NovelToon NovelToon
Rhapsody Di Atas Langit

Rhapsody Di Atas Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyelamat
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: Galih Pratama

Era Kekacauan dimulai setelah seorang pengembara misterius datang membawa sebuah pusaka suci. Pusaka yang dikatakan memiliki kekuatan bahkan dapat membelah dunia, siapa yang bisa mendapatkannya maka dia akan berdiri di atas puncak.

Dunia dimana seni beladiri adalah segalanya, semua orang berlomba untuk mendapatkan pusaka tersebut. Seorang pemuda bernama Zhen Liang muncul sebagai orang yang tidak pernah disangka di dunia persilatan.

Kultivator muda itu membuat para orang tua dan sesepuh di dunia persilatan tercengang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galih Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12. Menyerang markas musuh.

Zhen Liang tidak tinggal diam. Dirinya menarik napas dalam-dalam dan membuangnya berulang kali. Fokusnya tertuju pada energi tak terkontrol di dunia dantian, tetapi apa yang dirinya lakukan seolah tidak ada gunanya.

"Aku harus menyerap energi ini!"

Zhen Liang tidak lagi mencoba menenangkan energi yang mengamuk. Dia akan menyerap energi liar tersebut masuk ke dalam dantiannya agar tidak ada kerusakan pada dantiannya. Sampai dirinya tiba-tiba teringat inti mengenai buku panduannya.

"Tidak, menyerapnya? Aku tidak akan melakukannya..." Zhen Liang perlahan menenangkan dirinya.

Rhapsody Penghancur Langit.

"Karena sudah sejauh ini dengan pusaka yang diincar oleh jutaan kultivator biadab itu. Apapun yang terjadi aku akan tetap berpegang padanya."

Zhen Liang berteriak di dalam dunia dantiannya.

"Aku akan mengalirkannya!"

Semua energi liar ini berasal setelah dirinya berhasil mengalahkan Wu Dao, sehingga energi itu bukan sebuah cobaan melainkan tanda baginya menuju penerobosan yang berikutnya.

Energi teredam berkali-kali mengoyak seluruh isi di dunia dantiannya, energi liar ini tidak akan membiarkan Zhen Liang semudah itu menjinakkannya.

Daripada mengalir bersama energi liar tersebut, menyerap energi liar itu untuk dunia dantiannya akan lebih mudah dan cepat.

Tapi di sana, Zhen Liang tidak patah semangat dan terus berjuang sampai entah sudah berapa puluh tahun sudah dirinya menghabiskan waktu di dunia dantian.

Lalu, sekali lagi, jiwa spiritualnya kembali diperbarui.

*

Setelah santap makan bersama, Li Jia melihat Zhen Liang yang terburu-buru masuk ke kamar. Setengah hari pun berlalu, karena penasaran dia pun mengintip dari celah pintu kamar dan menemukan Zhen Liang yang sedang bersila.

"Apakah itu yang orang-orang sebut kultivasi?"

Li Jia bertanya karena minimnya pengetahuannya tentang dunia persilatan. Jika dirinya tidak salah ingat, apa yang sedang dilakukan para kultivator itu sekarang adalah menyerap energi alam semesta di sekitarnya.

"Apa?!" Matanya tiba-tiba melebar. Fenomena yang tidak pernah terduga terjadi.

"Apakah manusia bisa melayang sendiri?"

Mulut Li Jia bergetar beberapa saat kemudian, dia kesulitan berbicara setelah menemukan Zhen Liang yang melayang di udara dengan bersila. Raut wajah Zhen Liang memang terlihat kesakitan dan suara teredam berkali-kali terdengar seperti bom waktu.

Li Jia kemudian yakin seratus persen dengan ciri-ciri itu, bahwa Zhen Liang akan menerobos sebentar lagi.

"Bukankah ini gawat? Aku dengar jika kultivator menerobos maka semua apa yang di sekelilingnya akan meledak dan hancur berantakan!"

Li Jia segera bergerak ke sana kemari mengemas semua barang berharga dan pergi untuk menyelamatkan jiwanya. Sampai beberapa saat kemudian, Zhen Liang muncul dengan polosnya seperti orang yang sudah selesai melakukan buang air besar.

"Uhhh. Leganya..." Ekspresi Zhen Liang tampak puas, seperti mengeluarkan beban yang sudah tersimpan lama di perutnya.

"Eh, apa? Dimana ledakannya?" Li Jia bertanya dari dalam hati.

Zhen Liang memergoki Li Jia yang berkemas-kemas di sana kemudian mengangguk mengerti.

"Jadi kau sudah memutuskannya."

"Tunggu... Memutuskan apa ya?"

"Aku perlu mengucapkannya. Jadi... Selamat bergabung dan terima kasih telah menjadi bagian keluarga dari Klan Zhen." Zhen Liang menundukkan kepalanya dan memberikan salam pada Li Jia.

"Heh?!" Sedangkan Li Jia tersentak kaget. Perasaan dirinya tidak berkata apapun?

"Heeeeehhhhh...!!!" Dirinya berteriak di sana.

