NovelToon NovelToon
TAKDIR CINTA SETELAH DIKHIANATI

TAKDIR CINTA SETELAH DIKHIANATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Janda / Selingkuh / Angst / Romansa / Menikah Karena Anak
Popularitas:238.8k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

Ketukan palu dari hakim ketua, mengakhiri biduk rumah tangga Nirma bersama Yasir Huda.

Jalinan kasih yang dimulai dengan cara tidak benar itu, akhirnya kandas juga ... setelah Nirma dikhianati saat dirinya tengah berbadan dua.

Nirma memutuskan untuk berjuang seorang diri, demi masa depannya bersama sang buah hati yang terlahir tidak sempurna.

Wanita pendosa itu berusaha memantaskan diri agar bisa segera kembali ke kampung halaman berkumpul bersama Ibu serta kakaknya.

Namun, cobaan datang silih berganti, berhasil memporak-porandakan kehidupannya, membuatnya terombang-ambing dalam lautan kebimbangan.

Sampai di mana sosok Juragan Byakta Nugraha, berulangkali menawarkan pernikahan Simbiosis Mutualisme, agar dirinya bisa merasakan menjadi seorang Ayah, ia divonis sulit memiliki keturunan.

Mana yang akan menang? Keteguhan pendirian Nirma, atau ambisi tersembunyi Juragan Byakta Nugraha ...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 06

Nirma melangkah mendekati pintu, menyibak sedikit gorden agar dapat melihat siapa yang datang.

‘Ada perlu apa dia?’ Nirma membuka pintu, detak jantungnya menjadi bergemuruh.

“Pagi mantan sahabatku.” Linda menelisik penampilan Nirma. “Jangan bilang kau tak masuk kerja hari ini. Ck … enak betul ya hidupmu, tenaga medis lainnya bergantian shift, sedangkan dirimu selalu masuk kerja jam 8 pagi, pukul 3 sore sudah pulang. Aku jadi makin penasaran, siapa dalang di belakang mu, sampai mendapatkan hak istimewa?”

Linda berusaha mencondongkan badan, ia ingin melihat ke dalam rumah Nirma. Namun, ibu Kamal itu begitu cepat mengantisipasi, menutup rapat daun pintu.

“Mau apa kau pagi-pagi kesini, Lin?” tanyanya, bersandar pada pintu.

“Tak ada, hanya sekedar menyapa saja. Ingin mengajak berangkat bersama. Kau tengok mobil ku itu!” Dagunya menunjuk mobil sedan yang terparkir di bahu jalan.

“Bagus bukan? Sebagai mantan sahabatmu, aku ingin berbagi bagaimana rasanya naik kendaraan mewah. Kau kan selama ini hanya mampu naik becak motor … eh aku salah cakap ya? Maaf, terkadang bibir ku ini tak bisa direm bila berbicara dengan wanita mantan perebut calon suami Kakaknya sendiri.” Linda pura-pura menutup mulutnya.

“Bila kedatanganmu hanya ingin pamer, cepatlah enyah dari sini! Aku sama sekali tak tertarik dengan mobil seken mu tu, Linda!” Nirma bersedekap tangan, menatap penuh perhitungan.

“Apa kau bilang?!” Linda maju mengikis jarak mereka, menatap benci sosok Nirma. “Miskin saja sombong betul, kau tu tak pantas kerja di rumah sakit, apalagi menjadi tenaga medis, cocoknya berlakon macam wanita penghibur pria hidung belang!”

Nirma menepis telunjuk Linda. “Jangan sok suci! Dirimu sendiri juga berlumur dosa, tak jauh berbeda dariku. Hanya saja Tuhan berbaik hati kepada kau, masih menutup rapat aib mu itu!”

Linda mundur, gestur tubuhnya sedikit gemetar, tapi ia menyembunyikan dengan bersedekap tangan, menatap angkuh. “Dasar wanita murahan, mau-maunya digarap calon Abang ipar sendiri, macam tak ada laki-laki lain saja. Cuih!”

Kemudian Linda berlalu begitu saja, masuk kedalam mobil dan mulai melaju meninggalkan rumah kontrakan Nirma.

‘Sebetulnya salahku apa padanya? Mengapa ia begitu membenciku?’ sedari Linda masuk kerja, mantan temannya itu langsung menyerang dirinya. Dalam hati ia terus bertanya kepada dirinya sendiri, sama sekali tidak merasa menyakiti wanita seumuran dengannya itu.

.

.

Satu jam kemudian.

Nirma, Wak Sarmi, dan Kamal, sudah berada di taman kota yang pada hari kerja seperti ini terlihat sepi pengunjung.

“Ayo Nak, kejar Nenek!” Ibu muda itu sedang menitah putranya, mencoba mengejar Wak Sarmi yang berjalan di depan mereka, Kamal terlihat begitu senang, tidak henti-hentinya ia tertawa riang.

