Di balik gemerlap dunia para konglomerat, tersembunyi intrik dan dendam yang membara. Bara Tirtayasa, pewaris tunggal keluarga paling berkuasa, tumbuh dengan luka dan kebencian terhadap ibu tirinya, Marna Aristisa, wanita yang merebut seluruh hidupnya dari kasih sayang ayahnya hingga kendali atas bisnis keluarganya. Namun, dendamnya semakin dalam ketika ia bertemu Celsia Ayunanda, seorang wanita yang juga memiliki masa lalu kelam akibat Marna.
Celsi datang dengan satu tujuan membalas kematian keluarganya. Untuk itu, ia membuat tawaran berani menikahi Bara dalam pernikahan kontrak demi mengguncang dunia Marna. Tanpa cinta, tanpa ikatan sejati, hanya ada satu tujuan: menghancurkan musuh bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asrwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bara Tirtayasa
Beberapa hari pun berlalu, tapi sampai saat ini pula Marna belum tau pasti tentang seluk beluk Celsi.
"Kenapa hanya mengejar tikus kecil saja kalian tidak mampu!!!!!" Teriaknya pada dua orang pria yang terus gagal mengincar keberadaan Celsi.
"Maaf Bu... Tapi kami sudah mengusahakan nya sebisa kami, dan ternyata tikus kecil yang ibu maksudkan itu justru bukan tikus yang gampang di kejar justru karena kecil lah dia pandai menyembunyikan dirinya" Jawab anak buah nya mencari alasan bijak.
"Diammmm.... Berani sekali kamu menanggapi saya dengan pembelaan seperti itu, ingat yahhh jika dalam Minggu ini kalian juga tidak bisa menemukan satu identitas dari wanita itu maka dengan terpaksa kalian akan saya singkirkan" Ancam nya
"Baik bosss kami akan menyusun strategi ulang untuk hal ini" Jawab salah satu nya lagi.
"Bagusss.... Kalian boleh pergi" Pintah nya lagi.
Marna pun kembali kedalam kamar nya dan laci yang di dalam nya ada amplop putih pemberian Celsi itu dia buka, saat hendak mebgambil nya dia langsung mengurungkan niatnya lagi "Ahhhh sudahlah paling juga hal yang tidak penting" Kata nya berasumsi.
Dirumah Bara dan Celsi, sore itu di isi oleh kebersamaan keduanya. Bara yang melihat Celsi memasak untuk makan malam mereka menghampiri nya ke dapur.
"Kamu masak apa hari ini?" Tanya bara
"Masak soup buntut" jawab nya sambil tersenyum kearah bara.
"Emang kamu gak capek yah ngurusin rumah tiap hari? Apa kamu gak niat buat cari art aja?" Tanya bara
"Gak usah lahh, lagi pula kan hanya kita berdua doang, ngapain pakai art?" Jawab Celsi.
"Yaudah sini biar aku bantuin" kata bara dia pun mengambil ahli bagian potong memotong bawang sedangkan Celsi bagian lainnya.
Penampakan keluarga ini tampak lah seperti keluarga harapan Celsi tapi semuanya tertampar oleh kenyataan nya.
"Tadi aku ketemu sama papa" kata bara mulai membuka topik lainnya.
"Teruss??" Tanya Celsi
"Lagi dan lagi dia bahas soal anak, tapi kamu gak usah khawatir aku bakal cari jawaban lain" kata bara
"Aku juga udah di bilangin sama Mama tiri kamu, dan bahkan di ancam sihh, katanya kalau dalam setahun ini kita gak punya keturunan yahh aku bakal di singkirkan dengan cepat" Sambung Celsi.
"Jadi gimana rencana kamu selanjutnya?" Tanya bara
"Aku bakalan mempercepat proses balas dendam ini bar, apalagi waktu setahun itu bukan waktu yang lama, dan sebenarnya aku udah mulai juga kok ngulik sedikit demi sedikit dan nunjukin ke dia kalau aku ini bukan orang yang harus dia sepelein" ucap Celsi.
"Intinya kamu jangan sampai kenapa-kenapa karena Marna itu bukan orang yang diam saja, apalagi kalau dia tahu kamu punya banyak rahasia tentang dia, bisa saja kamu dengan gampang di singkirkan" kata bara.
"Sejujurnya aku juga udah di buntuti sih beberapa hari terakhir ini, tapi untung nya istri mu ini sangat lihai dalam mengemudi jadi aku buat aja mereka pusing sampai kehilangan jejak aku" beritahu Celsi
"Hah? Serius? Udah brapa hari?" Tanya bara
"Paling 2 hari terakhir ini, setelah aku datang dan ngasih amplop putih yang jadi tanda beberapa bukti dari kejahatannya, tapi aku masih bimbang, dia nyuruh aku di buntuti apakah memang karena dia udah tahu atau belum" jelas Celsi.
"Mendingan kamu gak usah keluar-keluar rumah lagi, kondisi nya juga udah gak nyaman buat kamu, lagian kan kamu juga gak banyak urusan di luar rumah, mending kamu menghindar dari pada nanti kamu ketangkap" Kata bara memberikan saran.
"Aku gak bakal segampang itu kok ketangkap tenang aja" jawab nya dengan santai
"Upssss udah selesai nihhh, mana bawang nya biar aku masukin pasti ini enak banget" Kata nya sembari mengangkat tutup panci soup itu lalu dia menuangkan bawang yang sudah di iris oleh bara.
