NovelToon NovelToon
Tuan Kuda Laut & Nona Ikan Guppy

Tuan Kuda Laut & Nona Ikan Guppy

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Cintamanis / Murid Genius / Angst
Popularitas:19.8k
Nilai: 5
Nama Author: yellowchipsz

Di sekolah, Dikta jatuh hati pada gadis pengagum rahasia yang sering mengirimkan surat cinta di bawah kolong mejanya. Gadis itu memiliki julukan Nona Ikan Guppy yang menjadi candunya Dikta setiap hari.

Akan tetapi, dunia Dikta menjadi semrawut dikarenakan pintu dimensi lain yang berada di perpustakaan rumahnya terbuka! Pintu itu membawanya kepada sosok gadis lain agar melupakan Nona Ikan Guppy.

Apakah Dikta akan bertahan dengan dunianya atau tergoda untuk memilih dimensi lain sebagai rumah barunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yellowchipsz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Izin Mencintai Dikta

...٩꒰。•‿•。꒱۶...

...𝙏𝙐𝘼𝙉 𝙆𝙐𝘿𝘼 𝙇𝘼𝙐𝙏 & 𝙉𝙊𝙉𝘼 𝙄𝙆𝘼𝙉 𝙂𝙐𝙋𝙋𝙔...

...© Yellowchipsz...

...—Haruskah aku meminta izin untuk mencinta?—...

...꒰✩'ω'ૢ✩꒱...

"Kalau aku nggak bisa kembali sama kamu, Jun?"

"Dikta akan kuhancurkan dengan cara apa pun," ancam Arjuna berjalan mundur, perlahan berbaring kembali ke singgasananya yang empuk.

"Kamu aja kalah sama pukulan Dikta. Gimana bisa menghancurkannya? Wleee!" ledek Saila tak percaya.

Arjuna sebal mendengarnya, tapi dia tak mau kalah untuk berikutnya. "Kamu nantang? Jangan salahin aku kalau udah serius bertindak. Mulai sekarang Dikta dalam pengawasanku karena kamu sendiri yang mancing aku buat mencampuri hidup dia!"

Saila tidak tenteram mendengarkan ancaman Arjuna itu. Namun, dia ingin mengambil kesempatan karena sudah diizinkan untuk berhubungan lebih dengan Dikta. Dipikir Saila, Arjuna tak mungkin berani menyakiti Dikta. Semoga itu hanya bualan.

"Setuju, kan?" tanya Arjuna menanggapi diamnya Saila. "Kalau nggak mau dia kenapa-kenapa, cukup peduli sama aku dan kembali ke IPA Satu."

"Aku mau sama Dikta," ucap Saila yang sudah membulatkan tekadnya. "Aku akan menyatakan rasaku."

Arjuna mengeluh kesal cukup lama, menjambak rambut depannya frustrasi. "Kamu seyakin itu, Saila? Apa Dikta bisa menjamin kamu bahagia? Dia belum tahu sepenuhnya tentangmu! Aku cuma bisa sama kamu, selama ini aku nggak ada peduli sama cewek lain. Apa kamu yakin Dikta akan sesetia itu sama kamu, seperti yang kulakukan?"

Bungkam menyelimuti Saila sesaat.

Arjuna terpancing membahas hal lebih dalam tentang Dikta. "Saila, kamu harus tahu sesuatu. Dikta itu punya nenek yang nggak bisa bicara dengan lancar. Bi-su! Apa kata mamamu nanti? Apa keluargamu akan menerima Dikta semudah itu? Jujur, kuakui Dikta punya abang yang hebat, tapi nasib nggak bagus terjadi pada keluarga itu. Abang kebanggaan Dikta udah nggak ada."

"Aku udah tahu tentang nenek," jawab Saila santai. "Aku juga yakin kalau mama dan abangku nggak memandang rendah hal itu! Kalau tentang abangnya Dikta..., aku yakin Dikta juga bisa membuat neneknya bangga. Dikta akan hebat seperti abangnya!"

Arjuna hampir tak selera bicara saat melihat ekspresi Saila yang sangat meninggikan kondisi keluarga Dikta. "Udahlah, Saila! Kamu belum kenal sifat asli Dikta, juga dia belum tentu bisa sabar ngehadepin kamu yang nakal!"

"Lebih nakal mana, aku atau kamu yang berkomplot dengan geng Skull?" tantang Saila merengut.

"Bruno bisa kumanfaatkan menjadi kaki-tanganku. Kamu nggak usah risau tentang itu," bantah Arjuna tak ingin ditentang atas keinginannya.

"Kaki-tangan yang membunuh Lingga," tambah Saila menakuti lagi.

