Arabella seorang gadis yatim-piatu yang tinggal bersama bibi nya yang jahat dan serakah.
Ara di jual oleh bibi nya kepada bos Mafia yang terkenal sangat kejam dan juga sadis.
bagai manakan nasip ara selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
" apa aku tidak salah dengar dia baru saja menyebutku Seorang Istri" batin Ara sambil tersenyum manis.
" Kenapa kau senyum-senyum seperti itu?" tanya Albert yang kemudian duduk di samping sang istri.
" bukan apa-apa"
" Kenapa Kau membiarkan pria lain duduk di sampingmu? tadi juga Kau membiarkan John duduk di sini?" tanya Albert kesel.
" aku tidak meminta pria barusan duduk di sini" sahut Ara dengan lembut.
" dia yang datang tiba-tiba lalu duduk di sini, Lagian salah Tuan sendiri kenapa Tuan meninggalkan aku sendiri" ucap Ara yang langsung menutup mulutnya dengan rapat, saat tatapan tajam suaminya itu tertuju padanya.
" berani sekali kau menyalahkanku, cukup ini yang terakhir kalinya aku melihatmu berbicara dengan John maupun pria manapun selain aku" ucap Albert memperingatkan.
" lalu Tuan sendiri bebas berbicara dengan wanita lain begitu?" tanya Ara yang lagi-lagi mendapatkan tatapan tajam dari suaminya.
" kau itu budakku, kau tidak berhak melarangku, tapi aku punya hak untuk melarangmu ingat itu"
" aku ini istrimu bukan budakmu" jerit arah dari dalam hati kecilnya.
Albert memutuskan untuk pulang setelah pesta berakhir.
John bergegas membukakan pintu mobil, saat tuanya itu datang, Albert meminta istrinya untuk masuk terlebih dahulu setelahnya ia baru masuk dan duduk di sisi sang istri.
" kita mau ke mana Tuan? " tanya John.
" pulang" jawab Albert dingin.
John pun mengangguk lalu melajukan mobilnya meninggalkan parkiran hotel beserta dengan mobil pengawal.
" Apa kau menikmati pesta tadi?" tanya Albert dengan wajah datar.
" Aku tidak tahu, aku hanya merasa risih dan ingin segera pulang dari sana" jawab Ara apa adanya.
" itu artinya kau tidak menikmatinya, padahal pesta tadi itu sangat meriah, seharusnya kau bisa menikmati itu" ucap Albert.
" Kau wanita beruntung bisa pergi bersamaku, Apa kau tidak melihat tatapan iri dari Banyak wanita yang terlucu padamu?"
Ara hanya diam tak berani menjawab pertanyaan sang suami, karena ia melihat kalau suaminya itu sedang menahan amarah, Jadi ia memilih diam karena takut salah menjawab.
Clitttttt!
bunyi saat John menginjak pedal rem, hingga mobil dia kemudikan itu pun berhenti.
" Apa yang terjadi" tanya John di sambungan walkie talkie.
" Tuan kita dihadang!" sahut para anak buahnya.
" dihadang? Siapa yang berani menghadang kita?" tanya Albert dengan nada kesal.
" siapa?" tanya John.
" ada 8 orang pria, mereka memegang celurit dan sebagian lagi memegang balok kayu, sepertinya mereka kawanan begal"
" keluar kalian, ayo keluar, Kalau tidak aku hancurkan mobil ini"
John bisa mendengar dan melihat dua orang pria yang memukul-mukul kaca mobil pengawal di depan, beberapa lainnya terlihat mendekati mobil yang ditumpanginya dan tuannya.
"shitt! mereka tidak tahu siapa kita" ucap John yang hendak turun dari mobil.
" Tetaplah di dalam mobil tuan" ucap John lagi sebelum benar-benar keluar dari dalam mobil.
" Apa yang terjadi?" tanya arah ketika John keluar dari mobil.
Albert hanya diam tidak menanggapi pertanyaan dari Ara matanya tetap fokus kepada John yang sedang menghadapi pria yang Menghadang mereka.
" Tuan Apa yang terjadi?" tanya arah kembali saat tak mendapat jawaban dari Albert.
" Tenanglah Ara, kita akan melihat pertunjukan seru" jawab Albert.
" John, awas!!" teriak arah saat seseorang pria Mengayunkan balok kayu ke arah John.
