NovelToon NovelToon
Antasena Pendekar Tanpa Tanding

Antasena Pendekar Tanpa Tanding

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Spiritual / Perperangan / Ilmu Kanuragan / Kultivasi Modern / Penyelamat
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: kelana syair( BE)

Pengembaraan seorang pendekar muda yang mencari para pembunuh kedua orang tuanya.Ia berkelana dari satu tempat ketempat lain.Dalam perjalanannya itu ia menemui berbagai masalah hingga membuat dirinya menjadi sasaran pembunuhan dari suatu perguruan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pertaruhan di hutan bag 3

"Sialan rupanya anak itu ada di sana, " ucap Praja begitu mendengar teriakan suara dari Sani. Ia pun segera berkelebat menuju ke tempat Sani berada.

Sementara itu Sani mencabut anak panah yang menancap di kaki kirinya.Dan darah pun langsung mengucur deras disertai dengan rasa sakit yang luar biasa biasa begitu panah itu berhasil ia cabut .

Antasena menatap tajam pada orang yang di hadapannya itu, sambil menyiapkan kembali anak panahnya.Ia merasa sangat geram mendengar kata kata Sani tadi,yang mengatakan kalau ibunya telah tewas di tangan temannya itu.

"Orang macam kalian tidak pantas untuk di biarkan hidup,"ucap Antasena dengan segera menarik tali busurnya.

"Terima ini hiyaat...!!! "

Anak panah pun langsung meluncur dari busurnya kearah sani yang berjarak sepuluh meter  darinya .Weeees....! anak panah itu meluncur cepat .

Tidak mau dijadikan sasaran dua kali oleh anak panah itu Sani segera mengarahkan pedangnya untuk menghalaunya. Traap anak panah itu berhasil ia tangkis sampai terpotong menjadi dua.

"Aku ingin tahu apakah kau masih bisa menghalau anak panah ku yang kedua  orang jahat. " teriak Antasena dengan segera menyiapkan kembali anak panahnya.

Anak panah yang kedua pun langsung meluncur ke arah Sani weeees.... dan gerakan anak panah ini lebih cepat dari yang pertama.

Dengan pedangnya Sani berusaha menghalau anak panah itu,namun sayangnya anak panah itu meluncur lebih cepat dan tidak beraturan sehingga anak panah tersebut gagal untuk di halaunya weeees...!!! kress...!!!

Sani pun langsung muntah darah begitu anak panah itu tepat menancap di tengah dadanya.

 Aaaaah...! Bruuuk...! Sani pun roboh seketika dan nyawa lepas dari badannya.

"Bangsat...beraninya kau membunuh murid semeru!! " teriak Praja begitu melihat Sani telah tewas.

"Kau  harus mati di tangan ku anak iblis !" Teriak Praja dengan kalap.

"Kaulah yang harus mati di tangan ku orang orang semeru ,karena sudah berani menyakiti Ibu ku, " ucap Antasena sambil mengepalkan tangannya.

Praja yang sudah sangat marah itu langsung  menyerang Antasena yang ada di hadapannya dan pertarungan pun tak terhindarkan lagi.

Di tempat lain pertarungan Nyai Damah dan Jaran Kempong masih berlanjut.Jaran Kempong  mengerahkan seluruh kemampuan yang dimilikinya untuk dapat keluar sebagai pemenang dalam pertarungan itu.Dendam yang berkobar di dalam hatinya membuat pria setengah baya itu terus menyerang nyai Damah secara membabi buta dan tanpa perhitungan.

Dengan jurus pedang semeru andalannya ia menyerang nyi Damah habis habisan.Sambaran pedangnya mengandung hawa membunuh yang begitu kuat.

Wuus... wuss... wuss...!! kilatan pedang jaran Kempong menghujani nyai Damah tanpa ampun. Tapi serangkaian serangan yang Jaran Kempong lancarkan itu masih belum mampu untuk menjangkau tubuh wanita tua yang menjadi lawannya itu.

