NovelToon NovelToon
Azizah Dikira Miskin

Azizah Dikira Miskin

Status: tamat
Genre:Tamat / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:35.2k
Nilai: 5
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

Azizah pura pura miskin demi dapat cinta sejati namun yang terjadi dia malah mendapatkan penghinaan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 10 butuh pembantu

"Raka, kamu carikan pembantu lah, bisa mati ibu kalau lihat rumah kayak gini," keluh Sumarni, suaranya terdengar penuh kelelahan. Wajahnya menunjukkan keputusasaan melihat rumah yang semakin berantakan, namun ada sedikit nada menyalahkan di balik kata-katanya.

Raka menatap ibunya dengan tatapan yang tajam. "Ah, bukankah kita hanya bertiga, Bu? Ibu dan Ka Sari seharusnya bisa mengurus rumah ini. Dulu, Aziza saja bisa ngurus sendiri," jawab Raka dengan nada yang lebih keras, mencoba mengingatkan ibunya bahwa seharusnya mereka bisa mengelola semuanya tanpa bantuan orang lain.

Sumarni menurunkan pandangannya, terlihat kecewa. "Ah, ibu sekarang nggak sanggup, Nak. Ibu sudah tua," ucapnya dengan suara yang merendah, ada penyesalan yang tampak jelas.

Raka menarik napas dalam-dalam, merasa tak puas dengan jawaban itu. "Ka Sari dong, Bu. Suruh Ka Sari. Bukankah Ka Sari anak kesayangan ibu?" ujar Raka, suaranya mulai mengandung sindiran.

Sumarni langsung meliriknya dengan mata tajam. "Oh, bisa apa dia? Selain ngabisin duit kamu, apa yang bisa dia lakukan?" jawab Sumarni dengan nada sinis, mengingatkan Raka akan ketidakmampuan Sari yang sering ia keluhkan.

Kata-kata itu sudah sering Raka dengar, tapi bukan untuk Sari. Kata-kata yang sama itu dulu sering ditujukan pada Aziza, istrinya. Raka merasa hatinya semakin panas mendengar hal itu.

"Makanya, Bu, jangan sembarangan ngomong. Sekarang omongan ibu kembali ke anak ibu," ucap Raka dengan nada mengejek, sedikit menyindir ucapan ibunya yang dulu selalu menyalahkan Aziza.

Sumarni menatap Raka dengan tatapan tajam, sedikit marah. "Maksud kamu apa, Raka?" tanyanya, suaranya mulai meninggi, tak sabar.

Raka menatapnya, matanya penuh perasaan yang tersembunyi. "Ya, ibu kan dulu sering bilang sama Aziza, bahwa Aziza itu pembantu yang nggak berguna, cuma bisa ngabisin uang suami. Sekarang ibu lihat Ka Sari, apa yang dia bisa selain bersolek dan keluyuran?" jawab Raka, dengan nada yang penuh sindiran. Kalimatnya terdengar tajam, seolah ingin menusuk perasaan ibunya.

Sumarni terdiam sejenak, wajahnya berubah menjadi merah karena marah. "Sudahlah, ibu enek denger nama Aziza! Ibu doakan dia pulang ke sini dalam keadaan lapar dan memohon kepada kamu untuk dimaafkan. Ingat, kalau waktu itu tiba, jangan pernah memaafkan dia!" ucap Sumarni dengan suara penuh amarah.

Raka menatap ibunya, matanya kosong, namun ada keresahan yang tak bisa disembunyikan. "Aku kepikiran Aziza, Bu. Sudah tiga hari dia belum pulang. Aku harus cari Aziza hari ini," ucapnya, suaranya pelan, namun penuh tekad.

Sumarni langsung memotong, suaranya penuh ancaman. "Nggak usah dicari! Nggak pulang juga nggak apa-apa! Ibu sudah siapkan pengganti Aziza untuk kamu, Raka," jawabnya dengan penuh antusias, seakan ingin menghapus keberadaan Aziza dari hidup anaknya.

Raka menatap ibunya dengan ekspresi bingung dan frustasi. "Tapi Aziza mengandung anakku, Bu. Aku harus mencarinya," ucap Raka, suaranya mulai terdengar putus asa, kebingungannya semakin terlihat.

