Takdir tak di sangka, dimana Glenna yang terjatuh ke jurang. Karena ingin menyelematkan sahabatnya Indi, yang di dorong oleh saudari angkatnya. Dipertemukan dengan Siluman Rubah Ekor Sembilan, yang mana ada masa lalu dengan leluhurnya yang seorang Miko.
Penasaran kelanjutannya??? Gassss... kita ke story
ZANDRA SEASON 7
SEMOGA KALIAN SUKAAAA❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melawan Sosok yang Merasuki Yunita
Yunita menegakkan kepalanya, ia menatap nyalang pada Cia.
'Cih, rupanya ia memang sudah terpengaruh oleh salah satunya' batin Cia dan Itoku, mereka langsung saling tatap.
'Apa kamu tidak merasakan keberadaannya? Bukankah kamu penunggu di sini, sudah pasti tau seluk beluk penghuni lain yang ada di sini.' tanya Cia
'Apa peduliku, mereka hanya remahan. Aku tak pernah memperhatikan mereka, selama mereka tak mengusikku.' jawab Itoku
'CK' Cia berdecak, seraya menatap sinis Itoku. Sedang yang di tatapnya, terlihat santai.
DEG
Saat Yunita menegakkan kepalanya, ia terkejut dengan keberadaan Itoku. Sejak tadi ia bersembunyi, agar tak di sadari keberadaannya. Kini saat ia hendak menampakkan diri, malah bertemu dengan penguasa gunung.
'ROAAAARRRR' maki sosok yang ada di dalam tubuh Yunita, sedangkan Itoku tersenyum menyeringai. Mudah baginya, untuk menyingkirkan sosok tersebut.
'SAMPAH' ucap Itoku, Glenna langsung menoleh dan menatap Itoku kesal.
'APA?' tanya Itoku
'Bereskan, aku sudah ingin istirahat.' jawab Glenna, membuat Itoku berdecak
Itoku menjentikkan jarinya, membuat sosok yang ada di dalam tubuh Yunita keluar. Sehingga Yunita langsung tak sadarkan diri, membuat warga yang masih ada terkejut. Karena mereka bisa melihat, sosok yang keluar dari tubuh Yunita.
Serentak warga langsung mundur ke belakang, mereka ketakutan dengan sosok tersebut. Tubuhnya yang besar, bahkan tingginya mencapai langit-langit bangunan balai desa. Berbulu lebat dan berwarna hitam, memiliki taring besar dan panjang di atas dan di bawah.
'RRRRRRRRRRRR' Cia dan yang lainnya, meminta semua orang untuk keluar. Tanpa di perintah dua kali, tentu saja warga di sana langsung berlomba-lomba untuk bisa keluar lebih dulu.
"Mbah, sosok itu..."
"Ya, genderuwo" lanjut mbah Lingga, ia mengeluarkan tasbihnya. Itoku hanya diam, ia ingin melihat sampai mana keturunan Miko yang telah menyelamatkan dirinya.
Kini Cia dan keempat saudaranya, berdiri mengelilingi sosok tersebut. Sedangkan Itoku, ia tengah duduk bersila.
"Apa kamu tak ada rencana untuk membantu?" tanya Glenna, Itoku menggelengkan kepalanya
'Aku ingin lihat, sehebat apa kalian? Setara atau melebihi leluhur kalian?' jawab Itoku santai, membuat Cia dan Ghava menatap tajam padanya
BUUUMMM
Suara bedemum, menyadarkan Ghava dan Cia. Mereka pun kembali memfokuskan diri, pada sosok besar tersebut. Sosok itu menghentakkan lengannya ke lantai, selain menimbulkan bunyi yang begitu keras. Hentakkan itu juga, membuat retakan pada lantai dan dinding.
Cia dan Ghava meringankan tubuh mereka, mereka melompat tinggi ke arah pundak kanan dan kiri sosok tersebut. Cia mengeluarkan katana, dari cahaya yang ia keluarkan. Sedangkan Ghava mengeluarkan tombak, dari cahaya yang ia keluarkan. Namun saat mereka hendak menusuk sosok itu, sosok itu menepis tubuh mereka.
Beruntung, refleks mereka sangat peka. Sehingga saat sedikit lagi, tangan sosok itu mengenai tubuh mereka. Mereka kembali melompat, dan kini berdiri di balok yang ada di langit-langit.
'Gerakannya lumayan cepat, beruntung kita segera menghindar.' ucap Cia, yang tengah berjongkok dengan salah satu lututnya yang lebih rendah
'Benar' jawab Ghava, seraya melihat ke sekeliling.
