NovelToon NovelToon
Benih CEO

Benih CEO

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Anak Genius
Popularitas:19.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Dhessy

Tentang Kania yang hamil di luar nikah. Tanpa dia tahu, yang menghamilinya adalah seorang CEO muda.

***

Dunia Kania menjadi gelap setelah malam itu. Tak ada lagi Kania yang ceria, tak ada lagi Kania yang murah senyum.

Yang ada hanya Kania yang penuh dengan beban pikiran yang gelisah menanti bulan selanjutnya. Berapa garis yang akan di hasilkan oleh sebuah testpack di bulan depan?

**

Bertahun-tahun Kania berjuang sendiri menghidupi buah hatinya yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

Kepandaiannya menarik orang-orang untuk menjadikannya bintang. Hingga akhirnya, lewat jalan itulah Kania di pertemukan dengan ayah kandung anaknya yang ternyata bukanlah orang biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhessy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

"Nenek!!"

Sesampainya di rumah, Shaka langsung menghambur memeluk Wening yang sedang duduk di depan rumah.

Kania hanya menghela napas berat. Pasti Shaka akan mengadu pada neneknya. Semenjak bertemu dengan kakek dan neneknya, Shaka menjadi lebih manja.

Hal itu sudah biasa bagi Kania. Dia tak mempermasalahkan. Kania paham apa yang dirasakan Shaka. Mereka tak pernah bertemu sebelumnya.

"Kenapa? Datang-datang kok, nangis?"

"Teman-teman Shaka di sekolah jahat, ngatain Shaka nggak punya ayah." Wening melirik Kania setelah mendengar ucapan Shaka. Kania memalingkan wajahnya. "Bunda juga, hari ini bunda marah-marah ke Shaka."

Wening belum ingin menanggapi. Membiarkan Shaka meluapkan emosinya terlebih dahulu.

"Tadi kata Om Devan, dia ayah aku. Aku mau ikut ayah tapi nggak boleh sama Bunda."

Lagi-lagi ucapan Shaka membuat Wening melirik Kania.

"Shaka, kita masuk dulu, ya. Ganti baju, habis itu makan. Nenek sudah masak ayam goreng buat Shaka. Ganti baju dan makan sama nenek, ya."

Shaka akhirnya mengangguk. Tidak melawan saat Wening menggandeng tangannya untuk masuk ke dalam rumah.

"Setelah ini kita bicara, Nduk," ucapnya pada Kania sebelum masuk ke dalam rumah.

***

Siang yang begitu terik terasa lebih sejuk saat angin yang berhembus dengan sedikit kencang. Menggerakkan dedaunan dan ranting pohon yang ada di halaman samping rumah kedua orangtua Kania.

Hampir satu jam lamanya Kania duduk dan bersandar di bawah pohon mangga. Menunggu ibunya selesai mengurus Shaka.

"Shaka sudah tidur."

Kania terperanjat mendengar suara ibunya. Segera dia benarkan posisi duduknya menjadi lebih tegak.

"Apa yang terjadi?" Wening mulai menginterogasi Kania.

Sebelum menjawab pertanyaan ibunya, Kania menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan. "Ada yang menyebarkan masa laluku di sekolah, Bu. Entah bagiamana ceritanya, teman-teman Shaka yang semula tidak mempermasalahkan Shaka punya ayah atau tidak, tadi pagi meledek Shaka karena tak punya ayah. Shaka tersulut emosi. Akhirnya dia memukul temannya sampai bibirnya terluka."

"Astaghfirullahaladzim..." Wening beristighfar. "Lalu kenapa Shaka bisa tahu kalau Devan itu ayahnya?"

"Devan sendiri yang bilang ke Shaka, Bu. Aku nggak tahu kenapa tiba-tiba Devan ada di sekolah. Tapi Shaka menjadi lebih tenang saat di peluk Devan."

Kania mengusap air matanya. Rasanya masih tidak rela jika Shaka tahu siapa ayahnya. Apalagi harus begini cara dia tahu semuanya. Perihal Devan, hal itu bukanlah sesuatu yang baru untuk Wening. Kania sudah menceritakan tentang Devan dan keluarganya.

"Kamu tahu hal ini pasti terjadi semenjak kamu menerima tawaran Shaka menjadi artis."

Kania mengangguk paham. Ya, sejak awal memang Kania sudah sadar akan konsekuensinya. Kania harus bersiap kalau masa lalunya akhirnya akan terungkap. Tapi masih tak menyangka akan secepat ini. Bahkan di saat belum genap tiga bulan Shaka menjadi seorang publik figur.

"Saat itu aku nggak punya pilihan lain, Bu. Aku harus ada uang untuk mengganti bangunan yang dulu menjadi toko kue dan akhirnya terbakar itu. Pemiliknya meminta cepat sedangkan aku nggak punya uang sama sekali."

"Ibu paham. Andai ibu ada di posisi kamu, pasti ibu akan mengambil langkah yang sama." Wening merangkul pundak putrinya yang bertambah dewasa seiring waktu. Sedikit menyesalkan karena Wening tidak ada di saat-saat terberat Kania.

