NovelToon NovelToon
I Need You Zian

I Need You Zian

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Zian jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis berwajah manis yang kemudian hari dia ketahui gadis itu bernama Alula. Kisah cinta nan manis pun terajut. Namun, sisi kelam kehidupannya Alula membuat Alula akhirnya memilih pergi tanpa alasan.
Lima tahun kemudian mereka dipertemukan kembali sebagai komandan Zian Wibisana dan Dokter Alula Putri Tanoe.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nggak Ada Akhlak

Zian langsung naik ke kamarnya setelah mencuci piring dan berteriak ke adiknya, "Jangan ganggu Kakak! Kakak mau bikin skripsi"

"Ish! Siapa yang mau ganggu?!" Sembur Zena dengan bibir mengerucut lancip.

Mamanya Zian hanya bisa mendengus geli melihat tingkah konyol anak-anaknya. Kemudian wanita cantik itu membuat kue bolu dan memasak untuk menu makan malam nanti. Suaminya meminta rendang jengkol sama ayam goreng.

Zian sampai di kamarnya dan saat dia melangkah ke pintu balkon, pemuda tampan berotak jenius itu sontak mengerem langkahnya dan mematung. Dia melihat Alula tengah menari disko dengan setelan baju senam. Lekuk tubuh Alula terlihat menggoda dan itu membuat darah Zian berdesir cepat dari ujung kepala sampai ke ujung kaki.

"Dia suka nge-dance ternyata. Keren juga gerakannya. Dan.......dan......tubuhnya yang kerempeng ternyata memiliki lekuk yang sangat indah" Zian lalu meraup wajahnya yang memanas, "F*CK! Otak Elo perlu disapu bersih nih Zian!"

Jantung Zian berdetak semakin kencang dan pemuda itu berbalik badan dengan sangat cepat saat dia melihat Alula hendak melepas atasan.

Zian kemudian terperanjat kaget dan hampir copot jantungnya saat dia melihat pintu kamarnya terbuka dan muncul adik perempuannya.

"F*CK!" Sembur Zian tanpa sadar saking kagetnya.

"Mama! Kak Zian berkata-kata kotor!" Teriak Zena.

Zian langsung melompat ke depan dan membungkam mulut adiknya lalu dia menarik adiknya keluar dari dalam kamarnya.

"Emm, emm!!!!" Zena berteriak dalam bekapannya Zian.

"Jangan ngadu ke Mama! Gue akan belikan kamu cokelat atau apapun yang Lo mau" Bisik Zian.

Zena mengangguk-angguk lalu Zian melepaskan bekapannya.

Kedua kakak beradik itu berhenti di pertengahan anak tangga dan Zena mendongak, "Kenapa muka Kakak merah banget? Kakak demam, ya?"

"Berisik! Turun sana! Kakak udah bilang jangan ganggu Kakak! Kakak mau ngerjain skripsi"

Zena mengerucutkan bibirnya dan berkata, "Siapa yang mau ganggu? Zena cuma mau nanya pr matematika. Nomer tujuh ini Zena nggak paham" Zenan menunjukkan halaman buku tugasnya yang berisi deretan soal matematika dari gurunya di depan Zian.

"Emm, Kakak sibuk" Lalu dengan cepat Zian menyeringai, "Apa kamu mau Kakak kenalin sama Kakak yang baru saja pindahan? Tetangga baru kita yang ada di depan rumah kita persis"

"Tetangga depan rumah?" Zena mengerutkan kening.

"Iya. Dia fakultas kedokteran. Dia satu kampus sama Kakak. Dia pasti pandai Matematika. Yuk, ke sana!" Zian membopong adik perempuannya dan menuruni anak tangga dengan senyum lebar dan penuh semangat.

"Hei! Kak! Turunkan Zena! Kita belum kenal sama tetangga depan dan emangnya Kakak kenal?" Pekik Zena sambil menggerak-gerakkan kedua kakinya.