Kedua nya pun menyiapkan piring dan gelas makan di meja makan, dan dengan sangat hati-hati Celsi mengangkat soup dalam panci itu ke meja makan.
"Wahhhh harum banget kan" ucap nya saat membuka tutup panci itu dan di jawab dengan anggukan kepala oleh bara.
Saat baru saja ingin menyendok soup itu ke dalam mangkuk bara tiba-tiba suara bel pintu utama rumah mereka mengganggu momen itu.
"Biar aku aja yang buka" ucap Celsi berlari kearah pintu utama tanpa peduli dengan apron dan sarung tangan yang masih dia gunakan.
Saat membuka pintu dia tak menyangka yang datang adalah Marna dengan papa mertuanya "Ehhh papa dan mama...." Sapa nya dengan senyum manis nya.
"Seperti nya kamu ini baru selesai masak" kata papa nya saat melihat penampilan menantunya itu
"Iyaaa pa.... Mari pa... Ma... Masuk dulu" ajak nya, lalu mereka masuk dan langsung di ajak oleh Celsi bergabung di meja makan.
"Karena kebetulan ini sudah jam makan malam dan sebenarnya kita juga pengen makan tadi pa... Jadi papa dan mama juga harus ikut makan yahh, di jamin ketagihan dehh ini masakan bara dan Celsi" kata nya menjelaskan
"Wahhh kalian kompak juga yahh, masak makan malam aja sama-sama" jawab Marna sambil memasang wajah tidak percaya.
"Hahahhah iya ma... Itu sudah jadi rutinitas kita berdua sejak menikah" jawab Celsi
"Okeiii baiklah papa ingin mencoba nya apakah masakan kalian akan cocok di lidah papa atau tidak" Ucap papa bara
Setelah menyendok soup kedalam mangkuk Celsi memberikan nya ke hadapan papa nya sementara bara ikut menyendok nasi ke atas piring papa nya lagi.
Penampakan yang menunjukkan kekompakan keduanya membuat Marna benar-benar tidak menyangka, apa yang dia pikirkan tentang hubungan anak tiri nya dan menantu nya itu ternyata di luar dugaan.
Setelah semua mangkuk dan piring mereka sudah terisi masing-masing barulah ke-empat nya mulai menyantap makanan itu dan tak lupa pula Tuan asa memberikan pujian pada masakan mereka.
Makan malam mereka pertama kali di rumah bara sudah mendapatkan kesan baik, saat ini mereka mengobrol satu sama lain di ruang tamu.
Dan lagi lagi pembahasan yang membuat bulu kuduk Celsi berdiri selalu di paparkan oleh papa mertua nya itu "Yahhh minimal kalian ini harus punya 3 anak lah biar bisa di pajang besar di ruang tamu ini, sayang sekali dinding kosong hanya di isi oleh lukisan saja" Ucap papa bara sambil menunjukan ke tiga arah dinding rumah mereka.
"Papa ini ada ada saja, satu pun belum papa udah minta tiga, lagian pa... Kenapa sih papa buru-buru amat, kita juga pengen menikmati masa masa berdua dulu lahh" Jawab bara
"Bukannya papa mu ini buru-buru nak, papa hanya tidak mau jika kamu harus menghabiskan banyak waktu mu dengan sia sia kalau memang bisa langsung hamil kan lebih baik, tohh juga sekarang umur nya Celsi lagi subur-suburnya" Sambung mama tiri nya itu
"Iyaaa ma... Bara juga paham tapi jangan setiap hari jugalah di ingatkan kita berdua juga suami istri yang normal kok, gak mungkin lah gak kepikiran kearah sana" jawab bara dengan bijak.
"Sudahhhh sudahhh, intinya papa dan mama... Kalian tenang saja yahh bara dan Celsi sudah menyusun program kehamilan juga kok, sebenarnya Celsi merasa sedikit tertekan" ucap nya ambil memasang wajah murung nya.
"Tertekan kenapa Celsi? Maaf jika papa membuat mu tersinggung" Ucap papa bara yang merasa bersalah
"Bukan pa... Bukan papa, dua hari yang lalu Celsi bertamu ke rumah papa dan kata mama kalau semisal Celsi dan Bara gak punya anak dalam setahun ini papa bakal singkirkan Celsi" Ucap nya dengan nada lesu dan terkesan putus asa.
Wajah Marna langsung panik dan dia hampir gelagapan menanggapi hal itu " Eee anuuu aduhh kamu ini yah Celsi maksud mama tuh bukan gitu, mungkin kamu aja kali yang salah tanggap lagian gak mungkin lah papa dan mama tega nyingkiri kamu dari keluarga ini" Kata Marna membuat pembelaan.
"Tapi Celsi merasa gak salah dengar kok ma.. dan itu benar-benar jelas Celsi dengar langsung" balas Celsi yang berusaha menyudutkan Marna lagi.
"Kalau memang begitu papa mewakili mama mu minta maaf yah Celsi, dan untuk hal itu kamu tidak usah pikirkan tidak ada istri kedua anak saya, dan kamu adalah satu satu nya menantu keluarga ini" Tegas tuan asa dan jawaban nya berhasil membuat mood Celsi membaik dia pun memancarkan senyum penuh kemenangan sambil menatap tajam kearah Marna.
Semoga suka yahh sama kelanjutannya dan nantikan terus update an nya
aku sudah mampir ya thor,like dan iklan buatmu agar semangat 😎