Ali, Luna dan Glenna yang ada di bawah, mereka mengeluarkan rantai. Dengan gerakan serentak, rantai tersebut mereka arahkan pada sosok tersebut. Sehingga rantai itu kini melilit kedua kaki sosok tersebut, dengan memberi kode menganggukkan kepala. Ketiganya berbalik, lalu berlari cepat secara serentak. Sehingga membuat kedua kaki sosok itu tertarik ke depan, dan tubuhnya jatuh ke belakang.
BUUUMMM
ROAAAAAARRRRRR
Suara yang begitu keras dan juga getaran yang begitu hebatnya, membuat banyaknya warga diluar yang ketakutan. Itoku tersenyum, ia sangat tertarik dengan keempat bersaudara itu. Ia tak tau, bila saudara Glenna ada banyak. wkwkwk
Dan di saat sosok itu, tengah merintih kesakitan. Ghava dan Cia saling tatap dan mengangguk, mereka pun melompat turun. Dari tempat mereka tadi, mereka langsung mengarah ke arah dada sosok besar tersebut. Seraya mengangkat dua senjata, yang mereka pegang. Sampai...
JLEB
JLEB
ROAAAARRRRR
Suara erangan yang begitu keras dan juga menggema, membuat semua binatang yang ada di gunung berlarian tak tentu arah. Membuat para burung, langsung terbang meninggalkan tempat mereka hinggap. Warga sekitar menghentikan kegiatan mereka, mereka menjatuhkan alat yang mereka pegang dan gegas berlari ke arah suara. Sedangkan warga yang ada di luar bangunan, termasuk Indi dan beberapa gurunya. Mereka saling merapatkan tubuh mereka, karena rasa takut yang di rasakan.
Sosok itu mengeluarkan darah hitam, dari tempatnya di tusuk dan juga dari mulutnya. Mbah Lingga yang sejak tadi diam berdzikir, terpesona dan terkagum-kagum melihat aksi keempat saudara tersebut. Cahaya demi cahaya, yang keluar dari tubuh mereka, dari telapak tangan mereka dan juga saat cahaya tersebut berubah menjadi alat yang mereka inginkan.
Semua itu benar-benar membuatnya speechless, ingin bersorak. Namun ia sadar, bila usianya sudah tidak pantas melakukan hal tersebut. Tubuhnya bergetar hebat, bukan karena takut. Namun karena rasa yang... entahlah, ia tak bisa mendeskripsikannya. Namun ia merasa bangga, karena bisa melihat langsung. Pertarungan manusia-manusia pilihan, dengan sosok besar yang di takuti manusia biasa.
'LUAR BIASA, MEREKA... MASYA ALLAH YA ALLAH. Mimpi apa aku sebelumnya, sampai bisa melihat hal ini. Dan mungkin, ini hanya bisa aku lihat satu kali seumur hidupku' ucap mbah Lingga dalam hati, ia sampai tak bisa mengatakan apapun lagi
Sosok itu hangus terbakar, sampai hanya tersisa abunya. Bau gosong menguar ke seluruh ruangan, membuat Glenna terbatuk. Itoku berdiri, ia pun segera melakukan gerakan memutar di tangan kanannya. Gerakan itu membentuk pusaran angin cukup kuat, namun terasa begitu lembut.
Pusaran angin itu, menuju abu sosok yang telah hangus terbakar. Seperti sapu, pusaran angin itu membersihkan abu dan asap sampai bersih dan benar-benar hilang.
Glenna menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya pelan. Ia pun tersenyum, lalu menatap Itoku.
'Kamu sudah merasa lebih baik?' tanya Itoku, Glenna mengangguk
"Ya, terima kasih." jawab nya, Itoku mengangguk
Cia dan ketiga saudaranya, yang melihat interaksi keduanya. Hanya diam, lalu saling tatap. Seolah kedua mata mereka, tengah membicarakan sesuatu.
"Mbah... mbah ga apa-apa? Ga ada yang luka kan?" tanya Glenna, menyadarkan mbah Lingga dari kekagumannya
"Ah... Alhamdulillah, mbah baik. Kalian luar biasa, terima kasih karena sudah memusnahkan salah satu makhluk, yang di takuti oleh para warga sekitar." jawab mbah Lingga, Glenna menoleh kepada para saudaranya
"Semua karena keempat kakak saya, tanpa mereka. Saya ga bisa melakukan apapun, mereka lah yang luar biasa." jawab Glenna, seraya kembali menatap mbah Lingga
Tak lama, pintu terbuka. Indi masuk dan berjalan tergesa, mendekati Glenna.
"Kamu ga papa kan?" tanya khawatir, seraya memeluk erat Glenna
Glenna terkekeh, "Lo lihat, gue baik-baik aja kan?"
Indi melerai pelukannya, ia meneliti tubuh Glenna dengan seksama. Setelah yakin, ia menghembuskan nafasnya lega dan mengangguk
"Indi
...****************...
...Happy Reading All...
Nih 🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟 7 nggak cuma 5 😁
Covernya juga bagus 🥰