NovelToon NovelToon
KESETIAAN YANG DI SIA-SIAKAN

KESETIAAN YANG DI SIA-SIAKAN

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / patahhati / Balas Dendam / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: Kiki Purwanti

Ketika kesetiaan seorang istri tak berarti dimata suami. Bagaimana kah usaha Tari menghadapi pengkhianatan yang di lakukan oleh suaminya? ikuti terus kisah Tari yang ingin membalaskan rasa sakit hatinya terhadap Dimas.


"kau salah besar jika menganggapku lemah Mas, lihatlah nanti apa yang akan aku lakukan terhadapmu dan gundikmu itu! Tak ada kata maaf untuk sebuah pengkhianatan. Akan ku kembalikan kau ke tempat asalmu, dasar laki-laki tak tahu diri. Bersiaplah, kau harus merasakan rasa sakit hatiku ini berkali lipat. Ku pastiak kau akan memelas berharap kata maaf dariku. Kau telah memilih musuh yang Salah Mas!" - Mentari

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kiki Purwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33

ku tutup kembali folder tersebut, tak ingin rasa Cinta ini tumbuh lagi untuk laki-laki pengkhianat itu. Lebih baik aku beristirahat saja agar besok badan lebih segar.

Ku rebahkan tubuh di samping Adam, memuluk putra kecilku itu. Selanjutnya, aku akan memasukkan gugatan ceraiku ke pengadilan agama. Akan ku siapkan dahulu berkas-berkas yang aku perlukan. Memejamkan mata sambil berdoa'a, semoga aku selalu di berikan kekuatan dan ketabahan. Semoga Allah mempermudah segala urusanku. Amin.

🌼🌼🌼🌼🌼

Pagi ini setelah aku bersiap untuk pergi ke kantor, aku menghubungi Radit agar menjemputku. Tak lupa aku menghubungi Darto ingin mendengar informasi terbaru.

Darto memberitahuku, jika sejak tadi malam ia sudah meminta dua anak buahnya untuk berjaga di rumah Ayah. Benar saja, malam itu sudah ada gerak gerik mencurigakan dari salah satu mobil yang terparkir di dekat rumah Ayah.

Tapi Darto meyakinkanku semuanya akan baik-baik saja. Apalagi orang-orang Darto sudah terlatih, Darto memberitahukan jika ia sudah dalam perjalanan menuju ke rumah Ayah.

🌼🌼🌼🌼🌼

Klakson mobil Radit sudah terdengar di halaman rumah, gegas ku hampiri Radit setelah berpamitan pada Bik Ijah dan Adam.

"Dit, kita nanti tak usah masuk ke rumah ayah ya. Kita tunggu saja di luar, kita ikutin mobil Bayu. Sepertinya Bayu sudah memata-matai kediaman ayah dari semalam"

"Baiklah, jadi, nanti Darto yang akan mengikuti mobil ayahmu Tar?"

"Ya berul, itu pun Darto tak akan masuk ke dalam. Nanti setelah mobil ayah keluar, Darto akan langsung mengikuti. Aku punya felling Dit, sepertinya nanti Bayu akan mengambil jalan pertigaan setelah belok kanan. Jalan itu juga nanti menghubungkan ke jalan utama kan, jadi sepertinya dia akan mengambil jalan itu karena jaraknya lumayan dekat, jadi dia bisa mempersiapkan dulu semuanya"

"Sepertinya analisamu ada benarnya juga, kita lihat saja nanti ya. Semoga semuanya berjalan lancar, Allah selalu melindungi kita. Oh ya, apa kau tau mobil yang digunakan Bayu seperti apa?"

"Tau, tadi Darto sudah mengirimkan fotonya"

Setelah mendengar jawabanku, Radit tak banyak bertanya lagi. Ia kembali fokus menyetir agar segera sampai di rumah Ayah.

🌼🌼🌼🌼🌼

Mendekati rumah Ayah, ku minta Radit agar menghentikan mobilnya di dekat mobil milik Bayu.

Ku amati mobil yang jaraknya tak terlalu dari mobil Radit ini, tidak salah lagi, sepertinya memang itu mobil Bayu. Terlihat dari jenis mobil dan plat nomor yang sama dengan yang dikirimkan oleh Darto.

Aku dan Radit terus memantau mobil Bayu, tak lama mobil ayah keluar dari rumah. Dengan jarak 5 menit, mobil milik Darto mengikuti mobil ayah.

