NovelToon NovelToon
Afsheera Azalea Mayesha

Afsheera Azalea Mayesha

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Izarr_14

Cerita ini menceritakan tentang perjalanan kisah seorang gadis bernama Afsheera Azalea Mayesha yang mana hidupnya dipenuhi dengan banyak rahasia, walaupun dikelilingi dengan keluarga yang harmonis tidak membuat dirinya terbebas dari masalah dan ujian apalagi dalam cerita asmaranya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izarr_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 Kepulangan

Sesampainya di mall lea dan arkan kakaknya melakukan apa yang mereka rencanakan sejak awal mulai dari berbelanja, makan siang bersama, bermain time zone sampai menonton film kesukaan lea dan arkan menuruti semua keinginan lea dengan senang hati.

Tak terasa waktu menunjukkan pukul 8 malam. Menandakan sudah lama mereka berada di mall dan mengharuskan untuk kembali pulang ke rumah.

"Gimana dek? Seneng? Capek gak?", kata sang kakak pada lea yang kini sedang duduk di dalam mobilnya setelah meletakkan barang belanjaan mereka ke bagasi belakang.

" Capek kak, tapi seneng juga. Udah lama deh rasanya lea gak begini bisa jajan, main sampai nonton film tapi sayang ya kaka gak ada momy, dady sama kak rayyan disini", kata lea yang tadinya terlihat happy tiba-tiba terlihat sangat sedikit lesu.

"It's okey dek, gak papa lain kali kita berlima akan jalan-jalan lagi oke. Sekarang kita pulang ya besok kamu harus sekolah kan jadi harus istirahat?", kata arkan kepada lea.

"Iya kak ayok..", seru lea kembali.

Mereka pun melanjutkan perjalanan pulang ke mansion mereka, rumah dimana tempat mereka kembali setelah seharian lelah berada diluar dengan aktivitas yang dilakukan.

_________________

Sedangkan ditempat lain, musuh yang selama ini terus saja mengusik kehidupan keluarga besar byantara sedang menyusun rencana besar apalagi kakek yang selama ini ada dibalik kelancaran setiap rencana yang mereka buat sudah tiba di Indonesia.

"Kakek aku rindu banget kek", seru adiknya sambil berlari dan memeluk kakeknya yang baru turun dari mobil tepat didepan mansion mereka.

"Oh sweetynya kakek, kakek juga sangat merindukanmu cucuku", kata sanga kakek membalas pelukan cucu perempuannya itu.

"Ayo kek masuk, di dalam sudah ada kakak menunggu kita", kata anak perempuan itu.

"Ayo masuk", kata sang kakek lagi.

Setiba di dalam rumah tampaklah cucu laki-lakinya itu yang sedang duduk di atas sofa ruang tamu mereka dengan mengangkat kaki sebelah kirinya bertumpu pada kaki sebelahnya lagi.

"Bagaimana perjalananmu kek?", tanya sang cucu dengan posisi yang tidak ada bedanya.

"Kurang ajar sekali kau, menyambutku dengan posisi yang sombong dan angkuh seperti itu", balas sang kakek yang ikut duduk disebelah cucunya itu dan di ikuti oleh cucunya yang lain.

"Hoo ayolah kek, jangan terlalu memikirkan hal tidak penting seperti itu. Istirahatkan dirimu setelah itu mari kita diskusikan semuanya kembali kek. Sudah lama sekali rasanya kita mengundur rencana ini", kata cucunya itu lagi.

"Huft, baiklah setelah setengah jam temui aku diruang biasa aku ingin bebersih dan beristirahat sebentar", kata sang kakek namun sebelum beranjak dari sana dirinya kembali bicara.

"Kau sudah sedikit bermain-main bukan dengan tuan muda keluarga Midlleton rupanya hmm?", seringai muncul dari bibir tua itu.

"Hmm, sesuai perintah mu juga aku sudah berhasil membuat sedikit sentilan saja pada gudang persenjataannya yang ada di italia. Mungkin sekarang dirinya sudah terbang ke negara itu, salahnya sendiri bukan telah berani ikut campur dalam melindungi putri dari keluarga byantara itu", kata sang cucu menjawab pertanyaan sang kakek dengan seringai yang sama dalam kali ini terlihat jelas dirinya sangat bangga bisa mengusik sedikit karena dirinya tau bagaimana bahayanya tuan muda itu.

"Baiklah, sangat bagus dengan begitu kita memiliki sedikit celah untuk rencana kita ke depannya beberapa waktu kedepan. Yasudah aku pergi dulu nanti kita bahas lagi", kata sang kakek melanjutkan kakinya ke arah kamarnya.

"Kak, jadi kakak sudah menjalankan rencana dengan mengusik keluarga Midlleton itu kak?", tanya sang adik yang memang sejak awal mendengar percakapan kakaknya dan sang kakek.

"Hmm, waktu itu bertepatan dengan tugas yang kita suruh pada gadis bodoh yang bernama ayunda itu. Jadi Boom... Dalam waktu bersamaan semuanya terjadi", kata kakaknya menjelaskan.