"Sssttttt! Jangan banyak gerak! Jatuh nanti! Kakak kenal dan dia baik"

Zian menurunkan adiknya di lantai depan dapur saat dia mencium wangi sedap dari arah dapur.

"Sebentar!" Zian mengusap cepat pucuk kepalanya Zena yang sedang bersedekap merengut.

"Hufftttt! Dasar Kakak random" Sungut Zena.

"Mama masak apa?" Zian nongol di dapur.

"Masak bolu pandan kesukaan Papa dan kalian"

"Masak banyak apa nggak, Ma?"

"Lumayan. Kenapa emangnya?" Mamanya Zian menoleh ke belakang.

"Boleh minta sepuluh biji aja?" Zian nyengir di depan punggung mamanya.

"Untuk apa?" Mamanya Zian langsung menghadap Zian.

"Untuk dikasih ke tetangga depan. Zena minta diajari Matematika dan Zian banyak tugas dan harus ngerjain skripsi juga, jadi Zian akan antar Zena ke tetangga depan yang kebetulan teman satu kampusnya Zian, tapi dia anak kedokteran"

"Oh, boleh, boleh. Mama ambil wadah makanan dulu" Mamanya Zian bertepuk tangan sekali dengan senyum semringah.

Beberapa menit kemudian, mamanya Zian mengulurkan wadah makanan berisi dua puluh buah bolu pandan ke Zian, "Nih, Mama kasih dua puluh"

"Makasih, Ma" Zian mencium kening mamanya dengan wajah semringah.

Mamanya Zian mematung lalu mendengus geli sambil bergumam, "Tumben pakai cium"

"Ayo!" Zian menarik tangan Zena sambil mendekap wadah makanan berisi bolu pandan.

"Yakin kalau tetangga depan rumah kita mau ngajarin Zena Matematika?"

"Yakin"

Setelah menyeberang jalan yang tidak begitu lebar dan tidak begitu ramai, Zian mengetuk pintu, karena pintu gerbang depan tidak dikunci dia langsung saja masuk dan mengetuk pintu.

"Kak! Yakin, nih?" Zena mendongak untuk melihat wajah kakaknya.

"Ssstttt!" Sahut Zian.

Pintu terbuka dan pucuk dicinta ulam pun tiba, yang diharapkan Zian terjadi, Alula yang membukakan pintu.

"Kamu? Kamu stalker juga, ya?" Alula mengerutkan kening.

"Stalker?" Gumam Zena dengan kening berkerut.

"Eh! Hobi suka nuduh kamu tuh harus buru-buru diobati! Aku bukan stalker. Aku tetangga depan rumah kamu. Ini adikku Zena" Zian menunjuk adiknya.

Alula mengikuti arah tunjuknya Zian.

"Hai" Zena melambaikan tangan dengan senyum canggung.

"Oh, ha.....hai!" Alula pun tersenyum canggung ke Zena.

"Dan ini kue bolu pandan bikinan Mamaku. Sebagai protokol penyambutan tetangga baru, hehehehe" Zian menyodorkan wadah makanan berisi bolu pandan.

Alula menoleh ke Zian dan menerima wadah makanan itu lalu berkata, "Terima kasih" Dengan wajah datar.

Kata Kakak orangnya baik, tapi tadi senyumnya canggung dan ini kok wajahnya datar terus. Batin Zena.

"Ini Kak Alula. Kasih salam" Zian menoleh ke adiknya lalu menoleh lagi ke Alula.

"Alula" Alula tersenyum ke Zena.

"Zena" Zena tersenyum ke Alula.

Melihat senyumannya Alula yang merekah alami untuk yang pertama kalinya, dada Zian jedag-jedug tidak karuan.

Anying!!!! Manis banget senyumnya. Batin Zian.

Wah! Kayaknya emang baik. Manis banget senyumnya. Batin Zena.

"Kenapa masih berdiri di sini?" Tanya Alula ke Zian.

