NovelToon NovelToon
Ugh ... My Aggressive Bos!

Ugh ... My Aggressive Bos!

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor
Popularitas:252.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sheninna Shen

"Hangatkan tubuhku. Only one night."

Sebuah kalimat yang mengubah seluruh kehidupan Leon dan Bianca yang bertemu di Paris secara kebetulan.

Pertemuan singkat yang awalnya sebatas di Paris saja, siapa sangka berlanjut hingga saat keduanya kembali ke Indonesia.

Keduanya dipersatukan dengan status yang berbeda. Atasan dan bawahan. Hal tersebut membuat Leon memanfaatkan wewenangnya untuk bertindak dan bertingkah agresif kepada Bianca yang diam-diam telah mencuri ciuman pertamanya di Paris.

🫧🫧🫧

Halo semua! Ini novel terbaru Kak Shen. Yuk kepoin! 💜

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Only One Night

...“Hangatkan tubuhku. Only one night.” – Bianca Francesca...

“Aku akan menemukan bule dan mengajaknya check in!”

Bianca Francesca. Gadis yang saat itu berusia 25 tahun, ia sedang menghabiskan uang pinjaman pernikahannya ke Paris. Pernikahan yang seharusnya berlangsung hari ini, terpaksa dibatalkan karena ia melihat mantan tunangannya check in ke hotel dengan wanita lain.

Mata hazel yang bengkak karena menangis itu terlihat sendu. Padahal, ini hari ketiganya di Paris, kota yang dijuluki dengan ‘Kota Romantis’. Tak sesuai dengan ia yang saat ini sedang bersedih. Lalu, ia pun membulatkan tekad untuk mencari seorang pria untuk ia ajak berkencan dan menghabiskan malam panas selama ia di sana.

Yah … hubungan panas tanpa cinta. Tak ada salahnya ia mencoba bukan? Lagi pula, selama ini ia menjaga kesuciannya untuk orang brengsek yang tak menghargai apa arti kesetiaan darinya.

Mata hazel itu melirik sekelilingnya. Ada begitu banyak orang yang sedang lalu lalang di Taman Jardin Catherine Labouré. Kebanyakan dari mereka datang ke sana bersama pasangan. Tak seorangpun yang terlihat berjalan sendiri.

“Haaa ….” Bibir pucat Bianca terlihat kedinginan akibat suhu dingin 10°C.

Kala itu, kota yang Bianca datangi sedang melalui musim gugur. Cuaca yang benar-benar pas untuk pasangan berbagi cinta. Namun berbeda dengannya. Ia tampak putus asa karena tak menemukan 1 orang pun yang dapat ia ajak kencan.

“Come on! Aku menawarkan kesenangan tanpa menuntut bayaran! Masak 1 orangpun nggak ada!” gerutu Bianca kesal sambil meniup kedua tangannya yang kedinginan.

Bruk!

Tubuh Bianca tertabrak oleh sebuah tubuh kekar yang mengeluarkan aroma maskulin. Aroma yang sangat wangi dan memberikan kesan laki-laki. Bianca menoleh ke depan, ke arah pria yang baru saja melewatinya sembari menelefon tanpa mengatakan ‘maaf’ karena telah menabraknya.

“Hey!” seru Bianca sembari berlari dan menggapai lengan pria itu.

Pria tersebut menoleh ke belakang.

“I will call you later,” ucap Leon sambil mematikan ponselnya dan menaruh ponsel tersebut ke dalam kantong mantel coklatnya.

“Say sorry!” ucap Bianca dengan mata yang melotot dan wajah yang cemberut.

Pria berparas bule tersebut mengerutkan keningnya. Ia menatap heran ke arah Bianca.

“Sial! Sudah menabrakku, tapi malah mengacuhkanku!” gerutu Bianca kesal.

“Orang Indonesia?” tanya Leon singkat.

