Terkadang sesuatu yang paling kau takuti merupakan hal yang akan membebaskanmu, banyak yang sudah terjadi, dan tidak semuanya terjadi sesuai keinginan. Itu yang di alami pria muda berusia 23 tahun ini, realita kehidupan tidak seperti keinginannya, khayalannya di tepis dengan berbagai macam pemanis buatan yang datang dari semua sudut.
Tidak memiliki peran keluarga yang kental membuat pria itu mencoba mencari kesenangan sendiri, namun sayang hal itulah yang membuatnya mengenal arti dari kesunyian malam, ruangan gelap dengan music yang keras juga lampu berwarna yang remanglah justru menjadi temannya hampir di setiap malam.
Hanya bermain dengan sebuah mesin besar yang di terbangkan di udara membuat pria itu belajar banyak hal, cinta hanya kalimat bualan belaka....
ini kisahku Angkasa Alvaro Dharma, sebuah keputusan yang sulit untuk mengawali cerita, tapi untuk berada di posisi ini tidaklah mudah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F2AC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Flashback
Aska mulai berjalan ke arah parkiran dengan fikiran yang berkecamuk di kepalanya, sungguh ia ingin menertawai kisah pria malang itu, tapi tidak bisa di pungkiri jika tawa itu terlukis di bibirnya itu sama saja dia menertawai dirinya sendiri, karena semua hal yang di ceritakan Rizki mengingatkannya pada cerita masa lalunya.
#Flashback#
Setelah kejadian kecelaan Aska tidak terlalu sibuk dengan dunia pekerjaannya, karena kondisi yang begitu buruk membuat Aska di rumahkan untuk sementara waktu.
Sang Ibu…. yang ia rindukan saat mabuk lah kini selalu berada di samping nya, seiring berjalannya waktu, Aska justru mulai mendapatkan kasih sayang sang Ibu, karena ia mulai mengerti kerasnya seorang Ibu di karenakan tuntutan di belakangnya. Hanya keluarga yang membuat pria itu bertahan di masa masa kecewanya saat ini.
1 minggu mulai berlalu kabar kecelakaan Aska pun telah sampai di telinga Rani sang kekasih yang sudha menghianatinya.
Entah menyadari kesalahannya, Rani tidak berani menemui Aska dan hanya menanyakan kabar pria itu melalui beberapa teman Aska.
Hingga 1 bulan berlalu, kondisi Aska mulai membaik, pria itu mulai kembali beraktifitas seperti biasanya, tapi sungguh semua mulai membaik tapi tidak dengan ingatan buruk yang ia pendam di hatinya.
“Permisi….” Ucap Aska sembari mengetuk pintu rumah seseorang.
“Ya…..” seorang gadis mulai membuka pintu dan terdiam saat menyadari siapa pria yang berada di depan rumahnya.
“Aska….” Gumamnya dengan pelan.
“Apa orang tuamu di rumah?” tanya Aska tanpa menghiraukan ucapan gadis itu.
“Aska kau sudah sembuh? Bagaimana kondisimu?” tanya gadis itu dengan sangat khawatir.
“Aku ingin bertemu dengan kedua orang tuamu,” ucapnya yang membuat gadis itu terdiam.
“Tapi Aska, aku sangat merindukanmu,” ucapnya dan hendak memeluk Aska, namun gerakan tangan pria itu menahan seolah olah menghindar.
“Rani aku hanya ingin bertemu dengan kedua orang tuamu, aku harus ke kantor,” ucap Aska yang membuat gadis itu tertegun.
“Rani siapa itu? Eh…. Nak Aska… ayo masuk nak,” sapa seorang wanita paruh baya dengan begitu lembut.
“Selamat pagi tante,” sapa Aska sembari menunduk hormat dan berjalan masuk tanpa menghiraukan Rani yang begitu dalam menatapnya.
“Pagi… Pagi…. Silahkan duduk…. Rani apa yang kau lamunkan, cepat buatkan kopi Aska, sudah lama dia tidak kemari,” sambut hangat wanita paruh baya itu dengan senyuman di bibirnya.
“Tidak Tante…. Tidak perlu, aku hanya sebentar, aku harus ke kantor,” ucapnya dengan tenang. Rani tanpak mulai khawatir saat medengar ucapan Aska.
“Ada apa nak? Kenapa begitu terburu buru?” tanya wanita itu dengan bingung.
“Begini tante,” Aska mulai melepaskan sebuah cincin yang melingkar di jarinya hingga membuat wanita paruh baya itu kaget dan menoleh ke arah Rani yang hanya diam terpaku di samping sang Ibu.
