Fika, seorang wanita polos, tiba-tiba terlibat dalam pertarungan dengan makhluk ghaib dan dimensi lain setelah mengetahui bahwa dalam darahnya mengalir warisan dari Sijjin, makhluk antar dimensi yang berbahaya. Untuk mencegah Sijjin mengamuk di dalam dirinya, Fika memiliki khodam pelindung yang membantunya. Sementara itu, sebuah organisasi bernama **Sanctorum**, yang terdiri dari lima orang terkuat di Bumi, memburu Sijjin. Fika harus menemukan cara untuk mengendalikan kekuatan yang ada dalam dirinya sebelum dunia dan dirinya hancur
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farisky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 12 - AWAL PERJALANAN BARU
Fika masih berdiri mematung di depan reruntuhan rumahnya, tatapannya kosong, seolah mencari serpihan kenangan yang tersisa. Pikirannya kacau neneknya telah tiada, adiknya menghilang entah ke mana, dan rumah yang menjadi tempat berlindungnya kini hanya puing-puing.membuat Fika susah untuk mengikhlaskan semua itu
Suara langkah kaki terdengar dari belakang, membuat Fika tersentak. Ketika ia menoleh, ia melihat sosok Shoryuu yang berjalan santai ke arahnya. Dengan wajah tersenyum seolah olah memiliki kabar baik untuk di sampaikan kepadanya.
"Yoo, Fika. Apa kabar?" sapa Shoryuu dengan nada ringan, seolah tidak ada yang perlu dikhawatirkan sambil mengangkat tangannya.
"Shoryuu?! Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Fika dengan kaget.
"Aku yang harusnya yang bertanya begitu. Apa yang kau lakukan di tempat ini?" kata Shooryu sambil mengacak pinggang dengan satu tangan
Fika menghela napas panjang. "Tidak ada... hanya melihat reruntuhan bangunan tua yang sudah tidak memiliki cerita lagi."
Shoryuu menatap Fika sejenak, matanya menyiratkan empati meskipun senyumnya tetap terjaga. "tempat ini adalah masa lalumu janhan terlalu di sedihkan itu hanya menambah beban bagimu, manusia memiliki cobaannya masing masing kau harus menerimanya," Ujar Shooryu yang menasihati Fika, "aku hanya kangen masa itu tidak adanya nenekku dan adikku benar benar membuat terpukul dengan kenyataan ini tapi entahlah apa yang merasuki jiwa ku untuk tetap berdiri di tengah tengah hal begini," Ujar Fika yang berbicara sambil menundukkan kepala "Baiklah, karena suasana di sini terlalu sedih, bagaimana kalau kita jalan-jalan?, aku ingin mengajakmu ke sesuatu tempat", ujar Shooryu mengajak Fika
"Jalan-jalan? Ke mana?" Fika melihat ke arah Shooryu dengan wajah bingung
"Ke suatu tempat. Ikut saja, kau pasti suka," jawab Shoryuu sambil berbalik dan melangkah pergi.
Fika mengikuti langkah Shoryuu, meninggalkan semua yang tersisa dari masa lalunya.
"Kota Tengah" , sebuah kota besar yang berada di tengah tengah 5 kota besar, pusat dari seluruh kota.
Mata Fika membelalak begitu mereka tiba di tempat tujuan. Di hadapannya berdiri Kota Tengah, sebuah kota besar yang ramai dengan berbagai aktivitas. Gedung-gedung tinggi menjulang, kendaraan melintas dengan kecepatan yang teratur, dan orang-orang berlalu lalang dengan tujuan masing-masing.
"Ini... di mana?" tanya Fika sambil terus menoleh ke kiri dan kanan, takjub dengan pemandangan yang sangat berbeda dari kota asalnya.
"Ini Kota Tengah," jawab Shoryuu sambil menyetir kendaraan . "Letaknya persis di tengah-tengah lima kota besar lainnya. Tempat ini adalah pusat aktivitas, perdagangan, dan informasi."
