NovelToon NovelToon
Gadis Peter Pan Milik Ceo Kaivan

Gadis Peter Pan Milik Ceo Kaivan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: skyl

Ini tentang sebuah perselisihan dua puluh Tahun lalu antara Atmaja dan Biantara

Mereka berperang pertumpuhan darah pada saat itu. Atmaja kalah dengan Biantara, sehingga buat Atmaja tak terima dengan kekalahannya dan berjanji akan kembali membuat mereka hancur, sehancur-hancurnya

Hingga sampai pada waktunya, Atmaja berhasil meraih impiannya, berhasil membawa pergi cucu pertama Biantara yang mampu membuat mereka berantakan.

Lalu, bagaimana nasib bayi malang yang baru lahir dan tak bersalah itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 10 - Terbongkar

Mereka menuju UGD tempat mama Pharita dirawat.

"Mamah." Tanpa melepaskan genggamannya dari Aruna, Kaivan menghampiri ibunya yang tertidur di brankar.

Mama Pharita dan papa Deri menoleh, melihat putra mereka yang baru saja datang. Namun, fokus mereka bukan kepada Kaivan tetapi pada gadis yang Kaivan bawa.

"Wow imut sekali," puji Pharita melihat Aruna.

"Kenapa bisa, pah?" tanya Kaivan pada papanya.

"Mamamu biasa jantungnya lagi kaget," ucap Deri.

Pharita mendengus kesal, mencubit lengan suaminya agak keras membuat papa Deri mengadu kesakitan.

"Sudah-sudah tidak perlu khawatir, mama sekarang sudah baik-baik aja. Mama masih muda."

Kaivan memutar bola matanya malas mendengar ucapan orang tua tersebut.

"Apa ini calon mantu mama?" tanya mama Pharita kepada Kaivan, tetapi tatapannya tidak beralih dari Aruna.

Kaivan yang baru sadar, ikut menoleh ke samping. Aruna hanya menatap mereka bingung.

"Heumm, anu mah...."

"Tuhkan, pah. Benar kata mama, Kaivan tuh udah punya calon tapi malu buat nunjukkin ke kita. Dengar mama sakit dia bawakan calon mantu mama." Pharita begitu senang, akhirnya anaknya membawa seorang perempuan, itu berarti anaknya normal.

"Sini sayang." Pharita merentangkan tangannya ke arah Aruna.

Aruna bingung, ia menatap Kaivan sesaat lalu pandangan matanya kembali ke arah Pharita. Entah magnet dari mana, Aruna menghampiri Pharita lalu memeluk wanita paruh baya itu.

"Cantiknya calon menantu mama, mana masih lucu banget. Kaivan nyarinya yang muda, pah. Yang segar."

Kaivan hanya diam, bagaimana dia bisa menjelaskan semuanya? Bagaimana jika dia mematahkan kebahagiaan mamanya, takut jika mamanya kecewa jika tau kondisi Aruna.

"Udah mah, risih anak orang mama kaya gituin." Deri memberi peringatan pada istrinya sebab melihat Aruna merasa tak nyaman.

"Mama bahagia, pah. Enggak bisa banget lihat istri bahagia."

Aruna kembali ke arah Kaivan, memeluk lengan Kaivan.

"Pah, mah." Melihat tatapan kedua orang tuanya yang meminta penjelasan membuat Kaivan menghembuskan napasnya.

"Nanti Kaivan jelaskan, mama fokus penyembuhan dulu."

"Mama enggak apa-apa, mama juga udah bisa pulang hari ini. Iyakan, pah?"

"Papa bukan dokter, kita tanya dokter dulu."

Menyebalkan! Suaminya ini sangat menyebalkan, enggak bisa diajak kerja sama.

...----------------...

Benar ucapan mama Pharita, dia sudah bisa pulang hari ini tapi dengan syarat harus menjaga kesehatan dan beristirahat agar serangan jantungnya tidak kembali kambuh.

Kini posisi mereka ada di rumah, lebih tepatnya di ruang tengah. Pharita ingin mengintrogasi putranya.

Aruna yang mengantuk dipaksa ikut bersama Kaivan. Dia tidak tau apa permasalahan mereka. Dia benar-benar ingin tidur.

"Mah, pah..." Kaivan menghela napas panjang sebelum kembali berucap.

Diterima atau tidaknya, Kaivan tetap ingin bersama dengan Aruna.

Kaivan pun menjelaskan dari pertama kali dia bertemu dengan Aruna kapan, di mana. Mereka agak shock sedikit mendengar bahwa putranya membeli seorang gadis, tapi itu hanya sesaat karena mereka paham, Kaivan tidak pernah dekat dengan wanita manapun.

"Kenapa enggak bilang awal kepada mama? Bilangnya nunggu mulu, kamu nyimpen anak gadis orang di mansion, mau nyicil kamu sebelum halal?" omel sang ibu kepada anaknya.

Kaivan meringis mendapatkan cubitan maut dari sang baginda ratu.

"Anu mah..."

"Nanu nana. Kamu berpikir mama tidak akan menerima Aruna hanya karena hasil kau beli, ha? Mama emang enggak percaya kamu punya wanita, orang kamu kaku sampai mereka berpikir kamu ini enggak normal, mama juga malu ditanyain mulu sama teman arisan mama kapan punya mantu, kapan punya cucu jangan-jangan anak kamu sukanya cowok, ih kesal mama." Pharita mengeluarkan unek-uneknya tidak membiarkan anaknya itu berbicara.

