SEMUA GARA-GARA PARIJI
Ini Novel harusnya horor, tapi kenapa malah komedi, saya yang nulis juga bingung, tapi pasti hororlah.
KOK dengan huruf yang terbalik, ya semua serba terbalik di dalam novel ini, tidak ada yang sesuai dengan semestinya, dan jangan berpikir dengan nalar, karena nggak akan masuk di otak kita.
Jangan dipikir dengan otak normal, karena akan bikin kram otak.
kebalikan adalah keasikan, ingat baliklah hidup kalian agar mengalami sesuatu yang luar biasa!
KOK,
Kalok dibilang time travel kok rasanya nggak jugak, tapi ada yang hilang dan bertambah di dalam diriku.
KOK gini rasanya, KOK aku ada disini, KOK aku diginiin, KOK aku harus ada di sini, KOK sakit gini, KOK KOK KOK KOK semua harus KOK.
Jangan takot, gitu kata orang yang aku temui, tapi KOK rasanya takot tapi enak dan menyenangkan..
Itulah KOK yang dibalik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Bashi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. KOK NGGILANI GINI
“Ambil karung yang disebelahmu itu Ji, bawa sini sekarang!”
Karung…. ?
Kulihat memang ada tumpukan karung yang dihinggapi ribuan lalat di sebelahku, tapi apa iya aku harus mau diperintah orang yang belum tentu itu celenk?
“Ojok ngelamun Ji, cepetan ambilkan karung itu, kombtolodon ini nggak bisa diam kalau nggak langsung di karungkan”
Aku masih bingung.
Harus ngapain, belum selesai dengan rasa heran akan apa yang dipanen si Celenk, sekarang aku harus ambil karung yang posisinya ada di sebelahku ini.
Sempat aku lihat tumpukan karung yang dihinggapi ribuan lalat, tapi HOEEEEGH… yancok ambune brutal pol, bikin aku mual mual.
Tumpukan karung itu nggilani, ambune brutal basin, yancok karung itu berlendir. Lendirnya ada yang warna putih keruh dan ada juga yang kuning.
Ribuan laler bersuka cita menikmati lendir yang ada di lembar lembar karung itu.
“Jangan jijig Ji, itu lendir dari si kombtolodon, mereka kalau sedang terpojok pasti akan menyerang dengan menyemfrotkan lendir itu”
“Ayo cepetan ambilkan karung itu Ji, kombtolodon yang tak pegang ini keburu lepas”
“JI!... MBOK PIKIR KOMBTOLODON INI KALOK LEPAS NGAK BAHAYA TA!” bentak Celenk dengan suara keras
Aku nggak diberi kesempatan untuk berpikir sama sekali, belum terjawab rasa keherananku dengan keadaan di kosan, sekarang malah ditambah dengan mahluk hidop yang namanya kombtolodon.
Apakah aku harus turuti omongan Celenk?
Tapi apakah orang yang ada di depanku, yang sedang memegang hasil panenan mengerikan itu benar-benar kawanku yang bernama Celenk?
Mahluk hidop yang ada di genggaman celenk ini teksturnya kayaknya kayak belut, dia licin dan bergerak terus berusaha meloloskan diri dari genggaman temanku.
Tapi bentoknya itu lho nggak beda dengan dhildo yang tak temukan di pojokan kamar tadi.
Apa benda yang tadi aku temukan itu juga kombtolodon yang sudah dikeringkan, kayak iwak asin gitu ya?
“JI CEPETAN YANCOOOK!”
Ya wis lah coba aku ikuti saja permainan atau apalah ini, tapi aku harus siap siaga kalau terjadi sesuatu.
Aku ambil satu karung yang ada di tumpukan sebelahku. Karung-karung ini semacam karung untuk beras yang biasanya untuk ukuran lima kiloan.
Pertama aku harus berjuang merebut satu lembar karung dari ribuan lalat yang sedang menikmati lendir bauk itu.
