Penikahan yang seharusnya berjalan bahagia dan penuh dengan keharmonisan untuk sepasang suami istri yang baru saja menjalankan pernikahan, tapi berbeda dengan Evan dan dewi. Pernikahan yang baru saja seumur jagung terancam kandas karena adanya kesalah pahaman antara mereka, akankah pernikahan mereka bertahan atau apakah akan berakhir bahagia. Jika penasaran baca kelanjutannya di novel ini ya, jangan lupa tinggalkan komen dan like nya… salam hangat…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ciuman pertama untuk Evan dan dewi.
Melihat dewi yang terdiam Evan memberanikan diri untuk bertanya sekali lagi dengan dewi, dia ingin memastikan apa yang dia bilang benar benar akan di lakukan dewi bersama kekasihnya.
“Apa kamu akan berniat memberikan ciuman pertamamu untuk galih, sedangkan kamu tidak akan tahu apa galih benar benar akan menjadi pendamping hidupmu.”
Dewi menautkan kedua alisnya mendnegar penuturan Evan, dia tidak pernah berfikir sampai sejauh itu. Dewi tersenyum menyeringai sekali lagi, dia merasa senang melihat Evan tampak seperti orang yang tengah kawatir.
“Bisa jadi kak, tapi jika memang galih bukan jodohku. Aku tidak akan menyesal, karena aku sudah pernah merasakan yang namanya berciuman. Jadi jika aku memiliki pasangan nanti, aku tidak akan di bilang cupu.”
Dewi tersenyum membayangkan bagaimana rasanya berciuman dengan lawan jenis, rasa penasaran dewi semakin besar saat membayangkan teman temannya pernah melakukan dengan kekasih mereka masing masing. Sedangkan dewi belum pernah merasakannya, apalagi hubungannya dengan galih yang di bilang masih berjalan satu bulan.
“Apa kamu benar benar penasaran dengan bagaimana rasanya berciuman itu, hmm…”
Evan melihat wajah cantik dewi yang terlihat sangat penasaran, entah apa yang ada di pikiran Evan saat ini. Di dalam hati Evan rasanya dia tidak rela jika dewi menyerahkan ciuman pertamanya untuk kekasihnya, Evan melihat dengan tajam dewi yang terlihat tersenyum malu malu.
Dewi mengangukan kepalanya perlahan, Evan yang meliahat kejujuran dewi merasa geram, dia tidak menyangka jika dewi akan rela memberikan first kiss nya untuk galih.
Dengan secepat kilat Evan tiba tiba memajukan wajahnya dan dengan tangan kanannya tiba tiba menarik tengkuk dewi, dia menempelkan bibirnya ke bibir ranum dewi yang dari tadi sangat menggoda di pandangannya.
Evan melumat dan memainkan lidahnya di dalam mulut dewi, sedangkan dewi yang terkejut dengan kelakuan Evan memelototkan kedua matanya.
Merasakan dewi yang hanya diam, membuat Evan semakin memperdalam ciumannya. Dia melumat dan berulang kali menghisap bibir dewi yang terasa manis di mulutnya, rasanya Evan tidak ingin mengakhiri permainannya.
Dewi menepuk nepuk dada Evan saat dia merasa akan kehabisan nafasnya, merasa pukulan dewi semakin lemah dengan terpaksa Evan melepaskan tautan bibirnya dari bibir manis dewi.
Kedua tengah Evan memegang kedua pipi dewi yang terlihat memerah, entah karena malu atau karena marah dengan perlakuan Evan.
Terlihat kedua mata dewi tergenang oleh air mata yang mulai akan menetes, Evan tahu jika dewi akan menanggis. Dia juga merasa sangat bersalah dengan dewi, entah dia sendiri bingung dengan apa yang telah dia lakukan dengan dewi.
Perasaan tidak rela akan ucapan dewi membuat pikiran evan terasa kalut, perasaan takut dan perasaan ingin melindungi serta tidak ingin kehilangan membuat pikiran Evan tidak bisa berfikir dengan jernih.
“Maaf dewi maafkan kakak.”
Evan menempelkan keningnya ke kening dewi, dewi yang menanggis tersedu membuat Evan semakin merasa bersalah.
“Apa yang kak Evan lakukan, apa kakak tidak merasa bersalah dengan caca saat melakukan itu denganku.”
Mendengar ucapan dewi membuat Evan menghentikan gerakannya, dia menatap wajah cantik dewi yang sudah berlinang air mata.
“Maaf sayang, maaf… aku… aku tidak ingin kamu melakukannya dengan kekasihnya, aku… aku… sayang kamu dewi.”
