NovelToon NovelToon
CHASING YOU IN THE RAIN

CHASING YOU IN THE RAIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Zoe.vyhxx

Haii…
Jadi gini ya, gue tuh gay. Dari lahir. Udah bawaan orok, gitu lho. Tapi tenang, ini bukan drama sinetron yang harus disembuhin segala macem.
Soalnya menurut Mama gue—yang jujur aja lebih shining daripada lampu LED 12 watt—gue ini normal. Yup, normal kaya orang lainnya. Katanya, jadi gay itu bukan penyakit, bukan kutukan, bukan pula karma gara-gara lupa buang sampah pada tempatnya.
Mama bilang, gue itu istimewa. Bukan aneh. Bukan error sistem. Tapi emang beda aja. Beda yang bukan buat dihakimi, tapi buat dirayain.
So… yaudah. Inilah gue. Yang suka cowok. Yang suka ketawa ngakak pas nonton stand-up. Yang kadang galau, tapi juga bisa sayang sepenuh hati. Gue emang beda, tapi bukan salah.
Karena beda itu bukan dosa. Beda itu warna. Dan gue? Gue pelangi di langit hidup gue sendiri.
Kalau lo ngerasa kayak gue juga, peluk jauh dari gue. Lo gak sendirian. Dan yang pasti, lo gak salah.

Lo cuma... istimewa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoe.vyhxx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

gosip baru

Jeevan masih mengingat semua perkataan kian sore itu .

"Darel.. kamu pernah jatuh cinta gak? "

Sopir pribadi yang sudah mengabdi selama 10 tahun lamanya baru pertama kali ini mendengar bosnya bertanya seperti itu. "Pernah pak"

"Sama siapa ?" Sedikit mendelik. Perasaan darel hanya sibuk bekerja untuknya.

Dengan sedikit iseng . Darel spontan " Sama bapak"

"Jangan bercanda. " Kesalnya

"Hehe " Mata darell melirik bosnya dari kaca depan " bapak lagi jatuh cinta ya? "

" Khm " Wajah Jeevan seketika melengos kearah luar. Ia tahu darell pasti akan menjawab seperti itu

"Kemarin saya di tembak anak kecil "

Ciittttt... Darell tiba tiba menghentikan mobil secara mendadak. Hoshhh!!! Untung jantungnya masih dalam kendali aman,

"Astagaa..Kamu mau mati !! Jangan ajak saya darel. Gila kamu!"

" Ma ma maaf pak"

Darel berusaha mengatur nafas. Gosip terbaru kini berada ditangannya.

Jeevan menatap layar ponsel begitu lama. Kian berusaha mengirimkan beberapa pesan kalau ia sudah lebih baik dibanding kemarin. "Dasar bocah" gumam Jeevan sambil tersenyum tipis

"Pak Jeevan manggil Saya?"

Setelah memberikan balasan singkat ke pesan kian berupa titik (.) . Jeevan segera mematikan ponselnya. Ia bersedekap "Manggil siapa aja yang punya kuping" tuturnya kemudiaan menutup mata.

Ia tak tahu harus bagaimana lagi untuk merespon bocah yang proaktif seperti kian. Sepertinya Jeevan akan kehabisan energi sebelum semuanya selesai.

"Nanti bangunin saya kalau sudah sampai."

Ia kembali menutup mata untuk menghilangkan pikiran aneh yang kemana mana.

Jatuh cinta bukan hal yang mudah dirasakan oleh beberapa orang. Terutama Jeevan yang sedari usia muda penggila kerja disetiap waktunya.

Tak sedikit dari banyaknya kolega dan beberapa rekan kerja menawarkan beberapa teman kencan untuknya. Bahkan menoleh saja pun Jeevan merasa itu tidak penting. ....

......................

.

.

"Lo kapan sekolahnya sih?" Tanya Adip yang duduk bersebelahan sambil menopang kaleng kerupuk di pahanya.

