Mengandung Benih Pria Beristri

Dengan langkah tertatih, citra berbalik dan melangkah menjauh dari lorong itu, meninggalkan David yang masih berdiri di sana. Sementara itu, di dalam ruangan Shane dan kaino menyaksikan dari kejauhan lalu saling berpandangan.

"Ada hubungan apa antara si pelayan itu dengan David? " tanya Shane penuh rasa penasaran.

Kaino menggidikkan bahu. "Entah."

"Gila, baru kali ini aku melihat David yang semarah itu. dia seperti singa yang ingin menerkam mangsanya. Aku jadi kepo ada hubungan apa di antara mereka berdua, " kata Shane.

Kaino menggeleng pelan lalu menarik diri lebih dulu dari sana. "Sudahlah kita tidak boleh terlalu ikut campur dengan yang bukan urusan kita, " katanya namun berbanding terbalik dengan hatinya yang justru penasaran karena sepanjang dia menyaksikan pertengkaran David dengan pelayan itu dia melihat gadis itu begitu rapuh seolah terlalu banyak luka yang di pendam. Rasanya kaino tidak rela jika David semakin menambah luka di hati gadis malang itu.

Di tempat lain, citra sudah meninggalkan lantai atas, dia sedang menuju ke tempat kerja nya semula namun di tengah perjalanan pihak rumah sakit tiba-tiba menelponnya.

"Baiklah saya akan mengirimkan biaya perawatan untuk bulan ini, tolong jaga nenek saya baik- baik. "

Setelah menjawab telepon, Citra kemudian menutup ponsel nya dan menaruhnya kembali. Ia bersyukur karena tabungannya saat ini masih ada untuk biaya pengobatan neneknya sampai bulan depan, dan dia harus lebih giat bekerja mencari uang untuk biaya keperluan lain.

"Citra, kau di sini rupanya! " Tiba-tiba Siska datang menghampiri nya, wajahnya terlihat sedikit panik.

"Aku mencarimu kemana-mana! "

Citra meringis, merasa tak enak. "Maaf tadi aku habis menggantikan tugas seseorang. "

"Ya, aku sudah mendengar nya dari orang nya langsung tadi, " kata Siska lalu tersenyum.

"Untung lah wanita ini tidak kabur. " ujar Siska dalam hati.

Sebelumnya bos besar yang Siska nantikan kehadirannya, sudah datang. Dia adalah pelanggan tetap club ini dan dia hanya wanita-wanita baru yang masih tersegel untuk menemaninya setiap dia membutuhkan. Dan Siska adalah orang yang bertugas untuk mencari wanita-wanita baru itu, lalu semua di mudahkan dengan hadirnya citra, gadis polos yang bisa sangat mudah dia tipu.

"Kau adalah tambang emas ku, citra. " batin Siska kembali lalu senyum nya semakin lebar.

"Oh ya citra, ada tugas untuk mu. "

"Apa itu? "

"Di ruangan X1 ada meja yang belum di bersihkan, kau yang membersihkan nya ya? "

"Tentu, itu kan memang pekerjaan ku. "

Siska tertawa pelan. "Baiklah kau bisa membersihkan nya sekarang. "

"Oke." citra mengangguk lalu setelah di beri petunjuk letak ruangannya, citra bergegas ke sana untuk membersihkan.

Siska memandangi kepergian citra dari kejauhan, mengikuti nya dari belakang dan memastikan jika gadis itu sudah benar-benar memasuki ruangan. setelah nya Siska lalu menelpon seseorang.

"Kupu- kupu cantiknya sudah tiba di tempat bos, " katanya melapor pada seseorang di telepon.

Sementara di sisi lain Hans dan asisten pribadinya sudah memasuki club kembali, ia sedang bermain- main dengan kupu- kupu malam ketika asistennya datang melapor.

"Bos, kata Siska barang spesial yang dia maksud sudah ada di ruangan anda sekarang. "

Mendengar nya membuat hans seketika menyingkirkan tangan- tangan para kupu- kupu malam yang sedang membelai wajahnya, tak lupa dia juga menyingkirkan para wanita dari hadapannya hingga membuat mereka terpaksa menepi padahal sudah menantikan hans yang akan menjamah mereka.