Radit sudah bersiap menghidupkan mesin mobil, benar saja tak lama mobil Bayu ikut meninggalkan pelataran rumah ayah. Gegas Radit melajukan mobil secara perlahan mengikuti mobil Bayu.

Jujur saja, hati ku sebenarnya was-was. Takut terjadi yang tak diinginkan dan di luar prediksi, Radit yang melihat kegelisahanku berusaha untuk menenangkanku.

"Tenanglah Tari, kau jangan khawatir begitu. Aku yakin semuanya akan baik-baik saja" ucap Radit padaku.

"Tapi tetap saja Dit aku risau"

"Berdo'a saja yang terbaik. Aku yakin semuanya akan baik-baik saja. Ada Darto di sana, ada anak buah Darto yang kinerja jangan diragukan lagi. Jadi ku mohon tenang ya" ucap Radit lagi tetap menenangkanku.

Ku jawab dengan anggukan saja.

Mobil Radit terus saja mengikuti mobil Bayu, dan lihat, dugaanku benar, Bayu mengarahkan mobilnya ke arah lain. Aku dan Radit masih mengikuti mobil Bayu, hingga tak berapa lama ia menghentikan mobilnya. Bayu keluar dari mobilnya dan membuka kap mobil, sudah dipastikan ia akan melakukan drama jika mobilnya mogok.

Di dalam mobil, aku dan Radit memantau gerak gerik Bayu. Tak lama mobil ayah datang dan dihentikan Bayu, dan yang terjadi setelahnya adalah sesuai yang direncanakan. Anak buah Darto dan Ayah keluar untuk membantu Bayu, dari jarak 50 meter aku melihat mobil Darto juga ikut berhenti, mungkin dia sama sepertiku masih memantau gerak gerik mereka.

Setelah selesai membantu Bayu, ku lihat ayah diberikan sebotol air minum. Namun ia tak langsung meminumnya, melainkan masuk ke dalam mobil sebentar dan tak lama keluar lagi memberikan Bayu selembar kartu nama kepunyaan Ayah.

🌼🌼🌼🌼🌼

Ku lihat mobil ayah sudah mulai berjalan meninggalkan Bayu, dan tak lupa juga mobil Darto pun kembali melaju mengikuti mobil ayah.

Sedangkan mobil Radit masih memantau Bayu, tak lama Bayu kembali ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya.

"Gimana, mau terus ngikutin apa sampai sini aja?" tanya Radit padaku

"Sudah saja Dit, kita ke kantor saja. Lagian ayah juga sudah meluncur ke sana"

"Siap bos"

Mobil Radit pun berjalan menuju kantor.

Ting

Darto mengirimkan pesan padaku.

[Kita sudah sampai di kantor Bu, saya akan pergi lagi memantau Bayu. Anak buah saya masih akan memantau di sini dan berjaga, jadi ibu tidak perlu khawatir] isi pesan dari Darto

[Ok] send.

Aku menghela nafas lega, alhamdulillah semuanya berjalan lancar. Sekarang tinggal pantau lagi Maya dan Bayu, pasti setelah ini mereka akan merencanakan lagi sesuatu.

🌼🌼🌼🌼🌼

Sampai di parkiran kantor, aku dan Radit gegas turun dari mobil.

"Masih punya suami tapi sudah gatal sana-sini. Kemarin dengan laki-laki yang tidak jelas, sekarang dengan babu itu" ucap Mas Dimas

Aku dan Radit pun menoleh bersamaan.

"Lah situ ngomongin diri sendiri ya? Gak kebalik tuh? Masih punya istri tapi malah kawin lagi dengan perempuan lain. Kalau mah ngomong difikir dulu deh mas" ucapku santai.

"Cih, aku ini laki-laki, jika ingin menikah lagi pun tak apa. Laki-laki diperbolehkan memiliki istri lebih dari satu"

"Iya, kalau dia sudah mapan dan bisa bersikap adil. Kerja masih numpang saja kau ini belagu sekali Dimas. Dasar tak tahu diri" ucapku lagi, sudah tak gunakan embel-embel Mas lagi. Sudah muak rasanya.

"Dasar istri tak tahu diri kau Tari. Ku pastikan hidupmu akan hancur ditanganku" ucap Dimas dengan amarah yang tertahan

"Oh takuuuut, ingat ya Dimas kau di sini bukan siapa-siapa. Aku bisa mendepakmu sekarang juga dari perusahaan ini sekarang. Kau tidak percaya? Kau ingin bukti?" ucapku penuh penekanan.

