Kayla selalu gagal dalam membina hubungan dengan pria. Ia selalu saja di tinggal menikah.
Sebenarnya Kayla menerima takdir jika ia di tinggalkan kekasihnya menikah dengan orang lain, tapi ia tidak terima jika di tuduhkan menjadi penghalang mantan kekasihnya memiliki keturunan dengan istrinya.
Mampukah Kayla melawan tudingan itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Efelin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10
Karna terlalu memikirkan apa yang sedang di alaminya, ia sampai menangis tersedu dan akhirnya tertidur tanpa makan malam. Kesedihan itu pun sampai terbawa dalam mimpi tanpa ia sadari.
Terlalu berat sakit yang harus Kayla alami. Dengan Adit, ia di tinggal karna ia belum siap untuk menikah, sebab saat itu ia baru saja di terima bekerja. Dengan Alex, hubungan mereka berakhir karna Alex memilih menuruti perjodohan mamanya. Kini dengan Kenan harus menerima kenyataan bahwa ia hanya sebagai pelampiasan kesepian Kenan yang di tinggal tunangannya demi karir.
Paginya Kayla bangun dengan mata sembab dan bengkak. Ia kembali enggan keluar kamar karna tak mau ada orang yang mengetahui kondisinya.
Setelah mandi dan sarapan, Kayla menatap dirinya di cermin. Baginya, secara fisik, ia tidak mempunyai kekurangan yang mencolok, normal seperti wanita pada umumnya.
Kayla menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskan perlahan. Kini ia memantapkan diri untuk menutup hatinya terhadap laki-laki. Terserah orang lain menilai karna ia yang menjalani. Ia tak ingin lagi dikecewakan untuk kesekian kalinya.
Hari berlalu begitu saja. Kayla menyibukkan diri dengan pekerjaan di kantor bahkan terkadang ia lembur. Semua dilakukannya agar dapat melupakan sakit yang ia rasakan.
Sudah setahun Kayla tak mau lagi dekat dengan laki-laki. Tapi sikap Kayla membuat seorang menejer di sebuah hotel langganan tamu perusahaan tempat Kayla bekerja menginap, menjadi tersinggung karna merasa di tolak.
Sore itu, Kayla harus mengecek kamar dan fasilitasnya untuk tamu perusahaan yang akan datang minggu depan.
Awalnya semua biasa saja, Kayla dan Alvin, sang menejer hotel, memeriksa kamar yang akan di gunakan. Setelah itu mereka mencoba menu yang akan di sajikan.
Namun setelah selesai makan, Kayla merasa kepalanya berat. Melihat hal itu, Alvin menatap Kayla dengan tersenyum licik. Ia yakin bahwa rencananya akan berjalan dengan baik.
Alvin memasukkan obat perangsang pada minuman Kayla untuk menjebaknya. Setelah itu, ia akan memaksa Kayla menerima pertanggungjawabannya atas kejadian yang terjadi.
Kayla yang tengah di bopong Alvin menuju kamar di hotel itu, berusaha untuk sadar, agar tahu apa yang terjadi.
Sepanjang koridor hotel, Kayla yang masih setengah sadar, berusaha memberontak dan berteriak. Hal itu membuat Alvin menjadi marah.
Ketika Alvin menyeret paksa Kayla untuk terus mengikutinya, tak terduga terlihat oleh Gerrard. Gerrard berencana menemui Deni, Direktur hotel itu.
Melihat Kayla yang berusaha memberontak, jiwa ingin menolong muncul pada diri Gerrard.
" Maaf, ada apa ini, mohon jangan buat keributan. " Gerrard menghampiri mereka untuk mencoba mengalihkan.
" Ini bukan urusanmu, kamu hanya orang lain, tak perlu ikut campur masalah rumah tangga kami." ucap Alvin.
Sontak Kayla kaget mendengar pengakuan Alvin. Ia hanya mampu menggelengkan kepalanya dan hal itu terlihat oleh Gerrard.
Melihat situasi agak kurang baik, Gerrard diam-diam menghubungi Deni. Ia juga mengirim pesan pada Gretta, sang adik yang merupakan seorang dokter.
Tak lama Deni datang.
" Ada yang bisa ku bantu, Ger? " tanya Deni
" Apa benar dia menejer di sini? " tanya Gerrard sambil menunjuk Alvin yang masih memaksa Kayla agar tidak lari.
" Iya, ada apa? "
" Apa benar dia sudah menikah? "
" Iya, dia sudah menikah. "
" Apa benar yang bersamanya itu istrinya? "
Tentu saja Deni terkejut dan marah melihat apa yang telah di perbuat oleh Alvin pada Kayla.