Sembari mengunyah dengan grasak grusuk, adip melanjutkan ." si Rohit juga jarang nengok"

Kian yang masih asik memainkan ponsel entah mengetik pesan apa sedari tadi ga pernah kelar.

"Dia gue larang kesini aja sih "

"Kenapa gitu? " Adip penasaran. Pasalnya mereka tidak satu sekolah yang dimana adip bisa lebih leluasa mengetahui aktivitas mereka. "Marahan ya?"

Sambil meletakkan ponsel. Kian merebut kaleng makanan dari adip. " enggak. Biasa aja. Gue cuma lagi pengen metime"

Adip hanya mengangguk dan pergi mengambil air. " Tante anvita. Minta sirupnya"

"Ambil aja. Di lemari nomer 2 " anvita menunjukkan lemari tempat penyimpanan sambil menonton tv.

Dengan perlahan kian berjalan dari lantai 2 menuju tempat mamanya duduk. Kian bersandar manja dipundak sang mama. " Ma. Aku mau ngomong serius "

Anvita hanya mengguman sambil masih terus menatap drama korea yang tengah ditonton.

"Mau ngomongin apa ki?" Tanya Adip ikut nimbrung disebelah kian.

Tatapan kian beralih melirik es sirup di gelas adip. "Om ganteng kayak kayak es sirup"

"Eh. Gaboleh begitu ki ngomongnya. " Anvita menepuk lengan kian pelan.

Adip selalu peka dengan kondisi hati kian. Entah dari sorot matanya, mimik wajahnya, gerak gerik badannya, adip tahu. "Yaudah sih ki, nanti juga direspon. Gue search nih ya" adip membuka mode search internet di ponsel.

Menekan sambil mendekat kearah kian. " Direktur itu kerjanya ngurus perusahaan Gedhe. Orang kayak dia. Sibuknya gaada obeng. Jam segini ke ruang rapat, nanti sore udah pindah lagi."

Segitu sibuknya. " Jadi dia kayak sales ya dip?"

"Ya ampun ini anak." Anvita segera menoleh kearah sang putra. " Ki. Sales sama direktur beda. Kalo sales keliling nyari duit. Direktur keliling ngasih duit"

Adip masih mencari beberapa hal di internet hanya untuk meyakinkan kian. Ia tak mau kalau kian sampai marah ngamuk ngamuk hanya gara gara moodnya berantakan. " Nih"

Adip menyodorkan ponsel yang tertera foto perusahaan yang dipimpin oleh Jeevan.

Mata melotot itu mampu membuat adip puas. " Gede banget dip"

"Iyalah. Makanya. Segini banyaknya. Yang ngasih gaji mereka om ganteng lo"

Dahi kian berkerut. " Bukan presiden?"

Plakk!! Adip menepuk jidatnya sendiri.

...Susah dehh!! ...

"Mama. Om ganteng kapan kesini ?"

"Kan tugas dia udah selesai ki. Dia cuma bertanggungjawab sama apa yang udah dia lakuin" jelas sang mama.

"CK!! Tau gitu gausah sembuh" kian mengeluh

"Mulutnya itu lho. " Tegur anvita.

Adip tahu kian seperti apa orangnya. Namun untuk menemui Jeevan yang statusnya direktur. Belum tentu bisa. Hanya orang penting yang bisa ketemu, bahkan itu harus dijadwalin dulu.

Dengan langkah santai, adip pergi keluar menuju teras depan rumah. "Ki. Lapangan yuk!" Ajaknya.

Dengan berjalan pelan kian mengikuti arah adip yang sedang menyalakan motornya.

"Dip. Jangan sampai malem ya. Tante mau arisan nanti malam." Anvita membukakan pagar rumah agar mereka dapat keluar dengan mudah.

