Menikahi Kakak Sahabatku
"Eh, nanti makan yuk mumpung Andre ulangtahun dan mau traktir kita," ajak Angel.
"Kayaknya aku gak bisa deh, aku harus bantuin Ibu," ucap Kiara.
"Gak seru lo, Ki. Lumayan lo dapat traktiran dari Andre," ucap Angel.
"Maaf ya, aku gak bisa ikut," ucap Kiara.
"Udah gapapa, kapan-kapan aja Ki kalau kamu ada waktu," ucap Andre.
"Iya, makasih ya. Kalau gitu aku pulang dulu," ucap Kiara dan pergi meninggalkan teman-temannya.
"Kalau suka tembak dong, jangan diem aja. Kalau diem aja keburu dia diambil orang," ucap Angel yang melihat Andre menatap lekat Kiara.
"Apa sih lo, emang kalau gue nembak Kiara. Kiara mau sama gue?" tanya Andre.
"Ya gak ada yang tau sampai lo coba, lo tau sendiri gimana Kiara, Kiara itu orangnya pendiem banget," ucap Angel.
Kiara sendiri dalam perjalanan pulang, ditengah-tengah perjalanan ponselnya berdering dan ia melihat jika Ibunya yang menelpon, Kiara pun segera mengangkat sambungan telepon tersebut.
^^^[Iya, Bu]^^^
[Dimana, kamu?]
^^^[Kia masih di jalan, Bu. Ini mau pulang]^^^
[Ck, cepetan pulang, Ibu udah laper]
^^^[Iya, Bu. Sebentar lagi, Kia pulang]^^^
[Jangan lupa beli roti bakar, Ibu lagi pengen roti bakar]
^^^[Iya, Bu]^^^
Setelah itu, sang Ibu pun mematikan sambungan telepon tersebut.
"Huh, aku harus gimana lagi ini. Uangku udah mau habis, mana belum gajian lagi," gumam Kiara.
Kiara pun membelikan roti bakar untuk Ibunya dan setelah itu ia segera pulang, baru saja Kiara masuk ke dalam rumah sederhananya itu. Sebuah sepatu melayang tepat mengenal kepadanya, Kiara pun merintih kesakitan karena sepatu tersebut begitu keras mengenai kepala Kiara.
"Lama banget sih, cuma beli roti bakar aja lama," bentak Ibu Ajeng.
"Maaf, Bu. Tadi roti bakarnya antri," ucap Kiara.
"Mana roti bakarnya," ucap Ibu Ajeng lalu mengambil kasar roti bakar yang ada di tangan Kiara.
"Sana masak, Ibu udah laper ya," ucap Ibu Ajeng.
"Iya, Bu. Kiara ganti baju dulu," ucap Kiara.
"Gak usah ganti baju dulu, kamu langsung masak aja," ucap Ibu Ajeng.
"Iya, Bu," ucap Kiara.
Kiara pun memasak nasi goreng dan tak buruh waktu lama, nasi goreng tersebut pun selesai. Kiara segera mengambil piring dan memasukkan nasi goreng tersebut di piring untuk Ayah sama Ibunya.
"Bu, nasi gorengnya sudah jadi," ucap Kiara.
"Mana," ucap Ibu Ajeng yang berada di ruang tamu dan menonton televisi.
"In, Bu," ucap Kiara lalu memberikan piring tersebut pada Ibu Ajeng.
"Yah, makan!" teriak Ibu Ajeng.
"Iya iya, Bu," ucap Ayah Anton yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Ngapain kamu disini? udah masuk kamar sana, lamu gak ada jatah makan ya," ucap Ibu Ajeng.
"Iya, Bu," jawab Kiara.
Beginilah hidup Kiara selama 26 tahun, ia harus banting tulang agar tidak di pukul oleh kedua orangtuanya. Kiara merupakan anak tunggal, sejak kecil ia sudah bekerja karena memang orangtuanya yamg mengharuskan Kiara untuk bekerja, setelah bekerja pun semua uang Kiara di berikan pada Ibu Ajeng, jika tidak maka Kiara akan di pukul habis-habisan bahkan Kiara juga melakukan semua pekerjaan rumah, mulai dari masak, cuci baju, menyapu dan sebagainya dan jika Kiara tidak melakukannya maka pukulan akan bersarang tepat di tubuh Kiara.