"Bangsat ! Bagaimana dia bisa menghindari seluruh serangan ku, " ucap Jaran Kempong dengan nafas terengah-engah.

"Hehehe...! Jurus pedang semeru memang hebat tapi karena kau belum menguasainya dengan sempurna ,jurus itu tidak berarti apa-apa dihadapanku Jaran Kempong, " ucap Nyai Damah dengan suara tertawa mengejek.

"Hai Tirani kau boleh tertawa sepuasmu, meskipun hari ini mungkin aku mati ditanganmu, tapi kau jangan senang dulu.

Sebab sebelum aku kesini  aku sudah berpesan kepada murid yang lain, jika aku tidak kembali ke perguruan Semeru  dalam waktu lima hari berarti aku sudah mati di tangan sepasang iblis pencabut nyawa.Dan  melaporkan hal ini kepada guru ku Nyai Langsang  dan guru Pramagara, untuk mengirimkan pasukan yang lebih kuat kemari, "ucap Jaran Kempong,menjelaskan babak baru kepada Nyai Damah. 

Nyai Damah terbelalak mendengar penjelasan dari Jaran Kempong itu, karena ia tahu betul kekuatan dua tokoh perguruan semeru itu.Jika kedua orang itu benar datang berarti dirinya harus bertarung mati matian menghadapinya.

"Kurang ajar kau Jaran Kempong hari ini juga kau harus segera mati di tangan ku ! "

Hyatt..!! Wuss..!! Sebuah pisau meluncur deras ke arah Jaran Kempong.

Jaran Kempong yang sudah tahu keampuhan jurus itu segera menajamkan panca inderanya dan memegang erat pedang di tangannya.

Traang.... pisau itu pun berhasil ia tangkis, sampai membuat pisau tersebut terpental.

"Kau kira sudah lepas dari jangkauan serangan jaran Kempong, " ucap Nyai Damah begitu melihat serangannya mampu dipatahkannya.Ia pun langsung menyerang Jaran Kempong kembali dengan pisaunya.

Tapi pada serangan kali ini Nyai Damah meluncurkan lima pisau sekaligus ke arah Jaran Kempong, wuus... wuss... wuss..! Lima pisau itu meluncur begitu deras dengan  membentuk garis lengkung yang mengarah kepada Jaran Kempong.

Traaang.... traaang...! Jaran Kempong memainkan jurus pedang semerunya untuk  menghalau pisau pisau itu.

Dua buah pisau dapat ia tangkis  dengan tepat tapi sayangnya giliran pisau yang ketiga,keempat  dan kelima tidak bisa ia halau karena pergerakannya yang sangat sulit diikuti oleh mata.

kress... kress... kress.. !

Akhirnya pisau pisau bila pun menancap dua di dadanya dan satu lagi di dahinya, membuat Jaran Kempong pun langsung roboh seketika.

"Orang orang semeru cepat atau lambat pasti akan segera datang kemari, aku tanya khawatir jika Antasena juga ikut menjadi korban, " ucap Nyai Damah Sambil melangkah ke arah Jaran Kempong yang telah tewas untuk mengambil kembali pisaunya.

"Hampir lupa bagaimana kabar anak itu sekarang, " ucap Nyai Damah segera mencabut pisau pisaunya dari tubuh Jaran Kempong. Setelah itu berkelebat untuk mencari keberadaan Antasena.

Sementara itu di tengah hutan yang sunyi pertarungan Antasena dan Praja telah di mulai.Dengan pedangnya di tangannya Praja berusaha menusuk dan menebas Antasena.Walaupun belum sepenuhnya menguasai seluruh ilmu yang Nyai Damah dan Ki supa tapi Antasena mampu mengimbangi Praja yang merupakan pendekar tingkat menengah itu. Antasena bergerak ke kiri dan ke kanan berusaha menghindari sabetan pedang Praja itu.Pemuda berumur dua puluh tahun itu terlihat begitu cekatan menghadapi gempuran gempuran ganas dari Praja.