"Iya Tante. Adip ngajak kian liat bola aja. Biar ga sumpek mukanya. Liat tuh. Daritadi begitu tingkahnya. Kayak kurang vitamin"

Kian yang masih menatap ponselnya sendiri sembari stay di chat terakhirnya segera ikut membonceng dibelakang.

anvita mendekat dan mengambil ponsel kian. "Gausah bawa hp. Kan cuma kelapangan"

......................

.

.

Adip sesekali menengok muka kian lewat spion kecil motornya" udah. Gausah dipikirin. Gue udah nyusun rencana ajaib"

Kian awalnya kesal diajak adip tanpa membawa hp. Biasanya kalau sudah kumpul banyak orang. Adip akan selalu meninggalkan kian sendirian di pojok lapangan. Dan adip asik sendiri ngobrol sama teman temannya.

"Rencana ajaib apaan? Gausah menghayal jadi jin Tomang deh"

Adip segera menarik gas lebih kencang ke arah lapangan komplek. "Udah. Pokoknya tenang aja. Nanti juga gue kasih tau" .. Rambutnya berkibar seperti film sarukh Khan sedang lari larian ditaman.

" wwuuuuuu.....Lebih kenceng lagi dippp.. tancap gassnyaa!!!" Teriak kian sambil tertawa lebar. Ia ikut menikmati angin sore yang tidak terlalu buruk untuk dihirup.

.

.

......................

.

.

"Bu intan. Abel ada ga Bu?" Tanya pak RT.

Intan yang barusaja keluar sambil menenteng sapu berlari kecil membuka pagar "Nyari Abel ngapain ya pak?"

Pak RT yang celingukan mencari cari orang seperti sedang ingin membicarakan rahasia negara "ngomongnya didalem aja gimana Bu intan?"

Anvita menenteng plastik dari dalam melihat RT nya sedang bertamu dirumah tetangga "Tumben pak RT kesini? Ada apa pak?" Sapa anvita dari samping rumah .

"Disini aja pak ngomongnya." Intan membuka pagarnya sedikit lebar agar motor pak RT bisa masuk ke halamannya. " Bu Vita sini juga. Biar rame " ajaknya

Setelah membuang sampah anvita berjalan menuju rumah sang tetangga samping rumahnya. Sepertinya ada sesuatu dengan kedatangan pak RT.

Pak RT yang duduk di bangku teras rumah intan sedikit ragu. " Begini Bu intan, Bu anvita. Masalah kemarin kejadian warung kelontong pak Rubi lho Bu"

"Kenapa sama pak Rubi pak?"

"Ya katanya saja. Anaknya pak Rubi kan teman sekolahnya Abel. Nah pak Rubi minta tolong sama saya, buat ngomong ke Abel nyuruh si Ratna sekolah lagi. Begitu"

"Emangnya si Ratna ga sekolah ?" Tanya Abel tiba tiba datang dari dalam.

"Lho. Kamu Ki gimana to bel. Kan teman sekolahnya"

"Teman sekolah itu bukan artinya terus Abel tahu semua orang yang ada disekolah Abel dong"

Intan menyenggol lengan Abel untuk diam.

"Ya pokoknya pak Rubi minta tolong itu ke saya bel. "

"Ya tapi bukan berarti Abel har-,.."

"Iya. Nanti tak bilangin si abelnya buat bantu. Gitu kan pak. Maksud pak Rubi" sela intan

Pak RT yang ditatap Abel tanpa kedip merasa kurang nyaman. " Saya pamit dulu. Pokoknya saya udah sampaikan ya Bu intan, Bu Vita"

"Dasar" lirih Abel.

Anvita yang melihat gelagat aneh anak Bu intan segera menjawil bahunya. "Kamu kenapa sih bel? Jadi judes begitu."