“Kamu … kamu bisa bahasa Indonesia?” Bianca balik bertanya. Wajah kesalnya seketika menjadi tenang saat melihat wajah tampan Leon. Wajah maskulin yang terlihat dingin tapi memancarkan aura yang memikat. Mata biru yang indah, dipadukan dengan alis tebal itu benar-benar mempesona! Terlebih lagi bibir pria itu begitu sensual! Seperti sebuah mahakarya agung dari semesta!

Apakah ia akan melewati malam panas dengan pria itu? Pikir Bianca.

Sesaat kemudian ia melirik ke kiri dan ke kanan, seolah-olah sedang mencari seseorang.

“Sendiri? Atau dengan pasangan?” celetuk Bianca tanpa basa basi sesaat menerka bahwa pria itu sedang sendiri di taman itu.

“Sendiri,” sahut Leon singkat. Ia semakin tak mengerti kenapa gadis itu bertanya demikian. Merasa tak memiliki keperluan, Leon beranjak pergi. Namun langkahnya terhenti ketika Bianca meraih lengan kekarnya.

“Tunggu!” ucap Bianca dengan mata memelasnya. Ia terlihat seperti seekor anak anjing yang kehilangan induknya!

“Aku kedinginan,” tambahnya dengan suara yang pelan.

“Then?” tanya Leon tak mengerti.

Bianca mendekat dan berdiri tepat di depan Leon. Kemudian ia mendongak ke atas, karena pria itu terlalu tinggi untuk tingginya yang hanya sebatas bahu pria itu.

“Hangatkan tubuhku. Only one night. Kita nggak usah saling kenal dan nggak usah mengatakan apa-apa. Cukup temani aku melewati malam panas—”

“Kamu pikir aku gig0lo?” sentil Leon sengit. Ia merasa harga dirinya ternodai karena gadis yang masih muda dimatanya mengajaknya untuk melakukan hal yang panas di cuaca yang dingin ini.

Leon menempik tangan Bianca. Kemudian ia melengos meninggalkan Bianca yang masih mematung di tempat. “Ck! Dia pikir aku ini—”

“Om! Tunggu!” seru Bianca yang lagi-lagi menahan tangan Leon.

Leon menghela nafasnya dengan kasar. Kemudian ia menoleh ke arah Bianca. “Stop call me ‘Om’! Emangnya tampangku Om-Om?!”

“Maybe. Tapi Om terlihat dewasa,” kekeh Bianca yang sok akrab. Padahal ia sendiri mengutuki dirinya yang begitu berani berbuat hal melewati batas di negara orang. “Temani aku, hmm? Cuma 1 malam dan aku nggak akan menuntut apa-apa. Setelah itu, aku akan pergi dan meninggalkan Om. Anggap aja setelah malam ini, kita kembali menjadi orang asing.”

“No. Aku akan mencarikan seseorang untuk—”

“But I want you,” potong Bianca memelas dengan suara putus asa. Matanya berbinar-binar dengan tatapan penuh harap.

Leon menghela nafas berat. Ia merasa bersalah jika membiarkan gadis itu. Karena, kalau bukan dia, pria-pria di luar sana pasti sudah meng-iya-kan ajakannya tanpa penolakan.

“Aku akan membantunya karena dia berasal dari negara ibuku. Only help. Tanpa melewati batas,” batin Leon.

Sesaat mengatakan hal tersebut, Leon mengangkat kedua alisnya secara bersamaan. Ia menatap tajam ke arah Bianca.

“Where we go?” tanya Leon singkat.

Sebuah senyuman terbit di wajah Bianca yang hampir putus asa. Menampilkan dua lesung pipi yang sebelumnya tersembunyi di balik pipi tembamnya.

“Wait,” ucap Bianca antusias, “ayo kita pikirkan nama samaran masing-masing. Jadi, kita akan saling memanggil dengan nama itu untuk beberapa jam ke depan.”