***

Desa Xiaoyao, terletak jauh di pinggiran Distrik Utara. Pada tempat pinggiran ini, banyak sekali ditemukan berbagai penjahat dengan kemampuan yang tidak dapat dipandang remeh, mereka berkumpul dan saling bekerjasama lalu beberapa tahun kemudian sampai membentuk sebuah kelompok.

Kelompoknya menjadi yang paling terkenal di wilayah distrik utara, nama kelompok tersebut adalah Kelompok Ular Putih.

Setelah berhasil membunuh Wu Dao, dirinya menetapkan tujuan ke Istana Ular, tempat markas dari Kelompok Ular Putih.

"Apakah di sini tempatnya?" Zhen Liang melihat plakat bertuliskan, Istana Ular. Sebuah Paviliun yang berdiri di ujung tebing. Paviliun itu tampak menyeramkan dengan bentuk hampir menyerupai seekor ular.

Di depan paviliun telah menunggu banyak sekali penjaga. Mereka adalah para ahli kultivator. Rupanya kabar mengenai kekalahan salah satu petinggi mereka sudah tersebar.

"Kau pemuda yang bernama Zhen Liang itu?"

"Jadi bocah ini yang sudah mencari gara-gara dengan kelompok kita?"

"Tidak kusangka hari dimana wajah kelompok kita tercoreng benar-benar datang!"

"Kita dijadikan lelucon oleh bocah yang baru berusia dua puluh tahun?!"

"Semuanya kita akan membunuh bocah ini, bukan itu saja. Bahkan seluruh keluarganya juga akan merasakan nasib yang sama!"

Zhen Liang terdiam. Dirinya masih tetap tenang meski dikepung oleh puluhan kultivator ahli. Kelompok Ular Putih adalah organisasi penjahat yang tidak bisa disinggung sembarangan.

Ada lima orang kultivator yang berdiri di puncak organisasi, kelima orang tersebut melindungi kelompok mereka dan menjadi simbol. Bahkan sekte terkenal sekalipun akan berpikir ulang untuk menyerang mereka. Jika bertarung secara habis-habisan, maka kedua belah pihak akan mendapatkan kerugian yang tidak seimbang, salah satu dari mereka akan hancur.

"Ada apa dengan bocah ini? Kenapa hanya diam saja?"

"Oh, aku tahu, bukankah dia mulai ketakutan?"

"Hahaha. Apakah kau sudah mulai mengompol anak muda?"

Zhen Liang tertawa mendengarnya. Dia telah selesai mengedarkan energi ke semua tempat.

"Bla bla bla. Berisik sekali..." Zhen Liang mengatakannya sambari mengorek telinganya. Dia kemudian meniup jari kelingkingnya.

"Kalian sudah bukan remaja yang baru pubertas lagi kan?"

Mendengarnya semua orang di sana semakin geram, pemuda ini memang paling tahu bagaimana cara membuat lawan bicaranya tersulut emosi.

"Aku sudah selesai menghitung jumlah kalian. Sekitar lima puluh tiga kan?"

Mata semua orang terbelalak saat itu juga.

"Apakah tebakanku benar?"

Semua orang mempertanyakan kapan pemuda tersebut selesai menghitung. Mereka yakin bahwa Zhen Liang telah diam-diam menggunakan energi untuk melakukannya.

Tapi pertanyaannya sekarang, kapan pemuda itu melakukannya?

Semua orang tidak ada yang terganggu bahkan merasakan sebuah energi yang keluar darinya. Kecuali jika orang tersebut seorang senior dan ahli yang berdiri di puncaknya, maka apa yang dikatakan adalah kebenaran.

Jika Zhen Liang sungguh mampu melakukannya dan karena mereka tidak dapat merasakan energinya, bukankah itu menandakan bahwa perbedaan kemampuan mereka adalah sepuluh kalinya? Mereka berpikir jika Zhen Liang tidak mungkin sekuat itu.

"Sekarang berlututlah di hadapanku." Mata Zhen Liang perlahan menjadi dingin.

Tiba-tiba dia mengeluarkan gelombang aura dari kultivator, Tahap-Ahli.

"Hanya kultivator Tahap-Ahli saja, begitu sombong?"

"Bocah kau akan merasakan akibatnya karena telah meremehkan kami lebih jauh!"

"Tidak bisa dipercaya, salah satu pemimpin kita mati karena melawan bocah ini!"

"Aku? Berlutut?! Uhhh--"

Anehnya, semua orang seketika berlutut di atas tanah dengan energi tekanan dari Zhen Liang. Padahal mereka semua adalah kultivator yang berada di Tahap-Ahli sejajar dengan pemuda di hadapannya atau di bawahnya sedikit.

Mereka mendongak dan menemukan pemuda yang memberikan seringai menakutkan.

"Aura Tahap-Ahli saja sekuat ini?!"

Mereka berteriak hal yang sama di dalam hati mereka.

\=\=

Ps. Aku? Berlutut? Dingin... Tetapi tidak kejam... Awokawokawok :D

1
Azekkin Ajah
They think we've game over, but the game is never over...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!