NovelToon NovelToon
Exchange The Dead Bahasa Indonesia

Exchange The Dead Bahasa Indonesia

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Sistem
Popularitas:380
Nilai: 5
Nama Author: Dewa Leluhur

Muak seluruh semesta saling membunuh dalam pertikaian yang baru, aku kehilangan adikku dan menjadi raja iblis pertama kematian adikku menciptakan luka dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewa Leluhur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Choosing this Path

"Lehfilma!" Noah berseru dalam batinnya, mencoba berkomunikasi dengan roh yang bersemayam dalam Vianemur. Tapi hanya keheningan yang menjawab. Untuk pertama kalinya, dia benar-benar sendiri.

Sementara itu, Alnaturyu mengangkat tangannya tinggi ke udara. Kristal-kristal Venuszirad yang tadinya berada dalam genggaman Noah mulai bergetar hebat, berusaha melepaskan diri.

"Kembali padaku!" Alnaturyu menjerit. "Kembali pada penciptamu!"

Satu per satu, kristal-kristal itu terlepas dari tangan Noah, melayang menuju Alnaturyu. Noah bisa merasakan kekuatannya berkurang drastis seiring lepasnya kristal-kristal tersebut.

"Lera," Noah berkata pelan, matanya tidak lepas dari sosok Alnaturyu yang semakin mengerikan. "Mundur sekarang juga."

"Jangan berbuat kekerasan kak—"

"MUNDUR!" Noah berteriak, suaranya penuh urgensi yang belum pernah Lera dengar sebelumnya. "Pergi sejauh mungkin dari sini."

Lera bisa melihat perubahan di mata kakaknya. Ada sesuatu yang gelap, sesuatu yang final dalam tatapannya.

"Jangan..."

Dengan berat hati, Lera mulai melangkah mundur. Dia tahu apa yang akan dilakukan Noah — sesuatu yang tidak bisa dia cegah.

"Sudah tidak ada lagi yang menghalangi," Noah berkata pada Alnaturyu, suaranya tenang namun dingin. "Ini antara kita berdua."

"Oh?" Alnaturyu tersenyum kejam. "Akhirnya berani menghadapiku sendiri?"

"Tidak," Noah menggeleng. "Akhirnya aku mengerti apa yang harus kulakukan."

Dalam sekejap, Noah mengerahkan seluruh kekuatan sejati dalam dirinya. Noah membuang pedang Vianemur jauh-jauh darinya dan tidak membutuhkannya lagi.

"Angkuh sekali kau Noah —" Alnaturyu terhenti, merasakan perubahan energi yang drastis di sekitar mereka.

Udara di sekitar Noah bergetar dengan energi yang berbeda - murni, mentah, dan sangat kuno. Ini bukan lagi kekuatan dari Venuszirad atau Vianemur. Ini adalah sesuatu yang jauh lebih dalam, sesuatu yang selama ini tersembunyi dalam dirinya.

"Apa ini?" Alnaturyu menyipitkan matanya, merasakan perubahan pada lawannya. "Energi ini..."

Noah mengangkat kepalanya, dan matanya kini bersinar dengan cahaya keemasan murni. Aura di sekelilingnya berubah menjadi pusaran energi putih keemasan yang menggetarkan seluruh realitas dunia.

"Kau bukan satu-satunya yang dipilih oleh takdir, Alnaturyu," suara Noah bergema dengan otoritas yang belum pernah terdengar sebelumnya. "Aku adalah kandidat Dewa Utama kedua."

"Ayo kita mulai pertempuran ini, lupakan semuanya hanya ada kita dalam pertarungan!"

Noah melangkah maju, setiap langkahnya meninggalkan kerusakan di tanah neraka. "Mengapa kau pikir aku bisa menggunakan Venuszirad dengan sempurna? Mengapa kau pikir aku bisa mencapai keseimbangan yang bahkan para dewa pun sulit capai?"

"DIAM!" Alnaturyu menerjang dengan kecepatan yang membelah udara, sabit hitamnya [Initroa] terayun untuk membelah Noah menjadi dua.

Tapi Noah menangkap sabit itu dengan tangan kosong. Darah mengalir dari telapak tangannya, tapi dia tidak bergeming. "Kenapa? Kau belum serius menghadapi aku Alnaturyu!"