Kaki gempal Kamal melangkah pendek-pendek, bibirnya mengeluarkan air liur sampai menetes membasahi rumput taman kota, wajah bayi laki-laki tampan itu telah memerah dikarenakan hawa panas dan berkeringat, tapi ia tetap semangat mencoba menangkap sang nenek yang selama ini menemani hari-harinya.

“Yey … berhasil!” Nirma menggendong dan melambungkan sang buah hati, lalu menurunkannya kembali. Kamal langsung menjatuhkan diri di paha Wak Sarmi.

“Pintar sekali cucu Nenek ini, tak lama lagi pasti sudah bisa berlarian.” Wak Sarmi mengusap kepala Kamal, lalu mengelap keringat di wajahnya menggunakan handuk lembut khusus untuk bayi.

“Mik air putih dulu, Sayang!” Nirma menyodorkan botol minum ada sedotannya, yang langsung dipegang kuat oleh sang anak, Kamal sudah pintar menyedot air minum.

Ketiga sosok beda usia itu duduk di atas tikar lipat yang digelar di bawah pohon beringin taman kota kabupaten, Nirma membuka kotak makanan berisi potongan buah semangka dan jambu air, lalu ia dan lainnya cuci tangan menggunakan air dalam botol plastik.

“Ternyata sesekali bolos kerja dan menikmati liburan sederhana macam ini, sungguh menyenangkan ya, Wak?” tanyanya sambil mengunyah buah jambu, hasil memetik di pohon depan rumah.

“Kerja keras boleh, tapi kau juga wajib menikmati waktu istirahat, setidaknya sehari saja. Uwak mengerti, paham, bila dirimu sedang giat-giatnya menabung untuk operasi Kamal yang semakin dekat saja harinya, tapi kesehatanmu juga penting, Nirma!” Wak Sarmi memberikan wejangan, sambil menusuk buah semangka menggunakan garpu.

“Sayang, tak boleh memainkan makanan macam itu, ya.” Nirma mengambil garpu yang ada di tangan Kamal, bayinya itu menusuk-nusuk satu potong buah semangka.

Langsung saja wajah Kamal memerah, bibir mengerucut, siap menangis keras.

“Anak Ayah tak boleh cengeng, ya!”

“Astaghfirullah.” Nirma dan Wak Sarmi serentak mengucap istighfar, lalu mereka menoleh ke belakang, di mana ada juragan Byakta yang terlihat gagah dengan pakaian santainya.

“Ayah, sejak kapan ada di sana?” Nirma menerima uluran tangan Byakta untuk ia tempelkan di kening, sengaja melakukan hal kecil itu sebagai contoh bagi Kamal.

“Yah … Yah …!” Kamal merangkak, bibirnya terus memanggil Ayah angkat nya.

“Hah?!” Nirma berseru, jelas dirinya terkejut.

Begitu pula dengan juragan Byakta, kedua tangannya terentang, meminta Kamal mendekat. “Nak, coba ulangi! Panggil apa tadi?”

Seketika Kamal berhenti merangkak, ia seolah paham perkataan sang ayah, netra beningnya menatap bahagia, lalu bibirnya mulai membentuk kata-kata. “Yah … yah!”

“Masya Allah, anak Ayah pintar sekali!” Juragan Byakta langsung membawa sang putra untuk ia dekap, mengecup bertubi-tubi pucuk kepalanya, netranya sudah sedari tadi berkaca-kaca.

“Ibuk dengar ‘kan? Anak kita menyebut Yah, Kamal memangil Ayah, Buk!” Ia menghapus sudut matanya yang basah, sebelah tangannya masih memeluk Kamal. “Ternyata macam ini rasanya di panggil Ayah untuk pertama kalinya. Sungguh tak bisa diungkapkan oleh kata-kata. Yang jelas, hati ini menghangat dengan debar jantung memompa cepat.”

Nirma memalingkan wajahnya, menatap lurus pada jalan raya, air matanya mengalir begitu saja, senang, haru, sekaligus miris. Akhirnya sang putra bisa menyebut nama ayah, tapi sayangnya ia tidak tahu bila yang ia anggap ayah itu, bukanlah bapak kandungnya.

Wak Sarmi menepuk pundak Nirma, ia mengerti pergolakan batin ibu muda itu.

“Yah … Yah!” Kamal menepuk pipi juragan Byakta, meminta untuk diangkat tinggi-tinggi.

“Iya Nak, ini Ayah! Ayo kita terbang macam pesawat!” Juragan Byakta langsung melingkarkan tangannya pada ketiak dan kaki Kamal, tangannya berayun layaknya pesawat terbang.

Tawa Kamal membahana, ia terlihat begitu bahagia, tidak mengetahui bila sang ibu sedang berusaha keras menahan tangis dengan menggigit bibir.

“Masih kah hatimu tak tergerak melihat pemandangan hangat itu, Nirma …?”

“Wak, cukup!” Nirma menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, tangis yang ia tahan sedari tadi pecah sudah.

