NovelToon NovelToon
Misteri Kematian Warga Desa

Misteri Kematian Warga Desa

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Tamat
Popularitas:40.9k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

langsung baca saja, di jamin pasti bikin tegang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ayunina bertemu dengan mbah rasimah

"Ngga apa kok. Aku cuma kagum saja karena ternyata warga desa sangat banyak, anda keluarga kami salah satunya." Jawab ayunina.

Mereka kembali melanjutkan perjalanannya. Begitu sampai di tengah desa, mereka segera mencari rumah mbah rasimah.

"Setahu aku, ada di gang ini rumah mbah rasimah. Tapi ngga tahu sebelah mana tepatnya, lagi pula aku jarang keliling keliling desa, jadi ngga terlalu paham." Ucap pandega setelah mereka berkeliling.

"Ga, aku minta tolong sama kamu, ya. Jangan kasih tahu siapapun kalau aku dari hutan sana. Aku minta tolong sama kamu, anggap saja aku yatim piatu." Ucap ayunina tiba tiba yang berhasil membuat pandega terkejut, mendengar ucapan ayunina.

"Loh. Orang tua kamu masih hidup loh, yu." Ucap pandega yang terkejut.

"Iya, aku tahu. Tapi mereka yang ingin ini semua. Aku ngga bisa cerita sama kamu sekarang, ga. Tapi aku janji, suatu saat nanti aku akan cerita." Ucap ayunina.

"Oke, itu gampanglah yang jelas sekarang kita cari tahu, rumah mbah rasimah ada di mana dulu." Sahut pandega.

Ayunina setuju, dia kembali mengikuti langkah pandega yang mencari rumah mbah rasimah.

Kebetulan di gang ini, rumah rumah masih cukup jarang. Kebanyakan hanya kebun sawit yang gelap dan jalanan yang becek.

Rumah rumah di gang ini juga berbeda dari gang depan. Lebih kecil dan terlihat jadul.

"Permisi, mbak. Rumah mbah rasimah yang mana ya?" Ucap pandega yang menghentikan gadis yang baru pulang dari sungai.

"Oh, mbah rasimah. Lurus terus saja mas. Nanti ketemu rumah yang paling kecil... maaf buruk itu rumah beliau." Jawab gadis itu.

Setelah mengucapkan terimakasih ayunina dan pandega kembali berjalan menuju ujung gang.

Tetapi belum sempat mereka berdua menemukan rumah mbah rasimah, teriakan dari belakang membuat mereka berdua menghentikan langkahnya.

"Pandega!"

Pandega seketika berbalik, terlihat wanita setengah baya berdiri di sana. Dengan wajah garang dan tangan mengepal.

"Ibu!" Lirih pandega.

Wanita setengah baya itu mendekati mereka berdua, yang membuat pandega sedikit gemetaran.

"Berapa kali ibu katakan kepada kamu? Jangan suka kelayapan kaya gini! Kayak ndak pernah di ajari kamu! Pulang!!" Teriaknya yang membuat pandega sama sekali tidak bisa melawan.

Pandega melirik sekilas ke arah ayunina. Merasa tak enak dan tak tega membiarkan dia sendirian di sini. Terlebih ayunina sama sekali tidak mengetahui seluk beluk desa wanara ini.

"Tapi, bu--"

"Ndak ada tapi tapian! Pulang!" Teriaknya. Pandega tak bisa lagi menjawab. Dia berlalu begitu saja, meninggalkan ayunina dengan perasaan tak enak.

Ibu pandega berdiri dengan tangan menyilang ke dada. Tatapannya begitu tajam ke arah ayunina, yang juga ayunina sendiri menatapnya tanp gentar sedikit pun.

"Siapa kamu? Anak mana?" Tanya ibu pandega, ketus.

"Ayunina, anak dari wilayah yang tentunya suci!" Jawab ayunina sedikit menyindir.

"Heh! Ndak punya sopan santun! Kayak gitu kok mau bersanding sama anak saya. Dengar saya adalah siska nur Alfiyah! Istri kepala desa di sini. Tolong hormati!" Teriaknya kepada ayunina penuh tekanan. Dia segera berbalik meninggalkan ayunina begitu saja.

"Siska nur Alfiyah? Kenapa aku merasa ngga asing dengan namanya?" Ulang ayunina dalam hati dengan alis bertaut. Tak ingin memikirkan hal tersebut, ayunina segera berjalan menuju ke arab ujung jalan gang sana. Mencari rumah mbah rasimah yang menjadi tujuan ia datang kemari.

Langit seakan mengerti dengan suasana hati ayunina, langit yang mendung menahan tangis sama persis seperti suasana hati ayunina. Angin bertiup lirih menerpa daratan dan daun daun di pepohonan serta rumput rumput yang bergoyang, hal itu juga tidak mampu membuat suasana hatinya membaik.

Tidak lama kemudian ayunina menemukan rumah yang di maksud gadis tadi.

Rumah paling kecil dan paling buruk.

Lekas ayunina berjalan ke arah rumah itu. Setelah sampai di depan pintu, ayunina mengetuk pintu beberapa kali, meski tak ada jawabannya.

"Assalamualaikum!" Kali ketiganya ayunina mengetuk pintu dan sama sekali tak ada yang menjawab.

Hingga akhirnya terdengar suara wanita muda dari arah belakang ayunina. Membuat ayunina terhenyak.

"Walaikumsalam, Mbak di sini nyari siapa?" Tanya gadis di belakang ayunina.

Ayunina berbalik menatap gadis di hadapannya dengan seksama.