Sumarni menatap Raka tajam, dengan nada yang tegas dan mengancam. "Kalau kamu mencari Aziza, maka kamu menyakiti ibu, dan kamu jadi anak durhaka, Raka!" ucapnya dengan penuh amarah.

Raka terdiam, antara terjebak di antara pilihan sulit. Dia tahu bahwa jika dia mencari Aziza, ibunya akan merasa disakiti, tapi jika dia tidak mencarinya, hatinya tak akan pernah tenang.

Ah, si Raka bloon ini pasti bingung lagi, antara jadi anak durhaka atau suami durhaka, raka manusia paling mudah goyah pendirian kadang sholeh kadang jahat.

"Daripada kamu cari Aziza, mending kamu cari pembantu hari ini. Kalau nggak ada pembantu, kamu jangan kerja besok. Tinggal di rumah, layani kebutuhan ibu," ancam Sumarni dengan suara tegas, seakan menekan Raka untuk segera bertindak.

   Sumarni memang selalu tahu bagaimana membuat Raka merasa terpojok. Di matanya, Raka harus menuruti segala perintahnya, tanpa ada ruang untuk protes.

Raka terdiam sejenak, merasa terpojok. "Jangan gitu dong, Bu, Raka kan harus cari uang untuk kebahagiaan ibu," jawabnya, mencoba melunakkan nada percakapan dan mencari jalan tengah.

 Raka merasa bersalah, seperti selalu, karena ibunya tampaknya tak pernah puas dengan apa yang diberikannya.

Sumarni memutar matanya dengan kesal. "Ya sudah, carikan pembantu sekarang," ucapnya dengan nada tak sabar.

 Tak ada lagi ruang untuk bernegosiasi. Perkataan Sumarni sudah final, dan Raka tahu dia harus segera memenuhi keinginan ibunya, meski dengan perasaan terjepit.

Raka menunduk, merasa frustrasi, tapi akhirnya menyetujuinya. "Oke, Bu, aku pergi dulu," ujarnya sebelum meninggalkan rumah.

Raka mengeluarkan ponselnya dan segera menelpon temannya. "Bro, punya rekomendasi pembantu nggak, bro?" tanya Raka dengan nada cemas, berharap ada jalan keluar.

 Raka merasa gelisah. Ia tahu seharusnya ada cara lain, tapi dalam situasi seperti ini, ia hanya bisa berharap pada teman-temannya untuk memberi solusi.

"Wah, susah bro, lu harus ke yayasan, bro," jawab Dani dari seberang.

 Raka merasa semakin terjepit. Yayasan? Itu berarti waktu yang lama, sesuatu yang tidak bisa ia miliki sekarang. Dalam kebingungannya, dia mencoba mencari solusi cepat, namun sepertinya semuanya terasa lambat dan jauh.

"duh, lama lagi kalau harus ke yayasan, bro. Gue butuhnya besok, bro!" jawab Raka dengan nada mendesak, sepertinya tak ada waktu lagi.

Dani terdengar agak frustrasi. "Ah, coba dari dulu lu denger saran gue, pasti lu nggak kerepotan sekarang. Sekarang Aziza nggak bisa kerjain pekerjaan rumah lagi, ya?" kata Dani, seolah memberi sindiran.

Bagaimana aziza akan melakukan pekerjaan rumah orang zizahnya aja kabur, keraskan sama lu raka, kalau ibu rumah tangga itu penting, IRT itu pekerjaan berat lebih berat ketimbang wanita karir, wanita karir paling melakukan beberapa pekerjaan sesuai sop, sedangkan ibu rumah tangga mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus dan seringkali disepelekan

Raka menghela napas, merasa semakin terjepit. Ia menutup telepon dan mencoba menghubungi beberapa temannya yang lain, tapi tetap saja tidak berhasil.

 Ketika Raka merasa bahwa dunia sedang bersatu melawan dirinya, ia tak tahu harus berbuat apa. Semua jalan sepertinya tertutup, dan ia merasa terjebak dalam kesulitan yang tidak pernah ia inginkan.

Tiba-tiba, ponselnya berdering lagi. Itu adalah Dani.