Arjuna kembali cemas. Seribu kali dia bertanya tentang keadaan Lingga pun tak dijawab Saila dengan jelas.

"Juna, aku mau hp-ku kembali," pinta Saila menengadahkan tangan kanannya.

"Hp-mu di bawah bantalku, ambil sendiri kalau bisa," jawab Arjuna yang berbaring santai di ranjangnya.

"Kembaliin!" pinta Saila masih berdiri di tempat.

Arjuna tak memedulikan.

Saila pun nekat memasukkan tangannya ke balik bantal besar yang sedang ditindih Arjuna. Dia berhasil menyentuh benda yang diyakini adalah smartphone. Namun, dengan kejut Arjuna menarik pinggang ramping Saila sampai gadis itu terjerembap ke pelukannya.

Tubuh Saila tiarap bebas di atas badan Arjuna sampai mendengar detak jantung kencang itu. Saila ingin segera beranjak, tapi kedua lengan besar Arjuna memeluk erat tubuhnya.

"Juna, lepas!" mohon Saila kejerihan dipeluk.

"Ingat waktu kecil, kamu malah mau pelukan sama aku kayak gini lama-lama," kata Arjuna mengingatkan memori masa lalu mereka. Dengan paksa, Arjuna berhasil mencium kening Saila cukup lama.

Saila memalingkan muka dengan kuat sampai ciuman dari Arjuna untuk keningnya terhenti. "K-kita bukan anak kecil lagi," terang Saila kembali menatap muka bersemu Arjuna yang ada di bawahnya.

Arjuna menyisir rambut depan Saila menggunakan jemarinya sampai membentuk poni. "Kenapa jadi malas pakai poni? Jangan pamerkan jidatmu kecuali untukku. Di sekolah, aku kecewa melihatmu pamer di hadapan Dikta. Kamu punya aku, semua yang ada padamu itu milikku."

Saila ciut mendengar hal itu. Ini salah satu hal yang membuat Saila kurang suka dengan peraturan Arjuna, yaitu Saila harus selalu tampil dengan poninya. Padahal, Saila ingin bebas bergaya, tapi Arjuna terlalu banyak membatasi seni tubuhnya.

"Cium pipiku kayak dulu," pinta Arjuna yang sudah menyiapkan pipi kanannya di hadapan Saila.

"Nggak mau!" tolak Saila dengan pipi mengembung.

"Cepat lakukan, sebagai syarat kalau kamu mau bebas selingkuh sama cowok gila itu," pinta Arjuna menatap bibir ranum Saila. "Atau kecupan di bibir? Kita belum pernah mencobanya. Siapa tahu setelah ini, kamu sadar dan nggak akan ninggalin aku, Saila."

"Aku nggak ninggalin kamu. Kita masih bisa bertemu kayak biasa," kata Saila mencoba untuk meringankan kekhawatirannya karena sudah terlanjur menyakiti hati Arjuna.

"Kalau aku yang nggak sengaja ninggalin kamu?" tanya Arjuna dengan tatapan menyerah.

Seketika tubuh Saila merinding. Dia kembali terisak dan membaringkan kepalanya pada dada hangat itu.

"Jangan ngomong kayak gitu," mohon Saila pedih. Dibalasnya pelukan Arjuna yang mana diiringi usapan lembut dari cowok itu di kepalanya. "Maaf aku udah nyakitin kamu, Juna. Hatiku nggak bisa setia sama kamu. Aku Saila yang jahat. Harusnya, kamu membenciku."

"Nyatanya, kamu penyembuhku," hibur Arjuna berusaha mengalah demi keinginan Saila. Arjuna harus menyiapkan diri untuk lebih kuat melihat apa yang akan Saila perbuat kedepannya bersama ketua kelas 12 IPA Dua itu.

"Aku minta izin main sama Dikta. Main yang banyak. Boleh, ya?" mohon Saila membanjiri sweter Arjuna dengan linangannya.

"Pesanku, jangan lupa kembali sama aku," lirih Arjuna penuh harap.

"Juna bisa membuangku kalau hatimu udah terlalu luka," balas Saila menghapus bulir kecil di sudut mata Arjuna.

Mereka berdua saling bertatapan cukup lama sampai kedamaian hati kembali menguasai.

"Cium dulu," rayu Arjuna menunjuk bibir merah Saila.

Raut Saila kembali jengkel. "Aku harus pulang sebelum hantu Lingga datang menggigitmu!" sebalnya menepuk dada Arjuna.

"Astaga! Lingga beneran mati???" tanya Arjuna tak tenang kembali.

