisa membuat kamu hamil. Tapi, ritual ini perlu tumbal."
"Ah! Aki seperti tidak tahu saya saja, saya bisa memberikan tumbal walaupun dengan banyak nyawa sekaligus."
Sorot mata Nirmala penuh dengan kejahatan, wanita itu sungguh luar biasa dengan segala pemikirannya.
"Hahahahaha!"
Ki Ageng tertawa dengan terbahak-bahak, dia suka dengan obsesi Nirmala. Dia suka dengan frontal-nya wanita itu, demi apa yang dia inginkan, Nirmala selalu nekat.
"Yakin sanggup?"
"Yakin," jawab Nirmala cepat.
"Mau berapa anak?"
Ki Ageng sudah seperti Tuhan saja, dia langsung bertanya seakan anak itu merupakan hal yang gampang untuk diwujudkan.
"Dua," jawab Nirmala refleks.
Dalam pikirannya dia bahkan langsung membayangkan anak-anak yang lucu, dia bisa melahirkan darah daging Leo dan mengasih mereka dengan penuh kasih sayang.
"Kalau begitu, kamu harus memberikan dua tumbal. Nanti saya kasih anak kembar, sekarang kita siapkan ritualnya. Kamu pake kain dulu sana," ujar Ki Ageng.
"Iya, Ki."
Untuk urusan dengan keinginannya, Nirmala selalu saja cepat. Dia tak pernah memikirkan apa yang akan menimpa dirinya nantinya, selalu saja mengutamakan keinginannya, keinginannya dan juga keinginannya yang sebenarnya tidak semua akan mendapatkan yang dia inginkan.