"Satpam, satpam" teriakku memanggil satpam.

Mendengar teriakkan ku, kedua satpam yang berjaga di depan tergopoh-gopoh menghampiriku.

"Iya siap bu, ada yang bisa dibantu?" ucap salah satu security

"Dengar kalian berdua, camkan apa yang akan saya katakan! Mulai hari ini dan seterusnya, jangan biarkan orang ini masuk ke dalam perusahaan. Karena mulai hari ini, dia ku pecat! Tanpa pesangon sedikit pun! Jika nanti saya masih melihat orang ini berada di sini, kalian akan ku pecat juga" ucapku penuh penegasan.

Ku lihat wajah Dimas sangat merah padam, rahangnya mengeras, tangannya terkepal kuat. Aku sudah tak perduli lagi dengannya, rasa sakit hatiku sudah menjalar ke seluruh tubuh. Apalagi jika mengingat perlakuan yang sudah ia lakukan terhadapku kemarin.

"Oh iya, kembalikan juga mobil yang kau pakai sekarang Dimas! Karena mobil itu adalah milikku!" ucapku dengan nada tinggi.

"Dasar kurang ajar! Tak tahu diri kau Tari. Lihatlah nanti apa yang akan ku lakukan padamu wanita murahan" teriak Dimas di hadapanku.

Karena teriakannya beberapa pasang mata mengarah kepada kami. Ku berikan kode kepada security agar membawa paksa Dimas keluar, sebelum itu ku minta mereka menggeledah Dimas untuk mencari kunci mobilku.

Setelah mendapatkan apa yang aku inginkan, Dimas pun di boyong paksa untuk meninggalkan kantor ini.

"Waaaah, ternyata kau menakutkan juga ya Tari jika sedang marah" ucap Radit kepadaku

"Maka dari itu, jangan membangunkan singa yang sedang tidur. Ucapku ketus

Kulihat Radit malah tertawa terbahak mendengar ucapanku. Dasar Radit!

Sambil berjalan menuju ruanganku, tak henti-hentinya Radit tertawa dan bertanya padaku.

"Jadi, mau kau apakan mobil si bajingan itu? Pakai untuk odong-odong saja Tar, sekali naik tarifnya 5000 kan lumayan buat beli cilok"

Tuk

Ku jitak kepala Radit

"Awww, sakit Tari. Kalau nimpuk itu pakai duit kek, kan seneng gue" ucap Radit lagi sambil mengelus kepalanya

"Lagian, kau itu ada-ada saja Dit. Otak kau di taro di mana hah? Macam mana pulak kau ini"

"Nah kan, logat bataknya muncul. Ha ha ha" ucap Radit lagi.

Memang, sebenarnya di tubuhku juga mengalir darah batak. Ibu adalah asli orang Jakarta, sedangkan ayah aslinya orang medan yang sudah lama menetap di Jakarta.

"Lagian kamu itu ada-ada saja Dit, mobilnya lebih baik aku jual saja. Uangnya nanti aku sumbangkan ke panti asuhan"

"Subhanallah, ide yang Bagus" jawab Radit sambil berlalu mendahului ku masuk ke ruangan.

🌼🌼🌼🌼🌼

Hari ini, ku akhiri dengan membaca hamdalah. Gegas ku bereskan meja kerjaku dan akan segera pulang. Aku akan pulang menggunakan mobil yang biasanya di pakai oleh Dimas.

Setelah kejadian tadi pagi, ku utaran keinginan ku untuk menggugat cerai Dimas secepatnya. Ayah menyetujui hal itu, tapi prosesnya akan ku serahkan penuh pada pengacara keluargaku. Nanti, aku tinggal terima beresnya saja.

Di parkiran aku bertemu dengan Radit, ia memberitahukan jika besok ada yang berniat ingin membeli mobil ini. Memang, tadi pagi juga aku langsung meminta Radit untuk mempromosikan mobil ini. Tak menyangka saja responnya cepat dan sudah ada yang berniat membelinya.

Ku minta Radit untuk menyuruh si calon pembeli datang ke rumahku saja untuk melihat-lihat dulu kondisi mobilnya, karena kebetulan juga besok weekend.

🌼🌼🌼🌼🌼

Sampai di rumah, ku minta Mang Udin untuk memasukkan mobil ini ke dalam garasi mobil. Awalnya ia bingung kenapa mobil yang biasa dipakai oleh Dimas ada padaku, setelah ku jelaskan secara singkat, akhirnya Mang Udin mengerti dan tak banyak bertanya lagi.

