*Terdapat kekerasan di novel ini harap pandai dalam memilih bacaan.... Terima kasih.
Lian Arkana, pemuda yatim piatu yang harus berjuang dari kemiskinan untuk menghidupi dirinya dan adiknya.
Bullyan serta hinaan tak lepas dari Lian, tetapi dia memiliki 1 sahabat yaitu seorang gadis yang selalu melindunginya dari bullyan.
Gadis itu merupakan primadona sekolahnya, banyak orang yang mengaguminya termasuk Lian sendiri.
Namun suatu kejadian Lian dibully habis oleh temannya karena cemburu melihat kedekatan Lian dengan gadis yang disukainya.
Saat dia akan menyerah, sebuah Sistem muncul yang akan membantu nya menjadi yang terkuat dan terkaya didunia dan juga dibalik persahabatan mereka, gadis itu memiliki rasa yang terpendam terhadap Lian.
Apakah Lian dapat membalaskan dendam nya dan menjadi yang terkuat? Dan apakah Lian dapat memenangkan hati gadis yang dia sukainya dan juga melindungi adiknya?ikuti kejutan yang menanti dalam alur cerita ini !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryoo_Zan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 32
" Tinggal disini? " Tanya Tania kembali.
Rani mengangguk dengan ragu dan mulai menceritakan awal mula pertemuan nya dengan Lian, dari pertemuan dikamar hingga Lian yang meminta Rani untuk tinggal bersamanya.
Tania terkejut dengan cerita Rani, sungguh kasihan nasibnya, ternyata ada orang yang lebih menderita dibandingkan dirinya dulu.
" Sekarang kamu sudah aman, karena pasti kakak akan menjaga siapa saja yang berada di naungannya " Ucap Tania yang mencoba menghibur Rani.
Rani mengangguk sebagai jawaban, hatinya tiba tiba merasakan sesuatu yang nyaman bersama dengan keluarga barunya.
" Terima kasih.... Aku tak tau harus bilang apa, aku hanya orang asing disini tetapi kalian sudah menganggap ku sebagai keluarga " Ucap Rani terharu.
" Gak apa apa, dulunya kak Rey juga adalah orang asing tetapi karena sudah nyaman, dia mulai menunjukkan watak aslinya yang merupakan pelawak di mansion ini, bener kan kak Rey? " Tania menoleh kearah Rey dengan kedua alis yang naik turun.
Lian sekali lagi hanya menahan tawa yang melihat wajah Rey yang sudah kusut seperti kain lap.
Rey hanya menatap malas kakak dan adik itu " Ck, gw lagi yang di omongin "
" Hehe.. maaf kak, Tania bercanda aja kok, nanti Tania kasih sesuatu deh ke kak Rey " Ujar Tania
Seketika wajah Rey langsung sumringah " Benar ya Tania awas kalo bohong " Jawab Rey dengan antusias.
Rani hanya terkekeh kecil melihat percakapan Tania dan Rey.
" Oh iya kenalin aku Tania putri lestari " Ucap Tania mengulurkan tangannya.
Rani tersenyum " Aku Rani Oktavia, salam kenal ya Tania " Jawabnya dengan tulus.
" Yeay... Aku punya adik " Ucap Tania senang
" Dia kakak mu Tania, dia lebih tua setahun sama kamu " Timpal Lian.
" Yahh... padahal Tania mau coba jadi kakak " Jawab Tania kecewa.
Rani yang mengerti perasaan Tania menghampirinya " Kamu bisa menganggap ku sebagai adikmu saat di mansion tapi kalau di luar aku yang jadi kakak, gimana setuju? "
Tania menatap Rani dengan mata berbinar " Benera? " Tanya nya antusias.
" Iya aku gak bohong sama kamu kok " Jawab Rani.
" Yeayy!... makasih Rani "
" Sama sama "
Lian merasa tersentuh melihat mereka yang sudah menerima satu sama lain.
" Ayo kita kebawah, yang lain sudah menunggu kita " Ajak Lian.
Mereka semua mengangguk dan berjalan keluar dari ruangan kerja Lian.
" Yang mulia, apakah kami semua akan terus bersembunyi dari keluarga anda? Karena kami ingin menjaga mereka " Ucap Morvain dibalik bayangan Lian.
" Beri aku waktu, jangan terburu buru Morvain, mereka akan takut jika aku langsung mengeluarkan kalian semua " Jawab Lian.
" Baik yang mulia, kami akan menunggu perintah mu " Ucap Morvain.