Saat hamil, melahirkan, mengurus Shaka seorang diri. Pasti hal itu sangat berat untuk di lalui tanpa ada keluarga yang menemani dan memberi dukungan.

Sebab itu, Wening tidak sedikitpun menyalahkan Kania akan hal ini. Wening paham beban mental yang di tanggung Kania seorang diri.

"Lalu, Shaka bilang kamu marah-marah ke dia. Kenapa?"

"Aku terbawa emosi, Bu. Sebelumnya aku sudah bertengkar dengan Devan gara-gara seenaknya saja dia bilang dia ayah Shaka. Dia juga menghinaku, tetap menganggapku perempuan nggak bener. Dia boleh nggak suka sama aku, Bu. Tapi nggak perlu menghina."

Kania sudah menangis sesenggukan. Untung jarak rumah mereka dengan tetangga sedikit jauh. Masih di batasi kebun yang cukup luar. Jadi tidak perlu khawatir kalau tangisannya di dengar tetangga.

Wening sebenarnya juga tidak terima anaknya di perlakukan seperti itu. Meskipun Kania hamil di luar nikah, tapi Wening tahu bahwa anaknya adalah anak yang baik. Dia tahu Kania masuk ke tempat itu karena terpaksa. Karena rasa pedulinya kepada orang lain meskipun akhirnya dia harus menderita karena hamil oleh lelaki yang sebelumnya tak pernah dia kenal.

"Kamu istirahat dulu. Masalah ini nanti kita bicarakan lagi. Kamu butuh istirahat biar pikiran kamu tenang."

Kania mengangguk, mengikuti saran ibunya. Dia pergi ke kamar dan melihat anaknya tengah tertidur pulas di sana.

Rasa bersalah kini menyelimuti hati Kania. Kania merasa sikapnya pada Shaka hari ini sangat keterlaluan. Harusnya dia tidak perlu membentak Shaka, bahkan menarik tangan Shaka seperti yang dia lakukan tadi di rumah Hanum.

Ini semua adalah kesalahannya. Shaka hanyalah korban dari kesalahan Shaka dan Devan.

Kania memeluk Shaka. Tubuh mereka kini berhadapan di atas tempat tidur. Berkali-kali Kania mencium kening Shaka. "Maafkan Bunda, Sayang. Nggak seharusnya bunda bentak-bentak kamu. Maafkan Bunda, Nak."

🌼🌼🌼

Artis cilik pendatang baru berbuat ulah di sekolah. Shaka, di duga memukuli temannya...

Shaka anak di luar nikah. Ini fakta tentang ibunya...

Netizen meminta acara televisi yang di bintangi Shaka di hentikan karena masa lalu ibunya yang tidak pantas.

Shaka, di duga anak kandung dari Devan Aditama, CEO Citra TV. Foto ini menjadi bukti...

Bangun tidur, Kania sudah di buat gemetaran dengan berita yang beredar di internet. Bahkan akun Mak Lambe-lambean sudah merepost foto Devan saat masih kecil, bersanding dengan foto Shaka. Mereka terlihat sangat mirip.

Siapa yang melakukannya? Kania bertanya-tanya dalam hati.

"Atau mungkin Tasya?" gumam Kania menerka-nerka siapa pelakunya. "Pasti Tasya. Dia tahu kalau Shaka mirip dengan Devan. Dia juga sudah tahu kalau Shaka adalah anak Devan."

Ingin rasanya Kania menemui Tasya dan bertanya langsung apakah dia yang menyebarkan semua ini. Tapi dia tidak memiliki nomor handphone Tasya, atau alamat rumah Tasya.

Bukan lagi perasaan dan rasa malu Kania yang menjadi beban pikiran Kania. Tapi mental Shaka yang Kania pikirkan. Dia masih terlalu kecil untuk menghadapi semua ini.

Lagi-lagi Kania merutuki kebodohannya sendiri. Menyesal telah menerima tawaran Hanum agar Shaka menjadi bintang ternama.

"Artis-artis lain bisa menyembunyikan fakta sampai tak ada media yang mengetahuinya. Tapi kenapa apa yang aku sembunyikan sekarang tersebar dengan cepat?"

Kania tersadar, dirinya tak cukup punya kekuasaan untuk bisa membungkam mulut orang-orang yang mengetahui masa lalunya agar tidak bicara apapun di media soal masa lalunya.

Semula, Kania ingin menghubungi Devan, meminta Devan untuk mengurus semua yang tersebar di media. Namun akhirnya dia urungkan karena Kania tak memiliki nomor handphone Devan.

Kania semakin panik. Hari ini dia memutuskan agar Shaka tak masuk sekolah terlebih dahulu. Kania yakin sampai di sekolah nanti ibu-ibu di sana akan semakin menggunjingnya. Dan itu tidak baik bagi Shaka kalau sampai Shaka mendengar gunjingan mereka.

***

Menjelang siang, kediaman kedua orangtua Kania sudah di penuhi dengan puluhan wartawan yang ingin mencari informasi terbaru tentang berita yang beredar.