Sudah tak terhitung berapa kali Kiara mendapatkan pukulan dari orangtuanya, Kiara pernah meminta bantuan pada polisi, tapi polisi justru mengatakan hal itu wajar jika orangtua mendidik anaknya dengan cara memukul. Karena orangtuanya tau jika Kiara meminta bantuan polisi, Kiara di pukul habis-habisan sampai kakinya patah, karena itu sampai sekarang jalan Kiara belum sempurna dan sedikit pincang bahkan Kiara juga tidak bisa berjalan cepat karena jika ia berjalan cepat sakit pada kakinya akan semakin bertambah dan membuatnya terjatuh.
Sejak saat itu. Kiara tidak berani memberitahukan semua yang ia alami pada orang-orang dan lebih baik ia memendamnya sendiri, hanya satu orang yang tau bagaimana jahatnya orangtua Kiara yaitu Rachel sahabatnya sejak SMP hingga sekarang. Rachel begitu marah pada orangtua Kiara, tali Kiara melarang Rachel untuk memberitahu orang lain karena Kiara takut jika orangtuanya tau akan hal ini, awalnya Rachel menolak, tapi karena bujukan Kiara akhirnya Rachel pun menuruti apa yang diinginkan Kiara.
Kadang Kiara iri dengan teman-temannya karena bisa bersekolah hingga masuk ke kampus terbaik, tapi jangankan kuliah. Kiara sendiri saat kelas 3 SMA tidak melanjutkan pendidikan nya karena biaya yang begitu besar, Kiara sebenarnya mendapatkan beasiswa di kelas 3, tapi orangtuanya menolak dan mengatakan jika Kiara bekerja saja dan sejak saat itu Kiara tidak melanjutkan pendidikannya dan bekerja untuk membiayai hidupnya.
Di dalam kamar, Kiara membersihkan tubuhnya lalu merebahkan tubuhnya di tikar yang ada disana. Kasur, tentu saja Kiara tidak menggunakan kasur, ia menggunakan tikar yang begitu tipis. Kamarnya terbilang memprihatinkan karena tidak ada lemari, semua pakainnya hanya di tumpuk di kardus.
"Capek ya, Ki. Gapapa kok, namanya juga hidup," gumam Kiara lalu ia pun terlelap.
Pagi harinya, Kiara sudah bangun dan membuat sarapan untuk orangtuanya yang tentunya masih tidur. Untuk Ayah dan Ibunya Kiara sendiri mereka tidak bekerja, mereka hanya mengandalkan uang dari Kiara karena itu meskipun Kiara libur bekerja, tapi Kiara harus bekerja di tempat lain untuk mendapatkannya tambahan.
Seperti saat ini, sebenarnya cafe saat ini libur, tapi Kiara harus bekerja di salah satu rumah, dimana Kiara bekerja untuk membantu rumah tersebut sebagai biaya tambahan karena rumah tersebut sedang ada acara sehingga jasa Kiara dibutuhkan entah itu untuk membersihkan rumah atau membantu memasak dan lain-lain.
Kiara berjalan menuju rumah tersebut karena memang rumahnya tak jauh, kurang lebih membutuhkan waktu 1 menit dengan berjalan kaki, akhirnya Kiara sampai di rumah mewah tersebut.
"Akhirnya kamu sampai, Ki. Mbak kira kamu gak datang," ucap Mbak Nina, wanita yang mengajak Kiara untuk bekerja di rumah tersebut.
"Datang dong, Mbak. Makasih ya Mbak Nina masih mau bantu Kiara," ucap Kiara.
"Iya, sama-sama. Ayo, sebelum acaranya mulai," ucap Mbak Nina dan diangguki Kiara.
Acara berjalan dengan lancar tanpa ada masalah, setelah acara Kiara pun memutuskan untuk membeli beberapa bahan makanan karena uang dari acara tersebut sudah ia dapatkan, Kiara membeli bahan-bahan yang mudah dan tentunya yang murah karena ia membeli di pasar yang buka 24 jam.
Baru saja Kiara kekuar dari pasar, ponsel jadulnya berdering dan melihat siapa yang menelponnya, "Rachel? tumben dia nelpon," gumam Kiara lalu menjawab panggilan Rachel.
^^^[Ada apa?]^^^
.
.
.
Bersambung.....
TERIMAKASIH ATAS DUKUNGANNYA SEMUANYA 🍒
Kalau kalian suka dengan cerita Author jangan lupa kasih LIKE, KOMENTAR, mau kasih HADIAH juga gapapa, VOTE juga boleh, jangan lupa juga buat kasih author bintang (⭐) di kolom komentar ya supaya author tambah semangat nulisnya dan bisa up bab setiap hari.
Follow juga akun instagram Author : @elaretaa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Naufal Affiq
terimakasih atas karya terbaru mu thor
2025-02-02
2