"Mencari mbah rasimah."

"Oh, mbah rasimah. Beliau ada di dalam, sedang beristirahat mari masuk." Ajaknya.

Ayunina hanya menurut saja, menunggu gadis itu menunggu membuka pintu dan mempersilahkan dia masuk ke dalam.

"Mbah rasimah ada di kamarnya mbak. Kalau ada perlu silahkan masuk, saya permisi dulu kebelakang." Ucap gadis itu lagi begitu mereka berdua sampai di ruang tamu. Gadis itu segera berjalan ke belakang kemungkinan menaruh barang belanjaanya, meninggalkan ayunina yang diam mematung.

Ayunina kemudian menyibak gorden lusuh yang menjadi penutup pintu kamar yang tadi sempat di tunjuk gadis itu.

Terlihat wanita yang kurus kering dengan rambut putih semuanya, dan mata yang begitu cekung. Tubuhnya benar benar tak memiliki daging.

"Mbah rasimah?" Panggil ayunina setengah bertanya. Ujung wanita tua itu mengukir senyuman tipis. Mengiyakan apa yang ayunina tanyakan.

Lekas ayunina mendekat, terlihat wanita tua itu sudah enggan turun dari ranjang. Bahkan untuk sekedar memutar kepala saja ia sudah tak mampu.

"Wong kae sing nahan aku nang kene. Dendam e kanggo keluargamu esih enek." Ucap mbah rasimah dengan suara khas wanita tua. Serak tak seberapa jelas.

(Orang itu yang menahan aku di sini. Dendamnya untuk keluargamu masih ada.)

"Maksud mbah apa?" Tanya ayunina yang masih belum paham.

"Dyah... karo rizky!" Ayunina tercengang, bagaimana mungkin wanita tua ini bisa mengetahui siapa dia, bahkan ayunina sendiri belum sama sekali menjelaskan asal usul dirinya apa lagi orang tuanya, namun mbah rasimah ini sudah tahu hal ini menunjukan bahwa mbah rasimah ini bukanlah orang sembarangan.

Bibir ayunina sampai menganga tak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh mbah rasimah.

"Bagaimana mbah bisa tahu tentang ibu dan bapak saya?" Tanya ayunina yabg heran.

Mbah rasimah tidak menjawab hanya mengukir senyum tipis.

"Mbah rasimah teman mbah buyut saya kan, ya? Mbah pasti tahu banyak tentang keluarga saya." Ayunina menjawab pertanyaanya sendiri.

Tangan mbah rasimah berusaha keras untuk bergerak, memaksa meraih tangan ayunina yang berada di tepi ranjang. Bibirnya juga terbuka, ingin mengucapkan sesuatu. Tetapi tampaknya begitu sulit.

"Ada apa, mbah?" Tanya ayunina begitu tangan mbah rasimah memegang tangannya.

"Ke-- kembang cilapang kuning, sing nang tepi gunung. Tumbuk, minumkan." Ucapnya dengan begitu pelan dan serak.

"Kembang cilapang kuning? Untuk apa mbah?" Tanya ayunina yang masih bingung, ia masih belum bisa memahami maksud dari mbah rasimah.

"Tujuanmu kemari apa?"

1
Lim Febri
Bagus banget ceritanya thor 🥰
Yuliana Tunru
ada apalagi sih bikin kawatir x
Tini Nurhenti
sekte sesat tuh
Tini Nurhenti
/Curse//Determined/
Tini Nurhenti
berasa lari marathon ngo ngosan thor /Facepalm/
Tini Nurhenti
rizky gentlemen bgt /Determined/
MiLa Rossa
Luar biasa
Tini Nurhenti
blm dpt kemistri jdi blm komen kk /Shhh/
FiaNasa
apakah Lisa punya kembaran ya
FiaNasa
masak iya itu Dyah yg menggendong nenek Saroh,,la trus yg didapur Dyah yg mana nih
FiaNasa
mungkin emang Dyah pelakunya tapi secara tidak sadar,,mungkin kerasukan dia
FiaNasa
masak iya Dyah pelakunya sih
FiaNasa
lagian Dyah nya sih bego pake senyum segala,,udah tau warga gak suka ngapain juga datang
FiaNasa
pada gak.punya otak mereka main hakim sendiri tanpa.bukti
FiaNasa
apakah pelakunya Dyah ya
FiaNasa
mampir ah kesini ,seru keknya
gaby
Novelnya bagus bgt. Yg komen sdikit mungkin karena ga dpt respon dr othornya makanya pada males komen. Biasamya kalo othor yg followernya bny, rajin bales komen pembaca, atau minimal ngelike komen para pembaca, sehingga pembaca merasa di hargai
bedul: siap, makasih masukannya.
gaby: Oke ka, minimal ngelike balik pembaca yg komen kalo bingung mau bales apa. Soalnya penulis2 yg dah senior aq perhatiin mreka menyempatkan balas komen walau ga smuanya, minimal dia ngelike balik. Padahal yg komen mencapai ratusan, tp dia bales 6 atau 7komen. Sisanya dia like balik doang. Aq sih cm sekedar masukan aja, biar makin bny yg komen di novel kaka, ga cuma pada nge like pembacanya
total 3 replies
Ulfayanty Syamsu Rajalia
ayu jg terlalu cengeng sih mudah banget lulu sama pandega
Yuliana Tunru
tolak z ayu toh klga da pandega yg tak jelas sifat x malah bikin sengsara aplg klo mmg kau disispkan sebagai tumbal klga mrk lbh bsik pulang dan coba cati ortu mu
Akbar Aulia
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!