"Anaknya pak Rubi disekolah aku itu tukang bully Tante. Abel kesel. "

Sambil menutup pagar intan segera berjalan cepat menuju kursi teras " udah. Kamu gausah dengerin pak RT gajelas itu. Lagian , RT disini pasti udah disuap sama pak Rubi"

"Si Ratna itu tukang bully Bu Vita. Disekolah Abel. Ya kalau anak zaman sekarang modelnya sang penguasa sekolah lah. Pentolannya sekolah ya si Ratna itu. " Jelas Bu intan.

Anvita masih bingung. Kalau Ratna pentolan sekolah. Kenapa dia malah ga pernah masuk sekolah?.

"Terus Tante. Kemarin waktu beredar gosip masalah tokonya pak Rubi ada pesugihan, udah kesebar tuh sampai sekolah. "

.

.

Tiinn tiinn tinnnn...

.

"Woiii... Tungguin. Lagi gosip kan??? " Suara adip dari kejauhan.

Adip dan kian segera turun dari motor dan ikut nimbrung .

"Aduhh,, kamu tuh ya, kalo ada gosip aja. Kedengeran. Alarm kamu kemarin bunyi sampai depan komplek yang punya ga bangun bangun"

"Biasalah. Kan kasur kian empuk. Jadi enak buat mimpi " Sambil duduk dan mengatur nafas, adip membuka suara "Ada apa ini wahai ibu ibu yang cantik ?"

"Gajadi liat bola?" Tanya anvita ke sang anak.

"Rame banget Tante. Adip takut kaki kian keinjek injek" katanya sambil menggeser duduknya agak dekat dengan kian.

"Ga Deng ma, adip itu disana lagi caper sama Tante Tante gang sebelah. Tapi yang mau dicaperin ke lapangan bawa calon suaminya. "

"Siapa ki?" Tanya intan

"Itu si putri. "

"Hieleh dip dip. Seleramu itu lho. Tukang celap celup kok didemenin. "

Adip menyenggol lengan kian. " Diem. Lo itu cuma tinggal duduk manis. Jangan rame "

Hal yang dilakukan kian dengan wajah tengilnya adalah.. Bombastice side eye. Sambil meledek adip yang berusaha menutupi wajah malunya.

Bu intan membuka suara "Si Ratna bolos katanya pak RT."

Adip menjentikkan jarinya. 'ctik' Dengan menatap Abel penuh semangat "Bener kan apa gue bilang bel."

Abel yang ditatap akhirnya ingat dengan tempo lalu yang di katakan adip disekolah.

"Wehh..iya lhoo"

"Ehh.. apa apa ada apa. Kasih tau ibuk" jawil intan

"Jadi gini. Abel sama adip kemarin kalau gasalah liat. Mergokin si Ratna ke club . Ya kan dip." Abel menjelaskan dengan mimik wajah serius . Bahkan peraga mulutnya seakan paling valid diantara mereka.

Adip mengangguk.

"Nah terus. Digeberin tuh sama si adip."

"Nah iya, terus kapan hari gue liat. Dia sama om om pake mobil warna merah disamping gang. Lagi Ono Ono" adip menambahi kevalidan cerita Abel. "Pas disamperin. Bilangnya kerabat jauh."

"Tapi ma. Tapii.. pas aku sama si adip ngecenginn dia dimobil. Kancing baju sekolah Ratna udah lepas. "

" Nahh iya itu. Ya kalo tetenya Gedhe mah wajar Bae . Ya ga bel "

Abel mengangguk.

Intan dan anvita mengangguk paham. Jadi sebenarnya Ratna anak pak Rubi itu bukan ga masuk sekolah gegara masalah keluarganya. Tapi karena dia simpanan pria hidung toge.

Kian yang sedari tadi menatap adip beralih ke Abel beralih lagi ke Bu intan dan mamanya yang sangat penuh dengan ekspresi. Ia hanya melongo mendengar nada gosip yang biasanya ia hindari. Bukan apa apa. Hanya saja terkadang kian bingung. Bahkan tidak paham apa yang sedang mereka bicarakan.

.

.

.

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!