Lian mengangguk sebagai jawaban dan melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti saat Morvain berbicara dengannya.
" Lian, lo kenapa diem ae? " Tanya Rey penasaran.
" Gw merasa ada barang tertinggal di ruang kerja, tapi kayaknya aman semua " Jawab Lian berbohong.
" Dimana Tania dan Rani? " Tanya Lian.
" Mereka duluan kebawah, gw sengaja nungguin lo " Jawab Rey.
" Yaudah lewat tangga aja, lama nungguin lift ke atas " Ucap Lian yang diangguki oleh Rey tanda ia setuju.
Lian dan Rey berlari kecil menuruni anak tangga, karena jam sudah menunjukkan pukul 5.25 pagi takutnya mereka sudah menunggu lama.
Singkatnya Lian dan Rey sudah berada di lantai 1, dan benar semuanya sudah menunggu mereka dibawah.
" Ckk, lama bener gw udah nunggu lo berdua dari abad pertengahan " Kesal Manuel yang sudah menunggu sahabat dan saudara 30 menit lebih.
" Hahahahha... Mata lo kenapa nuel? Kayak panda aja hahahaha " Tawa Rey yang melihat mata manuel yang menghitam.
" Gw gak bisa tidur, nih bocil gak bisa tidur jadi ke kamar gw, gw mau tidur nih anak malah ngomong terus gak ada end nya " Jawab Manuel.
" Hehe.. Ya maaf kak, rame banget kalo sama kak nuel " Ucap Tania sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
" Udah lah ayok makan, keburu dingin nanti " Timpal Queen.
Semua hanya mengangguk patuh kepada bu bos mereka, kalau sudah dalam mode serius gak bisa di bantah lagi alias no counter.
" Queen, aku bakal sekolah minggu depan " Ucap Lusi.
" Bareng sama Rey dan nuel? " Tanya Queen memastikan.
" Iya, aku, hana dan duo maut itu akan bersekolah minggu depan " Jawab Lusi dan Queen mengangguk sebagai jawaban.
Lusi menoleh kearah gadis yang duduk disebelah Tania karena dia belum pernah bertemu dengannya.
" Siapa gadis imut ini? " Tanya Lusi kepada Rani.
" Aku Rani kak, adik dari kak Lian " Jawab Rani.
Lusi menoleh kearah Lian " Kamu punya adik selain Tania? " Tanya Lusi.
" Aku akan merawatnya jadi aku akan mengangkat nya menjadi adik angkat ku " Jawab Lian dingin.
Lusi hanya mengangguk mengerti dan menoleh kembali kearah Rani " Halo Rani, kenalin nama kakak Lusi " Ucap Lusi.
Rani tersenyum manis kepada Lusi yang membuat Lusi gemas dengannya.
' Benar yang dikatakan Tania, semua yang disini saling menjaga dan baik hati ' Batin Rani yang bahagia.
Lian hanya tersenyum tipis mendengar isi hati Rani, selain pikiran ternyata skil tersebut bisa digunakan untuk mendengarkan suara hati seseorang.
' Lumayan berguna, gw kira gk akan berguna kalau hanya pikiran saja yang dibaca ' Gumam Lian dalam hati.
Sarapan pun dimulai, mereka memakan sarapan dengan damai dan tenang sesekali obrolan ringan hingga candaan dari duo maut mampu membuat meja makan itu menjadi bukti kehangatan keluarga.
15 menit telah berlalu, Lian dan lainnya sudah menyelesaikan sarapan pagi mereka.
( Mendapat transfer 200 triliun dari Herman Fiansyah )
Rey dan Manuel yang berada di dekat Lian dan mendengar notifikasi handphone membelalakkan mata mereka.
" Brother, gw gak salah denger kan? 200 triliun? Lo kerja apa ampe bisa dapat 200 triliun? " Tanya Manuel penasaran.
" Gw jadi pemegang saham 60% dari tambang Livega " Jawab Lian datar.
" Hah?! Tambang Livega! "
" Ck, berisik lo berdua, torek telinga gw " Kesal Lian.
" Sorry bro, gw kaget bener sumpah dengar tambang terbesar itu " Ucap Rey cengengesan.
Lian hanya menghela nafasnya, namun tiba tiba handphone Lian berdering yang menandakan sebuah panggilan.
Tanpa banyak waktu, Lian mengangkat telepon tersebut.
" Dengan siapa? " Tanya Lian dingin.
" Halo tuan muda, saya Herman Fiansyah, yang mentransfer profit bulanan anda tuan, apakah sudah masuk ke rekening anda? " Tanya Herman.