Gilak, baunya sangat busuk brutal, tapi ada sedikit bau pandan. Lendir belepotan di dalam maupun di bagian luar karung.
Aku ambil satu biji karung, dan aku mulai berjalan menuju ke kebun dengan banyak benda yang kata celenk namanya Kombtolodon, yang bagian kepalanya goyang-goyang, eh muter-muter ding, bergerak muterlah tepatnya.
Posisiku dengan celenk saat ini sekitar lebih dari lima meter, celeng ada d sisi ujung kebun, sedangkan aku ada di sisi sebaliknya.
Jadi sialnya aku harus berjalan menerobos ratusan kombtolodon yang ada di permukaan tanah, untuk menuju dimana celenk sedang berdiri.
Asyu, jijig chok.
Tapi aku yakin aku dalam keadaan mimpi, sebentar lagi pasti aku akan bangun!
“CEPATAN CHOK JI…. AKU WIS GAK KUAT INI” teriak Celenk dari sisi kebon.
Perlahan aku cari pijakan tanah kebon yang tidak ada mahluk menjijikanya. Kaki kiriku dulu yang rencananya aku pijakan.
Ketika kaki kiriku menyentuh tanah kebun, tiba tiba yang namanya kombtolodon itu berhenti berputar. Kepala mereka mengarah ke atas.
YANCOK, MATIK AKU!
“GOBLOK KAMU JI, KAMU BIKIN KOMBTOLODON MARAH” teriak Celenksky
“Salahku opo Lenk”
“Kamu nggak menyapa mereka, dan kamu gunakan kaki kiri ketika kamu masuk ke rumah mereka!”
“Jangan sekali kali kamu bergerak Ji, atau mereka akan menyerang kamu. Diam di tempat seperti orang yang siap grak Ji, eh seperti patung Ji, pokoknya jangan bergerak sedikitpun!”
Yancoook, apa yang aku lakukan!
Benda aneh itu masih terdiam dengan bagian kepala mengarah ke langit, mereka diam tanpa bergerak sedikitpun.
“Kamuh harus menerima hukuman Ji hahahahaha!”
Nggateli!
Hukuman….!
Hukuman taek!
Aku dijebak celenk, dia tertawa ngakak ketika aku berbuat kesalahan.
Aku cuma bisa diam sambil menunggu apa yang akan terjadi pada diriku, dan apa yang akan kombtolodon itu lakukan.
Tapi ini kan mimpi, kenapa aku harus risau!
Taek ah, masa bodo sama omongan celenk!
Kaki kiri kukangkat dari tanah yang kata si celenk merupakan rumah dari kombtolodon.
Ratusan benda aneh yang mirip dengan kontila itu ndadak menghadap ke arahku, termasuk yang sedang dipegang oleh Celenk yang sampai sekarang tertawa ngekek.
“Goblik kamu Ji, kan sudah aku bilang jangan bergerak!”
“Ji, coba lihat kombtolodon yang sedang tak pegang ini hehehe”
Nggilani cok, yang dipegang si celenk tiba-tiba memanjang menengadah dan bagian kepalanya bengkok ke arah kiri.
Beneran ini, sampek benda aneh itu dilempar Celenk ke arahku, akan aku injak injak sampek ajor!
Badjingan tengik, kenapa sang pencipta kasih aku mimpi burik kayak gini, apa nggak ada mimpi lainya yang ena ena, asik asik, sahdu sahdu.
“Jangan sekali kali kamu marah Ji, mereka bisa membaca pikiranmu, kalau kamu marah mereka malah akan menyerangmu dengan masuk melalui bagian belakangmu!”
Sialan, celenk kok bisa baca pikiranku.
Ancaman gathel, aku gak takot sama ancaman mimpi kayak gini!
seru ,...
mimpi yang sangat panjang ya ji.... mimpi yang nggak pernah bangun-bangun...
Hendrik dalam bahaya dong....
asal nebak hhhhh😁
operasi dimana bisa nyembul gede sana sini...???🤣