Bruakk!
bunyi balok kayu yang terpental karena terkena tendangan John.
" ya Rabb, tolong lindungilah Jon" ucap Ara lirik namun masih bisa didengar oleh Albert.
Albert mendengus kesal saat istrinya itu terus saja mengkhawatirkan keadaan dari tangan kanannya itu, sehingga ia pun gusar, lalu membuka pintu mobil.
" jangan keluar tuan, John memintamu untuk tetap di dalam mobil" ucap Ara sembari memegang jas yang dikenakan sang suami.
" Kau tidak perlu mencemaskan ku, para pecundang itu tidak akan bisa melukaiku" jawab John yang kesal dan langsung menepis tangan sang istri.
" Tetaplah di dalam mobil" ucap Albert sebelum menutup pintu mobil.
dengan kedua tangan mengepal, Albert berjalan dengan tegap mendekati John dan para pengawalnya yang tengah bertarung.
" Tuan kami bisa menghadapi mereka semua" ucap John sembari sibuk menangkis Serangan yang datang ke arahnya.
" berani-beraninya kalian Menghadang jalanku!" teriak Albert yang membuat kedua begal menyerangnya dengan celurit.
" tuan!!" teriak Ara yang lalu memejamkan matanya, Iya sama sekali tidak berani membuka matanya.
Skush!
Slashhh!
bunyi tebasan dari para pembegal yang tidak mengenai sasaran.
Bugh!
sebuah tendangan dari Albert bersarang di dada salah satu pembegal yang terpental ke belakang.
Hiattt" seru pria lainnya sembari Mengayunkan celurit ke arah Albert, tapi lagi-lagi ia menghindar dengan cepat kilat.
Bugh!
Albert menendang salah satu pria pembegal itu, tendangannya mengenai punggung pria itu, pria itu pun tersungkur lalu Albert menginjak tengkuk pria itu membuat pria itu tidak bisa bergerak.
" Apa kau tidak tahu siapa aku hah?" Pekik Albert yang lalu memukul kepala pria itu dengan keras.
pria itu meringis merasakan sakit yang luar biasa.
"am-ampun " pinta pria itu tersendat-sendat.
Albert tersenyum sinis lalu meraih tangan pria itu.
" kau tidak akan bisa melupakan kejadian malam ini" ucap Albert dengan lirik namun masih bisa didengar oleh pria itu.
" krrrkk!! " bunyi tangan pria itu saat Albert mematahkannya.
"Aaaakhhhh" jerit pria itu yang membuat cara membuka matanya dengan lebar, keringat dingin mengalir di wajahnya.
" Tuan Apa yang terjadi?" tanya Ara saat suaminya itu sudah membuka pintu mobil lalu duduk di sisinya.
" Tuhan tidak terluka kan? mereka tidak menyakitimu kan?" tanya arah sembari memeriksa keadaan suaminya itu.
" kau tenang saja Nona, tidak akan ada yang bisa menyakiti Tuhan" ujar John yang kemudian menyalakan mobil kemudian melajukan meninggalkan para begal yang tergeletak di jalan dan tengah meringis kesakitan.
" ternyata dia mencemaskanku juga" batin Albert yang langsung mengalihkan wajahnya ke arah jalan, kemudian ia tersenyum tipis.
sesampainya dimension mereka langsung bergegas turun dari mobil dan masuk dalam mansion.
" apa yang terjadi tuan?" pertanyaan yang dilontarkan oleh Siska, saat mendapati pakaian dari sentuhan sedikit kusut.
Albert hanya menjawab dengan menggeleng, kemudian menatap sang istri.
"sebaiknya kau segera kembali ke kamar istirahatlah" ucap Albert.
Ara pun mengangguk kemudian melangkah pergi menuju kamarnya.
wajah arah yang memucat membuat Siska semakin bertanya-tanya Apa yang sudah terjadi? terlebih satuan juga langsung melangkah menuju kamarnya.
kini Siska menatap ke arah John, meminta penjelasan pada rekannya itu Apa yang sudah terjadi?
" tadi kami dihadang oleh beberapa kawanan begal" jawab John yang lalu menceritakan semuanya pada Siska.
" aku sudah meminta Tuhan untuk tetap berada dalam mobil, tapi Tuan Malah keluar dan ikut bertarung dengan kawanan begal itu" tutur John.
.
.