" Yang 200 triliun? "
" Benar tuan, 200 triliun "
" Iya sudah masuk ke rekening bank saya "
" Syukurlah, baik tuan saya izin pamit undur diri karena ada pekerjaan lain yang harus saya kerjakan "
Lian hanya berdehem sebagai jawaban, dan Herman pun menutup telepon tersebut.
" Gw mau berangkat sekolah dulu, udah jam 05.30 " Pamit Lian kepada duo maut itu.
" Oke, lo gak usah khawatir sama Tania dan pendaftaran Rani, gw akan urus " Ucap Rey.
" Gw curiga lo penyuka anak kecil Rey " Timpal Manuel.
" Gak lah, amit amit gw jadi p3do, gw mau ngejaga adik adik nya si bos aja gak lebih " Jawab Rey.
" Terserah lo, gw cape mau turu gara gara kemarin bolak balik ke kota B " Ucap Manuel yang beranjak dari sofanya dan berjalan ke arah lift.
" Gak ada yang nanya! " Teriak Rey.
Manuel menghiraukan teriakan Rey, dan masuk kedalam lift tak lupa memencet tombol ke lantai kamar Manuel berada.
Lian pun juga melakukan hal sama, dia beranjak dari sofa sambil menenteng tas sekolahnya dan berjalan pergi meninggalkan Rey sendiri di ruang tamu.
" Nahh... Saat nya ke bioskop nonton one piece, yang lain udah pada tamat nonton nya, lah gw belum gegara jadi babu si daniel "
Disaat Rey mau berjalan pergi ke bioskop mansion Lian, sebuah suara memanggilnya.
" Kak Rey! " Panggil Tania yang berlari ke arah Rey.
Huhhhh
Rey menghela nafasnya dan membalikkan badannya kearah Tania.
" Jangan lari lari Tania " Sahut Rey yang menangkap tubuh kecil Tania.
" Hehe.. kak Rey ayo main sama kita " Ucap Tania yang langsung menarik tangan Rey dan juga Rani pun ikut menarik tangan Rey.
Rey hanya mendesah pelan, pasti dia akan dijadikan kelinci percobaan oleh dua bocil itu.
' Satu aja udah nyusahin, apalagi kalo dua ' Batin Rey yang hanya bisa pasrah.
*
Beralih ke Lian.
Lian kini sudah berada di depan mansionnya, dia mencari Queen yang katanya berada di taman bersama dengan Lusi.
" Sayang! " Panggil Lian setelah melihat Queen yang sedang duduk di kursi taman.
" Iya sayang! aku kesana! " Sahut Queen.
" Aku pergi ke sekolah dulu ya Lusi " Pamit Queen kepada sahabatnya.
" Iya, hati hati " Jawab Lusi.
" Kamu nanti duaan dong sama Rey, aduh jadi gak sabar nungguin endingnya " Bisik Queen pada Lusi.
Blushh
" Ihh.. Udah ah, sana pergi sekolah tuh sama Lian " Ucap Lusi dengan pipi memerah.
Lusi mendorong tubuh Queen agar cepat berjalan meninggalkan nya.
" Hahaha... " Queen tertawa melihat sahabatnya yang salah tingkah.
" Lo kenapa Lusi? Muka lo merah gitu, mau gw panggil Rey buat bawa lo ke rumah sakit " Tanya Lian, saat mereka berdua sudah
Lusi menggelengkan kepalanya dengan cepat " E-enggak kok panas aja cuacanya " Elak Lusi.
Lian mengangkat satu alisnya " Panas? bukannya kalian duduk di kursi taman teduh itu? " Tanya Lian keheranan.
" Aaa.. aku masuk kedalam aja " Ucap Lusi yang langsung meninggalkan Lian dan Queen.
" Hahahahaha " Queen tak bisa menahan tawanya.
Lian dapat membaca isi hati Lusi, dia hanya tersenyum tipis " Sebentar lagi Rey gak akan sendiri lagi " Gumam Lian.
" Ayo kita pergi sayang " Ajak Lian yang diangguki oleh Queen.
Mereka berdua berjalan menuju garasi, Lian mengeluarkan super car Lamborghini nya dari garasi.
Queen masuk kedalam mobil Lian dan tak lama Lian langsung menancap gas mobilnya ke sekolah GHS.
Vrummm
Vrummmm
...Bersambung.......
...****************...
hadiah perkenalan langsung 1 triliun.../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
kurang ini author
lagi seru ini mah!!!!
arkkk--!!!!