NovelToon NovelToon
Painter/Killer

Painter/Killer

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Mengubah sejarah / Perperangan / Mata-mata/Agen / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Kisah ini bercerita tentang seorang pemuda berbakat bernama Palette. Ia terlahir sebagai pelukis yang luar biasa. Kemampuan istimewanya menyeretnya masuk ke dalam masalah hidup yang jauh lebih pelik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wajah yang Kedua

Sudah beberapa bulan ini Jack tinggal di kota yang sama dengan Diana Safier.

              Sekarang Jack adalah Aslan. Ia berprofesi sebagai seorang fotografer keliling atau fotografer jalanan yang mencari pelanggannya di tempat-tempat ramai orang.

              Aslan harus terlebih dahulu belajar selama beberapa minggu untuk mendalami perannya yang sekarang ini. Sebagai seorang fotografer amatir.

              Menguasai kamera dan menghasilkan foto cetak yang bagus.

Aslan menggunakan kamera polaroid atau kamera instan yang bisa memproses foto sendiri di dalam badan kamera setelah dilakukan pemotretan. Kamera yang dapat mencetak foto secara langsung.

Begitu juga dengan gaya berbusananya yang khas dengan memakai topi dan syal.

              Kenapa Aslan memilih menjadi seorang fotografer keliling?

Karena di setiap akhir pekan ia bisa melihat Diana Safier dan Hagi Wells yang selalu menghabiskan waktu di taman kota setiap sorenya.

              Hanya masalah waktu ketika suatu sore nanti pasangan idaman publik itu akan memakai jasa Aslan untuk memotret momen kebersamaan mereka. Untuk yang terakhir kalinya.

              “Apakah anda dan pasangan anda mau saya foto?”

              “Hasilnya akan langsung jadi sekarang juga”,

              “Pilih lah tempat dimana anda dan pasangan anda ingin mengabadikan momen bersama”,

              “Hari ini saya akan memberi harga diskon”

              Sejauh ini penawaran Aslan kepada Hagi dan Diana selalu mereka tolak. Aslan belum mendapatkan potret kedua orang yang ditargetkannya.

              Tapi Aslan sudah mendapatkan beberapa pelanggan yang memintanya untuk memotret mereka. Sebagai uji kepatutan si fotografer baru.

Dan Aslan terbilang berhasil memerankan karakternya sebagai seorang juru kamera foto yang masih amatir.

*

              “Hei kid”,

              “Fotografer”,

              “Kemari lah”,

              Sore itu benar-benar menjadi hari yang membahagiakan bagi Aslan sebagai seorang fotografer.

              Ada orang yang memanggil jasanya. Di hari-hari sebelumnya orang itu selalu menolak tawarannya. Tapi sekarang orang itu yang memanggil Aslan terlebih dahulu.

              Hagi Wells memanggil Aslan untuk minta difoto. Foto untuk berdua bersama wanitanya Diana Safier.

              “Potret lah kami”,

              “Lihat, aku dan tunanganku memakai baju couple yang begitu serasi yang baru tadi pagi kami beli”,

              “Sayang jika tidak diabadikan”, kata Hagi Wells.

              “Dimana anda mau mengambil fotonya tuan?”, tanya Aslan.

              “Kamu tukang fotonya, tunjukkan kami tempat yang bagus”, jawab Hagi Wells.

              “Baik lah tuan, aku akan bersiap”,

              “Setelah hitungan ketiga tuan”,

              “Ready? 1...2…3... say cheese….”,

              Sore itu Aslan memotret Hagi Wells dan Diana Safier sebanyak sembilan kali. Aslan senang karena hasil jepretannya disukai oleh pelanggannya baik Hagi maupun Diana.

              “Ini fotonya tuan semuanya berjumlah delapan”,

              Aslan memberikannya kepada Hagi.

              “Apa yang terjadi dengan tanganmu?”,

              “Kenapa kamu memakai sarung tangan hitam?”,

              Hagi bertanya ketika ia memberikan bayaran kepada Aslan.

              “Saya hanya gugup tuan”,

              “Kenapa kamu gugup?”, tanya Hagi.

              “Bagaimana saya tidak gugup, yang saya foto adalah tuan Hagi Wells yang dikenal di seluruh penjuru kota”, jawab Aslan.

              “Sarung tangan hitam ini untuk lebih memudahkan saya dalam bekerja”, tambah Aslan.

              Setelah sore yang berbahagia itu Aslan mengakhiri kariernya sebagai seorang fotografer jalanan. Ia tidak akan pernah kembali lagi ke taman kota.

*

              Aslan tiba di penginapan tempat ia tinggal selama di kota ini.

              Setelah masuk ke dalam kamar Aslan sudah tidak ada lagi. Yang ada di dalam kamar penginapan itu hanyalah satu orang, Jack Palette.

              Jack berhasil mendapatkan apa yang ia mau. Sebuah foto terbaru dari Hagi Wells dan Diana Safier.

              Pada malam harinya,

              Dengan penuh ketelitian dan ketenangan Jack Palette mulai melukis.

              Tidak membutuhkan waktu yang lama, dua orang di foto itu sudah berpindah ke dalam kanvas milik Jack Palette. Sama persis seperti wujud aslinya.

              Setelah pencarian dan penyamaran selama hampir satu tahun. Akhirnya Jack berhasil mendapatkan kartu as untuk membalas dendam.

Sebuah kartu mati untuk Rosemary.

1
🤯
😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!