Jadi taukan? Kenapa Kaivan memilih untuk tinggal berpisah dengan orangtuanya ya karena ini. Mamanya tiada hari tanpa mengoceh.

"Iya-iya, boleh Kaivan bicara mamaku sayang?" tanya Kaivan.

Deri hanya diam memperhatikan interaksi antara anak dan ibu tersebut.

"Iya apa lagi."

"Begini... Ada satu yang belum kalian tau, tapi tolong biarkan Kai menyelesaikan perkataan Kai dulu jangan di sela. MAMA!"

"Iya Kai." Mamanya berdecak saat diberi peringatan di akhir kalimat putranya.

Kaivan mengenggam tangan Aruna yang hanya diam sedari tadi, memandang wajah gadis kecilnya sebelum berucap.

"Aruna mengalami sindrom peter pan."

"Peter pan?" tanya Deri membuka suara. "Kejala di mana orang dewasa bersikap selayaknya anak kecil?"

Kaivan mengangguk pelan. Ia menatap orang tuanya yang shock mendengar ini.

Astaga! Pantas saja calon menantu mereka sedari tadi tidak berbicara, dan tidak merasakan malu seperti wanita pada umumnya yang baru saja bertemu dengan calon mertua.

"Mah, pah?"

"Kenapa kamu memilih dia jika kamu tau dia memiliki penyakit mental?" tanya sang papa.

"Kai sudah mengatakan membelinya dari seseorang, sumpah awalnya Kai begitu bodoh, pah. Tiba-tiba banget Denis dan Kai seceroboh ini. Langsung membeli Aruna hanya karena melihat dari tampaknya." Jujur Kaivan malu, ini kesannya dia benar-benar mandang fisik, melihat Aruna cantik langsung disikat, sebenarnya tidak Aruna saja yang cantik saat Denis membawa dua puluh wanita ke depannya. Namun, melihat Aruna entah mengapa tanpa babibu langsung meng-iyakan.

"Tampaknya yang apa? Cantik? Polos? Lugu?"

Kaivan mengangguk membuat ayahnya itu ingin sekali memukulnya. Ternyata benar tidak ada lelaki yang tidak memandang fisik.

"Kai mendatangani perjanjian kontrak, bahwa jika saya sudah membeli Aruna, tidak ada kewajiban lagi untuk mengambalikan gadis tersebut. Dan Seseorang itu sudah Denis tidak temukan sampai sekarang, jadi Kaivan mencoba menerima Aruna, berusaha menyembuhkannya, saat Aruna sudah sembuh baru Kai berniat untuk memberitahu kalian."

Deri dan Pharita saling menatap satu sama lain. Mencoba untuk mencari keputusan setelah mendengar penjelasan putra mereka.

"Apa kamu memiliki perasaan kepada gadis ini atau kamu merawatnya karena kamu merasa rugi jika harus melepaskannya?"

"Awalnya Kaivan tidak ingin melepaskannya karena Kaivan merasa ditipu. Namun, sepertinya Kaivan tidak ditipu sama sekali, mah. Hampir seminggu Kaivan dan Aruna tinggal di satu atap, Kaivan merasa mansion Kaivan merasa hidup tidak seperti sebelum-sebelumnya. Entahlah, mah, perasaan Kai kepadanya masih abu-abu, aku belum bisa mendeskripsikan perasaanku kepadanya tetapi Kaivan merasa nyaman, dan ingin terus ada di dekatnya." Kaivan benar-benar menjelaskannya, tidak sekali pun menyembunyikan sesuatu.

Pharita menghela napas panjang. Berat, berat sekali. Anak satu-satunya, berharap putranya mendapatkan wanita yang bisa merawatnya, tapi malah mendapatkan wanita yang bersikap seperti anak-anak. Dia hanya ingin terbaik untuk sang putra.

"Mama sama papa berdoa saja agar Aruna secepatnya sembuh. Kai yakin dia sembuh."

"Bawa dia ke kamar tamu dulu, dia mengantuk," ucap Pharita melihat Aruna menguap sambil menaroh kepalanya di pundak kekar Kaivan.

Mengalihkan pembicaraan putranya tadi. Dia belum bisa memutuskan apapun saat ini.

1
Pujiastuti
😅😅😅Aruna,,,,,,, Aruna sok sokan suruh Ipan jauh² bobonya ternyata ngak bisa bobo juga ya Runa kalau ngak dipeluk sama Ipan 😁🤭
Pujiastuti
😅😅😅kalau sampai berani bilang langsung kalau bos nya bodoh bakalan dipecat kalian 😁😁😁
Pujiastuti
walah ini emak sama anak malah gelut rebutan Aruna 😁😁🤭
Pujiastuti
aduh senengnya kalau punya mertua kayak mamanya Kavian
Pujiastuti
ayo lo Kaivan bisa tahan godaan ngak nih jangan macam² sama Aruna ya Ipan nanti dilaporkan ke mama ipan yang malu nanti 😁😁
Pujiastuti
Aruna ketemu ayah kandungnya ni,,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!