Saila sekuat mungkin melepaskan diri dari dekapan Arjuna. Dia juga berhasil mendapatkan smartphone-nya dari bawah bantal. "Tunggu sampai grup sekolah ramai membahas tentang Lingga! Semoga tidur nyenyak!"

Arjuna semakin gelagapan mendengarnya. Ketakutannya bertambah saat Saila dengan gencar keluar dari kamarnya. "S-saila, jangan pulang dulu!"

Saila sudah keluar dari kamar Arjuna sambil menutup rapat pintu. Dia tersenyum puas mendapati smartphone-nya kembali dalam pelukan. Lekas ia menciumi layar yang berhiaskan wallpaper potret kembarannya—cowok berhoodie navy.

"Muuuach! Hihi!" tawa Saila gemas, rindu sosok tampan yang berusia lebih tua sekitar tiga tahun, tapi seiras dengannya.

"Semoga punya waktu libur ya, biar bisa balik ke rumah bentar aja. Mau minta gendong!" Saila bermonolog dengan potret itu sembari menuruni anak tangga.

Sementara itu, Arjuna yang gelisah di singgasananya bersegera menelepon Bruno.

📞 "Halo. Kenapa lagi, Jun?"

"Gue nggak tenang ini! Saila bicara tentang Lingga, tapi firasat gue nggak bagus! Kita harus pikirkan rencana, sebelum grup sekolah ramai membahas tentang Lingga!" terang Arjuna gugup.

📞 "Lo jangan panik gitu, Anjir! Gue juga takut, nih!"

"Semua ini gara-gara lo, B*go! Gue nggak nyuruh lo nyiksa Lingga segila itu!" marah Arjuna engah.

📞 "Salah lo nyuruh gue! Udah tahu gue nggak bisa ngontrol emosi soal Lingga!"

"Gue punya rencana," kata Arjuna mendapat ide.

📞 "Apa?" tanya Bruno risau.

"Seperti kabar yang kita tahu, Dikta dan Lingga sempat berkelahi di kelas sampai lengan Lingga cedera. Lo tahu apa maksud gue, kan?" seringai Arjuna.

📞 Bruno terkekeh seolah mendapat pencerahan atas kepanikannya, "Mengkambinghitamkan Dikta?"

Bersambung … 👑

1
youryaya 🦕
ANJMMMMM GA YA!!!!! 😡😡😡😡😡😡😡😡😡😡 ITU GA AKAN TERJADIIII
youryaya 🦕
mampussss aja dah lu brunooooo😤😤😤😤
youryaya 🦕
GANTENG BANGET WALLPAPER FOTO PAKE HOODIE, INI ABANGNYA SAILAAAA KAN HUAAAAA😭😭😭😭😭😭😭😭🤸🏻‍♀️🤸🏻‍♀️🤸🏻‍♀️🤸🏻‍♀️🤸🏻‍♀️🤸🏻‍♀️🤸🏻‍♀️💜💜💜💜💜💜💜
youryaya 🦕
HAHAHAH RASAKAN LO JUN, TAKUT KAN😈😈😈
youryaya 🦕
sini kukasih vantattt panci🌝🌝🌝😭😭😭😭
youryaya 🦕
why why why tolonggggg😭😭😭😭😭😭
youryaya 🦕
astaga sampe disebut selingkuh🙂🙂🙂 pdhl lu cuma dianggap sahabat sama saila
youryaya 🦕
Saila jadi ga bebas bergaya karena kamu Jun😭😭😭😭😭 serah saila lah mau pake poni apa ga
youryaya 🦕
kalian bukan anak kecil lagi🌝🌝🌝😭😭😭😭😤😤
youryaya 🦕
ASTAGA JUNAAA🙈🙈🙈🙈
youryaya 🦕
kotor amat kaki tangannya 😒😒😒😒😒
youryaya 🦕
ya ampun 😫😫😫😫😤😤😤😤😤😤 dikta pasti bisaaaa jadi orang hebat
youryaya 🦕
sudah waktunya Saila utk mengaku dan menyatakan rasa pada dikta 😭😭😭😭😭✨✨✨
youryaya 🦕
bener kata Sailaaa😭😭😭🤣🤣🤣🤣
youryaya 🦕
hihhh jahatnya 😕😕😕 tp gakan mungkin kamu bisa hancurin dikta, Jun😝😝😝
youryaya 🦕
tidaaaaaaa perlu, cintailah sesuai pilihanmu🥺🥺🥺🥺🥺
youryaya 🦕
yeyeyey update lagiii💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻✨✨✨
chiaa🐤
WOI HAHAHA 😭😭
youryaya 🦕
TOMBOL NEXT 😚😚😚😚▶️▶️▶️
youryaya 🦕
derita juna lah itu😫😫😫😵😵😵😵
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!