Sesuatu yang menjadi hal baru bagi keluarga Kania, tak pernah menyangka sebelumnya rumah mereka akan di penuhi wartawan seperti itu.

Hal itu membuat keluarga Kania, termasuk dengan Kania sendiri, tak berani untuk keluar rumah.

"Mungkin bisa minta tolong Bu Hanum untuk mengusir mereka, Ka. Kalau seperti ini terus, takut bikin tetangga nggak nyaman."

Seperti mendapat angin segar setelah mendengar ucapan ayahnya. Pikirannya yang terlalu panik membuat Kania tak bisa berpikir sejauh itu. Tidak kepikiran untuk meminta bantuan Hanum.

Saat membuka handphone, ternyata sudah ada puluhan panggilan dari Hanum dan juga dari nomor yang tak di kenali. Mungkin Hanum tahu bahwa Kania sedang kebingungan.

Kania segera menelepon balik Hanum. Tak sampai sepuluh detik, suara Hanum yang terdengar panik sudah terdengar oleh Kania.

"Kania, ya ampun, ibu panik sekali. Khawatir dengan keadaan kamu dan Shaka. Kalian baik-baik saja?"

"Baik, Bu. Hanya saja saya bingung, panik. Di depan banyak wartawan. Saya sekeluarga sampai tidak berani keluar rumah."

"Ya Allah... Kalian semua yang tenang, ya. Saya akan segera mengirimkan bodyguard untuk mengusir mereka. Kamu yang tenang ya, Kania. Saya juga nggak tahu kenapa berita ini bisa tersebar."

"Nggak apa-apa, Bu. Justru saya jadi nggak enak sama Bu Hanum dan keluarga."

"Kenapa?"

Kania menghela napa panjang. "Kalian pasti malu, memiliki cucu dari keluarga nggak mampu seperti kami. Bukan orang berada seperti kalian. Maaf, ya, Bu, sudah masuk ke dalam hidup kalian dan mengacaukan ketenangan kalian," ucap Kania tak enak hati.

"Aduh, apa, sih, Kania? Ibu sama bapak nggak pernah memandang kalian seperti itu. Sudah dulu, masalah ini kita bicarakan lain waktu. Kalian baik-baik ya, di sana."

"Baik, Bu. Terimakasih banyak, ya, Bu."

Telepon di tutup setelah Hanum menitipkan salam untuk cucunya dan kedua orangtua Kania.

Kania masih tak habis pikir. Hati Hanum dan Bram itu baiknya seperti malaikat. Tapi kenapa sikap dan pikiran Devan begitu jahatnya pada Kania.

Tak kurang dari satu jam, wartawan yang berkerumun di depan rumah Kania sudah di usir oleh orang-orang suruhan keluarga Bram. Bahkan mereka juga berjaga di depan rumah Kania.

Akhirnya, untuk sementara waktu, keluarga Kania bisa bernapas lega. Entah apa yang terjadi nanti atau besok, mereka belum tahu.

Kania berharap siapapun yang menyebarkan berita ini, dia mau berhadapan langsung dengan Kania.

Kania ingin bertanya pada orang tersebut. Apa salah Kania padanya? Apa pernah dia di rugikan oleh Kania sehingga dia harus mencampuri kehidupannya?

Tapi, bagaimana cara Kania agar dia bisa tahu siapa pelakunya?

🌼🌼🌼

ada yang ingat nama panjang Shaka dan Devan? atau aku belum pernah nulis ya nama panjang mereka? capek mau baca ulang 😆😆

1
Ma Em
Luar biasa
Ragil Kuning
jangankan dunia novel, yg jelas" lbh banyak cerita sekedar hiburan..
di dunia nyata aja banyak tuh samaan nama..
gak ush peduliin nyinyiran orang thor, anggap aja tuh orang bnr" ngehayati cerita kamu
Ragil Kuning
Luar biasa
Ragil Kuning
hati, mulut sama otak devan minta diuleg cabe sekilo itu mah
Wiwik Retno Eni
Luar biasa
nengkirana
lah kan ditinggalin duit ya. kmana itu duit?
Icha Arlita
Luar biasa
Icha Arlita
ampun bang jago 🤣
Mazree Gati
kata katanya bikin jijik,klo sampai nikah sama devan jgn bikin novel thorrr,,,kaya ga ada laki lain
Mazree Gati
sekolah ma tergantung otaknya ga harus sekolah elit,,jgn mau kania pulang aja kasihan toko kuenya
Atiek Sariningtyas
Luar biasa
Mega Mendung
Buruk
Icha Veronica
Luar biasa
Julia Juliawati
nah gitu terima itu rizki anugerah dr author walo jln nya, salah
Julia Juliawati
anak kuliahan tp goblok
Julia Juliawati
bodoh knpa g blg di perkosa. mlh bungkam huuh gedek
Nabila Al Adibah
Luar biasa
Qilla
jadi gag respek sama kania
Nurul Huda
mksh
Bintang Juing
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!