“Maaf sebelumnya tante, bukan maksudku lancang dan tidak sopan, datang bertamu pagi pagi dan mengatakan hal ini, tapi maaf aku tidak bisa melanjutkan hubunganku bersama Rani,” ucap Aska yang membuat mereka terdiam.
“Ma… maksudnya apa?” tanya wanita paru baya itu lagi dan memastikan apa yang dia dengar itu salah.
“Aku dan Rani punya masalah yang tidak bisa kami selesaikan tante, jadi tidak mungkin rasanya hubungan ini di lanjutkan,” ucapnya sembari menyodorkan cincin itu ke hadapan wanita paruh baya di hadapannya.
“Tapi nak… ada apa Ini? Rani apa maksudnya?” tanya wanita itu yang masih terlihat kaget. Bukan memberi alasan atau pembelaan Rani tanpak mengerti jika Aska mengetahui apa yag sudah ia lakukan selama ini.
“Banyak ketidak cocokan antara aku dan Rani Tante, maaf….” Ucap Aska sembari menunduk sopan.
“Ya tapi kenapa?” wanita paruh baya itu benar benar tidak percaya dengan apa yang dia dengar saat ini.
“Maaf Tante aku harus ke kantor, Rani jelaskan apa yang sudah terjadi pada orang tuamu, Permisi,” ucapnya sembari menunduk sopan dan berjalan keluar meninggalkan rumah wanita yang membuat luka di hatinya.
Aska berjalan keluar dengan tarikan nafas beratnya, selama 1 bulan lebih ia memikirkan apa yang harusnya ia perbuat setelah ini. Dengan mengumpulkan semua tekadnya keputusan yang tepat adalah tidak melanjutkan hubungan ini.
Walaupun cukup sulit untuknya melepaskan wanita yang cukup lama ada di dalam hidupnya, tapi tidak ada pilihan lain, semua benar benar begitu kacau di fikirannya saat ini.
Di dunia pekerjaanpun tidak berjalan dengan begitu lancar, beberapa pekerjaannya mulai berantakan, Aska yang di kenal sebagai karyawan yang perfect mulai membuat semua orang kaget karena kelalaiannya.
Hingga suatu malam, pria itu memutuskan untuk kembali menghibur dirinya dengan berada di club yang cukup terkenal di kota itu. Ia begitu menikmati minuman yang di sugukan, rasa kecewa dan sakit hati itu masih menjadi luka yang terasa begitu perih untuknya.
“Aska….” Tegur seorang pria yang berada di sampingnya sejak tadi.
“Apa ini tidak berlebihan? Sudahlah jangan meminumnya lagi…” ucap sang teman sembari mengambil gelas yang ada di tangan Aska.
“Jangan melarangku untuk melakukannya, siapa kau!!!” bentaknya dengan emosi.
“Aska kau sudah di pengaruhi minuman, ini club yang cukup terkenal apa kau ingin melakukan kesalahan!” geram sang teman dengan tegas hingga membuat pria itu berdecak kesal.
“Ck…. Kawan… santailah ini hanya sedikit hiburan saja, lagi pula aku cukup lelah dengan semua drama yang ada di hidupku,” racaunya yang membuat sang teman menggeleng pelan.
“Aska!!!”
“Kenapa dia tega melakukan hal bodoh itu padaku…. Apa yang dia inginkan dan tidak aku berikan? Semua sudah sempurna, kau bisa melihatnya bukan?” tanya Aska dengan mata yang mulai sayu.
“Ini masih masalah Rani…” tanya sang teman yang membuat Aska menarik nafas dalam.
“Jangan sebut namanya kawan….. aku membenci nama itu, lagi pula dia bukan lagi wanitaku, tapi wanita murah yang di miliki banyak pria,” ucapnya sembari terkekeh pelan.
Dari arah kejauhan tanpak seorang pria tengah memegang ponsel dan tersenyum miring.
“Habis kau Aska,” gumamnya dengan pelan.
“Siapa yang memintamu untuk menggantikan posisiku di kantor? Ternyata begitu mudah untuk menjatuhkanmu,” ucapnya dengan begitu puas.
“Aku tidak sabar apa yangakan di katakan mereka nanti jika melihat fotomu yang begitu berantakan seperti sekarang ini,” ucapnya dan mulai menyimpan beberapa gambar di ponselnya saat ini.
Sementara di sisi lain, seorang wanita yang juga tengah menikmati minumannya tertarik dengan kondisi Aska, pria yang tidak asing di matanya, mereka pernah bertemu dan entah di mana itu.