Kitab Emas Warisan Kake

Pagi yang seharusnya tenang dan damai namun tidak bagi mang dasim setelah semalam mahluk yang iya suruh tertangkap oleh Arya dan di tebas sampai putus satu tangan kanan nya.

  Sialan ternyata anak muda ini benar benar tidak sembarangan sampai aku harus menderita luka dalam separah ini.!" Gumam Mang dasim memegangi dada nya yang terasa sesak dan bibir nya terus mengeluarkan darah napas nya tersengal-sengal dia mencoba keluar dari kamar nya.

Mang dasim," Mang dasim," Keluar kau.!"

Teriak Arya bersama Nenden menggedor pintu kamar mang Dasim.

  Seketika wajah mang dasim yang masih memegangi dada nya yang masih serasa sesak terkejut saat mendengar teriakan Arya dari luar kamar nya.

Kreeeaattt

 Pintu terbuka kepala mang dasim menjulur kan kepala nya keluar pintu guna melihat ke luar kamar nya mang Dasim melihat Arya berdiri dengan menawan mahluk yang semalam di perintahkan oleh mang dasim." Wajah mang dasim berubah semakin memucat saat melihat mahluk yang selalu iya andalkan itu terikat di tangan Arya.

Jelaskan semua ini mang dasim!." Dengan wajah yang memerah karena menahan luapan emosi pagi itu terasa naik ke ubun-ubun nya dengan berkacak pinggang Nenden memarahi mang dasim.

Arya yang sengaja membuka mata batin Nenden supaya bisa melihat mahluk yang Arya tawan itu.

Non ini tidak seperti yang kamu lihat non.!"

Uuhuuuek

 Dengan mata melirik ke arah Arya mang dasim berbicara membela diri nya dan kembali di memuntahkan darah dari mulut nya.

Aku tidak menyangka selama ini kau lah yang membuat keluarga ku tak betah tinggal di rumah ini.!" Ucap Nenden dengan mengeluarkan hp nya," Nenden tanpa permisi lagi langsung menerobos masuk ke dalam kamar yang di tinggali oleh mang dasim," Nenden langsung merekam semua yang ada di kamar itu dari meja yang penuh dengan berbagai macam barang untuk mengundang mahluk astral dan terlihat pembakaran kemenyan yang masih mengeluarkan kepulan asap putih.

Ini.!"

Mata nenden melotot sempurna kala melihat di dekat pembakaran kemenyan itu terdapat foto diri nya dan juga kedua orang tuanya." Kini mang dasim tak bisa mengelak lagi dia tertunduk lesu saat semua nya terbongkar oleh Arya sedangkan Nenden yang masih terus merekam semuanya." Tak menyadari bahwa mang dasim diam diam menyiapkan sebuah senjata rahasia untuk menyerang Nenden.

Mang dasim yang hati nya telah tertutupi oleh napsu serakah nya dia bertekad untuk mengambil kesucian nenden," Dengan memegang senjata rahasia dan merapal mantra," Namun gerak gerik nya telah di ketahui oleh Arya yang begitu peka.

Sriiiiiiiing.

Wuuuusss.

Creeeep.

Aaaaahg.

Ohoooek.

  Di saat mang dasim melempar kan senjata itu secepat kilat Arya melempar mahluk peliharaan mang dasim dan akhirnya bukan Nenden yang terkena lemparan dari senjata mang dasim tapi mahluk itu lah yang tertancap oleh pisau tuan nya.

K kenapa tuan melakukan ini tuan?."

Dengan memuntahkan darah berwarna hitam mahluk itu pun roboh dari mulut nya terus memuntahkan darah hitam kental.

 Wuuuuut

Duaak Brrrrrak.

Mang dasim pun terpental terkena tendangan Arya yang telak mengenai tubuhnya hingga terpental menghantam bangku yang berada tidak jauh di belakang nya.

Sayang kamu tidak apa-apa?." Arya menghampiri Nenden dan menanyakan kondisi nya dengan menajamkan mata nya dia memindai kondisi badan Nenden dari atas sampai bawah.

  Aku tidak akan membiarkan dia bebas dia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya ini sayang.!"

Ucap Nenden setelah memastikan rekaman nya dan menyimpan nya dan langsung menghubungi salah satu kerabat ayah nya dan meminta sepupu ayah nya itu datang ke rumah nya dengan membawa bawahan nya.