Senyum miring terbit di bibir hans, wajahnya terlihat bersemangat. "Baiklah, kita lihat seberapa spesial nya barang yang di tawarkan nya itu, " gumamnya sambil menenggak langsung botol berisi min*uman keras.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di dalam ruangan Citra sedang membereskan gelas- gelas dan botol di atas meja, dengan wajahnya yang terlihat tenang sambil sesekali bersenandung kecil sampai semua berubah ketika tiba-tiba saja dari belakang ada yang mere*mas bok* ongnya membuat gadis itu seketika terperanjat dan memekik keras.

Citra terlonjak saat di hadapan nya muncul laki- laki berbau alko*hol yang sangat menyengat.

"Waw, ternyata benar-benar sangat spesial, " kata pria itu yang tak lain adalah Hans yang saat ini menatap dengan kilat penuh ga*irah.

Citra refleks memundurkan langkahnya ke belakang, sekujur tubuhnya bergetar, ia sangat ketakutan.

"Tuan, anda sedang mabuk, " ujarnya, lalu diam- diam di balik bajunya, tangannya sudah bersiap memegang botol kaca.

Hans tertawa, merasa lucu dengan perkataan gadis yang sudah di pesannya itu. "Ya, aku mabuk karena pesona mu cantik. Siska benar-benar pintar mencari gadis lugu dan imut yang sangat sesuai dengan seleraku."

Sepasang mata coklat citra melebar, ia menggeleng pelan. Dia tidak menyangka ternyata Siska yang sudah merencanakan ini, wanita itu berniat menjualnya pada tamu di sini.

"Ayo cantik, gak usah sok malu, aku tahu kau juga menginginkannya. " Tangan Hans dengan lancang nya berusaha menyentuh bokongnya kembali namun dengan cepat Citra berteriak kencang.

"Jangan sentuh akuu! " Citra menghindar dengan secepat kilat.

Brak! botol kaca yang ada di tangannya ia layangkan ke kepala pria itu.

Seketika saja seisi ruangan menggema dengan teriakan kesakitan Hans, botol kaca itu seketika berubah menjadi pecahan kaca di atas lantai bersamaan dengan dar*ah segar yang mengalir dari kepala Hans.

Dada citra bergemuruh hebat, seumur hidupnya ia baru saja melakukan hal seberani dan senekat ini.

Mata Hans menyalak- nyalak menatap citra, ia lantas meraba keningnya yang mengeluarkan banyak d4rah. "Dasar la*cur! berani nya kau melakukan ini padaku! "

Meski terluka namun dendam di matanya membuat Hans kalap dan langsung menerjang citra, berusaha menahanya dalam kungkungan.

"Kau harus di beri pelajaran!"

Citra berteriak, meraung-raung saat laki-laki itu mencoba menc*iumnya. Orang-orang di sini sungguh tak punya hati, seolah tutup kuping padahal jelas- jelas di sini mereka mendengar teriakannya.

Benar, tidak akan ada yang datang menyelamatkan nya kecuali dia yang berani untuk melindungi nya sendiri.

Entah kekuatan mana yang tiba-tiba masuk ke dalam dirinya, citra tiba-tiba menggigit lengan pria itu sebelum Hans benar-benar menc*iumnya.

Belum cukup sampai di situ, Citra menendang ke arah bagian vital Hans membuat laki-laki itu seketika menjerit menghentikan aksinya dan refleks memegang burungnya yang baru saja di tendang citra.

Mendapatkan kesempatan bagus, citra dengan cepat melarikan diri. Namun di saat yang bersamaan Hans juga memanggil anak buahnya.

Tiga orang pria yang memakai kacamata hitam dengan lekas menghampiri, terkejut melihat keadaan bos mereka yang mengenaskan.

"Tuan, apa yang terjadi pada anda? "

"Jangan banyak omong, cepat kejar saja wanita sia*lan itu! " teriak Hans dengan wajah memerah menahan amarah juga malu karena keributan yang terjadi membuat beberapa orang mulai mendekat ke arahnya.

"Baik tuan! " kata anak buah Hans lalu gegas berlari mengejar Citra.

*****