"Adikku minta diajarin Matematika dan aku sedang sibuk ngerjain skripsi. Tolong ajarin adikku, ya? Nanti berapa bayarannya gampang" Zian lalu bergegas berbalik badan dan berlari kecil menuju ke pinggir jalan sambil berteriak, "Aku pergi dulu, aku nitip adikku. Satu jam lagi aku jemput dia"

Alula terpaku dan melongo sambil mendekap wadah makanan berisi bolu pandan saat melihat punggung Zian sudah masuk ke pekarangan rumah yang ada di seberang jalan.

Sementara Zena menghela napas panjang. Lalu, adik perempuannya Zian yang berwajah putih dan berkulit putih kayak Zian itu bergumam kesal, "Dasar Kakak nggak ada akhlak. Ninggalin adiknya di rumah tetangga, ish!"

Alula mendengus geli melihat tingkah Zena. Lalu, gadis berponi dan berkulit kuning langsat itu berkata ke Zena, "Ayo masuk! Kakak akan ajari kamu semua pelajaran Matematika yang kamu belum paham"

Zena menoleh kaget ke Alula, "Benar, Kak?"

"Iya, benar. Ayo masuk" Alula menggandeng tangan Zena masuk ke dalam rumah.

Zena masuk ke dalam rumah dan dikejutkan dengan tanya seorang pemuda, "Dia siapa, La?"

Alula menyahut, "Putri tetangga seberang rumah"

Alula lalu meminta Zena duduk.

Zena duduk dan Alula menoleh ke pemuda itu, "Kamu nggak pulang? Aku mau mengajari Zena Matematika"

"Oh, oke, aku pulang dulu. Nanti aku ke sini lagi anter makanan buat kamu" Pemuda itu bangkit berdiri lalu mengangguk ke Zena.

Zena membalas anggukkan pemuda itu dengan senyum canggung.

"Nggak usah ke sini. Aku bisa belanja dan masak sendiri" Sahut Alula acuh tak acuh.

Zena melihat pemuda itu melangkah ke pintu dengan helaan napas panjang.

"Mana soalnya?" Tanya Alula.

Zena menoleh kaget ke Alula lalu membuka buku tugasnya dengan cepat, "Tadi Kakaknya Kakak?" Tanya Zena saat Alula menunduk ke buku tugasnya Zena.

"Dia putra temannya Mamaku. Mama menjodohkan aku dengannya, tetapi aku tidak menyukainya" Sahut Alula dengan masih menunduk ke buku tugasnya Zena.

Zena hanya manggut-manggut. Lalu, adik perempuannya Zian itu fokus mendengarkan penjelasannya Alula tentang soal matematika yang tidak dia pahami.

1
Bisikan Senja
🌹
anggita
iklan👆👍
anggita
semua hal perlu biaya...💵💴💰termasuk utk tutup mulut.
Cakrawala
dih Zian ngelunjak./Facepalm/
Cakrawala
Lala, Lulu, Luna
ck ck ck
Cakrawala
hidiiiiihhhhh Zian Zian
Cakrawala
yeeeeee
Diana (ig Diana_didi1324)
iklan dulu thor😊🌹🌹 smngtt
Cakrawala
/Facepalm//Facepalm/
FT. Zira
kasih ☕️ buat Zian aja😅😅😅
Ejaa 💤
🌹🌹🌹untukmu thor, semngat tross
Ejaa 💤
sama, aku juga suka kak heheheh
Ejaa 💤
wkwkwk songong kali Zian yaa ,,
Aksara_Dee
ahh serem ada yg gantungan
Aksara_Dee
aku tahu maksudmu, Zian 😅
dewidewie
aku juga mampir kakak
Aksara_Dee
Zian-Alula, lucu-luvu gemes. Sukaa 🩷
Aksara_Dee
butuh validasi banget kamu Zian 😅
Aksara_Dee
eehh Zian
Diana (ig Diana_didi1324)
like plus 🌹🌹 kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!