NovelToon NovelToon
Cinta Terlarang Dengan Mantan

Cinta Terlarang Dengan Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Angst / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:225
Nilai: 5
Nama Author: Vitra

" Iya, sekalipun kamu menikah dengan wanita lain, kamu juga bisa menjalin hubungan denganku. Kamu menikah dengan wanita lain, bukan halangan bagiku “ Tegas Selly.

Padahal, Deva hendak di jodohkan dengan seorang wanita bernama Nindy, pilihan Ibunya. Akan tetapi, Deva benar - benar sudah cinta mati dengan Selly dan menjalin hubungan gelap dengannya. Lantas, bagaimanakah kelanjutan hubungan antara ketiganya ? Akankah Deva akan selamanya menjalin hubungan gelap dengan Selly ? atau dia akan lebih memilih Nindy ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vitra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Antara Cinta dan Kewajiban

Hari ini, Rendi dan Fani bertemu dengan Martha serta Lisa untuk menyampaikan laporan terkait hasil temuan mereka kemarin.

Di awal pertemuan, Rendi memperkenalkan Fani kepada Martha dan Lisa.

"Perkenalkan, ini Fani, rekan kerja saya. Dia yang membantu proses penyelidikan," ujar Rendi.

Fani lalu menjabat tangan Martha dan Lisa. Mereka berdua menyambut pertemuan pertama itu dengan hangat.

Setelah perkenalan singkat, Rendi kembali fokus pada laporan hasil penyelidikan. Ia mengeluarkan amplop besar berisi beberapa foto, lalu menatanya berjajar di atas meja.

Martha dan Lisa mengerutkan kening saat melihat sebuah foto: seorang lelaki asing sedang memeluk Selly. Rasa penasaran mereka bertambah saat Rendi mengeluarkan foto lain yang memperlihatkan lelaki yang sama sedang berjalan menuju sebuah mobil.

Dengan rasa ingin tahu, Lisa bertanya sambil menunjuk kedua foto itu, "Ini siapa, Pak Rendi?"

Martha masih memandangi foto tersebut dengan tatapan penuh tanya.

"Lelaki ini yang akan saya laporkan kepada Anda dan Bu Martha," jawab Rendi.

Ia mengambil kedua foto itu dan mulai menjelaskan.

"Nama laki-laki ini adalah Deva," jelas Rendi.

"Siapa? Deva? Ada hubungan apa Deva dengan Selly? Kenapa mereka terlihat seperti sepasang kekasih?" tanya Martha, benar-benar kebingungan.

Fani menyahut, "Untuk pastinya, kami masih perlu memastikan lebih lanjut. Berdasarkan hasil penelusuran kami kemarin, lelaki bernama Deva ini bekerja di sebuah perusahaan digital marketing sebagai manajer. Sejauh ini, tampaknya Deva dan Kevin tidak saling mengenal."

Rendi menambahkan, "Dugaan sementara kami, kemungkinan besar Selly juga berselingkuh dari Pak Kevin."

Mendengar penjelasan itu, Martha dan Lisa sontak terkejut.

"Hah?" seru mereka hampir bersamaan.

"Dan dugaan kami, Selly dan Deva mungkin bertemu karena pernah bekerja sama," imbuh Rendi.

Martha memejamkan matanya sejenak, mencoba mencerna informasi ini.

"Jadi, maksud Anda, Kevin selingkuh dari saya, dan Kevin juga diselingkuhi? Begitu?" tanya Martha, berusaha meyakinkan dirinya bahwa ia tidak salah paham.

Rendi dan Fani mengangguk pelan. Rendi kemudian menjelaskan lebih rinci alasan dugaannya, mengaitkan cerita Lisa tentang masa lalu Selly yang pernah bekerja sebagai model pekerjaan yang relevan dengan bidang kerja Deva. Kebetulan pula, Kevin tidak hadir di hari Deva terlihat mendatangi apartemen Selly. Semua ini membentuk benang merah yang cukup masuk akal.

Lisa menyandarkan tubuhnya di kursi, menunduk sambil memijat dahinya.

"Aku nggak menyangka, Mar. Awalnya kita hanya mau membongkar perselingkuhan Kevin, ternyata kasus ini malah melebar ke mana-mana," ungkap Lisa.

"Sama, Lis. Aku juga masih mencoba menelaah semua ini. Ditambah lagi munculnya Deva, kita jadi melihat keterlibatan pihak lain," timpal Martha.

Rendi dan Fani hanya diam, membiarkan Martha dan Lisa mengungkapkan perasaan mereka. Ini bukanlah pemandangan asing bagi mereka saat melaporkan temuan yang tak terduga kepada klien.

"Lalu, apakah kita juga perlu mengungkapkan bahwa Selly kemungkinan besar berselingkuh dengan Deva?" tanya Martha, menatap serius ke arah Rendi dan Fani.

Fani menjawab dengan tenang,

"Sekalipun kami bisa menemukan bukti kuat bahwa Deva dan Selly berselingkuh, kami tetap tidak akan mempublikasikannya, Bu. Ini menyangkut privasi pribadi yang tidak ada kaitannya langsung dengan Pak Kevin."