Halo om.!" Om aku minta tolong om bisa dateng ke rumah nenden sekarang om.!"

Terimakasih om.!"

 Nenden langsung mematikan sambungan teleponnya setelah mendapatkan persetujuan dari sepupu ayah nya itu." Setengah jam berlalu sepupu ayah nya Nenden pun datang dengan kedua bawahan nya.

 Terimakasih banyak atas kesediaannya datang memenuhi undangan nenden om doni.!" Setelah Nenden dan juga arya menyalami om Doni bergantian Nenden mengucapkan terimakasih kepada om nya itu.

 Memeng nya ada hal penting apa nen sampai harus om membawa bawahan om segala kemari nen.?" Ucap Doni bertanya pada Nenden,"

Silakan om periksa saja sendiri om!." Bagaimana kejahatan orang ini dan hukuman apa yang pantas orang ini dapatkan om.!" Nenden tak ingin menerangkan apa yang om nya itu tanyakan."

 Setelah mang dasim di bawa oleh bawahan om nya." Nenden dan Arya duduk di gajebo untuk melepaskan rasa penat yang mereka rasakan." Sayang mungkin papah dan mamah besok sampai ke Indonesia sayang.!" Ucap Nenden yang menyenderkan kepalanya di bahu Arya.

Hmmmmh

 Iya nanti aku akan menghubungi pak Darman dan bu Lilis sayang biar mereka datang ke sini juga untuk melamar kamu sayang.!" Ucap Arya sembari membelai rambut Nenden." Mereka berdua pun larut dalam obrolan mereka berdua dan terhenti saat bi Inah memanggil mereka untuk makan siang.

Non Den makan siang sudah bibi siap kan non." Panggil bi inah pada Nenden dan Arya.

Iya bi terimakasih ya bi.!" Ucap Nenden dengan memandang bi Inah yang seperti Ingin menyampaikan sesuatu pada nya." Ada apa bi bicara saja tidak apa-apa bi mas Arya ini calon suami aku bi!." Nenden yang melihat perubahan sikap bi Inah menjadi penasaran langsung menyuruh bi Inah untuk bicara.

 Maaf kan bibi non selama ini bibi selalu diam karena bibi takut sama mang dasim non dia selalu mengancam bibi non!." Ucap bi Inah wajah nya tertunduk tak berani menatap wajah nona muda nya itu." Sudah bi tidak usah bibi pikirin yah yang penting kita semua aman dan sehat bi!." Nenden tau kalau bi Inah memang orang baik dan nenden sendiri menganggap bi Inah ini sudah seperti keluarga nya sendiri.

 Bi apakah bibi pernah melihat mang dasim meletakan sesuatu bi?" Arya ikut menanyakan sesuatu pada bi Inah." Bibi belum pernah melihat nya Den tapi waktu itu bibi pernah memergoki mang Dasim menaburkan sesuatu di depan pintu kamar nyonya dan kamar nona tapi bibi langsung membersihkan nya Den.!" Terang bi Inah pada Arya.

 Owh gitu ya bi terimakasih ya bi.!" Ucap Arya setelah mendengar kalau ucapan bi Inah ini memang jujur tak ada kebohongan yang dia tutupi." Iya Den sama sama bibi senang karena Aden membongkar kedok mang dasim selama ini Den!." Bi Inah pun mengucapkan terimakasih pada Arya yang telah membongkar kebusukan mang dasim itu.!"

 Nenden dan Arya pun makan bersama tapi saat mereka sedang makan bersama terdengar nada hp Arya berbunyi dan tertera nama Dian." Angkat sayang paling juga mba Dian kangen sama kamu sayang.!

Ucap Nenden menebak dengan benar siapa yang menelepon itu.!"

Halo sayang.!"

Suara Dian dan gambar Dian pun terlihat jelas di layar hp Arya dari sebrang telpon video call itu." Lama mereka bertiga berbincang sambil makan dan berakhir setelah keduanya menghabiskan makanan siang itu.

  Kini suasana dan hawa di rumah itu pun serasa sangat berbeda setelah Arya membersihkan semua barang yang di letakan oleh mang dasim." Arya membakar semuanya sampai tak tersisa sedikit pun mata Arya memindai setiap sudut halaman maupun rumah itu memastikan sudah tidak ada barang ataupun mahluk kasat mata di rumah Nenden yang teringgl.