"Bro, ada saudara pembantu gue sekarang nganggur, katanya tinggalnya deket Masjid Darusalam. Nanti gue share alamatnya ya, bro," kata Dani dengan nada lebih santai, seperti memberikan kabar baik.

 Sebuah harapan kecil muncul. Dalam kerumitan yang menyelubungi hidupnya, Raka akhirnya menemukan sedikit celah. Mungkin ini jawaban yang ia cari, walau hanya sebuah solusi sementara.

Senyum tersungging di bibir Raka. Sepertinya, dia akhirnya menemukan jalan keluar dari masalah ini. Perasaan lega mulai muncul, meskipun ada bayang-bayang masalah lain yang masih menanti di depan.

Raka melaju dengan kendaraan di jalan yang sepi, kecepatan sedang, hingga akhirnya sampai di depan Masjid Darusalam. Masjid itu… ya, masjid yang menjadi saksi perkenalannya dengan Aziza. Dulu, sebelum hidupnya mulai mewah, Raka hanyalah seorang driver ojek online yang berjuang mencari orderan. Meski sibuk dengan pekerjaannya, dia selalu menyempatkan diri untuk mengikuti pengajian. Waktu itu, haus akan ilmu agama, dia mencari kedamaian di tengah kekalutan hidupnya.

Namun, yang paling tak bisa dilupakan adalah pertemuannya dengan gadis cantik berjilbab merah. Aziza. Gadis yang menjadi incaran banyak lelaki di masjid itu. Tapi dia, Raka, yang berhasil memenangkannya. Waktu itu, kebanggaan memenuhi dadanya. Dia merasa telah mendapat hadiah terbesar dalam hidupnya. Aziza, wanita yang begitu istimewa di matanya, adalah kebanggaan yang tak terlukiskan.

Tapi sekarang? Hatinya dipenuhi kebencian dan kekecewaan. Egosentrisnya semakin meninggi, terutama saat kekayaan mulai menyentuh hidupnya. Aziza kini bukan siapa-siapa lagi. Di matanya, Aziza hanyalah wanita yang beruntung mendapatkannya, seorang pengusaha muda yang sukses. Aziza, baginya, hanya beban. Wanita yang tak pernah bisa membantunya, yang tak punya koneksi untuk memperluas usahanya. Aziza, ibu rumah tangga yang tak berguna—itulah pemikiran yang menguasai kepala Raka sekarang.

"lihat saja nanti, Zah, aku akan cari perempuan yang lebih baik dari kamu. Lebih dari segalanya," pikir Raka dalam hati, tanpa menyadari betapa jauh dia telah berubah sejak pertama kali bertemu dengan Aziza di masjid itu.

1
Hanipah Fitri
lanjut lagi dong Thor
Hanipah Fitri
akhirnya Sumarni telah sadar atas perbuatannya yg telah menghantarkan anak anaknya ke jurang kehancuran
Hanipah Fitri
Romi pura pura kritis padahal pingin menguji cintanya Azizah
Hanipah Fitri
aku ikut terharu dgn kebaikan Romi
Hanipah Fitri
keluarga Raka keluarga rakus licik dan tamak
Hanipah Fitri
Raka makin besar kepala nantinya
Hanipah Fitri
wah, cepat sekali, ko sdh tamat cerita nya
Hanipah Fitri
makanya jangan jahat sama org, jadi dibalas tuh
Hanipah Fitri
setu seru seru, makin seru cerita nya
Hanipah Fitri
keluarga Raka keluarga yg licik
Hanipah Fitri
waduh pingin cerai saja sampai bertele tele
Hanipah Fitri
Azizah jodohnya itu Romi, bukan yg lain
Hanipah Fitri
oh walah jadi Nerves si Raka
Hanipah Fitri
makin seru nih, jadi ikutan halu seperti Athor, ha ha ha ...
Hanipah Fitri
bagus cerita nya
Hanipah Fitri
sadis, ini mantan mertua menghina org
Hanipah Fitri
yg dipikir Raka cuma bisnis
Hanipah Fitri
ha ha ha ... tertawa ngakak jadinya
Hanipah Fitri
bayi nya pintar, tau aja sama om Romi yg tulus
Hanipah Fitri
ditolong mau lahiran tapi dua keluarga malah salah sangka ha ha ha ....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!