Leon tampak tak tertarik. Jadi ia menggunakan nama aslinya karena pikirnya mereka tak akan bertemu lagi kelak. Sedangkan Bianca, ia sibuk mengerucutkan bibirnya ke kiri dan ke kanan sembari berfikir nama apa yang akan ia gunakan agar pria itu bebas memanggilnya.

“Angel!” Bianca menyodorkan tangannya kepada Leon.

“Leon,” ucap Leon tak menyambut sodoran tangan Bianca. “Ayolah. Aku sudah kedinginan.”

Mendengarkan ucapan Leon, Bianca dibuat senyam senyum sambil membayangkan malam panas yang akan mereka lewati. Pasalnya, pria yang ada di depan matanya saat ini terlihat dingin dan tenang. Tapi … dengan tubuhnya yang kekar seperti itu, pria itu akan sebuas apa ya di ranjang?

“Ugh!” Bianca menepuk-nepuk kedua pipinya menggunakan kedua tangannya. Ia mencoba menenangkan perasaannya yang berkecamuk karena rasa campur aduk yang berkecamuk di dada.

“Leon! Tunggu!” Bianca berlari kecil ke arah Leon yang sudah berjalan lebih dulu darinya.

Tanpa segan, gadis itu meraih tangan kekar Leon yang semula ada di dalam saku mantelnya. Dengan beraninya gadis itu menggenggam tangan kekar pria itu, lalu ia kembali memasukkan kedua tangan itu ke dalam saku mantel Leon.

“Hey!” sergah Leon sambil menoleh ke samping dengan wajah tercengang dan tak bisa berkata-kata. Pasalnya gadis itu terlalu berani dan sama sekali tak takut padanya.

“Only one night,” bisik Bianca sambil tersenyum menampakkan giginya yang rapi.

“Kalau aku ini orang jahat gimana? Kamu nggak takut?” celetuk Leon penasaran.

Bianca menggelengkan kepalanya. “Nggak. Soalnya kamu nggak keliatan jahat.”

Lagi-lagi gadis itu tersenyum dengan sangat lepas. Seoalah-olah beban di dadanya menghilang. Apa matanya terlalu jelalatan saat melihat pria tampan? Sepertinya tidak, buktinya selama 2 tahun ia menjalin hubungan dengan mantan tunangannya, ia sedikitpun tak pernah melirik pria lain. Untuk saat ini … ia hanya ingin merasakan bebas dan melupakan peristiwa menyakitkan itu.

Leon menatap wajah Bianca sekilas saat gadis itu tersenyum. Di balik senyuman yang lepas itu, ia dapat menangkap kesedihan yang menguasai diri gadis itu. Buktinya, mata indah gadis itu ternodai karena bengkak akibat menangis. Lagi pula, mana ada gadis bodoh yang berani menyerahkan tubuhnya jika bukan karena sedang terpuruk?

...🫧🫧🫧...

...BERSAMBUNG…...

1
Andriyati
bodoh aja terus
Karolina Amul
terima kasih thor untuk karya nya
semangat terus🥰💪
Rabiatul Addawiyah
Trims thor utk novelnya
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Rabiatul Addawiyah
nikmati hasil perbuatanmu jalang
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor..
Rita
alhamdulillah
Rita
bos e ngerti asisten nya Jones mknya dicariin jodoh🤭
Rita
😂😂😂😂😂😅bos semena2
Rita
nasib dan takdir mu ditangan othor
Rita
coba aja klo berani
Rita
tuh ditegesin
Rita
ngarep
Rita
tergantung mood
Rita
sabar bang sabar hadeuh br ketok palu jd curiga ketok palu apa ketok kepala
Rita
hmmmmmm
Rita
tuh pilihan mu
Rita
nyicil Rein hmmmm
Sheninna Shen: nyicil sekalian icip 🤣
total 1 replies
Rita
wahhh alhamdulillah bisa lanjut lg
Sheninna Shen: hihihi. makasi udah setia 🥰
total 1 replies
Rita
lupa ceritanya pas baca yg sebelumnya oalahhhh
Sheninna Shen: maaf ya kakak :(
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!