Fika masih belum sepenuhnya paham. "Apa yang kita cari di sini?"
"Diam saja dan ikuti aku," balas Shoryuu singkat, tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.
Fika hanya bisa mendesah dan mengikuti apa yang Shooryu katakan, didalam mobil Fika bercerita dengan Shooryu "sebelum itu Terima kasih karena sudah mau membiarkan ku tetap hidup, jika saja yang datang saat itu bukan kamu pasti aku sudah di hukum seberat beratnya sekali lagi aku berterima kasih padamu" sopan Fika, Shooryu dengan santai "itu bukan masalah aku hanya ingin membantu sesama, lagi pula aku dan ibumu sudah lama kenal dan kami ngerti aja satu sama lain", Ujar Shooryu dengan senyuman "jika ada yang aku ingin kan untuk mu katakan saja aku akan lakukan", ujar Fika dengan suara kecil " Tetaplah hidup, itu saja" gumam Shooryu, percakapan cukup dalam dan lama tak terasa Shooryu dan Fika berada di tempat tujuan , sebuah tempat pertahanan milik kota tengah.
Tempat Pertemuan
mereka tiba di sebuah gedung besar dengan desain yang megah dan modern. Pintu gedung terbuka otomatis saat mereka mendekat, dan di dalamnya terlihat seorang wanita dengan rambut panjang berwarna gelap, berdiri dengan anggun sambil memandang mereka.
"Kakak," panggil Shoryuu dengan nada riang.
Wanita itu menoleh dan langsung mengenali Shoryuu. "Sari? Sudah lama sekali kita tidak bertemu."
"Iya, Kak Faylyne. Aku membawakan sesuatu untukmu," jawab Shoryuu sambil menunjuk ke arah Fika.
Fika terkejut, merasa seperti sedang diperjualbelikan. "Eh, tunggu. Aku?!"
Faylyne mendekati Fika dengan langkah tenang, lalu menatapnya dengan tajam. "Jadi, ini orangnya?" tanyanya kepada Shoryuu.
"Ya, dia. Namanya Fika," jawab Shoryuu santai.
Fika buru-buru memperkenalkan diri. "Eh, iya... nama saya Fika. Senang bertemu dengan Anda."
Faylyne tersenyum tipis. "Jangan terlalu formal. Santai saja. Panggil aku Faylyne. Orang-orang biasa memanggilku begitu."
Fika mengangguk pelan, tetapi dalam hatinya ia bertanya-tanya. "Kenapa mereka semua menggunakan nama-nama yang aneh? Faylyne, Shoryuu... seperti nama karakter dalam game," gumamnya dalam hati.
Faylyne mengangguk kepada Shoryuu. "Jadi, sesuai arahan tadi, aku akan mengurusnya di sini."
"Terima kasih, Kak. Aku tahu dia di tangan yang tepat," balas Shoryuu.
Faylyne menatap Fika. "Baiklah, Fika. Mulai sekarang, kau akan berada di sini. Kami akan memastikan kau mendapatkan pelatihan dan pengetahuan yang kau butuhkan."
"Heh? Bagaimana dengan..." Fika mencoba protes, tetapi Shoryuu memotongnya.
"Jangan khawatirkan soal lainnya. Fokuslah pada dirimu dulu. Kau berurusan dengan ahlinya di sini," kata Shoryuu sambil menepuk bahunya.
Fika merasa bingung, tetapi ia tahu bahwa untuk saat ini, ia tidak punya pilihan lain selain mengikuti arahan mereka.
Dengan langkah pelan, Fika memasuki babak baru dalam perjalanannya, tanpa tahu apa yang menunggunya di Kota Tengah ini. Namun satu hal yang pasti, hidupnya tidak akan pernah sama lagi.
PERJALANAN FIKA DI MULAI