Rendi menambahkan,

"Benar, Bu Martha. Untuk sementara, kami sarankan keterlibatan Deva tidak dipublikasikan dulu. Ini juga menyangkut nama baik perusahaan tempat Deva bekerja," jelas Rendi.

Martha dan Lisa terdiam sejenak, mencoba mencerna apa yang disampaikan oleh Rendi dan Fani.

Akhirnya, Martha mengangguk pelan dan berkata,

"Keputusan Anda memang tepat. Bagaimanapun juga, kita tidak boleh melibatkan orang lain tanpa alasan yang jelas."

Lisa menambahkan,

"Untuk masalah Deva dan Selly, kita lihat saja perkembangan ke depannya."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Deva merebahkan tubuhnya di sofa ruang televisi sambil bermain game di ponselnya. Ia ingin menghibur diri setelah seharian lelah bekerja.

Saat sedang asyik asyiknya bermain, tiba-tiba ada sebuah pesan masuk. Dengan cepat, Deva menghentikan permainannya dan membuka aplikasi pesan untuk membacanya.

[ Selly : Hei, aku kangen sama kamu. Kapan mau menemuiku? ]

Deva tersenyum membaca pesan dari Selly. Hatinya terasa hangat setiap kali perempuan itu mengatakan rindu.

[ Deva : Sama, aku juga kangen sama kamu. Akhir-akhir ini aku sedang banyak pekerjaan. Mungkin seminggu ini aku belum bisa menemuimu. Tapi tenang, aku akan tetap menghubungimu. ]

Senyuman Deva makin melebar saat membalas pesan itu.

Dari sudut ruangan, Bu Lastri memperhatikan putranya yang tampak tersenyum-senyum sendiri. Dengan langkah ringan, ia berjalan mendekat sambil berseloroh.

"Wah, siapa nih yang bikin Deva senyum-senyum begitu?" goda Bu Lastri sambil berpura-pura melirik layar ponsel Deva.

Deva terkejut, refleks ia langsung duduk tegak dan membalikkan layar ponselnya.

"Eh, Ibu. Kaget aku, Bu," ucap Deva, berusaha menenangkan diri.

Bu Lastri tertawa kecil.

"Dari tadi kamu senyum-senyum terus. Ibu jadi curiga, pasti lagi chatting sama Nindy, ya?"

Mendengar nama Nindy disebut, Deva langsung salah tingkah. Bukan karena malu, tapi karena ia merasa bersalah yang sebenarnya membuatnya tersenyum bukan Nindy, melainkan Selly.

"Ah... Ibu ada-ada saja," jawab Deva dengan nada canggung.

Bu Lastri hanya tertawa kecil, lalu mencolek pundak Deva. Baginya, Deva tetaplah putra kecil yang selalu bisa digoda.

Apalagi, Bu Lastri semakin bahagia membayangkan sebentar lagi Deva akan melamar Nindy wanita yang sejak lama ia harapkan menjadi menantu di keluarganya.

"Besok, kalau kamu sudah menikah dengan Nindy, Ibu yakin setiap hari Ibu akan sering melihat kamu tersenyum," ucap Bu Lastri penuh harap.

Deva tersenyum kaku.

"Oh... iya, pastinya, Bu," jawabnya, berusaha menutupi kecanggungan yang mulai terasa di dadanya.

Ucapan Bu Lastri justru membuat hati Deva terasa semakin sesak. Ia bertanya dalam hati, benarkah setelah menikah dengan Nindy ia akan tersenyum setiap hari? Ataukah justru hidupnya akan penuh dengan kebohongan dan penyesalan?

Memikirkan masa depan bersama Nindy hanya membuat kepalanya terasa berat.

Di satu sisi, Deva begitu menyayangi Bu Lastri — wanita yang telah berjuang keras membesarkannya sendirian setelah berpisah dari Ayahnya.

Baginya, Bu Lastri adalah sosok yang pantas mendapatkan kebahagiaan. Tapi... jika suatu saat nanti hubungan gelapnya dengan Selly terungkap, akankah senyuman hangat yang kini terlukis di wajah Ibunya berubah menjadi air mata kekecewaan?

Pikiran Deva semakin bergejolak.

Tiga nama terus berputar-putar di kepalanya: Bu Lastri, Selly, dan Nindy.

Saat Deva tenggelam dalam pikirannya, Bu Lastri kembali berbicara,

"Ibu selalu berdoa, semoga setelah kamu menikah, kamu dan Nindy cepat dikaruniai anak. Kehadiran cucu pasti membuat hidup Ibu semakin bahagia."

Deva terdiam sejenak, lalu bertanya dengan nada hati-hati,

"Kalau... kalau misalnya aku dan Nindy belum juga dikaruniai anak, apakah Ibu tetap bahagia dengan pernikahan kami?"

Pertanyaan itu bukan hanya sekadar formalitas. Di lubuk hatinya, Deva tahu ia belum pernah benar-benar membayangkan membangun keluarga bersama Nindy. Karena perasaannya... tidak pernah berlabuh di hati wanita itu.

Bu Lastri tersenyum lembut,

"Tentu saja Ibu tetap bahagia. Yang terpenting, kamu bersama wanita baik. Ibu yakin, Nindy akan membahagiakanmu."

Jawaban itu membuat Deva terdiam.

Semakin dalam ia menahan sesak yang perlahan menggerogoti hatinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!