Antasena yang bersenjatakan pisau kecil terus menghindar dan berusaha mengambil jarak dari Praja.Karena dengan jarak jauh barulah ia bisa menyerang Praja dengan anak panahnya.

Namun niat Antasena itu seakan dapat dibaca oleh Praja, pria setengah baya itu terus menempel Antasena dengan ketat tidak ingin membiarkannya lolos dari serangannya.

Serangan Praja semakin lama semakin bertambah gencar, sambaran pedangnya begitu cepat dan kuat mengincar tubuh Antasena.

"Anak bangsat  sampai kapan kau bisa menghindar dari serangan ku hah..! " teriak Praja dengan tidak mengendurkan serangannya.

Menghadapi serangan yang sangat gencar dan buas itu Antasena segera melompat ke belakang. Wuss.. traap..! Ia berhasil mengambil jarak lima meter dari Praja.

Namun Praja dengan cepat melompat menyusulnya dengan pedang terhunus. Tidak ingin dijadikan sasaran oleh pedang pria yang tidak dikenalnya itu Antasena langsung melompat menggunakan ilmu ringan tubuhnya.

"Mau lari kemana kau anak bangsat! " teriak Praja ketika melihat Antasena berusaha kabur darinya.

Ia pun langsung berkelebat mengejar Antasena dengan ilmu ringan tubuhnya.

Antasena mempercepat gerakannya dan kemudian mendarat lalu dengan cepat menyiakan anak panahnya.

"Mau lari ke mana sekarang kau. .! " teriak Praja ketika melihat Antasena berhenti.

"Aku tidak akan kemana mana biadab, " Jawab Antasena kemudian membalikkan badannya.

Praja sangat terkejut melihat Antasena sudah membidik dirinya dengan busur panahnya.

Hiaaat...! "wuss...! Antasena pun melepaskan anaknya ke arah Praja yang sedang menuju ke arahnya.

" Bangsat "maki Praja.Begitu melihat Anak panah itu meluncur ke arahnya.

Hiiiat...! praak..! anak panah yang Antasena lepas kan itu berhasil Praja tangkis dengan pedangnya.

"Sialan padahal aku sudah membidiknya dengan tepat, " ucap Antasena, menyia nyiakan anak panah satu satunya.

"Terimalah kematianmu anak iblis hiasan...!! Praja yang datang dari arah depannya itu mengangkat pedangnya tinggi tinggi untuk membunuh Antasena.

Kress.... kress...!!!

Aaaaah....!! Bruuuk...... Praja pun langsung roboh setelah terkena serangan dari arah belakangnya.

"Ibu....!!!!" teriak Antasena langsung berlari ke arah Nyai Damah.

"Ibu tidak apa apa..?? " tanya Antasena.

"Harusnya Ibu yang bertanya seperti itu pada mu anak bodoh, " ucap Nyai Damah sambil memukul Kepala Antasena.

"Aku tidak apa apa Ibu lihatlah, " ucap Antasena.

"Baguslah, mulai sekarang kau harus berlatih dengan giat Antasena dunia ini kejam. Jika tidak bisa melindungi diri akan tertindas oleh yang kuat, " ucap Nyai Damah.

"Orang orang itu sebenarnya siapa Ibu, kenapa mereka dengan tiba-tiba ingin membunuh kita berdua? " tanya Antasena.

"Ayo kita pulang, nanti aku ceritakan pada mu. " ucap Nyai Damah.

Karena hari sebentar lagi malam Antasena dan Ibu asuhnya itu pun bergegas meninggalkan hutan itu

1
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
Zainal Arifin
lanjutkan
Redy Ryan Little
Bagus
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Muantebz
ria
lanjutkan
ria
lanjutkan maju terus
ria
maju
ria
semangat
ria
lanjutkan
ria
mantap
ria
maju terus
ria
lanjutkan
yun
mantap semangat dan lanjutkan
yun
lngsung kam
yun
semangat
yun
maju terus
yun
lanjutkan
yun
maju trus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!