Evan tiba tiba mengatakan isi hatinya yang selama ini dia pendam, rasa lega dan rasa takut akan penolakan dari dewi siap dia terima. Atau jika dewi marah dengannya atau sampai dewi akan memukulnya karena telah lancang menciumnya, maka akan dia terima denagn lapang dada.
“Apa rasa sayang kakak ke aku hanya sebatas adik dan kakak…?”
Ucapan dewi terdengar tidak jelas karena di iringi dengan sesenggukan karena dari efek tangisannya, Evan menggelengkan kepalanya cepat.
“Tidak… tidak dewi, rasa sayangku sama kamu bukan sebatas adik. Tapi rasa sayangku seperti sayangnya laki laki dengan wanita, aku cinta kamu dewi. Aku tidak ingin kamu di miliki oleh siapapun selain aku, aku ingin kamu hanya menjadi milikku.”
Dewi semakin histeris menanggis, rasanya dia baru saja mendapatkan jeckpot mendengar pernyataan cinta dari Evan. Tanpa Evan sadari bahwa selama ini dewi memendam perasaan cintanya sendiri untuk Evan, setiap mendengar Evan menghubungi caca dewi harus menahan rasa kesalnya.
Klimaksnya dewi terpaksa menerima pernyataan cinta galih, untuk bisa menghilangkan perasaan cintanya untuk Evan. Tapi rasa itu berakhir ketika ternyata Evan juga mencintainya.
Melihat dewi yang menanggis semakin keras membuat Evan semakin tidak tega, Evan semakin merasa bersalah dengan dewi. Dia pikir dewi kesal dan menyesal setelah mengetahui ternyata Evan mencintainya, Evan merasa jika dewi tidak mencintainya. Evan memeluk dewi dan mencoba menenangkannya.
Dewi yang sedikit sedikit bisa mengontrol emosinya, perlahan mulai berhenti menanggis. Evan yang merasa dewi sudah tenang mencoba melepaskan pelukkannya, tapi dengan cepat dewi mengentikan gerakan Evan.
“Kak… biar seperti ini dulu, aku ingin merasakan pelukan kak Evan.”
Dengan senang hari Evan kembali memeluk dewi, dia merasa sangat senang ternyata dewi merasa nyaman berada di pelukkanya.
“Kak…”
“Hmm…”
“Kakak tahu jika selama ini aku juga sayang dan cinta sama kakak.”
Mata Evan terbelalak sempurna mendengar ucapan dewi, ternyata selama ini dewi juga mencintainya. Perasaan Evan ternyata tak bertepuk sebelah tangan mendapati dewi membalas perasaannya, Evan mempererat pelukannya sekali lagi sampai dewi merasa sulit untuk bernafas karena ulah Evan.
“Kak… aku tidak bisa nafas, apa kakak mau membunuhku.”
Lirih dewi yang dapat Evan dengar dengan jelas, dengan segera Evan melepaskan pelukkannya dan menatap wajah sembab dewi. Dia mengusap air mata dewi dengan perlahan, dewi pun tersenyum malu malu karena tindakan Evan.
“Ternyata cinta ku selama ini tak bertepuk sebelah tangan, ternyata kamu juga mencintaiku dewi. Maaf kan aku selama ini telah membuat kamu sakit hati karena sikapku yang terlalu egois, maafkan aku kalau selama ini aku tidak menyadari perasaan kamu.”
Evan mencium kening dewi, senyum malu malu dari dewi dapat Evan lihat.
“Apa berarti kita resmi jadi sepasang kekasih mulai hari ini.”
Ucap evan dengan masih setia menatap dewi, dengan perlahan dewi mengangukan kepalanya. Dia tidak tahu harus mengatakan apa, hanya anggukan dan gelengan yang bisa dewi lakukan.
“Apa boleh aku menciummu seperti tadi sayang….”
Dewi mengangukan kepalanya, wajahnya tiba tiba memerah mendengar ucapan Evan. Dengan segera Evan kembali melumat bibir yang terlihat bengkak karena ulah Evan tadi, tapi mendapat persetujuan dewi Evan tidak mempedulikan bengkak di bibir dewi.
Tapi kali ini lumatan demi lumatan Evan lakukan penuh dengan kelembutan, tanpa membuat dewi merasakan kesakitan. Yang ada rasa nikmat yang dewi rasakan, Evan semakin mengeksplor mulut dewi denga lidahnya. Dewi yang mendapatkan pelajaran dari Evan, langsung membalasnya seperti yang Evan lakukan.