"Kau!" Alnaturyu melepaskan gelombang energi kehancuran dari seluruh sihir mata, [Apocalypse: Ajberiyu] berubah menjadi [Apocalypse: Alep] mata sihir mutakhir dapat menghancurkan realitas dunia dan merusak esensial Dewa-dewa.

Ledakan energi hitam kemerahan menghantam Noah telak, menciptakan kawah raksasa di tanah Ifthur Eidifnator. Tapi dari kepulan asap, Noah melangkah keluar tanpa luka berarti.

"Bagaimana...?" Alnaturyu mundur selangkah.

"Mari kita selesaikan ini," Noah mengambil kuda-kuda bertarung kuno, postur yang sudah ribuan tahun tidak terlihat di alam semesta. "Dengan cara para dewa yang sesungguhnya."

Mereka bergerak secara bersamaan - dua entitas dengan kekuatan setara namun berbeda esensi. Tinju Noah bertemu dengan tendangan Alnaturyu, menciptakan gelombang kejut yang menghancurkan segala yang ada di sekitar mereka.

 "Difto En Ziah!" Noah menangkap lengan Alnaturyu, mengikat tubuhnya dengan tali rantai - daya panas luar biasa dari rantai membuat tanah-tanah tidak bisa menahan suhu panas.

Alnaturyu membalas, armor kehancurannya berpijar dengan energi neraka.

Mereka bergulat dalam pertarungan yang melampaui pemahaman magis. Setiap bantingan menciptakan retakan di dimensi. Setiap cengkeraman menggetarkan fondasi realitas. Keduanya mengerahkan teknik bertarung yang telah hilang sejak awal penciptaan.

Noah membanting Alnaturyu ke tanah, tapi sang dewi membalas dengan tendangan yang mengirim Noah terbang ke udara. Mereka saling menangkap, membanting, dan bertarung dalam gulat kosmik yang mengancam keberadaan Ifthur Eidifnator sendiri.

Ketika pertarungan mencapai puncaknya, Noah menyadari satu hal - dia tidak bisa sepenuhnya menghancurkan Alnaturyu. Sebagai sesama kandidat Dewa Utama, keberadaan mereka terikat dalam keseimbangan kosmik yang tak bisa diputus begitu saja.

"Kau tidak bisa membunuhku, Noah!" Alnaturyu tertawa di tengah pertarungan mereka. "Kita adalah dua sisi dari koin yang sama!"

"Aku tidak berniat membunuhmu," Noah menjawab tenang, tangannya mulai membentuk segel kuno. "Tapi aku bisa membagi essensimu."

Mata Alnaturyu melebar ketika menyadari apa yang akan dilakukan Noah. "Itu tidak akan terjadi!" Alnaturyu menjauhi Noah.

"[Ancient Art: The Dilsdonr]!"

Secepat kilat menghampiri, Noah menghentakkan telapak tangannya ke dada Alnaturyu. Cahaya kemerahan dan keunguan memancar dari titik kontak mereka, menyebar seperti retakan di kaca.

Alnaturyu menjerit - bukan jeritan kesakitan, tapi jeritan transformasi. Tubuhnya mulai terbelah menjadi dua entitas energi yang berbeda. Yang pertama, energi murni Dewata, terkungkung dalam segel yang dibuat Noah. Yang kedua energi gelap sumber kehancuran, melayang bebas di udara.

"Apa yang kau lakukan padaku?" Alnaturyu yang tersegel menggeram.

"Memisahkan esensi kehancuranmu membuat ulang Venuszirad," Noah menjawab, keringat membasahi wajahnya karena teknik ini menguras hampir seluruh kekuatannya.

Noah mengulurkan tangannya, dan energi kehancuran Alnaturyu beresonansi. Dalam sekejap, energi itu berkondensasi, membentuk sebilah pedang baru - manifestasi fisik dari kekuatan penghancur Alnaturyu.

Alnaturyu yang tersegel menatap tidak percaya - memejamkan mata kemudian menjadi sebuah Castle raksasa kemerahan.

"Inilah keseimbangan sejati," Noah berkata, menggenggam pedang baru yang terbentuk dari esensi murni Alnaturyu. "Kehancuran akan tetap ada, tapi terkendali. Dan kekuatan Dewata akan terus hidup dalam bentuk yang baru, membantu menjaga keseimbangan."