“Nirma … memang bagus bila seseorang ingin menjadi sosok tanggung jawab, tapi tak ada salahnya bila ia menerima uluran tangan dari orang lain yang memiliki niat tulus sekaligus mulia. Mungkin kalian tak bisa saling mencintai, namun paling tidak anakmu memiliki figur Ayah nyata, bukan hadirnya cuma sekali-kali dan hanya sekilas saja, lalu pergi lagi. Suatu saat nanti, Kamal pasti akan mempertanyakan hal tersebut.”

Wak Sarmi mengusap lembut punggung Nirma yang bergetar, netranya menatap Kamal dan juragan Byakta. Sosok nyaris tua itu sedang menitah putranya.

“Apa hal itu pantas untukku, Wak …?”

.

.

Bersambung.

1
Yuliana Tunru
siap2 pernikahan yg berbeda tp alangkah baik x jika acara x di rmh byakta agar tak ada cemooh jg klga yasir yg akan mengacau dgn kata2 tak pantas..
Cublik: Iya juga ya Kak, biar berjalan sakral.
total 1 replies
Sri Murtini
ayo siapkan kado dipernikahan Nirma,baiknya mainan utk kamal aja , soalnya Byakta dan menyiapkan semuanya utk Nirma
Cublik: Iya ya Kak, jangan lupa mainannya dua ya Kak, biar Kamal gak rebutan ma Intan 🤣
total 1 replies
Purnama Pasedu
secepanya ya
Cublik: 🥳🥳🥳🥳🥳
total 1 replies
Hafifah Hafifah
lw udah nikah harus rajin olahraga tuh biar bisa kempes tuh perut 🤭🤭🤭
Hafifah Hafifah
setuju banget ama kamu juragan
Hafifah Hafifah
ternyata mak syam toh
Bang Fay
akhir nya Restu pun di dapat juragan,benar kamal benasab pada ibunya nirma.selamat ya juragan semoga bahagia selalu /Heart//Heart//Heart//Heart/
Mawar Hitam
wei langsung tabrak aja.

Gak tahu aja mereka, kalau juragan Byakta dan Aji sudah mepersiapkan seminggu sebekum hari H.nya.
Mawar Hitam
iyaa. benae mak. secara nasab ke ibunya
Cublik: Makanya ma juragan mau diputus betulan Kak, biar Yasir ma bi Atun gak berulah.
total 1 replies
Rubyred
ah....dah nak resmi dah hubungan nirma dan juragan kaya
Cublik: Yuhuiii 🥳
total 1 replies
Yuli Purwati
asheek....kondangan kita💃💃💃
Cublik: Heyakkkk 😁
total 1 replies
Yuli Purwati
wis nir,serahkan seluruh cinta dan jiwa raga mu pada juragan😁😁
Cublik: Jangan sungkan-sungkan Nir🤣
total 1 replies
Yuli Purwati
alamak😱 ku tarik lagi lah 💣💣💣.bahaya ini bahaya....😱😱 Mak syam tersayang rupanya yang tak setuju.maaf ya Mak,saya ambil lagi 💣💣💣 nya,sebelum meledhak.🌪️🌪️
Cublik: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Jamilah Dwi
ahhh ku pikir si atun yg teriak bilang tak setuju, ternyata mak syam, kena jebakan superman diriku 🤣🤣
Cublik: Supermi aja Kak, enak bisa dimasak terus ceplok in telur ayam, tambah potongan cabe😁
total 1 replies
Ridho Meram
Aq selalu gagal fokus dengan perut nya. Penegas yang berulang mengenai perut ini dan tetap membuatku ngakak🤪😝😝😝🤣🤣🤣
Cublik: Hahahaha 🤣
Sengaja Kak, soalnya takutnya nanti perut gelambir nya lenyap 😂
total 1 replies
Sugiharti Rusli
semoga saja keputusan mereka menerima si juragan tepat yah, soalnya yah dia bagai punya hati malaikat sih di sini,,,
Cublik: Biasanya kalau yang terlalu baik gitu, ada udang di balik bakwan ya Kak 😁
total 1 replies
imau
yok keundangan, kita makan-makan 🤤
Cublik: Ayokkk🔥🔥🔥
total 1 replies
imau
kenapa beban perut dibawa-bawa wkwkwk 🤣
merusak suasana saja 😂
itu perut sebuncit apasih? kok disebut-sebut terus, jangan bilang sebuncit orang hamil tujuh bulan 😆
Cublik: Gak sampai segitu Kak, tapi lucu aja😆
total 1 replies
family megantara
duh lagi terharu haru nya bisa saja diselipi oleh lipatan perut si juragan hilang terharu awak 😆😆😆
Cublik: Biar gak melow kali Kak 😁
total 1 replies
Yuli Yuli
bagus banget lah ceritanya, bahasa awak banget di masa kecil dl
Cublik: Terima kasih banyak ya Kak 🙏❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!