Ku rebahkan dulu tubuh ini di atas sofa ruang tamu, ingin membersihkan diri namun kondisi badan masih diliputi rasa gerah.

"Non, tadi ada tukang paket ke sini ngasihin ini nih" ucap Bik Ijah sambil memberikan satu bungkusan paket kepadaku.

Aku mengerikan dahi, setau ku aku tak pesan apa-apa di marketplace. Bingung juga ini paket apa.

"Saya perasaan gak belanja online loh Bik" jawabku sambil mengambil bungkusan yang diberikan oleh Bik Ijah

"Ya Bibik juga gatau non, tadi siang ada kurir ke sini ngasihin ini. Katanya buat Non Tari" ucap Bik Ijah lagi.

Ku timang-timang paket tersebut, isinya tak terlalu berat. Ku amati siapa tau ada nama pengirim yang tertera di sana, namun hasilnya nihil. Tak ada petunjuk apapun di paket itu.

"Yo wes, buka aja non daripada penasaran" usul Bik Ijah.

Aku pun mengangguk membenarkan ucapan Bik Ijah.

Dengan di temani Bik Ijah, ku buka paket misterius itu. Setelah segel plastik ku buka, dus itu mengeluarkan bau menyengat. Dengan tergesa ku buka dus tersebut.

"Aaakkkkkhhhh"

Aku dan Bik Ijah menjerit bersama setelah mengetahui isi dari paket tersebut.

Security, dua orang penjaga dan Mang Udin yang mendengar teriakkan kami pun segera berlari menghampiri kami.

"Ada apa bu?" tanya security padaku

"I-itu pak" ucapku sambil menunjuk isi paket.

Badanku bergetar hebat, air mata tak hentinya keluar membasahi pipiku. Ku peluk tubuh Bik Ijah dengan kuat, mual mulai menjalar dari perutku. Bagaimana tidak, bangkai ayam yang baunya menyengat, ditambah kepala monyet kecil yang masih mengeluarkan darah segar tergeletak saja di dalam paket itu.

"Astagfirullah" serempak kami mengucapkan istogfar.

Mang Udin segera membersihkan paket tersebut, para pengawal dan pak satpam berusaha menenangkanku dan meminta maaf jika sudah lalai dalam menjaga rumah ini.

Bik Ijah pamit sebentar untuk mengambil air hangat, namun bukannya rasa lega yang ku dapat, malah ku muntahkan lagi air tersebut. Mengingat paket tadi, rasanya perutku begitu mual.

Ya Allah, cobaan apa lagi ini. Siapa yang tega menerorku seperti ini, sungguh hamba lelah dengan semua ini ya Allah. Sekarang, bukan hanya aku yang menjadi incaran, mungkin saja anakku juga akan berada dalam bahaya.

Bersambung.....

1
Mariaangelina Yuliana
ini baru nama cinta yang menggunakan logika suka karakter cewek nya, semangat say Bukan cuma dia laki" di dunia ini 😤
Jue
Sebenarnya kalau dari awal Dimaz dan pelakor di masukkan ke penjara takdan lah bertemu dukun untuk menyantet , Si Tari aja lambat dalam pembalasan terhadap ketiga manusia tersebut .
christina paya wan
tari trlalu lama mngulur maktu
Arsuni Gustaf
sebenarnya nama teman Tari itu bukan Bayu..tpi Haris..mungkin author lupa.
Yuni Lestari
amin ya Allah semoga di ijabah doanya
Asih Prawawati
Ko lama bener sih thour...maya di tangkap ?.
Yuni Lestari
Luar biasa
senja
ya elah nglayani setan pake lingerie 🤣🤣🤣
senja
nanti pasti ada persaingan mentai si darto🤣
senja
rencananya terlalu panjang kali lebar
senja
darto rampan maco paket lengkap cuma sayang namanya kurang keren 🤣
Ariesta Ardiningsih
Luar biasa
Een Pujawati
Lumayan
lilis indri hastuti
dah nunggu nie thor
Lyn Lynn
Novel berunsur mistik begini mesti best d jadikan Filem atau drama kan
lilis indri hastuti
kok tari sitor yg bebel...maya kali/Proud/
Siti Masitah
tari botol..
Siti Masitah
mungkin..bayu yg lain mbak
Rinda
saya bacanya banyak yg di skip
Rinda
biar pjg ceritanya ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!