Lera, yang mengamati dari kejauhan, bisa merasakan perubahan di udara. Pertempuran telah usai, tapi ini bukanlah akhir - melainkan awal dari era baru. Era di mana kekuatan kehancuran tidak lagi bertentangan, tapi berjalan beriringan dalam keseimbangan yang rapuh namun indah.

Noah menatap pedang di tangannya, merasakan energi yang familiar namun berbeda. Ini bukan lagi Venuszirad yang dulu dia kenal, tapi sesuatu yang lebih murni - simbol dari transformasi dan harapan.

Noah menggenggam erat pedang barunya, merasakan aliran energi kehancuran yang kini telah terkendali dalam genggamannya. Matanya beralih pada Castle kemerahan yang menjulang – penjelmaan dari Alnaturyu yang tersegel.

"Tempat ini tidak akan bisa menahanmu selamanya," Noah berbisik, tangannya terangkat ke udara. "Kau membutuhkan dimensi khusus."

Energi keemasan mulai mengalir dari tubuh Noah, membentuk lingkaran-lingkaran rumit di udara. Simbol-simbol kuno bermunculan, menciptakan pola yang belum pernah terlihat sejak zaman para dewa pertama.

"[Divine Art: Dimension Weaving - Enesberno]!"

Udara di sekitar mereka mulai bergetar hebat. Realitas seolah tertarik dan terlipat, menciptakan distorsi yang bahkan membuat Lera yang jauh di kejauhan merasa pusing.

"Apa yang sedang kau lakukan?" suara Alnaturyu bergema dari dalam Castle.

"Menciptakan rumah barumu," Noah menjawab, tangannya bergerak dalam pola-pola kompleks. "Dimensi yang akan menjadi penjara sekaligus sanctuary-mu."

Lapisan-lapisan realitas mulai terkelupas, memperlihatkan void dimensional – ruang hampa antara dunia-dunia. Di dalam void itu, Noah mulai menenun realitas baru.

"Enesberno," Noah mengucapkan nama dimensi itu dengan penuh makna. "Tempat di mana waktu mengalir terbalik, di mana kehancuran justru menciptakan, dan di mana keabadian memiliki arti yang berbeda."

Castle kemerahan mulai terangkat, tertarik oleh gravitasi dimensional yang diciptakan Noah. Dinding-dinding realitas baru mulai terbentuk – langit berwarna ungu dengan tiga bulan yang selalu purnama, tanah yang berkilau seperti kristal, dan hutan-hutan yang terbuat dari cahaya murni.

"Kau tidak bisa mengurungku selamanya!" Alnaturyu menjerit, tapi suaranya mulai melemah seiring Castle-nya tertarik masuk ke dimensi baru.

"Tidak," Noah mengakui. "Tapi aku bisa memberimu waktu untuk merenungkan arti sesungguhnya dari kekuatan dan keseimbangan. Di Enesberno, kau akan melihat bagaimana kehancuran dan penciptaan adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan."

Dengan gerakan terakhir, Noah menutup segel dimensional. Castle Alnaturyu kini sepenuhnya berada dalam Enesberno – dimensi yang akan menjadi rumah sekaligus penjaranya untuk waktu yang sangat lama. Alnaturyu tertidur..

"Selesai," Noah berbisik, menurunkan tangannya.

Di atas mereka, melalui retakan dimensi yang perlahan menutup, mereka bisa melihat sekilas pemandangan Enesberno – dunia yang Noah ciptakan khusus untuk Alnaturyu. Sebuah dimensi yang paradoksal, di mana kehancuran dan penciptaan berdansa dalam harmoni abadi.

"Apakah ini benar-benar berakhir?" Lera bertanya pelan.

Noah menggeleng. "Tidak ada yang benar-benar berakhir, Lera. Ini hanya bagian dari siklus yang lebih besar." Dia menatap pedang barunya yang hitam pekat. "Dan kita masih punya banyak hal yang harus kita lakukan."

Perlahan, retakan dimensi menutup sepenuhnya, menyisakan langit yang kembali normal. Tapi baik Noah maupun Lera tahu, di suatu tempat di antara lipatan realitas, Enesberno terus berputar dalam siklusnya yang unik – menjaga keseimbangan yang telah mereka perjuangkan dengan begitu keras.

1
Fastandfurious
Gemesin banget nih karakternya, bikin baper!
Leluhur: tidak ada karakter menggemaskan kaka
total 1 replies
yeqi_378
Gila PPnya cakep bangeeet, cepetan thor update lagi please!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!