"Tapi kak, ada yang sedikit janggal disini aku merasa denzel tidak semudah itu di kelabuhi dan di bodohi kak buktinya tidak ada hal yang kita dapatkan kan? informasi tentang lea sejak kejadian itu tidak ada apapun yang mengatakan bahwa lea kenapa-napa malahan dirinya terlihat sangat bahagia sampai hari ini, dan untuk denzel bahkan informasi tentang keadaan digudang senjata miliknya saat ini tidak kita dapatkan sama sekali",

"Aku jadi curiga apakah informasi yang mengatakan lea memiliki trauma berat itu benar adanya kak? Tapi tidak mungkin juga apa yang sudah dilakukan kakek padanya saat itu membuatnya trauma sama sekali aku saja yang melihat kejadian itu sangat mengerikan kak apalagi untuk seusianya", sambung sang adik.

"Aku juga tidak yakin 100% sebenarnya akan ku cari tau lebih lanjut lagi nanti kau tenang saja kita akan sesegera mungkin membalaskan dendam orang tua kita pada mereka semua, mereka harus merasakan bagaimana sakitnya kehilangan orang yang mereka sangat sayangi didepan mata kepala mereka sendiri", kata sang kakak lalu berjalan pergi menuju kamarnya juga karena hari ini dirinya juga sangat sibuk menemani sahabatnya yang bodoh itu menurutnya untuk menyelesaikan tugas.

________________

Di Negara lain tepatnya Italia di gedung tinggi nan megah dan mewah denzel kini sedang duduk di kursi kebesarannya dengan sejumlah tumpukan berkas penting di depannya.

Ya kini denzel sedang berada di kantor milik sang dady yang pusatnya ada di Italia pagi ini dengan mengerjakan semua tugas yang dadynya berikan padanya.

Memang niatnya ingin menyelesaikan masalah yang ada di klan namun ketika sang dady tau sang putra ingin ke italia dirinya juga tidak menyia-nyiakan itu semua, dengan menyuruh denzel sekalian menyelesaikan beberapa tugas di perusahaan miliknya yang ada disana. Memang denzel belum resmi menjadi direktur utama perusahaan namun dirinya sudah sangat lama turun langsung dalam urusan perusahaan.

"Sial, dady tau saja kalau aku ada disini", kesal denzel sendiri.

Tok..

Tok..

Tok..

"Masuk", kata denzel tanpa melihat ke arah siapa orang yang baru saja masuk.

"Hey bro", kata darren dengan gaya tengilnya di ikuti dengan dua sahabatnya yang lain yaitu felix dan gabriel.

"Gimana?", kata denzel yang mengangkat kepalanya setelah mendengar suara cempreng sahabatnya itu.

"Beres zel, semua udah teratasi. Gudang senjata kita sudah kita pindahkan ke tempat yang aman saat ini karena tempat yang lama hangus terbakar namun syukurnya anggota kita cepat mengatasi semuanya". Bukan darren yang menjawab melainkan gabriel.

"Bagus, kalau barang pengiriman?", kini denzel bertanya pada felix yang dia tugaskan dan percayakan pada felix.

"Aman", jawab felix dan denzel menanggapi itu dengan senyuman yang sangat tipis yang hanya dapat dilihat oleh felix saja.

Denzel memang sejak awal sudah dari awal membagi tugas ini dengan ke empat sahabatnya yang lain.

Malam itu ketika selesai melakukan pertemuan dengan kedua kakaknya lea denzel pergi ke markas miliknya yang ada di Indonesia untuk bertemu sahabatnya itu. Disana dirinya memberitahukan semua yang terjadi di Italia awalnya denzel ingin menyelesaikan sendiri namun sang dady juga memberi tugas secara bersamaan di waktu yang sama.

Dirinya yang tak mepunyai waktu yang banyak pun akhirnya mendiskusikan hal ini pada felix, darren dan gabriel. Mereka pun menyepakati untuk ikut dan membagi tugas agar dapat cepat kembali. Felix yang mengurus masalah pengiriman barang-barang ilegal di pelabuhan sedangkan darren dan gabriel mengurusi masalah digudang senjata.

"Denzel ada yang mau gue bilang sama lo", tiba-tiba darren bersuara memecahkan suasana hening.

"Apa", kata denzel menaikkan sebelah alis matanya.

Posisi mereka saat ini dimana ketiga sahabatnya duduk di sofa yang ada diruangan kerja denzel sedangkan denzel tetap duduk di kursi kebesarannya itu.

"Ini soal kejadian dibalik dalang pembakaran gudang senjata kita", kata darren yang baru saja mengetahui siapa dalangnya.

"Gue udah tau", kata denzel yang membuat ketiga sahabatnya sedikit bingung karena ketika menjawab perkataan dari darren, denzel tidak menampilkan ekspresi marah atau yang lainnya melainkan ekspresi tenang, dingin bahkan hampir tak berekspresi apapun.

1
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Anto D Cotto
menarik
Shinichi Kudo
Membuat saya ketagihan
Scar
Terhibur sekali!
Starling04
Nggak sia-sia baca ini. 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!