" Lepaskan wanita itu, aku kecewa padamu. Istrimu pergi karna kau suka main perempuan tapi ternyata tidak merubah kelakuanmu. " marahnya Deni.
" Sekarang lepaskan dia dan segera menghadap saya di kantor. " lanjutnya.
Kayla yang masih agak setengah sadar karna pengaruh obat itu, akhirnya lemas karna tenaganya habis untuk melawan Alvin tadi.
Akhirnya di bantu Gerrard, Deni dan room service wanita, Kayla berhasil diselamatkan.
Mereka membawa Kayla ke sebuah kamar karna melihat kondisi Kayla. Tak lama setelah itu, Gretta datang.
" Siapa dia, bang? " tanya Gretta sambil memeriksa Kayla.
" Aku tidak tahu, tapi tadi ia hampir saja mengalami pelecehan, jadi naluriku ingin menyelamatkannya. " jawab Gerrard.
" Ini sudah ku beri penawarnya, untuk saja obat itu dalam dosis rendah sehingga dapat di tawarkan dengan obat, jika tidak.. "
" Jangan macam-macam pikiranmu. " potong Gerrard.
Gretta hanya tersenyum menanggapi ocehan Gerrard.
" Kondisinya akan membaik setelah ia sadar, tapi aku tidak bisa menungguinya, aku ada pekerjaan lain. " jelas Gretta.
" Tidak apa-apa. Nanti aku akan minta karyawanku untuk menjaganya. " ujar Deni.
" Baiklah, jika begitu aku pamit dulu. " ucap Gretta sambil meninggalkan mereka.
" Apa pertemuan kita bisa di tunda beberapa saat karna aku harus membereskan masalah Alvin dulu? " tanya Deni.
" Baiklah tapi sebaiknya aku ikut, tak baik aku berada di sini. " jawab Gerrard.
Akhirnya Kayla di tinggalkan sampai dia sadar , di jaga oleh service room yang membantu menolongnya.
Deni sudah memerintahkan agar menghubunginya jika Kayla sudah sadar.
" Kasian kamu mbak, hampir saja masa depanmu hancur. " ucap service room dalam hati sambil menatap Kayla.
Sementara itu, Deni dan Gerrard segera menghampiri Alvin yang telah di amankan oleh petugas keamanan hotel.
" Kali ini aku tidak dapat mentolerir perbuatanmu, itu sudah merusak nama baik hotel ini. Kamu aku berhentikan dengan tidak hormat. " ucap Deni.
" Tapi kau tidak bisa sembarang mengambil keputusan, om ku akan menarik sahamnya di hotel ini jika kau memecatku. " ucap Alvin sombong.
" Aku bukan menarik sahamku tapi akan menambahnya dan kau akan ku masukkan ke penjara. " tiba-tiba terdengar suara di pintu ruangan Deni.
Alvin sangat terkejut melihat kedatangan om nya, apalagi mendengar ancaman tadi.
Tadi saat Gretta sedang menangani Kayla, Deni menghubungi pak Bagas, om nya Alvin. Pak Bagas lah yang meminta tolong pada Deni agar mempekerjakan Alvin di hotel itu.
" Kau sudah membuatku malu. Aku mencoba untuk membuat kesibukan untukmu agar kau meninggalkan kebiasaanmu bermain wanita, tapi ternyata itu tidak berhasil. " ucap pak Bagas.
" Maafkan aku om. " hanya itu yang bisa Alvin ucapkan.
" Terima kasih Deni atas keputusanmu. Aku akan membawanya pulang dan mengembalikannya pada orang tuanya di kampung. " ujar pak Bagas.
" Tapi om... " protes Alvin.
" Apalagi yang kau pertahankan di kota ini. Istrimu bahkan sudah menggugat ceraimu. Om menyesal telah mengenalkanmu padanya sehingga ia menjadi tersakiti karna ulahmu. " jelas pak Bagas.
Saat masalah Alvin telah selesai, Deni dan Gerrard pergi melihat kondisi Kayla karna tadi di kabarkan telah sadar.
" Bagaimana keadaanmu, apa sudah merasa baikan? Maafkan kami atas kejadian yang menimpamu. " ucap Deni.
" Aku sudah membaik. Terima kasih kalian sudah menolongku. " ucap Kayla.
" Maaf aku bertanya, apa ada hubunganmu dengan Alvin? " tanya Deni.
" Kantorku akan kedatangan tamu minggu depan. Perusahaan kami sudah langganan tamunya menginap di hotel ini. Jadi tadi aku dan pak Alvin baru selesai meninjau kamar dan mencoba menu. " jelas Kayla.